You are on page 1of 6

Pengertian dan Hakekat Belajar

Sebagian orang berpendapat bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh seorang pelajar saja. Baik mereka yang sedang belajar di tingkat sekolah dasar, sekolah tingkat pertama, sekolah tingkat atas, atau di perguruan tinggi. Atau paling tidak mereka yang sedang mengikuti kursus, pelatihan dan kegiatan pendidikan lainnya. Pendapat seperti itu memandang belajar secara sempit sebagai kegiatan yang hanya dilakukan oleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan. Pada hal pengertian belajar itu sendiri sangat luas dan tidak hanya sebagai kegiatan dibangku sekolah saja. Bahkan sepanjang hayat hidup manusia tidak terlepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Seorang ibu yang mengikuti seminar tentang pengaturan uang keluarga akan mendapatkan pengetahuan tentang mengelola uang keluarga yang kemudian mempengaruhi caranya mengelola uang keluarga. Sebelum seseorang bisa mengendarai sepeda, ia belajar lebih dahulu bagaimana caranya mengendarai sepeda. Dari contoh tersebut, jelaslah bahwa belajar bukan hanya aktivitas yang dilakukan hanya oleh pelajar, tetapi bisa juga ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Belajar dapat membawa perubahan bagi si pelaku. Baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dengan perubahan hasil belajar tersebut, membantu orang untuk dapat memecahkan permasalahan dalam hidupnya serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan hasil belajar tersebut dapat perubahan kea rah positif atau negative.

Pengertian

Belajar

Banyak pengertian tentang belajar yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah pengertian yang dikemukakan oleh Cronbach (1954) menyatakan bahwa Learning is shown by change in behavior as result of experience. Menurut Cronbach belajar sebaik -baiknya adalah dengan melalui mengalami. Dalam mengalami tersebut pelajar menggunakan seluruh panca indranya. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Spears (1955), yang menyatakan Learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

Definisi lain tentang belajar dikemukakan oleh Morgan dan kawan-kawan (1986) yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Apa yang dikemukakan oleh Morgan dan kawan-kawan ini senada dengan pernyataan yang dikemukakan oleh para ahli lainnya yang menyatakan bahwa belajar sebagai proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap suatu situasi tertenetu atau karena adanya proses yang terjadinyan internal di dalam diri seseorang Perubahan tersebut tidak terjadi karena adanya warisan genetic, atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan organisma yang bersifat temporer, sepengaruh obatrti misalnya karena kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut, dan sebagainya. Serta dapat merupakan perubahan dalam pemahaman, tingkahlaku, persepsi, motivasi, atau gabungan dari semuannya. (Snelbecker (1974), Bower & Hilgrad (1981), Gagne (1985), dalam Soekamto & Winataputra, 1997).

Bila diteliti lebih lanjut, maka akan ditemukan kesamaan-kesamaan pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli tersebut. Baik dipandang dari sisi psikologis maupun pendidikan. Bedanya ialah bahwa para ahli psikologi memandang belajar sebagai perubahan yang dapat terlihat dan tidak perduli apakah hasil belajar tersebut menghambat atau tidak proses adaptasi seseorang terhadap kebutuhan-kebutuhan dengan masyarakat dan lingkungannya. Sedangkan para ahli pendidikan memandang bahwa belajar adalah proses perubahan

manusia kea rah tujuan yang lebih baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Dengan demikian terlihat bahwa para ahli psikologi lebih netral dalam memandang perubahan yang terjadi akibat adanya proses belajar tidak perduli apakah positif atau negative, sedangkan para pendidik memandang belajar kalau perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan positif yang ingin dicapai.

Sumber : http://www.majalahpendidikan.com/2011/10/pengertian-dan-hakekat-belajar.html

Psikologi Pendidikan Hakekat Belajar


1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencangkup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang. Konsep telah banyak di definisikan oleh para pakar psikologis. Berikut ini beberapa pengertian tentang belajar: 1. Gage dan Berliner (1983:252) menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. 2. Morgan et.al. (1986:140) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. 3. Slavin (1994:152) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. 4. Gagne (1977:3) menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposissi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Dari keempat pengertian tersebut tampak bahwa konsep belajar mengandung tiga unsur utama, yaitu: 1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku Dalam kegiatan belajar disekolah, perubahan perilaku itu mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai bahan belajar dan kecenrenduang peserta didik memiliki sikap dan nilainilai yang diajarkan oleh pendidik, sebagaimana telah dirumuskan didalam tujuan peserta didik. 1. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman Pengalaman dalam pengertian belajar dapat berupa pengalaman fisik, psikis dan sosial. Oleh karena itu perubahan perilaku yang disebabkan oleh faktor obat-obatan, adaptasi, penginderaan, dan kekuatan mekanik, misalnya tidak dipandang sebagai perubahan yang disebabkan oleh pengalaman. 1. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen Lamanya perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang adalah sukar untuk diukur. Perubahan perilaku itu dapat berlangsung selama satu hari, satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun-tahun.

1. Unsur unsur Belajar 1. Peserta didik Istilah peserta didik dapat diartikan sebagai peserta didik, warga negara, dan peserta pelatihan yang sedang melakukan kegiatan belajar.. 1. Rangsangan (stimulus) Peristiwa yang merangsang penginderaan peserta didik disebut stimulus. Suara, sinar, warna, panas, dingin, tanaman, gedung dan orang yang selalu berada dilingkungan seseorang merupakan stimulus yang mampu menjadikan peserta didik dapat belajar optimal. Dan mereka harus menfokuskan stimulus tertentu yang mereka minati.

1. Memori Memori yang ada pada peserta didik berisi berbagai kemampuan yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya. 1. Respon Adalah tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori. Peserta didik yang sedang mengamati stimulus akan mendorong memori memberikan respon terhadap stimulus tersebut.

1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegian belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu apabila peserta didik mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Tujuan yang harus dicapai oleh setiap individu dalam belajar memiliki beberapa peranan penting, yaitu: 1. Memberikan arah pada kegiatan peserta didikan. 2. Untuk mengetahui kemajuan belajar dan perlu tidaknya pemberian peserta didikan pembinaan bagi peserta didik (remidial teaching). 3. Sebagai bahan komunikasi. Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu: 1. Ranah kognitif Berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Berikut ini kategori-kategori dalam ranah kognitif : 1. Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi (materi peserta didikan) yang telah dipelajari sebelumnya. 2. Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi peserta didikan. 3. Penerapan, mengacu pada kemampuan menggunakan materi perserta didikan yang telah dipelajari di dalam situasi kongkrit 4. Analisis, mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasiya. 5. Sintesis, mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru. 6. Penilaian, mengacu pada kemampuan membuat keputusan tentang nilai materi peserta didikan untuk (pernyataan, novel, puisi, laporan) tujuan tertentu. 1. Ranah afektif Berkaitan dengan perasaan, sikap, minat dan nilai. Kategori tujuan peserta didikan dalam ranah afektif adalah: 1. 2. 3. 4. Penerimaan, mengacu pada keinginan peserta didik untuk menghadirkan rangsangan. Penanggapan, mengacu pada partisipasi aktif pada diri peserta didik. Penilaian, berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pad objek. Pengorganisasian, berkaitan dengan perangkaian nilai-nilaiyang berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai. 5. Pembentukan pola hidup, mengacu pada individu peserta didik. Memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu mengembangkannya menjadi karakterisktik gaya hidupnya. 1. Ranah psikomotorik

Berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan koordinasi syaraf. Kategori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik menurut elizbeth simpson adalah: 1. Persepsi, berkaitan dengan penggunaan organ pengideraan untuk memperoleh petunjuk yang memadai kegiatan motorik. 2. Kesiapan, mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu. 3. Gerakan terbimbing, berkaitan dengan tahap-tahap awal didalam belajar keterampilan kompleks. 4. Gerakan terbiasa, berkaitan dengan tindakan kinerja dimana gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan sangat menyakinkan dan mahir. 5. Gerakan kompleks, berkaitan dengan kemahiran kinerja dari tindakan motorik yang mencangkup pola-pola gerakan yang kompleks. 6. Penyesuain, berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat baik sehingga individu partisipan dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan baru. 7. Kreativitas, mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalh-masalh tertentu. 1. Hirarkhi Belajar Sistematika hirarkhi tugas belajar yang dikemukakan oleh gagne adalah didasarkan pada hasil penelitian oleh para pakar psikologis. Tipe hirarkhi tugas belajar itu dipandang sebagaitahap-tahap yang saling mendasari, yakni dimulai dari tahapan yang paling rendah. Dengan demikian hirarkhi tugas belajar yang berada dibawah mejadi landasan bagi kategori belajar yang ada diatasnya dan hirarkhi tugas belajar yang berada ditingkat atas bersifat lebih kompleks. Gagne menyusun delapan hirarkhi tugas belajar meliputi: 1. Belajar tanda, kategori belajar ini dapat disamakan dengan respon bersyarat. 2. Belajar (asosiasi) stimulus-respon. Unsur pokok dalam belajar ini adalah penguatan (reinforcement) 3. Belajar jalinan psikomotorik. Dalam belajar ini terdapat sejumlah langkah sebagai mata rantai dalam keseluruhan rangkaian gerakan yang dilakukan secara berurutan. 4. Belajar jalina verbal. Dalam belajar ini peserta didik menghubungkan suatu kata dengan suatu objek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. 5. Belajar perbedaan jamak. Pola belajar ini menghasilkan kemaampuan untuk membeda-bedakan antara objek yang terdapat dilingkungan fisik. 6. Belajar konsep. Konsep dapat dialmbangkan dalam bentuk suatu kata yang mewakili pengertian tertentu. 7. Belajar kaidah. Kaidah merupaakan jalinan antara dua konsep atau lebih. 8. Pemecahan masalah. Belajar itu menghasilkan prinsip yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah. E. Prinsip-prinsip Belajar

Beberapa prinsip belajar lama yang berasal dari teori dan penelitian tentang belajar masih relevan dengan beberapa prinsip lain yang dikembangkan oleh Gagne. Beberapa prinsip eksternal :

Keterdekatan (contiguity) Menyatakan bahwa situasi stimulus yang hendak direspon oleh pembelajar harus disampaikan sedekat mungkin Pengulangan (repetition) Menyatakan bahwa situasi stimulus dan responnya perlu diulang dan dipraktikan agar retensi balajar dapat dperbaiki dan meningkat. Penguatan (reinforcement) Menyatakan bahwa belajar sesuatu yang baru akan diperkuat apabila belajar yang lalu diikuti oleh hasil yang menyenangkan.

Beberapa prinsip internal :

Informasi verbal Informasi didapat dengan tiga cara, yaitu : (a) dikomunikasikan kepada pembelajar; (b) dipelajari oleh pembelajar sebelum memulai belajar baru; (c) dilacak dari memori, karena informasi itu telah dipelajari dan disimpan di dalam memori selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun yang lalu. Kemahiran intelektual Pembelajar harus memiliki pelbagai cara dalam mengerjakan sesuatu, terutama yang berkaitan dengan simbol-simbol bahasa dan lainnya untuk mempelajari hal-hal baru. Strategi Setiap aktivitas belajar memerlukan pengaktifan strategi belajar dan mengingat. Pembelajar yang telah dewasa dalam melakukan aktivitas belajar umumnya dibantu oleh kemampuan pengelolaan diri(self management). Kemampuan mengelola diri dalam belajar ini pada akhirnya menjadikan pembelajar sebagai pembelajar diri(self learned).

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Peserta didik pasti memiliki minat belajar yang berbeda-beda, semua itu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktornya pun ada dua sudut pandang, Faktor internal dan eksternal.

Faktor Eksternal :

Variasi dan tingkat kesulitan materi belajar(stimulus) yang dipelajari(respon) Tempat belajar Iklim Suasana lingkungan Budaya belajar masyarakat Faktor Internal : Kondisi fisik, seperti kesehatan tubuh Kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosi Kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan

G. Jenis Belajar dan Kondisinya Istilah jenis belajar menunjuk pada fokus apa yang dipelajari oleh pembelajar, dapat disebut dengan variasi kemampuan yang dipelajari. Kemampuan ini merupakan kinerja yang harus diamati dalam menentukan hasil belajar, sebab dari kinerja yang ditunjukkan oleh pembelajar dapat diketahui apakah pembelajar itu telah belajar, belum belajar bahkan tidak belajar. Gagne mengklasifisaikan apa yang dipelajari oleh pembelajar kedalam beberapa macam : 1. Informasi verbal Setipa individu belajar untuk menyampaikan informasi, dia mungkin meyampaikannya kepada pembelajar mengenai fakta, peristiwa dengan menggunakan percakapan lisan, tertulis atau dalam bentuk gambar-gambar. 1. Kemahiran Intelektual Pembelajar belajar berinteraksi dengan lingkungannya menggunakan simbol-simbol. Kategori kemahiran intelektual oleh Gagne dibagi menjadi 4 sub bab, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Diskriminasi jamak Konsep Kaidah Prinsip Strategi Kognitif Keterampilan motorik Sikap

Sumber : http://ilmucerdas.wordpress.com/2012/10/19/psikologi-pendidikan-hakekat-belajar/

You might also like