You are on page 1of 11

AKTIFITAS PENDUKUNG RUANGTERBUKA

AKTIFITAS PENDUKUNG RUANG TERBUKA


Ruang terbuka adalah ruang yang bisa diakses oleh masyarakat baik secara langsung dalam kurun waktu terbatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tidak tertentu. Ruang terbuka itu sendiri bisa berbentuk jalan, trotoar, ruang terbuka hijau seperti taman kota, hutan dan sebagainya. Dilihat dari sifatnya ruang terbuka bisa dibedakan menjadi ruang terbuka privat (memiliki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya dan kepemilikannya bersifat pribadi, contoh halaman rumah tinggal), ruang terbuka semi privat (ruang publik yang kepemilikannya pribadi namun bisa diakses langsung oleh masyarakat) dan ruang terbuka umum (kepemilikannya oleh pemerintah dan bisa diakses langsung oleh masyarakat tanpa batas waktu tertentu, contoh alunalun, trotoar). Selain itu ruang terbuka pun bisa diartikan sebagai ruang interaksi seperti Taman rekreasi, dll.

Secara definitif, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian. Selain untuk meningkatkan kualitas atmosfer, menunjang kelestarian air dan tanah, Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) di tengah-tengah ekosistem perkotaan juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lansekap kota.
Sejumlah areal di perkotaan, dalam beberapa dasawarsa terakhir ini, ruang publik, telah tersingkir akibat pembangunan gedunggedung yang cenderung berpola kontainer (container development) yakni bangunan yang secara sekaligus dapat menampung berbagai aktivitas sosial ekonomi, seperti Mall, Perkantoran, Hotel, dlsbnya, yang berpeluang menciptakan kesenjangan antar lapisan masyarakat. Hanya orang-orang kelas menengah ke atas saja yang percaya diri untuk datang ke tempattempat semacam itu. Ruang terbuka hijau yang ideal adalah 30 % dari luas wilayah. Hampir disemua kota besar di Indonesia, Ruang terbuka hijau saat ini baru mencapai 10% dari luas kota. Padahal ruang terbuka hijau diperlukan untuk kesehatan, arena bermain, olah raga dan komunikasi publik. Pembinaan ruang terbuka hijau harus mengikuti struktur nasional atau daerah dengan standar-standar yang ada.

TEORI
The Linkage Theory berkaitan dengan faktor fungsi. The Linkage Theory mempersyaratkan adanya garis penghubung fungsional antar elemen di dalam kawasan kota (Trancik, 1986: 106). Esensi fungsi dalam sistem kota harus diperhatikan. Garis dapat berbentuk jalan, ruang terbuka linier, atau bentuk lain yang menyatukan fungsi kegiatan antar elemen. Dengan dasar ini dapat dibuat kesatuan sistem antar kegiatan secara koheren sehingga hubungan atau pergerakannya menjadi efisien.

Kawasan yang unsur-unsurnya secara fungsi terjalin sinergis. Komponen-komponen pada faktor fungsi (esensi kegiatan, keterkaitan kegiatan, tingkat kegunaan) dipersyaratkan: Mewadahi kegiatan-kegiatan yang diperlukan bagi inhabitasi. Kawasan harus merespon kepada dinamika penggunaan sosial masyarakat. (Trancik, 1986:219) Menjalinkan kegiatan berdasarkan hubungan fungsi dan sifatnya. Dalam kawasan Setiap kegiatan dihubungkan secara komprehensif sehingga menyatu. (Maki dalam Trancik, 1986: 106; Bourne, 1978: 263). Fungsi yang optimal karena efisiensi,keefektifan dan kemudahan. Kawasan yang terintegrasi seharusnya menciptakan kedekatan, yang juga akan mengeliminasi sumber daya ruang dan energi dengan menyambungkan berbagai kegiatan (Trancik, 1986: 220).

RUANG TERBUKA DI KOTA TELUK KUANTAN

Sejak dimulainya otonomi daerah khususnya bagi Kabupaten Kuantan Singingi keberadaan Ruang Terbuka secara bertahap terus di perluas dan ditata sesuai dengan perkembangan kota. Beberapa contoh pendukung RTH yang telah diterapkan seperti sarana perbelanjaan, trotoar, halte bis dan lainnya.

PERMASALAHAN
Keberadaan Ruang terbuka masih kurang dapat memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai tetenger kota yang berbudaya seperti penggunaan trotoar sebagai tempat perdagangan. Kurangnya tanaman penutup tanah yang dapat memperindah ruang terbuka Pada sarana perbelanjaan tanaman perdu juga masih kurang terlihat

REKOMDASI
Ruang terbuka hijau hendaknya bukan saja inisiatif dari pemerintah daerah,dimana masyarakat juga dapat berkontribusi seperti pemanfaatan perkarangan yang berlum di kelolah untuk dapat dijadikan ruang terbuka Pemanfaatan Penunjang ruang terbuka yang sudah ada lebih dimaksimalkan sebagaimana fungsinya . Menambah Tanaman Penutup tanah dan tanaman perdu yang masih sangat kurang di Kota Teluk Kuantan

Penutup
Pada prinsipnya penunjang Ruang Terbuka di Teluk Kuantan sudah ditata rapi . Seiring perkembangan kota penggunaan sarana penunjang Ruang terbuka masih sering disalahgunakan dan tanaman penunjang seperti perdu dan tanaman penutup tanah masih kurang mendukung keindahan dan fungsinya.

You might also like