You are on page 1of 3

BAB II DYSPEPSIA Tinjauan Teoritis 1.1.

. Konsep Dasar Pengertian Dyspepsia atau yang sering dirujuk oleh dokter, dyspepsia atau tidak berborok adalah suatu dari penyakit (ringan) yang paling umum dari usus-usus. Dyspepsia bukanlah istilah yang terlalu baik untuk penyakit ringan karena ia menyiratkan bahwa ada dyspepsia atau pencernaan yang abnormal dan ini kemungkinan besar adalah bukan kasusnya. Namun lain dari dyspepsia adalah gangguan pencernaan. Dyspepsia digambarkan paling baik sebagai penyakit fungsional. Adakalannya ia disebut dyspepsia fungsional. Konsep dari penyakit fungsional terutama bermanfaat ketika mendiskusikan penyakit-penyakit sistem pencernaan. Konsep berlaku pada organ-organ berotot dari saluran pencernaan kerongkongan (esophagus), lambung, usus kecil, kantong empedu, dan kolon (usus besar). Istilah fungsional adalah salah satu dari keduanya yaitu otot-otot dari organ-organ atau syaraf-syaraf yang mengontrol organ-organ yang tidak bisa bekerja secara normal, dan sebagai akibatnya organ-organ termasuk syaraf-syaraf yang terletak di dalam otot-otot dan organ-organ termasuk syaraf-syaraf dari sumsum tulang belakang dan otak.

1.2.

Etiologi Penyebab dyspepsia adalah tidak mengejutkan bahwa banyak penyaki-penyakit pencernaan telah dikaitkan dengan dyspepsia. Banyak penyakit yang bukan pencernaan juga telah dikaitkan dengan dyspepsia. Contoh penyakit tiroid dan ginjal berat. Penyebab kedua dari dyspepsia adalah obat-obat sering kali dikaitkan dyspepsia contohnya obat-obat anti peradangan, antibiotic dan estrogen. Disebabkan karena stress makanan-makanan yang merangsang (pedas, asam).

1.3.

Patofisiologi Gejal-gejala dyspepsia berasal dari sistem pencernaan bagian atas, terutama lambung dan bagian pertama dari usus kecil. Gejala-gejala ini termasuk nyeri perut bagian atas (di atas pusar), bersendawa mual (dengan tanpa muntah), cepat kenyang (perasaan

kenyang setelah makan yang sangat kecil). Gejala-gejala kebanyakan dibangkitkan (diprovokasi) oleh makan yang adalah waktu ketika banyak fungsi-fungsi pencernaan. 1.4. Manifestasi Klinik Merupakan jalan pencernaan yang luas dan beratnya serangan dapat berubah yang bersifat refersibel, baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Penyakit fungsional utama kedua adalah gejala-gejala dari IBS (Iritable Bawel Syndrome) sindrom iritasi usus besar. Gejala-gejala dari IBS berasal dari usus kecil dan besar. Gejala-gejala dari IBS termasuk nyeri perut yang disertai dengan pergantian-pergantian dalam gerakan-gerakan usus (pembuangan air besar) terutama sembelit atau diare. Sesungguhnya dyspepsia dan IBS adalah penyakit yang saling tumpang tindih karena sampai dengan separuh pasien dengan IBS juga mempunyai gejala-gejala dari dyspepsia. Suatu kelainan fungsional ketiga nyeri dada. Nyeri ini mungkin meniru namun ia tidak berkaitan dengan penyakit jantung. 1.5. Diagnosa Dyspepsia didiagnosa terutama berdasarkan gejala-gejala khas dan penyampingan (eksklusi) dari penyakit-penyakit pencernaan yang bukan fungsional (termasuk penyakitpenyakit yang berkaitan dengan asam). 1.6. a. c. 1.7. Gambaran Klinis Pada umumnya gambaran klinis dapat digambarkan sebagai berikut: Merasakan sakit atau tidak nyaman di perut bagian atas Penggelembungan perut dengan atau tanpa gas dalam perut yang meningkat. Komplikasi Komplikasi terjadi akibat pasien-pasien merubah diet-diet mereka dan mengurangi pemasukan kalori-kalori mereka mungkin kehilangan berat badan. Kehilangan berat badan adalah tidak biasa pada penyakit-penyakit fungsional. Kehilangan berat badan harus menyarankan kehadiran dari penyakit-penyakit yang bukan fungsional. b. Merasakan mual dan muntah

1.8.

Pengobatan 1. Pengobatan Tujuan : a. Mengatasi serangan dyspepsia dengan segera

b. Mencegah kemungkinan yang akan terjadi Obat : - anti biotik - Lanamol, - Lonsoprazole - versilon

You might also like