You are on page 1of 28

4.

Alat Ukur Lainya


4.1 Speedometer

Speedometer

adalah alat pengukur kecepatan kendaraan darat, yang

merupakan perlengkapan standar setiap kendaraan yang beroperasi di jalan. Speedometer berfungsi agar pengemudi mengetahui kecepatan kendaraan yang dijalankannya dan dijadikan informasi utama untuk mengendalikan kecepatan dikawasan/jalan agar tidak dan terlalu lambat atau terlalu cepat, dijalan bisa yang mengaturwaktu perjalanan kecepatannya dibatasi.
Speedometer menghitung nilai kecepatan berdasarkan

mengendalikan

kecepatan

satuan waktu. Nilai yang umum dipakai untuk kendaraan darat adalah kilometer per jam, atau mil per jam.

4.1 Jenis-Jenis speedometer Speedometer terbagi 2 jenis yaitu speedometer digital dan analog. Speedometer digital adalah speedometer yang ukuran kecepatannya menggunakan satuan angka dengan tampilan digital, sedangkan speedometer analog adalah speedometer yang ukuran kecepatannya menggunakan jarum.

speedometer analog

speedometer digital Speedometer Analog Bagaimana cara kerja Speedometer Analog yaitu menggunakan prinsip mekanisme roda bergigi dan menggunakan jarum sebagai penunjuk kecepatan. Dapat dilihat pada indikator tertulis angka 20,40 km/jam dan seterusnya. Keunggulan dari spidometer analog yaitu murah dari segi perawatannya. Karena cara pembacaan pada spidometer jenis ini dengan kawat sehingga untuk suku cadang harganya terjangkau dan mudah mencarinya setiap deler resmi , bengkel motor dan toko-toko yang menjual perlengkapan suku cadang. Kelemahan pada jenis spidometer analog yaitu pembacaan kecepatan saat dijalankan angkanya tidak terdapat pada indikator ,contohnya 41 km/jam, yang tertera pada indikator adalah 40 km/jam. Speedometer Digital Speedometer Digital ini secara garis besar pembacaanya hampir sama dengan spidometer analog yaitu terbagi menjadi dua macam ada yang menggunakan pulsa magnetik dan pulser pada roda (sistem gigi). Sistem kerjanya yaitu putaran roda depan melalui sistem gir memutar kawat kopel speedo diteruskan ke head unit. Di dalam head unit, kawat speedo memutar roda berlubang. Pada setiap lubang melalui optokopler (optical device), akan dihasilkan sinyal logic 1. Sinyal ini akan dihasilkan terus-menerus selama roda

depan

berputar.

Sinyal

logic

ini

diambil

samplenya melalui

dan

dihitung LCD 7-

oleh microcontrolleruntuk

kemudian

ditampilkan

segmen. Mengenai ketelitian juga bisa diatur mau berapa digit di belakang koma (mau 10 juga bisa). Tapi nanti butuh microprocessor yg bitnya besar juga. Bukankah timer yg dipakai di MotoGP untuk menunjukkan jarak antar rider adalah digital juga Keunggulannya yaitu dapat membaca angka lebih detail tidak seperti pada speedometer analog, contohnya 43 [km/jam] pada penunjuk indikator digital akan muncul angka 43 [km/jam]. Sedangkan kelemahan dari speedometer digital karena menggunakan pulsa magnetik apabila terkena kotoran (debu) maka pembacaanya akan kacau maupun tidak tebaca sama sekali sehingga tidak dapat memberikan info yang melalui pulsa ke indikator. 4.1.1 Bagian speedometer Drive Kabel Spedometer mekanik terhubung ke transmisi mobil, bukan roda. Mereka melakukannya dengan kabel drive, yang merupakan kumpulan mata air kecil yang sangat erat luka di sekitar kawat pusat (juga dikenal sebagai mandrel). Konstruksi ini membuat kabel cukup fleksibel untuk menjadi bengkok dan berkelok-kelok melalui tubuh mobil untuk panel instrumen. Kabel terhubung ke satu set gigi yang melekat pada transmisi, yang membawa rotasi dari mesin ke roda. Ketika transmisi berubah, ternyata gigi, yang mengubah kawat mandrel dalam kabel drive. Balik ini ditransmisikan sepanjang kawat mandrel ke instrumen itu sendiri. Magnet Kabel Drive berjalan dari transmisi ke instrumen, di mana ia dihubungkan dengan gigi spiral ke magnet permanen. Speedcup magnet dihubungkan dengan kabel drive untuk transmisi duduk dalam sepotong logam berbentuk seperti cangkir. Bagian ini melekat pada jarum bahwa pengemudi melihat, sehingga ketika transmisi memutar roda, gerak ditularkan

melalui kawat drive ke magnet. Magnet yang berputar dalam cangkir menciptakan medan magnet berputar, yang menciptakan arus listrik kecil eddy di speedcup. Ini memberikan sebuah sedikit kecil torsi pada speedcup, mendorongnya untuk menyerahkan (dan jarum) arah bahwa medan magnet berputar. Semakin cepat transmisi berubah, semakin kuat medan magnet mendorong speedcup, dan jauh jarum akan berubah. Pegas rambut Sebuah pegas rambut menolak kekuatan dari speedcup cukup untuk menahan jarum nol ketika mobil tidak bergerak. Hal ini memastikan bahwa pembacaan jarum mencerminkan kecepatan nyata mobil. Jarum Terhubung ke speedcup, jarum menunjukkan kecepatan mobil pada tombol instrumen dalam kabin mobil. Elektronik spedometer Spedometer elektronik menggunakan disk logam dengan gigi kecil, dipasang pada poros engkol atau transmisi dan dikelilingi oleh magnet bulat. Gigi berputar dan menyebabkan pulsations dalam medan magnet, yang ditransmisikan ke komputer kecil yang menghitungnya dan menerjemahkan nomor ke putaran poros engkol dan roda, dan dengan demikian kecepatan mobil. Mereka masih mungkin memiliki jarum dan dial, tetapi ini tidak lagi diperlukan untuk sistem berfungsi. 4.1.2 Istilah Ada beberapa istilah pada speedometer yaitu : 1.RPM (rotary per minute) adalah banyaknya putaran yang dilakukan dalam satu menit.RPM digunakan sebagai satuan ukur banyaknya putaran mesin dalam satu menit. 2. KPJ (kilo meter per jam) adalah banyaknya putaran yang dilakukan dalam satu jam. 3.MPH (mili per hour) adalah ukuran jarak dalam satuan mili selama per jam. 4.Odometer adalah istilah yang digunakan pada suatu alat yang berfungsi untuk mengukur jarak yg ditempuh oleh kendaraan (mobil dsb).

5.Tripmeter adalah istilah untuk Sebuah alat pada speedometer yang dapat digunakan untuk mengukur jarak antara titik-titik tertentu .

Gambar Odometer atau Tripmeter 6. Tachometer adalah istilah untuk Alat yang mengukur kecepatan, atau menunjukkan perubahan kecepatan pada speedometer.

Tachometer

7. Fluel meter adalah istilah untuk alat yang mengukur dan menampilkan jumlah bahan bakar yang tersisa dalam kendaraan.

Flue Meter 8. oil pressure adalah istilah untuk alat pada speedometer yang menampilkan pengukuran suhu atau tekanan oli.

Oil Presurre

9. Auto Gauge adalah pengukur kecepatan secara otomatis.

Auto Gauge 4.1.3. Prinsip Kerja Ada beberapa jenis prinsip kerja speedometer, antara lain : a. Mekanis, adalah perangkat pengukur kecepatan yang dihubungkan langsung dengan roda depan ataupun transmisi dengan menggunakan suatu kabel yang ikut berputar saat kendaraan bergerak, gerakan berputar ini kemudian diubah untuk menggerakkan jarum kecepatan. Speedometer mekanis menggunakan prinsip elektromagnetik dalam kerjanya. Poros yang memutar roda terhubung ke speedometer dengan kabel panjang dan fleksibel yang terbuat dari kawat pilin. Kabel ini agak seperti driveshaft mini: jika salah satu ujung kabel berputar, demikian juga yang lain-meskipun kabel panjang dan fleksibel. Di ujung atas, kabel tersambung ke bagian belakang speedometer. Ketika berputar, ternyata sebuah magnet di dalam speedometer ikut berputar dengan kecepatan yang sama. Magnet berputar di dalam cangkir alumunium, yang dikenal sebagai cangkir kecepatan, yang juga bebas berputar, meskipun dibatasi oleh kumparan kawat halus yang dikenal sebagai sebuah pegas. Namun, magnet dan cangkir kecepatan yang tidak terhubung bersama-sama,: mereka dipisahkan oleh udara. Gelas kecepatan melekat pada pointer yang bergerak ke atas dan ke bawah pada dial speedometer.

Magnet berputar menciptakan medan magnet fluktuatif di dalam cangkir kecepatan dan, berdasarkan hukum elektromagnetisme, itu berarti arus listrik mengalir di dalam cangkir. Akibatnya, cangkir kecepatan berubah menjadi semacam generator listrik. Namun, tidak seperti di sebuah generator yang tepat (jenis yang membuat listrik untuk rumah Anda dalam pembangkit listrik), arus dalam cangkir kecepatan tidak dapat pergi kemana-mana, tidak ada yang dapat menghantarkan daya. Jadi arus hanya berada dalam pusaran-kita menyebutnya arus eddy untuk alasan itu. Karena mereka adalah arus listrik, dan mereka bergerak dalam sebuah konduktor listrik di dalam medan magnet, hukum lain elektromagnetisme mengatakan mereka akan membuat gerakan. Bagaimana? Arus benar-benar membuat cangkir kecepatan memutar sedemikian rupa sehingga mencoba untuk mengejar ketinggalan dengan magnet berputar. Tapi pegas menghentikan rotasi cangkir sehingga hanya berubah sedikit sebagai gantinya, menarik pointer untuk bergerak. Semakin cepat mobil berjalan, kabel semakin cepat berubah, semakin cepat magnet berputar, semakin besar arus eddy yang dihasilkannya, semakin besar gaya pada cangkir kecepatan, dan semakin mampu pointer menunjuk dial speedometer. b. Elektronik, adalah pengukur kecepatan yang bekerja atas dasar sensor yang ditempatkan di poros penggerak kendaraan yang medeteksi jumlah putaran poros untuk selanjutnya data dikirim ke speedometer dengan prinsip arus Eddy yang menggerakkan jarum kecepatan ataupun menunjukkan kecepatan secara digital. Hampir semua speedometer diproduksi sampai tahun 1980-an yang sesuai dengan desain asli speedometer yang dipatenkan Schulze. Tapi ada kelemahan. Speedometer mekanik seperti yang digunakan di dashboard mobil umumnya terlalu berat dan rumit untuk digunakan pada sepeda, misalnya. Masalah lain adalah bahwa ada banyak bagian mekanik yang keliru. Jika sebuah kabel speedometer rusak, seluruh alat langsung menjadi sia-sia-dan dibutuhkan seorang mekanik untuk melakukan perbaikan. Selain itu, dapat menjadi sulit untuk membaca dial speedometer jika Anda berkendara di jalan bebas hambatan,

terutama di malam hari: apakah Anda benar-benar ingin mengambil mata Anda dari jalan untuk mencari tahu di mana jarum pada dial? Beberapa orang lebih memilih untuk melihat kecepatan mereka sebagai angka sederhana pada tampilan digital. Elektronik speedometer bekerja dengan cara yang sama sekali berbeda. Magnet kecil dipasang pada poros berputar drive mobil menyentuh sensor magnetik kecil terakhir (baik Reed switch atau sensor Hall-effect) diposisikan di dekatnya. Setiap kali magnet melewati sensor, mereka menghasilkan sebuah pulsa arus listrik singkat. Sirkuit elektronik menghitung seberapa cepat pulsa datang dan mengkonversinya menjadi sebuah kecepatan, lalu ditampilkan secara elektronik pada layar LCD. Speedometer elektronik juga dapat menampilkan kecepatan dengan pointer dan dial, sama seperti speedometer tradisional arus eddy: dalam kasus itu, sirkuit elektronik menggerakkan motor listrik yang sangat terkendali (disebut motor langkah) yang memutar pointer melalui sudut yang tepat. 4.2 Osiloskop osiloskop adalah sebuah peralatan uji yang digunakan untuk melihat suatu gambar sinyal listrik. Secara sederhana osiloskop dapat menunjukkan bentuk dari suatu sinyal listrik dan sinyal listrik ini dinamakan dengan bentuk gelombang sinyal. Osiloskop memiliki sebuah layar serupa dengan sebuah layar televisi dan hanya jauh lebih kecil. Osiloskop tersebut menampilkan suatu garis yang terang yang menunjukkan perubahan-perubahan tegangan untuk perioda waktu garis yang terletak pada layar. Contoh-contoh tipe tampilan ini terlihat pada setiap televisi rumah sakit yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas denyut jantung.

Layar osiloskop memiliki suatu garis-garis kisi horizontal dan vertical yang diberi spasi 1 cm dan garis kisi-kisi ini mengizinkan kepada kita untuk melakukan pembacaan tegangan dan waktu. Garis-garis tersebut dinamakan garisgaris graticule. Nama lengkap dari osiloskop adalah Osiloskop Sinar Katoda ( Cathode Ray Oscilloscope) dan singkatan umumnya adalah CRO. Para teknisi sering menyebutnya dengan perkataan telah melihat bentuk gelombang pada CRO. Istilah sinar katoda muncul dari nama lengkap layar yang disebut Cathode Ray Tube atau CRT. Jadi CRT adalah bagian dari CRO. Tabung gambar televisi juga dinamakan CRT. Alat ukur DC dan AC sejauh yang telah dipelajari bisa memberitahu kepada kita ukuran amplitudo dari suatu tegangan akan tetapi alat ukur ini tidak dapat menunjukkan kepada kita seperti apa bentuknya. Seringnya ukuran amplitudo adalah segala yang kita perlukan akan tetapi jika lebih banyak lagi informasi yang diperlukan maka alat ukur tersebut tidak dapat menyediakannya. Sebuah alat ukur tidak akan dapat menunjukkan kepada kita tegangan suatu sinyal mengalami cacat atau menunjukkan kepada kita bahwa telah terjadi adanya suatu pulsa tegangan yang singkat.

Sedangkan untuk para pengguna perangkat Osiloskop, disini kami akan memberikan petunjuk dalam menggunakan perangkat tersebut : Fungsi dari tiap-tiap bagian: 1. Position ; Untuk mengatur posisi berkas signal arah vertical untuk channel 1. 2. DC. Ball ; Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian channel 1 (atau Y ), Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variabel diputar. 3. Input ; Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1 juga digunakan untuk Kalibrasi. 4. AC , GND , DC Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak bisa diukur melalui Posisi ini, karena signal DC akan terblokir oleh kapasitor. Posisi GND = Terminal ini terbuka dan berkas merupakan garis nol/lived nol. Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan masukan-masukan yang lain. 5. Volt/DIV ; Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div 6 Variabel ; Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1 (Y). pada putaran maksimal Ke arah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT. 7 MODE (CH 1, CH 2, DUAL, ADD, SUB) CH 1 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada layar hanya ada satu. CH 2 : Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada layar hanya satu.

DUAL : Yaitu suatu posisi switch apabila hendak mengunakan CH 1 dan CH 2 Secara bersamaan, dan pada layar pun akan tampak dua berkas. ADD : Bentuk gelombang dari kedua channel masukan yang dapat dijumlahkan Secara aljabar dan penjumlahannya dapat dilihat dalam bentuk satu Gambar. SUB : Masukan dengan polaritas terbaik pada CH 2, ditambah masukan CH 1, Maka perbedaan secara aljabar akan tampak satu gambar pada layar. Apabila CH 1 tidak diberi signal masukan, maka bentuk gelombang Dengan polaritas terbaik dari channel 2 akan tampak. 8. LED Pilot Lamp ; Lampu indicator untuk power masuk, apabila switch ILLUM diputar ke on. 9. Illum ; Bila diputar berlawanan jarum jam maksimum, maka power AC akan mati dan jika ke kanan, maka power AC akan masuk dengan ditandai LED pilot lampu menyala. 10. Intensity ; Untuk mengatur gelap atau terangnya berkas sinar supaya enak pada penglihatan. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan apabila diputar ke kanan akan membuat terang 11. Focus ; Untuk memperkecil/menebalkan berkas sinar atau garis untuk mendapatkan Gambar yang lebih jelas. 12. Astig ; Pengaturan astigmatisma adalah untuk memperoleh titik cahaya yang lebih baik ketika menyetel FOCUS 13. EXT-TRIG : Terminal dari sinkronisasi eksternal tegangan eksternal yang lebih dari IV peak To peak harus menggunakan switch SOURCE di set pada posisi EXT. 14. SOURCE : Sakelar dengan tiga posisi untuk memilih tegangan sinkronisasi. CH 1 : Huruf akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 1. Jika menggunakan CH 1 hendaklah switch source ditetapkan pada CH 1. CH 2 : Sweep akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH 2. apabila Menggunakan CH 2 hendaknya switch source diletakkan pada CH 2.

Sweep CH 1 dan CH 2 akan sikron pula pada saat menggunakan DC/AC. EXT : Sweep akan sikron dengan masukan signal dari luar melalui Terminal EXT + TR 16 (19). 15. Sync ; Sakelar pemisah sinkronisasi. 15. Level ; Mengontrol sync level adalah mengatur phase sync untuk menentukan bentuk titik awal gelombang signal. 16. Pull Auto ; Dengan mencabut pemutar level sweep akan sedikit terganggu.bentuk gelombang - tidak diam selama tidak menggunakan signal trigger,yang nampak hanyalah garis lurus dan ini akan terjadi bila signal teriger masuk. 17 Position ; Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar ( posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan menarik knop ,bentuk gelombang dilipatkan 5 Kali lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya seruncing mungkin. 18. Sweep time/ DIV ;Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu priode atau pun square trap Cm (div ) sekitar 19 tingkat besaranyang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5 second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan memutar penuh kearah jarum jam.perpindahan Chop-ALT-TVV-TVH.secara otomatis dari sini.Pembacaan kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara variabel diputar penuh se arah jarum jam. 19. Variabel ; Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi putaran maksimum arah jarum jam. ( CAL ) tiap tingkat dari 19 posisi dalam keadaan terkalibrasi . 20. CAL IV PP ; Yaitu terminal untuk mengkalibrasi voltage frequency chanel 1 dan chanel 2 Dimana untuk frequency 1 Khz tegangan harus 1 volt P-P. 21. AC Voltage selector ; Untuk menyetel tegangan listrik 110 Volt atau 220 Volt. 22. INT MOD ; Teminal intensitas Brightness osiloskop.

Osiloskop berguna untuk: melihat tingkah laku tegangan gelombang secara visual, ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop . 1) Gelombang sinusoida 2) Gelombang blok 3) Gelombang gigi gergaji 4) Gelombang segitiga. Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahaami tomboltombol yg ada pada pesawat perangkat ini,seperti telah diutarakan diatas. Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop, kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Untuk mengukur: Volt dari (tiap jenis tegangan gelombang.) Besaran gelombang frequency Betuk gelombang frequency. W a k t u ( time ) Fasa Tegangan tinggi maksimum Tegangan tinggi minimum. Lengkung dan cacat modulasi ( audio ) Cara menghitung frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T F = freq T = waktu

4.3 Ohmmeter

Ohmmeter, adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran tahanan sebuah komponen atau rangkaian atau resistor. alat ukur ini dipasang secara pararel terhadap rangkaian/komponen yang akan diukur tahanannya Pada umumnya para teknisi lebih sering menggunakan MULTIMETER, karena alat ukur ini memiliki sifat multifungsional, dikarenakan dalam satu alat ukur bisa dikunakan sebagai Voltmeter, Amperemeter, dan Ohmmeter. Dan berikut adalah cara penggunaan multimeter untuk pengukuran tegangan Dalam menggunakan multimeter sebagai pengukur tegangan kita harus memperhatikan manual book masing masing multimeter, yang dapat diringkas sebagai berikut :

Pasanglah probe sesuai dengan kedudukannya. Probe berwarna merah dicolokkan pada terminal (+), dan probe berwarna hitam dicolokkan pada terminal com (-). Ada beberapa multimeter yang memiliki probe include dengan multimeternya sehingga tidak perlu susah-susah memasang.

Jenis tegangan. Sebelum melakukan pengukuran kita harus mengetahui jenis tegangan apa yang akan kita ukur, apakah tegangan AC (alternating current) atau tegangan DC (direct current). Dengan mengetahui jenis tegangannya kita dapat menentukan penempatan selector pada bagian AC atau DC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan AC arahkan selektor pada bagian AC. Jika tegangan yang akan kita ukur adalah tegangan DC maka arahkanlah selektor pada bagian DC. Jika kita belum mengetahui jenis tegangannya, supaya aman dalam pengukuran hendaknya arahkan selektor pada bagian AC (karena tegangan DC sebenarnya bagian dari tegangan DC).

Memilih selektor pada tegangan AC/DC

Besar Tegangan. Sebelum melakukan pengukuran tegangan hendaknya kita sudah mengetahui berapa besar tegangan yang akan diukur, untuk memudahkan penentuan Batas Ukur. Pemilihan batas ukur yang tepat hendaknya harus lebih tinggi dari tegangan yang diukur ( setiap multimeter yang berbeda merk biasanya berbeda nilai batas ukurnya, sehingga kita harus menyesuaikan).Misal : kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui bahwa jenis tegangan-nya adalah AC dan besar tegangan adalah 220 VAC, maka batas ukur yang harus dipilih (jika menggunakan multimeter di atas) adalah 250 atau 1000. Jika kita belum mengetahui tegangan yang akan diukur, pilihlah batas ukur yang paling tinggi.

Batas Ukur untuk mengukur tegangan PLN

Batas Ukur jika kita belum tahu besar tegangan

Perhatikan saat melakukan pengukuran, jangan sampai ujung probe merah dan hitam saling bersentuhan, karena akan menyebabkan korsleting, dan akan merusak multimeter.

Pembacaan jarum penunjuk harus tegak lurus. Pada saat melihat jarum penunjuk jangan sampai bayangan jarum terlihat (untuk beberapa multimeter biasanya disediakan cermin/kaca/mirror di antara skala), jika masih terlihat bayangan jarum maka hasil penunjukan jarum kurang presisi (tepat).

Gunakan alas kaki yang terbuat dari bahan isolator (sandal, sepatu, keset, gelang anti static (Anti-static Wrist Strap/Anti-static Wrist Band), sebagai pengaman jika terjadi kejutan listrik (kesetruuum). Hindari penggunaan karpet sebagai isolator.

Rumus :

dimana : VAC = Tegangan BU JP = Batas Ukur = Jarum Penunjuk Kita akan melakukan pengukuran tegangan PLN, diketahui tegangan PLN secara teori adalah 220VAC, maka langkah kerja-nya adalah 1. Masukkan probe merah pada terminal (+), dan probe hitam pada terminal com (-). SM = Skala maksimum yang dipakai
4.3.1 MENGUKUR TEGANGAN AC

Mencolokkan probe sesuai dengan tempatnya 2. Menentukan Batas Ukur pengukuran. Karena tegangan PLN secara teori adalah 220VAC maka kita arahkan selektor pada bagian VAC dengan Batas Ukur 250 atau 1000 (ingat Batas Ukur dipilih lebih besar dari pada tegangan yang akan diukur). Untuk pembahasan kita kali ini kita akan menggunakan Batas Ukur 250

3. Karena ini pengukuran AC, maka posisi penempatan probe bisa bolak-balik. 4. Colokkan kedua probe multimeter masing-masing pada lubang PLN (karena yang diukur tegangan AC, tidak usah kuatir kalau terbalik).

Mengukur VAC PLN dengan BU = 250 5. Baca dan Perhatikan hasil penunjukan jarum penunjuk.

4.3.2 Cara Membaca Jarum Penunjuk Pilihlah SM (Skala Maksimum) yang akan digunakan, pada gambar multimeter di bawah ini ada 3 pilihan SM (Skala Maksimum) yaitu : 10, 50, 250 Jika kita memilih SM (Skala Maksimum) = 250, maka skala yang dipakai adalah :

Sekarang tinggal membaca jarum penunjuk. Dari gambar di atas mari kita cuplik pada bagian jarum penunjuk, seperti digambarkan di bawah ini :

Dari gambar di atas diketahui bahwa diantara 200-250 terdapat 10 strip, sehingga besar setiap strip (kita anggap simbol bobot setiap strip = S): Karena bobot setiap strip = 5 maka dari cuplikan jarum penunjukan di atas dapat

digambarkan kembali : Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa JP (Jarum Penunjukan) =220. Sekarang kita tinggal memasukkan dalam rumus.

4.4 Wattmeter 4.4.1 Pengertian Wattmeter Wattmeter adalah instrumen pengukur daya listrik nyata yang pembacaan nya dalam satuan Watt. Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik pada beban beban yang sedang beroperasi dalam suatu sistem kelistrikan dengan beberapa kondisi beban seperti : beban dc, beban AC satu phase serta beban AC tiga phase. Daya listrik dalam pengertiannya dapat dikelompokkan dalam dua kelompok sesuai dengan catu tenaga listriknya, yaitu : daya listrik DC dan daya listrik AC. Daya listrik DC dirumuskan sebagai : P=V.I dimana : P = daya (Watt) V = tegangan (Volt) I = arus (Amper) Daya listrik AC ada 2 macam yaitu: daya untuk satu phase dan daya untuk tiga phase, dimana dapat dirumuskan sebagai berikut : Pada sistem satu phase: P = V.I. cos f dimana : V = tegangan kerja (Volt) I = Arus yang mengalir ke beban (Amper) cos f = faktor daya Pada sistem tiga phase : P = 3 V.I. cos f dimana : V = tegangan phase netral (volt) I = arus yang mengalir kebeban (Amper)

cos f = faktor daya atau P = v3 V.I. cos f dimana: V = tegangan antar phase (Volt) I = arus yang mengalir ke beban (Amper) ; cos f = faktor daya

Kontruksi Wattmeter

Gambar dibawah ini memperlihatkan konstruksi Wattmeter. Gambar 1: Konstruksi wattmeter Keterangan gambar: I* = arus masuk I = arus keluar L1 = phase R L2 = phase S L3 = phase T 3~ = penggunaan wattmeter untuk sistem 3 phase ~ = penggunaan wattmeter untuk 1 phase / untuk DC A = skala arus V = skala tegangan Pembacaan dari nilai didasarkan pada rumusan sebagai berikut : P=UxIxC Dimana : U = pembacaan pada jarum penunjuk wattmeter I = pemilihan arus ( dari switch jarum menunjuk pada skala tertentu) C = faktor koreksi dapat dilihat pada tabel di Wattmeter.

Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas adalah sebagai berikut : Dengan melihat tabel yang terlihat pada peralatan. 4.4.2 Cara Penggunaan

Pengukuran daya arus searah dapat dilakukan dengan alat ukur Wattmeter. Didalam instrument ini terdapat dua macam kumparan yaitu kumparan arus dan kumparan tegangan. Kopel yang dikalikan oleh kedua macam kumparan tersebut

berbanding lurus dari hasil perkalian arus dan tegangan. Adapun hubungan dalam wattmeter dapat kita lihat pada gambar 2. Pada pengukuran daya listrik DC dengan menggunakan wattmeter 4 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas (Tabel 1) Sebagai contoh : pada pengukuran beban 1 phase switch arus (I) pada posisi angka 5 selanjutnya switchtegangan (V) pada posisi 100 maka C = 1 (sesuai tabel di atas), selanjutnya apabila jarum menunjukan angka 40 maka pembacaan daya dirumuskan sebagai berikut : P = U.I.C P =40. 5. 5 P = 1000 [watt] Rumusan daya sistem DC tidak terdapat Cos f dikarenakan sudut yang dibentuk antara tegangan dan arus (f ) sama dengan nol artinya tegangan dan arus arahnya berimpit sehingga : P = V . I. cos f P = V. I. 1 P = V.I PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK-BALIK SATU PHASE Pengukuran daya arus bolak-balik satu fase pada jaringan dengan menggunakan wattmeter, seperti terlihat pada gambar 3 berikut.

Dalam gambar 3 dapat dilihat bahwa dalam menghubungkan ke beban dan saluran supply daya listrik wattmeter untuk pengukuran daya satu phase ada kesamaan dengan pengukuran daya DC, terminal input output pada Wattmeter mempunyai kesamaan dengan saat mengukur daya DC. Pembacaan dilaksanakan dengan mengacu pada tabel yang tersedia pada Wattmeter (Tabel 1) Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik satu phase dilaksana kan dengan menggunakan 4 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1 dan L2. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas (Tabel 1). Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut adalah sebagai berikut. Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 A sedangkan V pada 200 [V] maka C = 10 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk pada angka 60 maka dapat diperoleh : P =U.I.C P = 60 . 5 . 10 P = 3000 [Watt] Rumusan daya sistem AC satu phase terdapat Cos f . Karena pada sistem catu daya satu phase terdapat frekwensi, hal ini mengakibatkan timbulnya beban reaktif sehingga beban merupakan nilai yang komplek. Akibat beban yang bernilai komplek maka arus (I) yang mengalir akan mempunyai perbedaan sudut phase dengan tegangan supply sudut yang dibentuk sama dengan f . Adapun adanya Cos f dimaksudkan bahwa daya tersebut merupakan daya yang riil (nyata). PENGUKURAN DAYA ARUS BOLAK BALIK TIGA PHASE Untuk mengukur daya pada jaringan tiga fase dapat dilakukan yang akan diuraikan sebagai berikut :

Pengukuran seperti gambar 4 diatas dilakukan untuk jaringan tiga fase beban simetri, daya masing-masing fase sama besar P1 = P2 = P3 Besar daya yang diserap beban tiga fase pada gambar 4, dirumuskan sebagai P = U . I . C. Dalam pembacaannya menggunakan tabel yang tersedia pada Wattmeter (Tabel 1). Pada pengukuran daya listrik beban arus bolak balik tiga phase di laksanakan dengan menggunakan 5 titik terminal I/O pada Wattmeter yaitu terminal I*, I, L1, L2, dan L3. Perhitungan perlu dilakukan seperti yang tertera pada tabel yang tersedia di atas. Rumusan pembacaan dari Wattmeter tersebut di atas (Tabel 1). Dengan melihat pada tabel yang tersedia dimana A pada 5 [A] sedangkan [V] pada 500 [V] maka C = 20 misalkan pembacaan pada meter ukur di atas menunjuk pada angka 60 maka dapat diperoleh : P =U.I.C P = 60 . 5 . 20 P = 6000 [Watt] Rumusan daya sistem AC tiga phase terdapat dua rumusan: rumusan pertama P = 3 . V . I .cos f rumusan kedua P = v3 V . I . cos f Kedua rumusan tersebut akan menghasilkan nilai yang sama tegangan (V) pada rumusan pertama merupakan tegangan phase netral, sedangkan pada

rumusan kedua tegangan (V) merupakan tegangan phase phase, dimana tegangan phase phase = v3 tegangan phase netral

You might also like