Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring atau epitel yang terdapat di nasofaring
umum (stadium dini/lanjut) Sebagian besar datang ke dokter spesialis THT dalam stadium lanjut
Anatomi
Ruangan yang terletak langsung di bawah tengkorak, belakang cavum nasi, diatas palatum Batas :
A : koane P : setinggi columna vertebralis C1-2 S : basis cranii I : dinding atas palatum L : fossa Rosenmuller
Fossa Rossenmuller
Dorsal dari torus tubarius Merupakan tempat asal karsinoma nasofaring menurut beberapa ahli 1-2 cm diatas fossa ini terdapat foramen lacerum (mengarah ke endocranium)
Aliran limfe di nasofaring = A & V ( Tidak mengindahkan garis tengah tubuh) Bisa terjadi metastase ke leher kontralateral
Epidemiologi
Laki : Wanita = 3 : 1 Usia 40-50 tahun Ras : Mongoloid ( penduduk Cina bag.Selatan, Hongkong, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Etiologi
Faktor Virus : EIPSTEIN BARR Faktor Genetik : Ras Mongolid Faktor Lingkungan : polusi asap kayu bakar, bahan karsinogenik Faktor Hormonal (estrogen yg tinggi)
WHO 1
Termasuk Karsinoma sel Skuamosa Differensiasi baik sampai sedang Sering eksofitik (tumbuh di permukaan)
WHO 2
Termasuk Karsinoma Non Keratinisasi Paling banyak variasi Menyerupai karsinoma transisional
WHO 3
Karsinoma tanpa differensiasi Termasuk antara lain : limfoepitelioma, karsinoma anaplastik, clear cell carcinoma, varian sel spindel Lebih radiosensitif, prognosis lebih baik Indonesia 29% 14% 57% Cina 35% 23% 42%
Klasifikasi TNM
Gejala Klinis
Dini, gejala pada saat tumor masih terbatas pada nasofaring. I. Telinga : tinitus, pendengaran berkurang, grebekgrebek. II. Hidung : pilek kronis, ingus/dahak bercampur dengan darah Lanjut , gejala yang timbul oleh penyebaran tumor secara : Ekspansif Infiltratif Metastasis
Ekspansif Ke Muka : menyumbat koane, terjadi buntu pada hidung. Ke Bawah : mendesak palatum mole (bombans)/menonjol, terjadi gangguan menelen/sesak napas.
Infiltratif Ke Atas : masuk ke foramen lacerum menyebabkan sakit kepala, paresis/paralisis N III, IV, V, VI secara sendiri atau bersama, menyebabkan gangguan pada mata (ptosis,diplopi,oftalmoplegi, neuralgi trigeminal) Ke Samping : Menekan N IX dan X : Paresis palatum molle, faring, gangguan menelan Menekan N XI : gangguang fungsi otot sternokleidomastoideus dan otot trapezius. Menekan N XII : Deviasi lidah
Metastasis
Melalui aliran getah bening, menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Metastasis jauh ke hati, ginjal, limpa, tulang dan sebagainya.
Diagnosa
Anamnesa : usia, gejala klinik Pemeriksaan Fisik :
Inspeksi luar : wajah, mata, rongga mulut, leher Palpasi : pembesaran Kelenjar getah bening Pemeriksaan THT Otoskopi, Rinoskopi anterior, Ronoskopi posterior, Faringoskopi dan Laringoskopi, X-foto, CT-Scan, MRI
Penunjang :
Biopsi
Pedoman TRIAS
Tumor Colli Gejala telinga Gejala hidung Gejala Intracranial Gejala hidung Gejala telinga
Diagnosa Banding
TBC nasofaring Adenoid persistent (pada anak) Angiofibroma Nasofaring Juvenilis ( pada laki-laki muda )
Penatalaksanaan
Terapi Utama : Radiasi Terapi Adjuvan : Kemoterapi
Prognosis
Dini : 70 80 % Lanjut : 15 25 % Karena umumnya penderita datang terlambat pada stadium III/IV , maka prognosis biasanya jelek
TERIMA KASIH