Professional Documents
Culture Documents
Seiring dimanfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan beragam komponen yang dibuat berdasarkan acuan toleransi geometrik dengan tingkat kualitas sedang s/d menengah.Pengetahuan tentang mikrometer,alat ukur ini tergolong alat ukur yang cukup banyak pengaplikasiannya dalam dunia rekasa khususnya dibanding mechanikal. Sehingga diharapkan sekali keterampilan dalam proses pengukuran bagi seorang mechanical engineer bisa menghasilkan suatu produk yang teliti dan tentunya berkualitas tinggi.Berbagai macam komponen mesin mulai dari keberagaman bentuk,ukuran ,ketelitian,serta karakteristik fungsionalnya. Harus dikontrol untuk mencapai hasil yang sempurna.Proses pengukuran merupakan induk dari proses pemesinan keduanya saling berkaitan satu dengan yang lain. Keberagaman bentuk dari macam-macam komponen mesin tersebut dengan keberagaman jenis alat ukur.Sesuai kemampuan dan fungsinya sehingga memudahkan para mechanical engineer dalam melakukan analisa pengukuran komponen-komponen mesin. 1.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan khsusus diadakannya praktikum kebulatan ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1.2 Mikrometer luar 25-50mm 3. Mikrometer ulir & metoda tiga kawat
4. Mikrometer digital
Gambar 1.4 Mikrometer digital 5. Dudukan mikrometer (mikrometer stand) 1.4 Benda ukur
1.5 Pelaksanaan praktikum Prosedur dalam melakukan praktikum pengukuran dengan mikrometer antara lain sebagai berikut: 1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan. 2. Kebenarannya dari alat ukur mikrometer diperiksa terlibih dahulu dengan memeriksa kedudukan nol dengan cara merapatkan kedua sensor,pada saat kedua sesor dirapatkan lihat pada skala apakah menunjukkan harga nol. 3. Benda ukur diposisikan pada meja ukur. 4. Benda ukur dilakukan pengukuran oleh pengamat A dengan mikrometer sesuai dengan urutan yang telah ditentukan.
5. Pembacaan mikrometer sesuai dengan keterangan yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. 6. Setelah dilakukan pengukuran pada setiap sisi benda ukur,hasil pengukuran dicatat. 7. Benda ukur dilakukan pengukuran kembali oleh pengamat B seperti prosedur pengukuran yang dilakukan oleh pengamat A.Kemudian hasil pengukuran dicatat. 8. Hasil pengukuran antara pengamat A dan pengamat B dibandingkan. 9. Setelah proses pengukuran selesai,alat ukur dibersihkan dan disimpan pada tempatnya.
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Mikrometer luar adalah alat ukur yang dapat diukur dimensi luar dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur sejajar dengan berhadapan, yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada satu sisi rangka berbentuk U,dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle yang dapat bergerak tegak lurus terhadap muka ukur, dan dilengkapi dengan sleeve dan thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle.
Mikrometr dalam jenis tubular (Mikrometer dalam dua titik) afdalah alat ukur yang dapat mengukur dimensi dalam dengan cara membaca jarak antara dua muka ukur sferis yang saling membelakangi,yaitu sebuah muka ukur tetap yang terpasang pada batang utama dan sebuah muka ukur lainnya yang terletak pada ujung spindle dan thimble yang mempunyai graduasi yang sesuai dengan pergerakan spindle. Mikrometer adalah jenis alat ukur linier yang paling tinggi tingkat kecermatannya.Kecermatan berarti kemampuan alat ukur untuk menunjukkan angka terkecil dan harga pengukuran,jika mistar ukur mempunyai kecermatan 0,01 mm bahkan ada yang mencapai 0,002 mm.
Dalam pengubah
hal
ini
meskipun terdiri
tetapi
tingkat
kecermatan alat ukur ini tidaklah bisa mencapai mikron,sebab sebagian mikrometer pasangannya.Jika mikrometer tersebut mempunyai tingkat kecermatan 1 mikron maka bagian pengubah yang terdiri dari ulir luar dan pasangannya tersebut harus mempunyai kesalahan yang lebih kecil dan 1 mikron,dalam proses pembuatannya hal ini sangat sulit diwujudkan.
Gambar 2.2 Mikrometer luar 2. Mikrometer dalam. Mikrometer dalam digunakan untuk mengukur garis tengah dari lubang suatu benda.
3. Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur kerendahan dari langkah-langkah dan riot-slot.
Hal - hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam MengKalibrasi Mikrometer adalah : Gerakan Silinder Putar/Poros ukur harus dapat berputar dengan baik dan tidak terjadi goyangan karena ausnya ulir utama. Kedudukan Nol. Apabila mulut ukur dirapatkan maka garis referensi harus menunjukan Nol. Kerataan dan kesejajaran muka ukur ( Permukaan Sensor ). Kebenaran Dari Hasil Pengukuran. Hasil pengukuran dibandingkan dengan standar yang benar. Bagian - bagian seperti Gigi Gelincir & Pengunci Poros Ukur harus berfungsi dengan baik.
2.4.3 Pemeriksaan Kesejajaran ukur Selain mikrometerharus harus rata maka kedua muka ukur dapat sejajar.Untuk memeriksa kesejajaran
digunakan sejenis kaca datar yang mempunyai dua permukaan yang rata dan sejajar,oleh sebab itu disebut dengan kaca parallel (optical parallel).Kaca parallel ini biasanya tersedia dalam beberapa ketebalan misalnya=12,00 mm,12,12 mm,12,25 mm,12,37 mm.Kaca parallel ini digunakan secara berurutan untuk mengecek kesejajaran kedua muka ukur pada beberapa posisi atau kedudukan dari silinder putar (poros ukur). Caranya adalah sebagai berikut: Kedua muka ukur dibersihkan,kemudian salah satu kaca parallel diletakkan diantara kedua muka ukur.Kemudian kaca parallel ini dijepit dengan memutar silinder putar (melalui gigi gelincir) dengan sangat hati-hati.Dengan bantuan suatu sumber cahaya,maka pada kedua muka ukur akan terlihat (melalui kaca parallel) satu atau beberapa garis berwarna dengan pola tertentu. Untuk bantuan balok memeriksa ukur kesejajaran kedua mika ukur kaca mikrometer dengan kapasitas lebih dan 25 mm maka digunakan sebagai penambah ketebalan parellel.Balok ukur ini diapit oleh dua buah kaca parallel sebelum kemudian balok ukur disertai kedua kaca parallel tersebut dijepit oleh kedua muka ukur. Penjepitan dilakukan oleh kedua muka ukur tepat ditengah tengah kaca parallel.Setelah pola dan jumlah garis interferensi diamati,maka lakukan prosedur yang sama dengan mengubah posisi penjepitan muka ukur pada empat posisi di sekeliling pusat (kedudukan pertama) pada jarak kurang lebih 1,5 mm.Dan kelima posisi pengamatan interferensi ini ambil harga (jumlah) yang terbesar,kemudian bandingkan dengan standar kesejajaran yaitu jumlah garis maksimum yang diijinkan. 10
Gambar 2.7 Pola bayangan pada lensa rata Tabel 2.1 Jumlah garis maksimum yang diijinkan menurut standar jepang Kapasitas mikrometer (mm) s/d 75 Diatas Diatas Diatas Diatas Diatas 75 s/d 175 175 s/d 275 275 s/d 375 375 s/d 475 75 s/d 500 6 9 13 16 19 22 2 3 4 5 6 7 Jumlah Garis Kesejajaran dalam m
2.5 Kalibrasi Skala Untuk memeriksa kebenaran dari skala mikrometer digunakan satu atau susunan dan beberapa balok ukur dari kelas 1 atau 2 sebagai ukuran standar.Seluruh daerah ukran mulai dan nol sampai ukuran maksimum (25 mm) harus diperiksa dengan cara
bertingkat, yaitu memilih beberapa balok ukur dengan kenaikkan ukuran sebesar 0,5 mm.Setelah posisi nol diperiksa (kalau perlu disetel dahulu) maka kalibrasi dimulai dengan mengukur balok ukur 0,5 mm dan kesalahan (kesalahan sistematis) yang mungkin terjadi adalah sebesar: Kesalahan = pembacaan mikrometer ukuran balok ukur Harga kesalahan ini setiap kali dicatat sampai akhirnya dicapai kapasitas maksimum mikrometer (25 mm).Kemudian pengukuran diulangi lagi dimulai dan kapasitas ukur maksimum dan diturunkan 0,5
11
mm sampai ke nol.Setelah kedua harga kesalahan (dari pengamatan naik dan pengamatan turun) dirata-ratakan, maka dapat dibuat grafik kesalahan komulatif (cumulative error) seperti gambar berikut:
Gambar 2.8 Kurva kesalahan komulatif Jarak antara titik teratas dan titik terbawah pada kurva kesalahan komulatif disebut dengan kesalahan total (Total Error).Jika perlu, kurva disekitar titik teratas dan titik terbawah (0,5 mm sebelah kirinya dan 0,5 mm sebelah kanannya) diperjelas dengan cara mengambil tingkatan ukuran balok ukur sebesar 0,1 mm.Dalam cara kalibrasi diatas,k kedudukan silinder putar selalu diputar penuh satu kali putaran, dengan demikian untuk kedudukan yang lain tidak diperiksa, supaya kedudukan lain dapat diperiksa juga maka dapat dipilih ukuran balok ukur dengan tingkatan kenaikkan ukuran-ukuran sebagai berikut: 2,5;5,1;7,7;10,3;12,9;15,0,17,6;20,2;22,8; dan 25,0 mm Tabel 2.2 Harga kesalahan komulatif maksimum menurut standar jepang
Kapasitas mikrometer (mm) s/d 75 Diatas 75 s/d 150 Diatas 150 s/d 225 Diatas 225 s/d 300 Diatas 300 s/d 375 Diatas 375 s/d 450 Diatas 450 s/d 500
12
3.1 Pengamatan 1 Terdapat 10 bagian dari benda ukur yang diukur dengan micrometer,bisa terlihat pada gambar dibawah ini:
Tabel 3.1 Pengamatan A No 1 2 3 4 5 Ukuran A B C D E Posisi 1 10,2 17,48 24,1 17,48 7,43 2 10,4 17,57 25,3 17,40 7,41
3 C 25,00 25,50 Tabel 3.3 Nilai Penyimpangan Lubang untuk Tujuan Umum. 4 D 17,52 17,48 5 E 7,49 7,52
13
14
15
16
ANALISA DAN KESIMPULAN 4.1 Analisa data Dari data yang didapat,maka masing-masing segmen dari benda ukur memiliki ukuran diameter yang berbeda,perbedaan ini tak lain tak bukan berasal dari area posisi yang setempat,padahal dalam rancangannya,antara posisi 1 dan posisi 2 dibuat sama(seragam).Hal ini tentu saja harus ada toleransi yang mengatur keberagaman ukuran tersebut. Dari ukuran diameter benda ukur, maka hasilnya dicocokkan ke tabel 3.3 dan 3.4 yaitu tabel standar ISO mengenai toleransi poros.Sebagai contoh untuk menentukan toleransi, hanya diambil 1 buah data pada pengamatan A, ukuran A dan posisi 1.Pada ukuran A posisi 1 maka diametrnya adalah 10,2 mm. Berdasarkan tabel 3.3 maka range diameternya antara 10-14 mm dan toleransinya bisa dipakai h4 sampai dengan h9 Ketika pengukuran sistematik. Sebelum pengukuran,benda nol mikrometer harus diperiksa ,kalau perlu kedudukan ini distel dengan cara merapatkan mulut ukur(dengan memutar rachet sampai terdengar suara rachet dua /tiga kali)kemudian silinder tetap diputar dengan memekai kunci penyetel sampai garis referensi skala tetap bertemu dengan garis nol skala putar. Penekanan selama pengukuran tidak boleh terlalu keras sehingga memeungkin kesalahan ukur karena adanya deformasi penekanan yang amat keras dapat merusakan ulir utama.ketepatan pengukuran bergantung pada penggunaan tekanan pengukuran yang cukup dan diusahakn selalu tetap sama.gunakan perasaan yang baik sewaktu memeutar silinder putar.dengan menjaga kesamaan tekanan pengukuran diharapkan keterulangan proses pengukuran dapat dijaga dengan harapan untuk menjamin proses pengukuran. Ketepatan proses pengukuran sangant tergantung pada banyak hal,tetapi yang dominan adalah rancangan alat ukur dan keterampilan operator,semakin sering operator menggunakan maka ketepatan pengukuran semakin tinggi. benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi bersih,adanya debu atau partikel dapat menyebabkan kesalahan
BAB IV
17
Tabel 4.1 Toleransi poros ukuran A DIAMETER 10,2 s/d 10,4 Tolerans i h4 h5 h6 h7 h8 h9 Maksimu m 0,005 mm 0,008 mm 0,011 mm 0,018 mm 0,027 mm 0,043 mm Minimu m 0 0 0 0 0 0
Tabel 4.3 Toleransi poros ukuran C DIAMETER 24,1 s/d 25,3 Toleran Minimu Maksimum si m h4 0,006 mm 0 h5 0,009 mm 0 h6 h7 h8 h9 0,013 mm 0,021 mm 0,033 mm 0,052 mm 0 0 0 0
DIAMETER 17,8 s/d 17,57 Tolerans i h4 h5 h6 h7 h8 h9 Maksimu m 0,005 mm 0,008 mm 0,011 mm 0,018 mm 0,027 mm 0,043 mm Minimu m 0 0 0 0 0 0
18
DIAMETER 17,40 s/d 17,48 Toleran Maksimu Minimu Tabel 4.4 Toleransi poros ukuran si m m E 0,005 h4 0 mm DIAMETER 7,49 s/d 0,008 7,52 h5 0 Tolera Maksim Minimu mm nsi um m 0,011 h6 0 0,004 0 h4 mm 0,006 0 0,018 h5 h7 0 mm 0,009 0 h6 0,027 0,015 0 h8 0 h7 mm 0,022 0 h8 0,043 h9 0 0,036 0 mm h9
Tabel 4.5 Toleransi poros ukuran A DIAMETER 10,26 s/d 10,80 Tolerans i h4 h5 h6 h7 h8 h9 Maksimu m 0,005 mm 0,008 mm 0,011 mm 0,018 mm 0,027 mm 0,043 mm Minimu m 0 0 0 0 0 0
19
DIAMETER 17,00 s/d 17,57 Tolerans i Tabel 4.7 Toleransi poros ukuran h4 C Tabel 4.8 Toleransi h5 poros ukuran D DIAMETER 25,00 s/d 25,50 Toleran Minimu Maksimum si m h4 0,006 mm 0 h5 0,009 mm 0 h6 h7 h8 h9 0,013 mm 0,021 mm 0,033 mm 0,052 mm 0 0 0 0 h6 h7 h8 h9 Maksimu m 0,005 mm 0,008 mm 0,011 mm 0,018 mm 0,027 mm 0,043 mm Minimu m 0 0 0 0 0 0
Tabel 4.9 Toleransi poros ukuran E DIAMETER 7,49 s/d 7,52 Tolera Maksim Minimu nsi um m h4 0,004 0 h5 0,006 0 0,009 0 h6 DIAMETER 17,48 s/d 17,52 0,015 0 h7 Toleran Maksimu Minimu 0,022 0 h8 si m m 0,036 0 h9 0,005 h4 0 mm 0,008 h5 0 mm 0,011 h6 0 mm 0,018 h7 0 mm 0,027 h8 0 mm 0,043 h9 0 mm
20
4.2 Kesimpulan Dari data praktikum yang dihasilkan,maka penulis bisa menarik kesimpulan sebagai berikut.
1.Proses kalibrasi sebelum melakukan praktikum yang sangat penting untuk mendapatkan pengukuran. 2.Setiap pengamat / operator alat ukur memiliki tingkat kecermatan yang berbeda. 3.Posisi alat ukur pada saat proses pengukuran benda ukur sangat menentukan hasil pengukuran
4. Banyak sekali faktor yang menyebabkan kesalahan pengukuran antara lain faktor kosinus yaitu ketidaktegaklurusan antara mulut sensor dengan bidang ukur.
21
5.Ketika rathcet dimajukan menjepit bidang ukur,maka banyak sekali variasi menempelnya mulut sensor kebidang ukur.Ada pengamat yang memutar rathcet lebih dari tiga kali klik atau sebaliknya kurang dari tiga klik .
6. Adanya serpihan atau partikel pada bidang ukur,maka akan menimbulkan penyimpangan pada hasil pengukuran .oleh sebab itu benda kerja harus dibersihkan.
Gambar 4.3 Adanya serpihan kecil pada permukaan bidang ukur 7. Kembali lagi pada kesimpulan no 2,bahwa ratchet diputar sesuai standar 3 x,disamping itu,jika rathcet terlau banyak diputar maka akan menyebabkan kesalahan pengukuran
22
Gambar 4.6 Kesalahan memutar ratchet Hal ini kerapterjadi jika operator melakukan pengukuran pada benda yang lunak.Benda ukur mengalah akibat tekanan sensor sehingga menimbulkan t 1 dan t2.Dikatakan minus karena ukuran benda ukur menyusut. 8. Kesalahan pembacaan mikrometer kerap terjadi akibat bervariasinya sudut pandang operator
Gambar 4.8 Sisi tepi silinder putar pas berhimpit dengan 0,5
23
Gambar 4.9 Sisi tepi silinder putar belum sampai ke garis 0,5
Pembacaan skala 0,5 sering terjadi perbedaan pendapat untuk setiap pengamat,terutama ketika sisi tepi silinder putar belum,hampir,atau pas di garis 0,5.Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor pencahayaan setiap sudut pandang mata pengamat yang cenderung bervariasi,tentu saja pembacaan 0,5 akan mempengaruhi hasil pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
24
25