You are on page 1of 23

KARSINOMA NASOFARING

Oleh : DEWI SHINTA M 06.700.213

Definisi
Tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau epitel yang terdapat di nasofaring

Perlu diketahui untuk dokter umum:


Banyak dijumpai di Indonesia

Tumor ganas yang terbanyak di THT


Sebagian besar pasien datang ke dokter

umum (stadium dini/lanjut) Sebagian besar datang ke dokter spesialis THT dalam stadium lanjut

Anatomi
Ruangan yang terletak langsung di bawah tengkorak, belakang cavum nasi, diatas palatum Batas :

A : koane P : setinggi columna vertebralis C1-2 S : basis cranii I : dinding atas palatum L : fossa Rosenmuller

Fossa Rossenmuller
Dorsal dari torus tubarius Merupakan tempat asal karsinoma nasofaring menurut beberapa ahli 1-2 cm diatas fossa ini terdapat foramen lacerum (mengarah ke endocranium)

Aliran limfe di nasofaring = A & V ( Tidak mengindahkan garis tengah tubuh) Bisa terjadi metastase ke leher kontralateral

Epidemiologi
Laki : Wanita = 3 : 1 Usia 40-50 tahun Ras : Mongoloid ( penduduk Cina bag.Selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.

Etiologi
Faktor Virus : EIPSTEIN BARR Faktor Genetik : Ras Mongolid Faktor Lingkungan : polusi asap kayu bakar, bahan karsinogenik Faktor Hormonal (estrogen yg tinggi)

Klasifikasi Histopatologi menurut WHO(1982)

WHO 1
Termasuk Karsinoma sel Skuamosa Differensiasi baik sampai sedang Sering eksofitik (tumbuh di permukaan)

WHO 2
Termasuk Karsinoma Non Keratinisasi Paling banyak variasi Menyerupai karsinoma transisional

WHO 3
Karsinoma tanpa differensiasi Termasuk antara lain : limfoepitelioma, karsinoma anaplastik, clear cell carcinoma, varian sel spindel Lebih radiosensitif, prognosis lebih baik Indonesia 29% 14% 57% Cina 35% 23% 42%

Tipe WHO 1 WHO 2 WHO 3

Klasifikasi TNM

T menggambarkan keadaan tumor primer, besar dan perluasannya.


T1 : Tumor terbatas pada nasofaring T2 : Tumor meluas ke orofaring dan/atau fossa nasal T2a : tanpa perluasan ke parafaring T2b : dengan perluasan ke parafaring T3 : Invasi ke tulang dan/atau sinus paranasal T4 : Tumor meluas ke intrakranial dan/atau mengenai saraf otak, fossa infratemporal, hipofaring atau orbita.

N menggambarkan keadaan Kelenjar Limfe regional


N0 : tidak ada pembesaran kelenjar N1 : terdapat pembesaran ipsilateral <6 cm N2 : terdapat pembesaran bilateral >6 cm N3 : terdapat pembesaran kelenjar >6 cm atau ekstensi supraklavikular

M menggambarkan metastasis jauh


M0 : tidak ada metastasis jauh M1 : terdapat metastasis jauh

Berdasarkan klasifikasi TNM, stadium penyakit dapat ditentukan :


STADIUM Stadium I Stadium II A Stadium II B TNM T1, N0, M0 T2a, N0, M0 T1, N1, M0 T2a, N1, M0 T2b, NO-1, MO T1-2, N2, M0 T3, N0-2, M0 T4, N0-2, M0 Semua T, N3, M0 Semua T, semua N, M1

Stadium III Stadium IV A Stadium IV B Stadium IV C

Gejala Klinis

Dini, gejala pada saat tumor masih terbatas pada nasofaring. I. Telinga : tinitus, pendengaran berkurang, grebekgrebek. II. Hidung : pilek kronis, ingus/dahak bercampur dengan darah Lanjut , gejala yang timbul oleh penyebaran tumor secara : Ekspansif Infiltratif Metastasis

Ekspansif Ke Muka : menyumbat koane, terjadi buntu pada hidung. Ke Bawah : mendesak palatum mole (bombans)/menonjol, terjadi gangguan menelen/sesak napas.

Infiltratif Ke Atas : masuk ke foramen lacerum menyebabkan sakit kepala, paresis/paralisis N III, IV, V, VI secara sendiri atau bersama, menyebabkan gangguan pada mata (ptosis,diplopi,oftalmoplegi, neuralgi trigeminal) Ke Samping : Menekan N IX dan X : Paresis palatum molle, faring, gangguan menelan Menekan N XI : gangguang fungsi otot sternokleidomastoideus dan otot trapezius. Menekan N XII : Deviasi lidah

Metastasis
Melalui aliran getah bening, menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Metastasis jauh ke hati, ginjal, limpa, tulang dan sebagainya.

Diagnosa
Anamnesa : usia, gejala klinik Pemeriksaan Fisik :

Inspeksi luar : wajah, mata, rongga mulut, leher Palpasi : pembesaran Kelenjar getah bening Pemeriksaan THT Otoskopi, Rinoskopi anterior, Ronoskopi posterior, Faringoskopi dan Laringoskopi, X-foto, CT-Scan, MRI

Penunjang :
Biopsi

Pedoman TRIAS
Tumor Colli Gejala telinga Gejala hidung Gejala Intracranial Gejala hidung Gejala telinga

Tumor Colli Gejala intracranial Gejala hidung/telinga

Diagnosa Banding
TBC nasofaring Adenoid persistent (pada anak) Angiofibroma Nasofaring Juvenilis ( pada laki-laki muda )

Penatalaksanaan
Terapi Utama : Radiasi Terapi Adjuvan : Kemoterapi

Prognosis
Dini : 70 80 % Lanjut : 15 25 % Karena umumnya penderita datang terlambat pada stadium III/IV , maka prognosis biasanya jelek

TERIMA KASIH

You might also like