You are on page 1of 17

TUGAS NURSING SKILL

Kelompok 4 :
M. Rusdi Bahtiar Dwi Agustina Bayu Firmansyah Rohmad Wijayanto Gufron Ari W. Ramadhani Ekananda Mifta Arsy H.A.P. Resangga Fitra S. Deni Kurniawan Nova Aristha Yusril Ihza F 0911011060 0911011072 0911011073 0911011074 0911011075 0911011076 0911011088 0911011089 0911011090 0911011091 0911011092

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER 2011

PEMASANGAN KATETER

1. Pengertian Kateterisasi urine adalah memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra kedalam kandung kemih 2. Tujuan a. Menghilangkan distensi kandung kemih b. Mendapatkan spesimen urine c. Mengkaji jumlah residu urine, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya dikosongkan 3. Persiapan a. Persiapan pasien 1) Mengucapkan salam terapeutik 2) Memperkenalkan diri 3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan. 4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya 5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.

6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi 7) Privasi klien selama komunikasi dihargai. 8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan 9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan) b. Persiapan alat 1) Bak instrumen berisi : a) Poly kateter sesuai ukuran 1 buah (klien dewasa yang pertama kali dipasang kateter biasanya dipakai no. 16) b) Urine bag steril 1 buah c) Pinset anatomi 2 buah d) Duk steril e) Kassa steril yang diberi jelly 2) Sarung tangan steril 3) Kapas sublimat dalam kom tertutup 4) Perlak dan pengalasnya 1 buah 5) Sampiran 6) Cairan aquades atau NaCl 7) Plester 8) Gunting verband 9) Bengkok 1 buah 10) Korentang pada tempatnya

4. Prosedur a. Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan, kemudian alat-alat didekatkan ke klien b. Pasang sampiran c. Cuci tangan d. Pasang pengalas/perlak dibawah bokong klien e. Pakaian bagian bawah klien dikeataskan/dilepas, dengan posisi klien terlentang. Kaki sedikit dibuka. Bengkok diletakkan didekat bokong klien f. Buka bak instrumen, pakai sarung tangan steril, pasang duk steril, lalu bersihkan alat genitalia dengan kapas sublimat dengan menggunakan pinset. g. Bersihkan genitalia dengan cara : Penis dipegang dengan tangan non dominan penis dibersihkan dengan menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan memutar dari meatus keluar. Tindakan bisa dilakukan beberapa kali hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok h. Ambil kateter kemudian olesi dengan jelly. Masukkan kateter kedalam uretra kira-kira 10 cm secara perlahan-lahan dengan menggunakan pinset sampai urine keluar. Masukkan cairan Nacl/aquades 20-30 cc atau sesuai ukuran yang tertulis. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat ditarik kateter terasa tertahan berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih i. Lepaskan duk, sambungkan kateter dengan urine bag. Lalu ikat disisi tempat tidur j. Fiksasi kateter k. Lepaskan sarung tangan

l. Klien dirapikan kembali m. Alat dirapikan kembali n. Mencuci tangan o. Melaksanakan dokumentasi : 1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien 2) Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien.

IRIGASI KATETER

A. Pengertian Irigasi kateter adalah pencucian kateter urine untuk mempertahankan kepatenan kateter urine menetap dengan larutan steril yang diprogramkan oleh dokter. Karena darah, pus, atau sedimen dapat terkumpul di dalam selang dan menyebabkan distensi kandung kemih serta menyebabkan urine tetap berada di tempatnya. Ada dua metode tambahan untuk irigasi kateter, yaitu : 1. Irigasi kandung kemih secara tertutup. Sistem ini memungkinkan seringnya irigasi kontinu tanpa gangguan pada sistem kateter steril. Sistem ini paling sering digunakan pada kalien yang menjalani bedah genitourinaria dan yang kateternya berisiko mengalami penyumbatan oleh fragmen lendir dan bekuan darah. 2. Dengan membuka sistem drainase tertutup untuk menginstilasi irigasi kandung kemih. Teknik ini menimbulkan resiko lebih besar untuk terjadinya infeksi. Namun, demikian kateter ini diperlukan saat kateter kateter tersumbat dan kateter tidak ingin diganti (mis ; setelah pembedahan prostat). Dokter dapat memprogramkan irigasi kandung kemih untuk klien yang mengalami infeksi kandung kemih, yang larutannya terdiri dari antiseptik atau antibiotik untuk membersihkan kandung kemih atau mengobati infeksi lokal. Kdua irigasi tersebut menerapkan teknik asepsis steril (Potter & Perry, 2005). Dengan demikian Irigasi kandung kemih adalah proses pencucian kandung kemih dengan aliran cairan yang telah di programkan oleh dokter.

B. Tujuan 1. Untuk mempertahankan kepatenan kateter urine 2. Mencegah terjadinya distensi kandung kemih karena adanya

penyumbatan kateter urine, misalnya oleh darah dan pus 3. Untuk membersihkan kandung kemih 4. Untuk mengobati infeksi lokal

C. Prinsip 1. Menjaga privacy klien 2. Prosedur steril D. Alat 1. Larutan iritasi steril,sesuaikan suhu dalam kantung dengan suhu ruangan 2. Kateter Foley (3 saluran) 3. Slang irigasi dengan klem (dengan atau konektor-Y) 4. Sarung tangan sekali pakai 5. Tiang penggantung IV 6. Kapas antiseptik 7. Wadah metrik 8. Konektor-Y 9. Selimut mandi (opsional)

Rasional Alat Larutan yang dingin dapat menyebabkan spasme kandung kemih Klem mengatur aliran irigasi. Penghubung Y memungkinkan selang terhubung dengan kantung Dapat menghubungkan selang irigasi ke kateter yang memiliki dua buah lumen

E. Langkah 1. Ikuti protokol standar (lihat lampiran) 2. Kaji abdomen bawah untuk tanda distensi kandung kemih 3. Dengan menggunakan teknik aseptik, masukkan ujung slang irigasi steril kedalam kantung yang berisi larutan irigasi 4. Tutup klem slang dan gantung kantung larutan pada tiang penggantung IV 5. Buka klem dan alirkan larutan melalui slang, pertahan kan ujung slang steril; tutup klem 6. Putar of bagian irigasi kateter lumen tripel atau hubungkan konektor-Y steril kateter lumen ganda, kemudian hubungkan ke slang irigasi 7. Yakinkah kantung drainase dan slang dengan aman dihubungkan ke bagian drainase konektor-Y tripel ke kateter lumen ganda. 8. Klem slang pada sistem drainase untuk aliran intermetin, buka klem pada slang irigasi, dan alirkan sejumlah cairan yang diprogrmkan masuk ke kandung kemih (100 ml adalah normal untuk orang dewasa). Tutup klem slang irigasi, kemudian buka klem slang drainase.

9. Untuk irigasi kontinu, hitung kecepatan tetesan tetesan dan atur klem pada slang irigasi secara tepat; yakinkah klem pada slang drainase pada kantung drainas 10. Buang alat yang terkontaminasi, lepaskan sarung tangan, dan cuci tangan. 11. Catat jumlah larutan yang digunakan sebagai iringan, jumlah kembali seperti yang didrainase, serta konsistensi drainase pada catatan perawat dan lembaran asupan dan haluaran. Laporkan oklusi kateter, perdarahan tibatiba, infeksi, atau peningkatan nyeri pada dokter. 12. Lengkapi akhir protokol ketrampilan (lihat lampiran).

Rasional langkah Mendeteksi apakah kateter atau sistem drainase urine tidak berfungsi, memblok drainase. Mengurangi transmisi mikroorganisme Mencegah kehilangan larutan irigasi Menghilangkan udara silang Kateter tiga saluran atau konektor-Y memberikan cara untuk larutan irigasi masuk ke kandung kemih. Sistem harus tetap steril. Meyakinkan bahwa urine dan larutan irigasi akan mengalir dari kandung kemih Cairan mengisi melalui kateter ke dalam kandung kemih, sistem pembilas. Cairan mengalir ke luar setelah irigasi selesai.

Meyakinkan kontinuitas, meskipun irigasi sistem kateter. Mencegah akumulasi larutan di kandung kemih yang dapat menyebabkan distensi kandung kemih dan kemungkinan cedera

Mengurangi penyebaran mikroorganisme Mendokumentasikan prosedur toleransi klien

F. Respon Klien Yang Membutuhkan Tindakan Segera Respon 1. Klien mengeluh nyeri atau spasme kandung kemih karena irigan terlalu dingin 2. Ada darah atau bekuan darah dalam slang irigasi Tindakan 1. Lambatkan atau hentikan irigasi kandung kemih 2. Memerlukan peningkatan kecepatan aliran (tujuan intervensi ini adalah mempertahankan patensi kateter; sel darah mempunyai potensi menyumbat kateter).

G. Pertimbangan Penyuluhan Beri tahu klien untuk mengobaservasi drainase urine untuk tanda darah dan mukus, perubahan warna, atau perubahan konsistensi. Kecuali dikontraindikasikan, klien harus dinstruksikan untuk mempertahankan asupan oral sedikitnya 2 liter per hari. Ini melarutkan urine dan meningkatkan aliran urine.

H. Pertimbangan Geriatrik

Irigasi kandung kemih kontinu secara umum diprogramkan setelah pembedahan prostat. Mayoritas pria yang memerlukan pembedahan ini adalah lansia.

PEMASANGAN KONDOM KATETER

1. Pengertian Alat drainase urine eksternal yang mudah digunakan dan aman untuk mengalirkan urine pada klien 2. Tujuan a. Mengumpulkan urine dan mengontrol urine inkontinen b. Klien dapat melakukan aktifitas fisik tanpa harus merasa malu karena adanya kebocoran urine (ngompol) c. Mencegah iritasi pada kulit akibat urine inkontinen 3. Persiapan a. Persiapan klien 1) Mengucapkan salam terapeutik.

2) Memperkenalkan diri. 3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan. 4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya. 5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam. 6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi. 7) Privasi klien selama komunikasi dihargai. 8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan tindakan 9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan) b. Persiapan alat 1) Selaput kondom kateter 2) Strip elastic 3) Kantung penampung urine dengan selang drainase 4) Baskom dengan air hangat dan sabun 5) Handuk dan waslap 6) Selimut mandi 7) Sarung tangan 8) Gunting 4. Prosedur a. Cuci tangan b. Tutup pintu atau tirai samping tempat tidur

c. Jelaskan prosedur pada klien d. Gunakan sarung tangan e. Bantu klien pada posisi terlentang. Letakkan selimut diatas bagian tubuh bagian atas dan tutup ekstremitas bawahnya dengan selimut mandi sehingga hanya genitalia yang terpajan f. Bersihkan genitalia dengan sabun dan air, keringkan secara menyeluruh g. Siapkan drainase kantong urine dengan menggantungkannya ke rangka tempat tidur. h. Dengan tangan non dominan genggam penis klien dengan kuat sepanjang batangnya. Dengan tangan dominan, pegang kantung kondom pada ujung penis dan dengan perlahan pasangkan pada ujung penis i. Sisakan 2,5 sampai 5 cm ruang antara glands penis dan ujung kondom j. Lilitkan batang penis dengan perekat elastic. k. Hubungkan selang drainase pada ujung kondom kateter l. Posisikan klien pada posisi yang aman m. Pasien dirapihkan kembali n. Alat dirapihkan kembali o. Mencuci tangan p. Melaksanakan dokumentasi : 1) Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon klien pada lembar catatan klien 2) Catat tanggal dan jam melakukan tindakan dan nama perawat yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar catatan klien

PERAWATAN KATETER

Perawatan kateter adalah suatu tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan kepatenan posisi kateter Tujuan: 1. Menjaga kebersihan saluran kencing 2. Mempertahankan kepatenan (fiksasi) kateter 3. Mencegah terjadinya infeksi 4. Mengendalikan infeksi

Persiapan alat dan bahan: Meja/trolly yang berisi: 1. Sarung tangan steril 2. Pengalas 3. Bengkok 4. Lidi waten steril

5. Kapas steril 6. Kasa steril 7. Antiseptic (Bethadin) 8. Aquadest / air hangat 9. Korentang 10. Plester 11. Gunting 12. Bensin 13. Pinset 14. Kantung sampah

Pelaksanaan: 1. Siapkan alat dan bahan 2. Beritahu pasien maksud dan tujuan tindakan 3. Dekatkan alat dan bahan yang sudah disiapkan 4. Pasang tirai, gorden yang ada 5. Cuci tangan 6. Oles bensin pada plester dan buka dengan pinset 7. Buka balutan pada kateter 8. Pakai sarung tangan steril 9. Perhatikan kebersihan dan tanda-tanda infeksi dari ujung penis serta kateter

10. Oles ujung uretra dan kateter memakai kapas steril yang telah dibasahi dengan aquadest / air hangat dengan arah menjauhi uretra 11. Oles ujung uretra dan kateter memakai lidi waten + bethadin dengan arah menjauhi uretra 12. Balut ujung penis dan kateter dengan kasa steril kemudian plester 13. Posisikan kateter ke arah perut dan plester 14. Rapikan klien dan berikan posisi yang nyaman bagi pasien 15. Kembalikan alat ke tempatnya 16. Cuci tangan 17. Dokumentasikan tindakan

DAFTAR PUSTAKA
http://nursingbegin.com/tag/pemasangan-kateter/ http://linrin.blogspot.com/2009/12/irigasi-kandungkemih.html http://nursingbegin.com/prosedur-memasangkondom-kateter/ http://blog.ilmukeperawatan.com/cara-perawatankateter.html

You might also like