You are on page 1of 5

10 Karakter atau Ciri Khas Pribadi Muslim

Al-Qur'an dan hadits adalah dua pusaka Rasulullah SAW yang harus selalu dirujuk setiap muslim dalam segala aspek kehidupan. Satu dari sekian aspek kehidupan yang sangat penting adalah pembentukan dan pengembangan pribadi muslim. Pribadi muslim yang dikehendaki Al-Qur'an dan sunnah adalah pribadi yang saleh. Pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah SWT. Persepsi atau gambaran masyarakat tentang pribadi muslim memang berbedabeda. Bahkan banyak yang pemahamannya sempit sehingga seolah-olah pribadi muslim itu tercermin pada orang yang hanya rajin menjalankan Islam dari aspek ubudiyahnya saja.

maupun dengan makhluk-makhlukNya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur'an. Allah berfirman yang artinya: "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung" (QS. 68:4).

4. Qowiyyul Jismi (kekuatan jasmani). Qowiyyul jismi merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk hal yang penting, maka Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah. (HR. Muslim)

Padahal, itu hanyalah salah satu aspek saja dan masih banyak aspek lain yang harus melekat pada pribadi seorang muslim. Bila disederhanakan, setidaknya ada sepuluh karakter atau ciri khas yang mesti melekat pada pribadi muslim.

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih). Salimul aqidah merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuanNya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah. "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, semua bagi Allah tuhan semesta alam" (QS. 6:162). Karena aqidah yang bersih merupakan sesuatu yang amat penting, maka pada masa awal da'wahnya kepada para sahabat di Mekkah, Rasulullah SAW mengutamakan pembinaan aqidah, iman dan tauhid.

5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir). Mutsaqqoful fikri merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang juga penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas). Al Qur'an juga banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia untuk berfikir, misalnya firman Allah yang artinya: "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir" (QS 2: 219) Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktifitas berfikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Allah SWT berfirman yang artinya: Katakanlah: "samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?"', sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39: 9)

2. Shahihul Ibadah (ibadah yang benar). Shahihul ibadah merupakan salah satu perintah Rasulullah SAW yang penting. Dalam satu haditsnya, beliau bersabda: "Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat". Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq (akhlak yang kokoh). Matinul khuluq merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah SWT

6. Mujahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu). Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan

kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)" (HR. Hakim)

kemandirian dari segi ekonomi. Karena, pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan ibadah haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al Qur'an maupun hadits dan hal itu memiliki keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.

7. Harishun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu). Harishun ala waqtihi merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk pandai mengelola waktunya dengan baik sehingga waktu berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi SAW adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum datang sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

10. Nafi'un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain). Nafi'un lighoirihi merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaan. Jangan sampai keberadaan seorang muslim tidak menggenapkan dan ketiadaannya tidak mengganjilkan. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berfikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain" (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits. Sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing. Wallahualam

8. Munazhzhamun fi Syuunihi (teratur dalam suatu urusan). Munazhzhaman fi syuunihi termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al Qur'an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas-tugas.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha sendiri/mandiri). Qodirun alal kasbi merupakan ciri lain yang harus ada pada diri seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki

Kepribadian Seorang Muslimah Shalihah Bagaimanalah gambaran pribadi seorang muslimah yang benar-benar shalihah? Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimi telah menuliskan beberapa sifat, karakter dan kepribadian seorang muslimah yang shalihah secara utuh, sebagaimana yang diajarkan oleh Islam dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Tidak hanya shalihah kepada Rabb-nya, akan tetapi juga shalihah di tengah-tengah keluarganya, rumah tangganya dan masyarakatnya. Berikut ini ringkasan dari apa yang beliau tulis. WANITA MUSLIMAH TERHADAP RABB-NYA 1. Mukminah yang sadar akan jati dirinya 2. Senantiasa mengabdi kepada Rabb-nya 3. Menegakkan sholat lima waktu 4. Terkadang mengikuti sholat jamaah di Masjid 5. Menghadiri sholat iid 6. Melakukan sholat sunnah rawatib dan sholat-sholat sunnah yang lainnya 7. Membaguskan sholatnya 8. Menunaikan zakat atas hartanya 9. Berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan Qiyam Ramadhan 10. Berpuasa sunnah 11. Menunaikan ibadah haji ke Baitullah 12. Melakukan umrah 13. Senantiasa menaati perintah Rabb-nya 14. Tidak berkhalwat dengan laki-laki asing 15. Iltizam berhijab secara syari 16. Menjauhkan diri sepenuhnya dari ikhtilath 17. Tidak berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan mahramnya 18. Tidak melakukan perjalanan jauh kecuali dengan ditemani suami atau mahramnya 19. Senantiasa ridha terhadap qadha dan qadar Allah 20. Suka bertaubat kepada Allah 21. Memiliki rasa tanggung jawab terhadap anggota keluarganya 22. Orientasinya hanyalah ridha Allah Taala 23. Benar-benar menghayati dan mengamalkan makna ibadah kepada Allah 24. Beraktivitas dalam rangka menolong agama Allah 25. Komitmen terhadap kepribadian yang islami dan ajaran Islam yang dianutnya 26. Loyalitasnya hanya kepada Allah 27. Melakukan kewajiban amar maruf nahy munkar 28. Banyak membaca Al-Quran WANITA MUSLIMAH TERHADAP DIRINYA SENDIRI Aspek jismiyah-jasadiyah : 1. Seimbang dan pertengahan dalam makan dan minum

2. Rutin berolahraga 3. Bersih badan dan pakaiannya 4. Senantiasa menjaga kesehatan mulut dan giginya 5. Memperhatikan perawatan rambutnya 6. Memelihara keindahan tubuhnya 7. Tidak bertabarruj dan berlebih-lebihan dalam memakai perhiasan Aspek aqliyah : 1. Senantiasa memelihara akalnya dengan ilmu 2. Apa saja yang hendaknya dipelajari dan ditekuni oleh wanita muslimah ? 3. Wanita muslimah rajin menuntut ilmu 4. Jauh dari khurafat 5. Tidak pernah berhenti membaca Aspek ruhiyah : 1. Iltizam dalam beribadah dan men-tazkiyah jiwanya 2. Memilih teman-teman dekat yang shalihah dan gemar mengadakan atau menghadiri majelis-majelis iman 3. Banyak mengucapkan doa dan dzikir yang matsur WANITA MUSLIMAH TERHADAP KEDUA ORANG TUANYA 1. Berbakti kepada kedua orang tuanya 2. Menyadari kemampuan kedua orangtuanya dan mengetahui kewajibannya kepada mereka berdua 3. Senantiasa bersikap baik dengan kedua orang tuanya meskipun mereka tidak beragama Islam 4. Sangat takut untuk mendurhakai kedua orang tuanya 5. Berbakti kepada ibunya kemudian ayahnya 6. Membaguskan cara berbaktinya kepada kedua orang tuanya WANITA MUSLIMAH TERHADAP SUAMINYA 1. Menikah sesuai aturan dan tuntunan Islam 2. Memilih suami yang baik 3. Taat dan berbakti kepada suaminya 4. Berbakti kepada ibu mertuanya dan memuliakan keluarga suaminya 5. Sayang kepada suaminya dan senantiasa berusaha membuatnya ridha 6. Tidak membocorkan rahasia suaminya 7. Setia di pihak suaminya dan berusaha selaras dengan pendirian dan gagasan suaminya 8. Mendorong suaminya untuk gemar berinfaq di jalan Allah 9. Membantu suaminya untuk taat kepada Allah

10. Senantiasa berusaha untuk menyenangkan suaminya 11. Berhias dan mempercantik diri untuk suaminya 12. Bersikap lembut dan pandai berterima kasih kepada suaminya 13. Menyertai suaminya dalam suka dan duka 14. Menundukkan pandangannya dari selain suaminya 15. Tidak menggambarkan wanita lain kepada suaminya sampai seolah-olah melihatnya 16. Membuat suaminya tenteram, nyaman, dan tenang 17. Pemaaf dan lapang dada 18. Berkepribadian kuat dan iltizam kepada agama sepanjang hayatnya 19. Berusaha menjadi isteri yang sukses WANITA MUSLIMAH TERHADAP ANAK-ANAKNYA 1. Sangat bertanggung jawab atas anak-anaknya 2. Mendidik anak-anaknya dengan pendidikan yang sebaik-baiknya 3. Memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya 4. Memperlakukan sama dan adil antara anaknya yang laki-laki dan yang perempuan 5. Tidak mendoakan yang buruk atas anak-anaknya 6. Sangat memperhatikan segala hal yang bisa mempengaruhi kepribadian anak-anaknya 7. Mengajarkan akhlaq yang mulia kepada anak-anaknya WANITA MUSLIMAH TERHADAP KERABAT-KERABATNYA 1. Wanita muslimah senantiasa memelihara tali silaturahim sesuai dengan tuntunan Islam 2. Tetap menyambung tali kekerabatan meskipun kerabatnya itu tidak beragama Islam 3. Memahami silaturahim dengan maknanya yang luas 4. Tetap menyambung tali silaturahim meskipun mendapat tanggapan yang sebaliknya WANITA MUSLIMAH TERHADAP PARA TETANGGANYA 1. Wanita muslimah bersikap baik dan penyayang kepada tetangganya 2. Gemar memberikan nasihat yang baik kepada tetangganya sesuai dengan tuntunan Islam 3. Mencintai tetangganya sebagaimana mencintai dirinya sendiri 4. Senantiasa bersikap dan berbuat baik kepada tetangganya, sesuai dengan kemampuannya 5. Berbuat ihsan terhadap tetangganya meskipun ia tidak beragama Islam 6. Mengutamakan tetangganya yang lebih dekat 7. Berusaha menjadi tetangga yang baik bagi para tetangganya 8. Bersabar terhadap sikap buruk para tetangganya WANITA MUSLIMAH TERHADAP SESAMA AKHOWAT DAN PARA SAHABATNYA

1. Mencintai para akhowat dan bersaudara dengan mereka karena Allah 2. Tidak memutuskan persaudaraan dengan para akhowat ataupun memboikotnya. 3. Pemaaf dan lapang dada terhadap mereka. 4. Bersikap rendah hati kepada mereka. 5. Suka memberi nasihat yang baik kepada mereka. 6. Bersikap dan berbuat baik kepada mereka. 7. Tidak memusuhi atau menyakiti mereka, dan juga tidak ingkar janji kepada mereka. 8. Memuliakan mereka. 9. Mendoakan mereka ketika tidak bersama-sama mereka. WANITA MUSLIMAH TERHADAP MASYARAKATNYA 1. Berakhlaq baik. 2. Jujur dan tulus. 3. Tidak berdusta dan berkata-kata buruk. 4. Suka memberi nasihat yang baik. 5. Suka menunjukkan dan mengarahkan orang lain kepada kebaikan. 6. Tidak menipu atau berkhianat. 7. Menepati janji. 8. Menjauhi sifat nifaq. 9. Bersifat pemalu. 10. Pandai menjaga diri. 11. Tidak berbuat sesuatu yang sia-sia atau tidak bermanfaat. 12. Tidak suka mengobral kata dan membuka aib orang lain. 13. Jauh dari sifat riya. 14. Bersifat dan bersikap adil. 15. Tidak suka berbuat zhalim. 16. Pemaaf dan lapang dada, termasuk terhadap orang yang tidak menyukainya. 17. Tidak gembira dengan penderitaan orang lain. 18. Tidak suka berprasangka buruk. 19. Menghindarkan lidahnya dari ghibah dan namimah. 20. Tidak suka mengolok-olok atau berkata-kata keji. 21. Bersikap baik dan sopan kepada orang lain. 22. Bersifat penyayang. 23. Beraktivitas yang bermanfaat bagi masyarakat. 24. Peka dan empatik terhadap orang yang hidupnya menderita atau berkekurangan. 25. Berjiwa mulia dan murah hati. 26. Tidak mencela ketika bersedekah atau memberikan sesuatu kepada orang lain. 27. Berjiwa lembut. 28. Suka bermudah-mudah dan tidak suka menyulitkan. 29. Tidak hasad. 30. Jauh dari sikap haus publisitas dan popularitas. 31. Jauh dari sikap berlebih-lebihan dan memaksakan diri. 32. Kepribadiannya disukai banyak orang.

33. Bisa menjaga rahasia. 34. Tawadhu (rendah hati). 35. Seimbang dan pertengahan dalam hal pakaian dan penampilannya. 36. Memiliki perhatian yang besar pada urusan kaum muslimin. 37. Memuliakan tamu. 38. Menundukkan perilaku dan kebiasaannya pada timbangan Islam. 39. Tidak memasuki rumah orang lain kecuali setelah mendapat ijin. 40. Tidak meninggalkan majelis kecuali sampai urusannya dengan majelis itu selesai. 41. Menghormati orang yang lebih tua dan orang-orang yang dimuliakan. 42. Tidak suka menyelidikkan pandangannya pada rumah orang lain. 43. Sebisa mungkin tidak menguap dalam majelis. 44. Menetapi adab islami ketika bersin. 45. Tidak menggunting dalam lipatan untuk mendapatkan kedudukan. 46. Memilih pekerjaan yang sesuai dengan kewanitaannya. 47. Tidak menyerupai kaum laki-laki. 48. Senantiasa mengajak kepada kebaikan. 49. Ber-amar maruf nahy munkar. 50. Berdakwah dengan cara yang hikmah. 51. Bergaul dengan para wanita yang shalihah. 52. Berusaha mendamaikan kaum muslimat yang saling bermusuhan. 53. Bersabar atas perilaku para wanita yang kurang menyenangkan dirinya. 54. Pandai berterima kasih. 55. Mengunjungi yang sakit. 56. Tidak meratapi mayit. 57. Tidak mengiringi jenazah.

You might also like