Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Tyas Sri Utami
K 1207036
HALAMAN PENGESAHAN
Disetujui
Dosen Pembimbing
Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tugas menulis ilmiah dengan judul
PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
DAN SASTRA.
Dengan adanya berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan
guru dalam proses belajar mengajar akan mempermudah guru dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu mengenali kondisi kelas dan
mampu memilih metode yang pas dan sesuai dengan situasi kelas. Dalam
pembelajaran bahasa tidak mungkin terlepas dari metode ceramah walaupun hanya
sebagai pengantar dalam penyampaian meteri. Semua metode pada hakikatnya baik
tetapi tetap mempunyai kelebihan dan kekurangan. Dengan metode sosiodrama akan
membantu mempermudah proses pembelajaran bahasa karena siswa dapat
memerankan gejala-gejala sosial dalam bentuk bermain peran sehingga kemampuan
berbicara pun akan meningkat.
Akhirnya tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan ini masih terdapat kesalahan. Dengan penuh kerelaan hati penulis
menerima segenap saran dan kritik dari pembaca demi perbaikan selanjutnya.
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul.............................................................................................. i
Halaman Pengesahan................................................................................... ii
Kata Pengantar............................................................................................. iii
Daftar Isi...................................................................................................... iv
Ringkasan..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Pembatasan Masalah.................................................................. 2
C. Rumusan Masalah...................................................................... 2
D. Tujuan dan Manfaat..................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 3
BAB III METODE PENULISAN................................................................ 5
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 6
A. Pengertian Metode Pembelajaran............................................... 6
B. Macam-macam Metode Pembelajaran....................................... 7
C. Pengertian Metode Sosiodrama................................................. 22
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Sosiodrama ...................... 23
E. Cara Mengatasi Kekurangan Metode Sosiodrama..................... 24
BAB V PENUTUP....................................................................................... 26
A. Kesimpulan ..................................................................................... 26
B. Saran................................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA
iv
v
RINGKASAN
v
vi
pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara reaksi
terhadap suatu perangsang tertentu. Jadi pada dasarnya belajar merupakan suatu
proses yang dapat menghasilkan suatu bentuk perubahan perilaku berdasarkan latihan
dan pengalaman yang telah diperoleh.
Istilah pembelajaran sama dengan ”instruction” atau pembelajaran.
Pengajaran diartikan sebagai cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan.
(Purwadarminto, 1976, hal 22). Pembelajaran atau instruction/instruksional” atau
”pengajaran” yaitu sebuah usaha sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat siswa
belajar dengan jalan mengaktifkan faktor interen dan faktor ekstern dalam kegiatan
belajar mengajar. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No.
20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai
proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir
yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Jadi, metode pembelajaran adalah
cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang dipadukan dengan sebuah
usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
mengaktifkan faktor intern dan faktor eksteren dalam kegiatan belajar mengajar.
Kita mengenal adanya berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam
sistem pengajaran, antara lain:
1. Metode Ceramah
3. Metode Diskusi
4. Metode Kerja Kelompok
vii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah metode.
Sebenarnya, apakah arti metode itu. Secara sederhana, metode dapat diartikan sebagai
cara yang teratur dan berpikir baik untuk mencapai maksud tertentu. Dalam dunia
pendidikan kita mengenal adanya metode pembelajaran. Hal penting yang perlu kita
ketahui dalam metode pembelajaran adalah bahwa setiap metode pembelajaran yang
digunakan harus berhubungan dengan tujuan belajar yang ingin dicapai. Tujuan untuk
mendidik peserta didik agar mampu memecahkan berbagai macam problematika
dalam belajar membutuhkan metode yang sesuai dan pas. Pembelajaran mempunyai
dua karakteristik yaitu pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental
siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat,
akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, dalam
pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses dan tanya jawab terusmenerus
yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa,
yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk
memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Oleh karena itu, untuk mendorong dan mendukung keberhasilan guru
dalam proses belajar dan mengajar, guru seharusnya mengerti akan fungsi dan tujuan,
langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Jika metode dalam pembelajaran tidak dikuasai maka penyampaian
materi ajar mejadi tidak maksimal. Metode yang digunakan sebagai strategi dapat
memudahkan peserta didik untuk menguasai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh
guru. Ada berbagai contoh metode pembelajaran, diantaranya metode ceramah,
metode tanya jawab (respons), metode diskusi, metode demonstrasi, metode
sosiodrama, metode karya wisata, metode kerj kelompok , metode latihan, metode
pemberian tugas, dan metode eksperimen. Dalam sistem pembelajaran, misalnya
2
pembelajaran bahasa dan sastra membutuhkan metode yang pas dan efektif sehingga
peserta didik dapat menyerap teori dan mengaplikasikannya dalam bentuk praktik.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menerapkan metode
sosiodrama dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dengan pertimbangan
mulai dari sistem pelaksanaanya yaitu peserta didik mendapat tugas dari guru untuk
mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta
didik dapat memecahkan suatu masalah yang muncul dari situasi sosial. Dalam hal ini
penulis juga akan mengungkapkn kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan
metode sosiodrama dalam pembelajaran bahasa dan sastra. Maka dari itu penulis akan
membahasnya dalam uraian singkat yang berjudul PENERAPAN METODE
SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA.
B. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam uraian ini lebih fokus dan terperinci maka penulis
membatasi permasalahan bahwa penerapan metode sosiodrama ini hanya pada
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia saja.
C. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian metode pembelajaran?
2. Ada berapa macam metode pembelajaran?
3. Apakah yang dimaksud metode sosiodrama?
4. Apa saja kebaikan dan kelemahan metode sosiodrama?
5. Bagaiman cara mengatasi kelemahan metode sosiodrama?
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
untuk belajar, mengaktifkan mental, fisik, dan psikis murid, memudahkan guru,
mengembangkan kreativitas murid, mengembangkan pemahaman murid terhadap
materi yang dipelajari.Beberapa metode/teknik yang perlu dikuasai guru dalam
mengajarkan bahasa antara lain : diskusi, inkuiri, sosiodrama (bermain peran), tanya
jawab, penugasan, latihan, dan bercerita. (http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-
tugas-makalah/bahasa-indonesia/pembelajaran-bahasa-indonesia)
Sosiodrama ialah cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kegiatan memainkan peranan tertentu yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat. Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode
mengajar yang mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya
dalam pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio =
sosial dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan
manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara
dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai
orang yang dimainkannya. Kedua metode tersebut biasanya disingkat menjadi metode
“sosiodrama” yang merupakan metode mengajar dengan cara mempertunjukkan
kepada siswa tentang masalah-masalah hubungan sosial, untuk mencapai tujuan
pengajaran tertentu. Dari definisi di atas maka dapat ditarik sebuah gambaran singkat
bahwa guru dapat menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran bahasa
dengan pertimbangan siswa akan dituntut untik lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar.
6
BAB III
METODE PENULISAN
BAB IV
PEMBAHASAN
dibawakan oleh guru lain dalam situasi dan kondisi yang sama maupun situasi dan
kondisi yang berbeda.
1. Metode Ceramah
Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru terhadap
kelas. Alat interaksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara". Dalam
ceramahnya kemungkinan guru menyelipkan atau melemparkan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa, akan tetapi kegiatan belajar siswa terutama mendengarkan
dengan teliti dan mencatat pokok-pokok penting, yang dikemukakan oleh guru; bukan
menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa yang dilemparkan atau pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Dalam lingkungan dunia pendidikan modern, ceramah sebagai metode
mengajar telah menjadi salah satu persoalan yang tak asing untuk diperdebatkan.
Sebagian kurang setuju dengan metode ceramah dengan alasan bahwa cara sebagai
metode mengajar kurang efisien dan siswa kurang dapat belajar dengan aktif karena
hanya menerima materi dari guru saja. Sebaliknya, sebagian berpendapat bahwa
ceramah lebih banyak dipakai sejak dulu dan dalam setiap pertemuan di kelas guru
tidak mungkin meninggalkan ceramah walaupun hanya sekedar sebagai kata
pengantar pelajaran atau merupakan uraian singkat di tengah pelajaran.
Kita tidak dapat menghakimi metode ceramah sebagai metode yang baik atau
metode yang buruk, tetapi itu semua tergantung dari situasi . Guru yang bijaksana
senantiasa menyadari kondisi-kondisi yang berhubungan situasi pengajaran yang
dihadapinya, sehingga ia dapat menetapkan kapan metode ceramah digunakan, dan
10
kapan sebaiknya dipakai metode lain. Tidak jarang guru yang hanya menggunakan
metode ceramah untuk segala macam situasi. Kelemahan ini juga merupakan salah
satu sebab mengapa metode ceramab dikritik orang, dan sering dirangkaikan dengan
sifat verbalistis (kata-kata tetapi tidak mengerti artinya).
Oleh jarena iu guru harus mampu mempersiapkan bahan ceramah yang efektif
agar sesuai dengan situasi, langkah-langkah tersebut antra lain:
a. Tujuan pembicaraan (ceramah) harus dirumuskan dengan jelas.
b. Setelah menetapkan tujuan, harus diteliti apakah metode ceramah merupakan
metode yang sudah tepat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Sering
terjadi setelah melihat tujuan dan metode ternyata untuk keperluan ini lebih
tepat digunakan metode lain. Menyusun ceramah dengan memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap
pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar
dengan tepat.
Dapat menangkap perhatian siswa
Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleb
berguna bagi kehidupan mereka.
Misalnya : Manakah kiranya yang paling baik, pemecahan mana yang mungkin
lebih berhasil, manakah yang akan lebth membenikan manfaat.
c. Menarik minat siswa dan sesuai dengan taraf kemampuannya.
Peranan guru atau pemimpin diskusi:
Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga diserahkan
kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi memang harus dilatih, bila kita
menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum berpengalaman
dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi pembicaraan yang jauh
menyimpang dari pokok persoalan. Dapat pula terjadi, seseorang yang senang
berbicara akan menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan
kepada yang lain untuk mengemukakan pendapat. Demikian pula bila diantara para
peserta diskusi saling bertentangan pendapat, bagi pemimpin yang belum terampil,
tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga diskusi berakhir tanpa adanya
kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal tata cara diskusi, mereka
akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila ada suatu pendapat
yang menarik, juga sering beberapa siswa belum memahami persoalan, sehingga
memberikan komentar yang menyimpang dan berkepanjangan. Akibatnya suasana
jadi menjemukan dan tidak dapat dilihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
.
4. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar
dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi atas
kelompok-kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan pengajaran tertentu. Sebagai
metode mengajar, kerja kelompok dapat dipakai untuk mencapai barmacam macam
tujuan pengajaran. Pelaksanaannya tergantung pada beberapa fäktor misalnya tujuan
khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas pengajaran di
dalam keIas.
14
Dalarn hal ini eksperimen dapat dirangkaikan dengan demonstrasi. Metode ini sering
juga disebut metode ilmiah, sebab metode inilah yang dipakai untuk menguji
hipotesis.
Penggunaan metode demontrasi dan eksperimen adalah :
a. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana cara mengatur sesuatu”
b. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana membuatnya"
c. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana bekerjanya”
d. Untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana mengerjakannya”
e. Untuk menjawab pertanyaan “Cara manakah yang lebih baik”
f. Untuk menjawab pertanyaan “Terdiri dari apa”
g. Untuk mengetahui “kebenaran dari sesuatu”
6. Metode Sosiodrama dan Bermain Peran
Metode sosiodrama dan bermain peranan merupakan dua buah metode mengajar yang
mengandung pengertian yang dapat dikatakan bersama dan karenanya dalam
pelaksanaan sering disilih gantikan. Istilah sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial
dan drama. Kata drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalarn kehidupan
manusia yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash atau benturan antara
dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peranan berarti memegang fungsi sebagai
orang yang dimainkannya.
Guru memberi kesempatan kepada para pendengar (siswa lain) untuk memberikan
pendapat atau mencari pemecahan dengan cara-cara lain, kemudian diambil
kesimpulan.
Dalam diskusi kemungkinan terjadi diskusi yang seru karena adanya perbedaan
pendapat. Timbul pertanyaan, apakah dalam keadaan yang sebenamya mereka juga
berani berkata demikian? Sampai dimanakah manusia dapat mengambil kesimpulan
atau keputusan yang sama apabila dalam situasi yang menekan. Permainan peranan
ini menimbulkan sejumlah masalah yang perlu dicamkan oleh para siswa. Perasaan
mereka dapat diperkuat oleh pengalaman yang realistis itu.
Bila metode ini dikendalikan dengan cekatan oleh guru, banyak manfaat yang dapat
18
dipetik, sebagai metode cara ini : (1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui
adegan-adegan, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. (2)
Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka juga ikut
merasakan perasaan dan pikiran orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia,
seperti halnya penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam suasana film
seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa marah, emosi, gembira dan lain
sebagainya. (3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan
memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang bijaksana akan
menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak paham akan tujuan yang
dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun sebenarnya kurang tepat untuk
tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari pentingnya langkah langkah
dalam metode ini.
7. Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi
Metode ini mengandung tiga unsur ialah:
Pemberian tugas.
Belajar.
Resitasi.
Tugas, merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai
suatu metode mengajar merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada
siswa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut
siswa belajar, mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa
diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dan pemberian tugas ini adalah
resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang telah dikerjakan
atau dipelajari. Jadi metode pembenian tugas belajar dan resitasi atau biasanya
disingkat metode resitasi merupakan suatu metode mengajar dimana guru
membenkan suatu tugas, kemudian siswa harus mempertanggung jawabkan hasil
tugas tersebut. Resitasi sering disamakan dengan "home work" (pekerjaan rumah),
19
Mengurus perizinan.
Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang
diperlukan.
c. Pelaksanaan :
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan
dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu
menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara.
d. Pembuatan laporan :
Hasil yang diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan
yang formatnya telah disepakati bersama.
Pemecahan secara instinktif merupakan bentuk tingkah laku yang tidak dipelajari,
seringkali berfaedah dalam situasi yang luarbiasa. Misalnya seseorang yang dalam
keadaan terjepit karena bahaya yang datangnya tak disangka, maka secara spontan
mungkin ia melompati pagar atau selokan dan berhasil, yang seandainya dalam
keadaan biasa hal itu tak mungkin dilakukan. Dalam situasi yang problematis, baik
manusia maupun binatang, dapat menggunakan cara "coba-coba, salah", mencoba
lagi (trial and error) untuk memecahkan masalahnya. Akan tetapi taraf problem
solving pada manusia lebih tinggi karena manusia sanggup memecahkan masalah
dengan rasio (akal), disamping memiliki bahasa. Oleh karena itu manusia dapat
memperluas pemecahan masalahnya di luar situasi konkret.
Dalam menghadapi masalah yang lebih pelik, manusia dapat menggunakan cara
23
ilmiah. Cara ilmiah untuk memecahkan masalah pada umumnya mengikuti langkah-
langkah sebagai berikut :
Memahami masalah; Masalah yang dihadapi harus dirumuskan, dibatasi dengan
teliti. Bila tidak, usahanya akan sia-sia.
Mengumpulkan data; Kalau masalah sudah jelas, dapat dikumpulkan
data/informasi/keterangan-keterangan yang diperlukan.
Merumuskan hipotesis (jawaban sementara, yang mungkin memberi
penyelesaian); dan keterangan keterangan yang diperoleh, mungkin timbul suatu
kemungkinan yang memberi harapan yang akan membawa pada pemecahan
masalah.
Menilai hipotesis; Dengan jalan berpikir dapat diperkirakan akibat-akibat suatu
hipotesis. Kalau ternyata bahwa hipotesis ini tidak akan memberi basil baik,
maka dimulai lagi dengan langkah kedua.
Mengadakan eksperimen/menguji hipotesis; Bila suatu hipotesis memberi
harapan baik, maka diuji melalui eksperimen. Kalau berhasil, berarti masalah ini
dipecahkan. Tetapi kalau tidak berhasil, harus kembali lagi dari langkah-langkah
kedua atau ketiga.
Menyimpulkan; Laporan tentang keseluruhan prosedur pernecahan masalah
yang diakhiri dengan kesimpulan. Di sini kernungkinan dapat dicetuskan suatu
prinsip atau hukum. Kesanggupan memecahkan masalah harus diajarkan kepada
para siswa, sebab pemecahan masalah secara ilmiah (scientific method) berguna
bagi mereka untuk memecahkan masalah yang sulit. Metode ini selain dapat
digunakan untuk mernecahkan masalah dalam berbagai bidang studi, juga dapat
digunakan untuk pemecahan yang berkaitan dengan kebutuhan siswa dalam
kehidupan sehari-hari.
• Penetuan topik
(metode-pengajaran.doc)
Sebaliknya betapapun besar nilai metode ini ditangan yang kurang
bijaksana akan menjadi nihil. Pada umumnya karena guru sendiri tidak paham
akan tujuan yang dicapai, atau guru memilih metode ini walaupun sebenarnya
kurang tepat untuk tujuan tertentu. Dapat terjadi guru tidak menyadari pentingnya
langkah langkah dalam metode ini. Adapun Suhirman menyatakan langkah-
langkah dalam metode sosiodrama antara lain sebagai berikut:
6. Follow up.
Selesai sosiodrama, diadakan diskusi yang untuk menanggapi segalam
permasalahan yang telah diperankan.
(http://www.mitrapulsa.com/metodemengajar.html)
27
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada bab-bab sebelumnya maka
dapat ditarik kesimpulan :
a. Metode pembelajaran adalah cara yang teratur untuk memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang dipadukan dengan sebuah usaha sadar dan disngaja
oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor
interen dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.
b. Kita mengenal adanya berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam
sistem pengajaran, antara lain:
29
1. Metode Ceramah
3. Metode Diskusi
Kelebihan:
1. Mengembangkan kreativitas siswa (dengan peran yang dimainkan
siswa dapat berfantasi)
2. Memupuk kerjasama antara siswa.
30
1. Guru harus mampu menerangkan kepada siswa bahwa dengan metode ini
diharapkan siswa dapat memecahkan berbagai macam masalah yang
berhumungan dengan sosial kemasyarakatan. Guru menunjuk beberapa
siswa untuk memerankan situasi yang dimaksud dan siswa yang tidak
ditnjuk dapat melakukan analisis dan memberikan tanggapan terhadap
apa yang telah dipentaskan.
2. Guru harus pandai-pandai memilih pokok pembahasan yang menarik
agar mendapat perhatian dari siswa dan menjelaskannya secara jelas
sehinggga siswa dapat memahaminya dengan baik.
3. Guru harus pandai-pandai mengatur adegan-adegan dalam permainan
sehingga maksud dapat tersampaikan.
31
2. Saran
Dari penulisan ini penulis menyarankan kepada guru pengampu mata
pelajaran bahasa agar mampu memilih metode yang pas dan sesuai dengan
situasi sehingga materi yang disampaikan dapat diserap secara maksimal oleh
siswa dan siswa dapat menerapkan prinsip belajar siswa aktif dalam proses
belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
26
Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gini dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran 1. Depdikbud RI UNS.
Richard Dunne & Ted Wragg.1996. Pembelajaran Efektif. Jakarta: Grasindo
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mangajar, Penerbit Rineka Cipta, Cetakan ke tujuh ,
Maret 2008
32
Sayiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka
Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006
Sayiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak didk – dalam interaks edukatif, Penerbit
Rineka Cipta, Cetakan Pertama , Februari 2000
Syaiful Sagala. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Anonim. 202.152.33.84/index.php, Minggu, 28 September 2008
Anonim .pakguru online.pendidikan.net, Minggu, 28 September 2008
Anonim.http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b12.ht
ml. Selasa, 13 Oktober 2008
Dyah. Metode Pengajaran. akta408.files.wordpress.com/2008/09/31-dyah-metode-
pengajaran.doc - Selasa, 13 Oktober 2008