Nama : Ni Made Indah Sunari / Desi Ratnasari / I. B.

Gede Swadhika Purwa Satya / 10810931190074

Anggaran Kinerja dan Pengukuran

POKOK PEMBAHASAN : Kelemahan Anggaran Tradisional Anggaran Publik dengan Pendekatan

NPM (new public management)

Anggaran Kinerja

KELEMAHAN ANGGARAN TRADISIONAL

Hubungan yg tidak memadai antara anggaran tahunan dengan rencana pembangunan jangka panjang Pendekatan incremental menyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah diteliti secara menyeluruh efektivitasnya. Lebih berorientasi pada input daripada output. Sekat sekat antar departemen yg kaku membuat tujuan nasional secara keseluruhan sulit dicapai. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran modal /investasi. Anggaran tradisional bersifat tahunan. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yg tidak memadai menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Persetujuan anggaran yg terlambat, sehingga gagal memberikan mekanisme pengendalian untuk pengeluaran yg sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi anggaran dan manipulasi anggaran. Aliran informasi (system informasi finansial) yg tidak memadai yg menjadi dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

Pemerintahan Katalis Pemerintahan milik masyarakat Pemerintahan yang kompehitif Pemerintahan yang di gerakkan oleh misi Pemerintahan yg berorientasi hasil Pemerintah berorientasi pada pelanggan Pemerintahan wirausaha Pemerintah antisipasif Pemerintah desentralisasi Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar

Anggaran Publik dengan Pendekatan NPM (new public

management)

ANGGARAN KINERJA
Anggaran dg pendekatan kinerja menekankan konsep value for money & pengawasan atas kinerja output Dominasi pemerintah dapat diawasi & dikendalikan melalui internal cost awareness, audit keuangan & kinerja, serta evaluasi kinerja eksternal Sistem anggaran kinerja merupakan sistem yg mencakup penyusunan program & tolok ukur kinerja sbg instrumen untuk mencapai tujuan & sasaran

Contoh anggaran kinerja