You are on page 1of 49

Laporan Praktikum Metrologi & Kontrol Kualitas

Kekasaran Permukaan Dan Profile Projector

Oleh Kelompok I :
Ardinata(080713 Derry Apriandi (080713 Erizal Hamdi(080713 Fatiya (0807132395) Hendri Manogu(080713 ) ) ) )

Jurusan Teknik Mesin SI Fakultas Teknik UR Pekanbaru 2010

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Untuk memahami suatu mata kuliah tertentu, ada kalanya tidak cukup hanya dengan mempelajari teorinya saja perlu ditunjuk dengan suatu kegiatan berupa praktek atau lebih dikenal dengan praktikum. Praktikum metrology sebagai penunjang mata kuliah metrology industry dan metrology dan control kualitas. Kekasaran permukaan merupakan hal penting dalam mengontrol suatu profil akan membantu karena memiliki banyak manfaat , karena permukaan yang cacat tidak akan di terima oleh pasar. Jika benda kerjanya berukuran kecil, maka untuk melihat perbesarannya digunakanlah profile projector. Dalam proses pengukuran,profile projector sangat membantu pengukuran secara lebih detail dengan koordinatnya. Dalam laporan ini akan dibahas secara detail mengenai alat kekasaran permukaan serta profile projector sesuai dengan hasil pengukuran pada praktikum. Tujuan praktikum Berikut beberapa tujuan dari praktikum yang merupakan sasaran yang harus dicapai oleh peserta praktikum : a. Peserta dapat mengenal alat ukur , dapat menggunakan alat ukur dengan cara yang benar dan tahu akan kemampuan suatu alat ukur, maupun mengeset dan mengkalibrasi alat ukur tersebut. b. Peserta dapat memahami bahwa pada proses pengukuran yang dilakukan berulang kali oleh orang yang sama maupun oleh orang yang berbeda dapat menimbulkan perbedaan hasil. c. Melihat secara fisik arti control kualitas ( kendali mutu ) dengan metoda statistic. d. Dapat mengetahui cara perawatan yang baik terhadap perelatan alat ukur yang halus dan teliti e. Melatih diri dalam disiplin waktu suatu pekerjaan dan melatih kekompakan dalam suatu kerja kelompok. Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan juga dapat memperluas wawasan peserta tentang perlunya suatu proses pengukuran yang baik pula. Kualitas suatu produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan cara mengukurnya, sehingga pengukuran yang baik akan digunakan sebagai alat control yang baik untuk mengontrol suatu produk yang di hasilkan. III. Batasan Masalah Pengukuran pada praktikum ini hanyalah pengukuran terhadap elemen geometri yaitu dimensi, posisi, dan kekasaran permukaan, yang lebih dikenal dengan ilmu metrology. Dalam laporan ini nantinya hanya akan membahas parameter dan konfigurasi permukaan ,table dan beberapa perhitungan serta penganalisaan hasil praktikum.

II.

IV.

Manfaat Praktikum Dengan adanya praktikum kekasaran permukaan, kita dapat menghasilkan produk yang memiliki kualitas dan kuantitas lebih baik. Permukaan sangat mempengaruhi suatu produk. Dengan menghitung kekasaran permukaan diharapkan kita dapat mempertimbangkan kualitas dan bahan dari suatu produk, serta mengetahui kesejajaran dan ketegaklurusan suatu profile.

Pengukuran kekasaran permukaan i. Tujuan praktikum pengukuran kekasaran permukaan y Memahami prinsip dasar proses pengukuran kekasaran pengukuran y Dapat menggunakan dan megoperasikan alat ukur kekasaran permukaan y Megetahui parameter-parameter kekasaran permukaan y Mampu menganalisis hasil pengukuran kekasaran permukaan Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran kekasaran permukaan Satu unit alat ukur kekasaran permukaan : Pick-up ( PU-A2) , drive unit (DR-30X31), Amlifire Pelaksanaan praktikum kekasaran permukaan y Rangkaikan alat ukur kekasaran permukaan dan setting parameter sesuai standar ISO (minta bantuan instruktur) y Letakkan benda ukur di bawah jarum sensor yang terdapat pada pick up, kemudian lakukan pengaturan set-meter =0 y Lakukan pengambilan data dan hasil data yang di dapat berbentuk grafik y Lakukan perhitungan parameter-parameter kekasaran permukaan dari data grafik yang diperoleh y Lakukan analisis kekasaran permukaan dari hasil perhitungan-perhitungan grafik

ii.

iii.

Profile Projector i. Tujuan praktikum pengukuran profile projector y Dapat menggunakan dan mengoperasikan profile projector y Pengukuran dimensi banda ukur yang kecil ii. Alat ukur yang diperlukan y Profiile projector y Lensa perbesaran 25x, 50x, dan 100x Pelaksanaan praktikum y Pasangkan benda kerja pada pemegang benda kerja di depan lamp house assembly dan kencangkan hingga tidak goyang. y Nyalakan profile projector dengan menyalakan switch yang ada padanya, yaitu switch angle vernier, switch lampu utama, dan switch lampu sorot flexible. y Atur posisi benda ukur sehingga berada ditengah proyeksi dengan cara mengeset X axis motion assembly dan Y axis motion assembly y Pasang lensa 25x y Atur focus lensa sehingga bayangan benda kerja kelihatan jelas pada layar (screen) dengan mengatur lens focus assembly y Nyalakan vernier caliver arah sumbu x dan y serta angle caliper sehingga displaynya menunjukkan angka 0.00 y Lakukan pengukuran dengan cara menggerakkan benda kerja pada arah sumbu x dan atau sumbu y. y Pengukuran sudut dilakukan dengan menyetel sudut screen dan menyesuaikannya dengan bentuk sudut benda ukur y Catat hasil pembacaan ketiga caliper y Lakukan hal yang sama untuk lensa perbesaran 50x dan 100 x dan bandingkan

iii.

Grafik asli data kekasaran permukaan rata-rata

Ra
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 path

Grafik kekasaran permukaan sebenarnya ( feeding 100)

profil 1
20 15 10 5 path 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 -5 -10 -15

Grafik kekasaran permukaan sebenarnya ( feeding 200)

profil 2
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 path1

Grafik kekasaran permukaan sebenarnya ( feeding 300)

profil 3
25 20 15 10 5 path 1 0 -5 -10 -15 -20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Ra
Data grafik Feeding Ra untuk kekasaran perataan ( Rp)

Ra
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 path

Data grafik Feeding Ra untuk kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra)

Ra
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 path

Data grafik Feeding Ra untuk kekasaran rata-rata kuadratik ( Rg)

Ra
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30

-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

path

Data grafik Feeding Ra untuk kekasaran total rata-rata ( Rz)

Ra
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 path

Data grafik Feeding Ra untuk kekasaran arah memanjang / mendatar

Ra
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 -30 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 path

Feeding 100 (profil 1)


Data grafik Feeding 100 untuk kekasaran perataan ( Rp )

profil 1
20 15 10 5 path 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 -5 -10 -15

Data grafik Feeding 100 untuk kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra)

profil 1
20 15 10 5 path 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 -5 -10 -15

Data grafik Feeding 100 untuk kekasaran rata-rata kuadratik ( Rg)

profil 1
20 15 10 5 path 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 -5 -10 -15

Data grafik Feeding 100 untuk kekasaran total rata-rata ( Rz)

profil 1
20 15 10 5 path 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 -5 -10 -15

Data grafik Feeding 100 untuk kekasaran arah memanjang / mendatar

profil 1
20 15 10 5 path 1 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 -5 -10 -15

Feeding 200 (profil 2)


Data grafik Feeding 200 untuk kekasaran perataan ( Rp )

profil 2
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 path1

Data grafik Feeding 200 untuk kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra)

profil 2
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 path1

Data grafik Feeding 200 untuk kekasaran rata-rata kuadratik ( Rg)

profil 2
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 path1

Data grafik Feeding 200 untuk kekasaran total rata-rata ( Rz)

profil 2
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 path1

Data grafik Feeding 200 untuk kekasaran arah memanjang / mendatar

profil 2
25 20 15 10 5 0 -5 -10 -15 -20 -25 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 path1

Feeding 300 (profil 3)


Data grafik Feeding 300 untuk kekasaran perataan ( Rp )

profil 3
25 20 15 10 5 path 1 0 -5 -10 -15 -20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Data grafik Feeding 300 untuk kekasaran rata-rata aritmatik ( Ra)

profil 3
25 20 15 10 5 path 1 0 -5 -10 -15 -20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Data grafik Feeding 300 untuk kekasaran rata-rata kuadratik ( Rg)

profil 3
25 20 15 10 5 path 1 0 -5 -10 -15 -20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Data grafik Feeding 300 untuk kekasaran total rata-rata ( Rz)

profil 3
25 20 15 10 5 path 1 0 -5 -10 -15 -20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Data grafik Feeding 300 untuk kekasaran arah memanjang / mendatar

profil 3
25 20 15 10 5 path 1 0 -5 -10 -15 -20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Table data kekasaran permukaan untuk profil 3 dengan feeding 300 ( kekasaran perataan)
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 mean titik y1 27 21 13 21 21 11 0 21 29 21 13 39 21 15 21 25 28 21 10 21 titik y2 21 13 21 31 11 0 21 29 21 13 39 21 15 21 25 28 21 10 21 37 mm 1 0.00135 0.00105 0.00065 0.00105 0.00105 0.00055 0 0.00105 0.00145 0.00105 0.00065 0.00195 0.00105 0.00075 0.00105 0.00125 0.0014 0.00105 0.0005 0.00105 mm 2 0.00105 0.00065 0.00105 0.00155 0.00055 0 0.00105 0.00145 0.00105 0.00065 0.00195 0.00105 0.00075 0.00105 0.00125 0.0014 0.00105 0.0005 0.00105 0.00185 m 1.35 1.05 0.65 1.05 1.05 0.55 0 1.05 1.45 1.05 0.65 1.95 1.05 0.75 1.05 1.25 1.4 1.05 0.5 1.05 0.9975 m 1.05 0.65 1.05 1.55 0.55 0 1.05 1.45 1.05 0.65 1.95 1.05 0.75 1.05 1.25 1.4 1.05 0.5 1.05 1.85 1.0475 y1+y2/2 m 1.2 0.85 0.85 1.3 0.8 0.275 0.525 1.25 1.25 0.85 1.3 1.5 0.9 0.9 1.15 1.325 1.225 0.775 0.775 1.45 1.0225 titik x (mm) 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 0.00005 x(m) 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 0.05 sum yi * x 0.06 0.0425 0.0425 0.065 0.04 0.01375 0.02625 0.0625 0.0625 0.0425 0.065 0.075 0.045 0.045 0.0575 0.06625 0.06125 0.03875 0.03875 0.0725 1.0225

Table data kekasaran permukaan untuk profil 3 dengan feeding 300 ( kekasaran perataan Aritmatik dan kuadratik)
no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 mean titik h1 6 0 8 0 10 0 8 21 0 8 0 0 18 0 6 0 4 6 0 11 0 titik h2 0 8 0 10 0 8 21 0 8 0 8 18 0 6 0 4 6 0 11 0 16 mm 1 mm 2 0.0003 0 0 0.0004 0.0004 0 0 0.0005 0.0005 0 0 0.0004 0.0004 0.00105 0.00105 0 0 0.0004 0.0004 0 0 0.0004 0 0.0009 0.0009 0 0 0.0003 0.0003 0 0 0.0002 0.0002 0.0003 0.0003 0 0 0.00055 0.00055 0 0 0.0008 m 0.3 0 0.4 0 0.5 0 0.4 1.05 0 0.4 0 0 0.9 0 0.3 0 0.2 0.3 0 0.55 0 0.252381 m 0 0.4 0 0.5 0 0.4 1.05 0 0.4 0 0.4 0.9 0 0.3 0 0.2 0.3 0 0.55 0 0.8 0.295238 (h1+h2)/2 m 0.15 0.2 0.2 0.25 0.25 0.2 0.725 0.525 0.2 0.2 0.2 0.45 0.45 0.15 0.15 0.1 0.25 0.15 0.275 0.275 0.4 0.273809524 hi 0.0225 0.04 0.04 0.0625 0.0625 0.04 0.525625 0.275625 0.04 0.04 0.04 0.2025 0.2025 0.0225 0.0225 0.01 0.0625 0.0225 0.075625 0.075625 0.16 0.097380952

BAB II TEORI DASAR


2.1 Kekasaran Permukaan
Permukaan adalah batas yang memisahkan benda padat dengan sekelilingnya. Benda padat yang banyak lubang kecil seperti kayu tidak termasuk kayu.Jika ditinjau dengan skala kecil pada dasarnya konfigurasi permukaan suatu elemen mesin (produk) merupakan karakteristik geometric,yang dalam hal ini termasuk mikrogeometri. Mikrogeometri adalah permukaan secara keseluruhan yang membuat bentuk / rupa yang spesifik , misalnya permukaan poros, lubang sisi, dll. Dalam hal perancangan toleransinya telah tercakup pada elemen geometric ukuran,bentuk dan posisinya. Karakteristik permukaan memegang peranan penting dalam perancangan komponen mesin / peralatam. Banyak hal dimana permukaan dinyatakan misalnya gesekan, keausan, pelumasan, tahanan kelelahan, perekatan dua atau lebih komponen-komponen mesin, dll. Orang membuat berbagai parameter guna menandai/ mengidentifikasi konfigurasi suatu permukaan. Parameter harus terukur (bias terukur dengan besaran atau unit tertentu), yang mungkin harus dilakukan dengan memakai alat ukur khusus yang dirancang untuk keperluan tersebut 2.1.1 Permukaan dan Profil Ketidaksempuranaan alat ukur dan cara pengukuran maupun evaluasi hasil pengukuran permukaan sesungguhnya tidak dapat dibuat tiruan/ duplikatnya secara sempurna. Tiruan Permukaan hasil pengukuran hanya bias mendekati bentuk/ konfigurasi suatu celah atau retakan yang sempit pada permukaan terukur (measured surface), contohnya suatu celah atau retakan yang sempit pada permukaan tidak akan dapat di ikuti oleh jarum peraba ( stylus) alat ukur karena dimensi ujung jarum ini lebih besar daripada ukuran celah. Karena terjadinya berbagai penyimpangan selama proses pembuatan maka permukaan geometric ideal ( geometrically ideal suface ) , yaitu permukaan yang di anggap mempunyai bentuk yang sempurna, tidaklah dapat di buat. Dalam praktek seorang perancang akan menuliskan syarat permukaan pada gambarteknik dengan menggunakan cara yang mengikuti suatu aturan (standar) yang tertentu. Permukaan nominal (nominal surface ) yaitu permukaan seperti yang disyaratkan pada gambar teknik. Kerena kesulitan dalam mengukur dan menyatakan besaran yang di ukur bagi suatu permukaan secara tiga dimensi maka dilakukan suatu pembatasan. Permukaan hanya dipandang sebagai penampang permukaan yang dipotong secara tegak lurus (normal), sorong (oblique), atau

singgung (tangensial). Bidang pemotongan dapat diatur orientasinya sejajar dengan permukaan lalu digeser ke dalam permukaan dengan jarak kedalaman yang sama (equidistant). Keempat cara pemotong menghasilkan suatu garis/ daerah yang dinamakan sesuai dengan cara pemotongannya. Khusus pemotongan normal dan serong, garis potongannya disebut Profil Hasil analisis suatu permukaan akan berbeda-beda sesuai dengan cara pengambilan bidang potong. Ketidakteraturan konfigurasi suatu permukaan dari segi profilnya diuraikan menjadi beberapa tingkat: 1. Makrogeometri (toleransi bentuk) 2. Gelombang ( waviness) Ketidakteraturan secara periodic dengan panjang gelombang yang jelas lebih besar dan kedalaman ( amplitudonya ) 3. Alur (grooves) 4. Serpihan (flakes) Lebih dikenal dengan kekasaran ( roughness ) Hal yang penting yaitu cara membuat dan menyatakan secara kuantitatif suatu parameter yang dapat menjelaskan satu persatu tingkat ketidakteraturan bagi suatu permukaan yang sekaligus mempunyai kombinasi ketidakteraturan. no 1 Profil terukur, bentuk, grafik hasil pengukuran istilah Kesalahan bentuk ( form error ) Contoh kemungkinan penyebab Kesalahan bidangbidang pembimbing mesin perkakas dan benda kerja, kesalahan posisi pencekaman benda kerja Kesalahan bentuk perkakas, kesalahan penyetelan perkakas, getaran dalam proses pemesinan Jejak/ bekas pemotongan (bentuk ujung pahat, gerak makan)

Gelombang (waviness)

Alur (grooves)

Serpihan (flakes)

kombinasi

Proses pembentukan geram , deformasi akibat proses pancar pasir,pembentukan module pada proses electroplating Kombinasi ketidakteraturan dari tingkat 1 sampai dengan 4

Parameter kekasaran permukaan Panjang lintasan (panjang pengukuran / transversing length; le) adalah jarak lintasan garis lurus yang digerakkan sepanjang alat ukur dengan stylus. Panjang sampel ( sampling length/ l) yaitu bagian panjang pengukuran dimana dilakukan analisis profil permukaan. Reproduksi profit sesungguhnya dengan penambahan keterangan mengenai beberapa istilah profil : 1. Profil geometric ideal (geometrically ideal profile) ialah profile yang permukaan sempurna (dapat berupa garis lurus, lengkung, atau busur) 2. Profil terukur (measured profile) merupakan suatu profile permukaan terukur. 3. Profil referensi /acuan/ puncak ( reference profile adalah profit yang di gunakan sebagai acuan untuk menganalisis ketidakteraturan konfigurasi permukaan. Profil ini dapat berupa garis lurus atau garis dengan bentuk sesuai dengan profil geometric ideal, serta menyinggung puncak tertinggi profilterukur dalam suatu panjang sampel (sehingga disebut profil puncak/ cust line) 4. Profil akar atau alas (root profile) yaitu profil referensi yang digeserkan ke bawah (arah tegak lurus terhadap profile geometric ideal pada suatu panjang sampel). Sehingga menyinggung titik terendah profile terukur. 5. Profile tengah( center profile ) adalah profil referensi yang di geserkan ke bawah, (arah tegak lurus terhadap profile geometric ideal pada suatu panjang sampel) sedemikian rupa sehingga jumlah luas bagi daerah-daerah di atas profil tengah sampai ke profil terukur adalah sama dengan jumlah luas-luas daerah di bawah profil tengah sampai ke profil terukur.

Untuk data feeding 300 dalam arah tegak lurus: A. Kekasaran total ( peak to valley height/ total height) ; Rt (m) Adalah jarak antara profile referensi dengan profil alas Rt= 21 +18 =39 titik     B. Kekasaran perataan (depth of surface smoothness/ peak to mean line) ; Rp (m) Adalah jarak rata-rata antara profile referensi dengan profil terukur 

 =   = luas = 0.96256 (lihat table data) Rp = m  = = 1.0225m atau 1.023 m

= panjang sampel , ( 20 titik =



= 0.001 mm = 1mm

C. Kekasaran Rata-rata Aritmatik (mean roughness indek/ center line average, CLA ); Ra (m) Adalah harga rata-rata aritmatik bagi harga absolutnya jarak antara profil terukur dengan profil tengah .

Catatan : parameter Ra ini banyak di manfaatkan dalam praktek. Pada grafik profil 3 dengan feeding 300 diperlihatkan jika deareah-daerah di bawah profil tengah ( lembah) dicerminkan ke atas ( menjadi daerah-daerah yang di arsir tegak ) dirataratakan dengan daerah- daerah di atas profil tengah ( gunung ; daerah yang di arsir miring) maka akan terbentuk dataran tinggi dengan ketinggian setinggi Ra.

=  = m 

= 1 (0.05 (5.75) m = 0.2875 m ( kemungkinan kesalahan akibat rendah dan rapatnya grafik ) D. Kekasaran Rata-rata Kuadratik (root mean square height)  

Adalah akar bagi jarak kuadrat rata-rata antara profil terukur dengan profil terukur dengan profil tengah  

 

= = = 0.3197 m atau 0.32 m

E. Kekasaran Total Rata-rata ; Rz (m) Merupakan jarak rata-rata profil alas ke profil terukur pada lima puncak tertinggi dikurangi jarak rat-rata profil terukur pada lima lembah terendah 

Sehingga

Rz = 101/ 5 Rz = 20.2 titik Rz=




= 1.01 x mm

Rz= 1.01 m Untuk dimensi arah mendatar: A. Lebar Gelombang (Waviness width); Aw , mm Adalah rata-rata aritmatik bagi semua jarak a1 di antara 2 buah puncak gelombang (profil terukur) yang berdekatan pada suatu panjang sampel lw. Lw disebut panjang sampel gelombang (waviness sampeling length), dimensinya lebih panjang daripada panjang sampel gelombang l ( yang biasa dipakai untuk mengukur kekasaran ). Maksud pemakaian lw adalah untuk memisahkan efek gelombang dari parameter kekasaran. Aw = 18 titik = =


= 9 x 

B. Lebar kekasaran (roughness width) ; Ar (mm) Adalah rata-rata aritmatik bagi semua jarak di antara dua puncak kekasaran profil terukur yang berdekatan pada suatu panjang sampel l. C. Panjang penahan ( Bearing length) lt (mm) Apabila profil referensi digeserkan kebawah sejauh c (dalam m) akan memotong profil terukur sepanjang , ,,  (pada profil referensi atau profil geometric ideal ) karena setiap harga c (m) akan memberikan harga yang tertentu, maka pada waktu menuliskan perlu dijelaaskan harga c ini, misalnya = , yang berarti harga ini di dapat untuk pergeseran c sebesar 0.25 m Contoh : ( sesuai table data feeding 300 ) 1 = 0.04 m 2 = 0.11 m 3 = 0.025 m 4 = 0.015 m 5 = 0.04 m

= (0.04 + 0.11 + 0.025 + 0.015+ 0.04) m  D. Bagian panjang Penahan (Bearing length fraction), tp (mm) Adalah hasil bagi panjang penahan terhadap panjang sampelnya. Seperti halnya pernyataan  besarnya c harus pula dituliskan yaitu secara contoh sebagi berikut  




Apabila c mencapai harga maksimum yaitu sama dengan harga Rt, harga akan sama dengan harga l , dengan demikian tp mencapai harga 100%. Selanjutnya dapat di buat suatu kurva yang menggambarkan hubungan antara c dengan tp. Kurve ini disebut kurva Abbott ( Abbott Curve) Untuk setiap profil akan mempunyai kurva abbott dengan bentuk tertentu, sehingga di anggap sebagai suatu karakteristik konfigurasi permukaan yang bersangkutan.   
 

 

 = 36,5 %

2.2.2 Pembahasan Harga Parameter Kekasaran Permukaan Parameter kekasaran permukaan merupakan besaran panjang yang direkayasa orang guna mengidentifikasi suatu permukaan. Suatu peremeter dikatakan ideal jika perbedaan spesifiknya dapat diketahui dan perbedaan hasil pengukuran berdasarkan pengukuran. Karena kompleksitas suatu permukaaan maka sulit untuk membuat parameter yang ideal. Hal ini dapat ditunjukkan melalui ulasan berikut ini: y Koefisien lekukan   Adalah kekasaran perataan di bagi dengan kekasaran total.

= 0.52 m

Koefisien kelurusan 

Adalah merupakan komplemen satuan koefisien lekukan  


= 1- 0.52 m

= 0.48 m

Untuk suatu profil yang mempunyai kombinasi ketidakteraturan yang berbentuk gelombang dan sekaligus juga kekasaran harus di usahakan untuk memisahkan tingkatan ketidakteraturan tersebut. Caranya, dengan mengambil dua panjang sampel yang berbeda yaitu panjang sampel gelombang dan panjang sampel kekasaran. Jadi harga rata-rata aritmatik Ra untuk beberapa panjang sampal kekasaran. Jadi pada beberapa tempat di dalam panjang sampel gelombang dapat dikurangkan dari harga Ra yang di dapat dari pengukuran untuk satu panjang sampel gelombang. Hasil ini di defenisikan sebagai parameter lain yang disebut ketinggiamn / kekasaran gelombang, W ( waviness height). Untuk satu panjang gelombang , W adalah jarak antara profile dasar dengan profil referensi yang telah digeser sejauh harga rata-rata (Rt) untuk beberapa panjang sampel kekasaran. W= Rt kekasaran - kekasaran. Dimana kekasaran = m 

Untuk mengetahui karakteristik suatu permukaan, lebih baik jika dilakukan dengan cara merata-ratakan hasil pengukuran pada beberapa tempat. Arah gerak sensor alat ukur ( arah pengukuran) adalah sembarang, kecuali jika ada ketentuan bahwa arah pengukuran harus tegak lurus terhadap alur-alur bekas pengerjaan (dan ini merupakan cara yang banyak di praktekkan ). Garis-garis pengukuran harus sejajar. Jika dihitung parameter permukaannya, ada beberapa bentuk profil teoritik dengan perbandingan harga-harga parameter kekasarannya.

Bentuk profil teoritik dengan harga parameter kekasarannya

Bentuk profil teoritik

Ku = Rp/Rt

Ra/Rt

Rg/Rt

Rg/Ra

profil sinusoidal profil segitiga

0.5 0.5 0.33 0.667 0.2 0.8 0.5

0.318 0.25 0.256 0.256 0.214 0.214 0.25

0.353 0.289 0.298 0.298 0.266 0.266 0.33

1.11 1.15

profil parabolik orde 2 profil parabolik orde 4 profil distribusi gauss

1.16 1.25 1.25

Dari data table di atas dapat disimpulkan bahwa: a. Koefisien Rg/Ra untuk kesemua bentuk prfil harganya hamper tidak berubah yaitu Rg/ra = 1.2 , Oleh karena itu dapat di anggap bahwa Rg dan Ra adalah sederajat , artinya kedua parameter tersebut mempunyai nilai informal yang sama atas konfigurasi permukaan. b. Koefisien Ra/Rt dan Rg/Rt tidak banyak dipengaruhi oleh bentuk profil yang berarti kedua koefisien ini tidak sesuai untuk manandai konfigurasi permukaan. c. Koefisien Rp/Rt yang harganya terletak antara 0 dan 1 ternyata lebih dapat digunakan untuk manandai konfigurasi permukaan daripada koefisien yang lain. Oleh sebab itu, Rp/Rt disebut koefisien lekukan (Ku).

Dari perhitungan feeding 300, profil 3 menunjukkan bahwa profil teoritiknya adalah: y y y y Ra/Rt = 0.318 Rg/Rt = 0.353 Rg/Ra = 0.32/ 0.2875 = 1.11

= 0.52 m

Jadi grafik pada feeding 300 tersebut menunjukkan profil teoritik sinusoidal. Bermacam-macam parameter permukaaan yang akan dibahas di atas parameter Ra relative lebih banyak digunakan untuk mengidentifikasikan permukaan. Jika hal ini dimaksudkan untuk menerangkan ketidakteraturan konfigurasi permukaan yang bersnagkutan, adalah tidak berdasar. Karena, untuk beberapa bentuk profil dapat mempunyai harga Ra yang hamper sama. Parameter Ra cocok apabila difungsikan untuk memeriksa kualitas permukaan komponen mesin yang dihasilkan dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan suatu proses pemesinan tertentu. Dibandingkan dengan parameter lain harga Ra lebih sensitive terhadap perubahan/ penyimpangan yang terjadi pada proses pemesinan. Jika permukaan produk di monitor dengan mengukur Ra, tindakan pencegahan dapat cepat dilakukan jika ada tanda-tanda bahwa ada penaikan kekasarannya (misalnya dengan mengasah atau mengganti perkakas potong / batu gerindanya.). Meskipun Ku dapat dianggap sebagai parameter bentuk, akan tetapi tidaklah dapat digunakan secara mandiri dalam menerangkan konfigurasi permukaan . suatu proses asah halus (honing, super finishing) mempunyai harga Ku sebesar 0.58. Sepintas kedua harga ini tidaklah jauh berbeda, akan tetapi harga parameter lain yaitu kekasaran totalnya, Rt, akan jauh berbeda ( sekitar 1000 kalinya). Harga Rt kadang-kadang juga digunakan secara mandiri untuk menyatakan spesifikasi permukaan. Hal ini dapat dimaklumi , karena keberadaan suatu celah yang dalam pada permukaan komponen mesin haruslah dihindari (untuk mencegah turunnya daya tahan kelelahan bagi komponen mesin ). Selain itu, untuk menentukan Rt hanya diperlukan panjang pengukuran yang relative pendek. Jadi, kesimpulan dapat dikemukakan bahwa parameter-parameter yang telah di ulas ini tidaklah sanggup untuk menerangkan ketidakteraturan konfigurasi permukaan secara sempurna. Dasar penurunan parameter-parameter permukaan ini sebetulnya dikenal dengan system M (mean line system). Selain system M yang telah di usulkan pula teoritik yang lebih baik. Karena, lebih menekankan penjelasan fisik mengenai profil permukaan. System E ini sayangnya tidak banyak di praktikumkan dalam industry karena alat ukur yang memakai prinsip system E tidak begitu dikenal secara komersial dibandingkan alat ukur yang menggunakan system M. Penelitian mengenai konfigurasi permukaan sampai saat ini masih dilakukan orang guna mencari dasar-dasar yang lebih baik untuk menerangkan konfigurasi permukaan.

Ketidakrataan permukaan diperlihatkan pada gambar diatas. Alat untuk mengukur ketidakrataan diperlihatkan pada gambar dibawah ini.

Alat tersebut dari jenis pencacah langsung yang mencatat kekasaran permukaan dalam mikron terhadap ketinggian tertentu yang ditentukan terlebih dahulu. Perangkat ini terdiri dari pencacah yang mengubah gerak vertikal menjadi tegangan listrik (volt), mesin penggerak (pilotor) yang menggerakkan jarum pencacah dan amplimeter. Tegangan yang diterima amplimeter dibesarkan dan diolah sehingga hasilnyadapat dibaca. Instrumen mencatat peruabahan kekasaran rata-rata terhadap garis referensi seperti digambarkan berikut ini.

Contoh perhitungan grafik :

Perancang dan produsen berkeinginan untuk membuat produk yang halus dan rata, namun makin halus permukaan makin tinggi biayanya.

Harga yang tinggi diakibatkan oleh mahalnya peralatan dan biaya tambahan untuk pengerjaan dan inspeksi. Biaya pengemasan dan perlindungan permukaan yang halus selama perakitan dan pengiriman juga tak kalah tingginya.

2.2 Profile Projector


PENGOLAHAN DATA 1. RING Persentase error (%)

Dimensi Diameter luar Diameter dalam 2. Bidak catur Dimensi D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11

mistar ingsut 13.49 6.25

profil proyektor lensa 10 lensa 25 lensa lensa 10 x x x 50x 13.44 13.4 13.42 0.370644492 6.6 6.36 6.42 5.6

lensa 25 x

lensa 50x

0.66716086 0.518902891 1.76 2.72

mistar ingsut 5 6 13.25 7 13.8 12.87 14.78 15.78 16.82 17.87 20.85

profil proyektor lensa 10 x lensa 25 x lensa 50x 6.61 6.75 6.72 7.43 7.79 7.8 14.41 14.87 14.84 6.8 6.66 6.83 13.9 13.72 13.84 12.98 12.79 13.12 15.04 14.69 14.98 15.9 15.65 15.92 16.84 16.73 16.9 17.82 17.73 17.84 20.7 20.73 20.8

Persentase error (%) lensa 10 x lensa 25 x lensa 50x 32.2 35 34.4 23.83333333 29.83333333 30 8.754716981 12.22641509 12 2.857142857 4.857142857 2.428571429 0.724637681 0.579710145 0.289855072 0.854700855 0.621600622 1.942501943 1.759133965 0.608930988 1.353179973 0.760456274 0.82382763 0.887198986 0.118906064 0.535077289 0.475624257 0.279798545 0.783435926 0.167879127 0.71942446 0.575539568 0.239808153

mistar ingsut (mm) 2.77 4.94 0.45 6.97 5.74 1.95 3.44 4.69 1.54 7 2.05 2.62

lensa 10 x 3.04 5.88 0.42 6.9 5.82 1.82 3.54 5 1.95 8.05 1.95 2.63

profil proyektor lensa 25 x lensa 50x 3 3.02 6.02 6.07 0.42 0.4 6.83 6.99 5.71 5.85 1.89 1.93 3.43 3.83 5 5.03 1.94 1.94 8 8.02 2 2 2.47 2.69

Persentase error (%) lensa 10 x lensa 25 x lensa 50x 9.7472924 8.3032491 9.02527076 19.02834 21.8623482 22.8744939 6.6666667 6.66666667 11.1111111 1.0043042 2.00860832 0.28694405 1.3937282 0.52264808 1.91637631 6.6666667 3.07692308 1.02564103 2.9069767 0.29069767 11.3372093 6.6098081 6.6098081 7.24946695 26.623377 25.974026 25.974026 15 14.2857143 14.5714286 4.8780488 2.43902439 2.43902439 0.3816794 5.72519084 2.67175573

3. Baut standar (mm) screw pitch mistar ingsut gauge 0 2.75 0 1.52 0 0.78 0 5.27 0.25 0 profil proyektor lensa 10 x 2.76 1.5 0.55 5.23 0.37 lensa 25 x 2.76 1.45 0.86 5.32 0.35 lensa 50x 2.77 1.51 0.85 5.3 0.32 Persentase error (%) lensa 10 x 0.36363636 1.31578947 29.4871795 0.75901328 48 lensa 25 x 0.363636 4.605263 10.25641 0.948767 40 lensa 50x 0.727273 0.657895 8.974359 0.56926 28

dimensi P1 P2 P3 P4 pitch

Grafik persentase data a. ring


6

diameter dalam diameter luar

0 lensa 10 lensa 25 lensa 50

b. bidak catur y diameter


40 35 30 25 20 15 10 5 0 LENSA 10 LENSA 25 LENSA 50 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 D9 D10 D11

panjang

30 p1 25 p2 p3 20 p4 p5 15 p6 p7 10 p8 p9 5 p10 p11 0 lensa 10 lensa 25 lensa 50 p12

c. baut
35 30 25 20 15 10 5 0 lensa 10 lensa 25 lensa 50

p1 p2 p3

Gambar profile projector

Prinsip kerja komparator proyeksi sama dengan lampu proyeksi. Benda diletakkan di muka sumber cahaya dan bayangannya akan diproyeksikan pada layar dengan pembesaran 20 X atau 50 X, atau bahkan sampai 100 X. Objek yang akan diperiksa diletakkan sedemikian sehingga bila terkena cahaya bayangan kontur obyek akan terlihat pada layar. Inspeksi kontur banyak dilakukan pada pembuatan perkakas, die, alat ukur dan berbagai produk seperti : jarum, gigi gergaji, ulir, perkakas pembentuk, tap dan roda gigi.

Pengubah optic System optic biasanya terdiri atas gabungan komponen yang berupa cermin, lensa, dan prisma. Beberapa system optic yang digunakan dalam metrology geometric antara lain profile projector. Profile projector mempunyai dua system lensa yaitu kondensor dan proyektor merupakan komponen proyektor. Berkas cahaya dari suatu sumber cahaya di arahkan oleh kondensor menuju objek yang diletakkan diantara kondensor dan proyektor. Karena benda ukur biasanya tidak tembus cahaya jadi hanya sebagian berkas cahaya yang diteruskan/ diproyeksikan ke

suatu layar, sehingga terlihat bayangan benda ukur yang gelap dengan latar belakang yang terang.

Pemeriksaan bayangan benda ukur (pengukuran/perbandingan dengan contoh bentuk standar) Dilakukan dari balik layar yang terbuat dari kaca buram. Seperti halnya pada mikroskop , benda ukur dicekam pada meja geser ( Koordinat X - Y) sehingga bayangan benda ukur dapat digerakkan secara relative terhadap garis silang yang terdapat pada layar. Jarak yang ditempuh oleh gerakan bayangan dapat dibaca pada skala kepala micrometer dengan meja posisi di gerakkan , arah x dan atau y. Alat ukur profil projector CNC dilengkapi system control gerakan meja. Bayangan digerakkan digerakkan secara otomatis sesuai dengan program pengukuran yang dibuat secara khusus untuk suatu benda ukur. Serupa dengan program pengukuran yang dibuat khusus untuk suatu benda ukur. Serupa dengan mesin ukur CNC (CMM; coordinate measuring machine) atau mesin perkakas CNC, system control gerakan meja memanfaatkan motor servo dan alat ukur jarak ( inductocyn atau encoder). Dalam hal ini sensor jenis fotosel di tempelkan pada kaca buram untuk mendeteksi saat pemulaian dan/ atau pengakhiran perhitungan jarak gerak bayangan.

Keuntungan profil proyektor yaitu dapat memperbesar bentuk profil yang kecil dan rumit, hanya saja memilki kekurangan dalam hal tidak dapat di ukur dalam dimensi kedalamannya. Proses pengukuran geometri pada profile projector termasuk jenis proses perbandingan dengan bentuk standar/ acuan. Sudut antara dua permukaan objek ukur dapat diukur melalui bayangan yang terbentuk pada kaca buram dari profil projector , mengukur sudut dan bayangan kedua garis yang membentuk sisi-sisi sudut, dapat dilakukan dengan dua cara sbb: Cara pertama; dengan memakai garis silang dan skala piringan Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat terimpit dengan salah satu tepi bayangan , dengan cara menggerakkan meja (tempat benda kerja diletakkan dan memutar piringan kaca buram). Untuk kedudukan ini kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonius. Lalu meja digerakkan dan piringan kaca buram diputar sampai garis silang yang bersangkutan berimpit dengan tepi bayangan yang lain. Pembacaan skala piringan dilakukan lagi. Dengan demikian, sudut yang dicari adalah selisih dan pembacaan yang pertama dan yang kedua. Cara kedua; dengan memakai gambar dari beberapa sudut Suatu gambar transparansi yang merupakan kumpulan dari beberapa sudut dengan harga tertentu dapat dipasangkan pada kaca buram. Besar sudut dari kedua tepi bayangan dapat ditentukan dengan membandingkan gambar sudu tersebut sampai ditemukan sudut yang cocok. Biasanya cara pertama lebih mudah dilaksanakan sedang cara kedua lebih sering dipakai untuk memeriksa toleransi sudut, yaitu dengan membuat gambar transparan dan sudut beserta daerah toleransinya ( daerah toleransi dapat diperjelas dikehendaki, misalnya : 25 x, 50 x dan atau 100x)

Perhitungan: 

 

x 100 %

1. Perhitungan profile ring (% error) Diameter luar lens 10 x =


 

Diameter luar lens 25 x =

Diameter dalam lens 25 x = Diameter dalam lens 50 x = Diameter 2 lens 10 x = Diameter 3 lens 10 x = Diameter 1 lens 10 x =

Diameter dalam lens 10 x =

Diameter luar lens 50 x =

x 100 % = 0.67 x 100 % = 5.6

x 100 % = 0.37

x 100 % = 0.52 x 100 % = 1.76 x 100 % = 2.72

 

2. Perhitungan profile bidak catur (%error)


   

x 100 % = 32.2

Diameter 7 lens 10 x = Diameter 9 lens 10 x =

Diameter 5 lens 10 x = Diameter 6 lens 10 x = Diameter 8 lens 10 x =

Diameter 4 lens 10 x =

  

x 100 % = 2.85

x 100 % = 23.83

x 100 % = 0.72

x 100 % = 8.75

Diameter 10 lens 10 x = Diameter 11 lens 10 x =

 

x 100 % = 0.76

x 100 % = 0.85

x 100 % = 1.75 x 100 % = 0.11 x 100 % = 0.28

x 100 % = 0.72

Diameter 2 lens 25 x = Diameter 5 lens 25 x = Diameter 7 lens 25 x = Diameter 8 lens 25 x =

Diameter 1 lens 25 x =

Diameter 3 lens 25 x =

Diameter 6 lens 25 x = Diameter 9 lens 25 x =

Diameter 4 lens 25 x =

 

x 100 % = 29.83 x 100 % = 4.86

x 100 % = 35

x 100 % = 0.58

x 100 % = 12.22

x 100 % = 0.62 x 100 % = 0.61

Diameter 10 lens 25 x = Diameter 11 lens 25 x = Diameter 1 lens 50x =

 

x 100 % = 0.82 x 100 % = 0.54

x 100 % = 0.78 x 100 % = 0.57

Diameter 2 lens 50 x = Diameter 3 lens 50 x = Diameter 5 lens 50 x = Diameter 8 lens 50 x = Diameter 9 lens 50 x =

Diameter 7 lens 50 x =

Diameter 6 lens 50 x =

Diameter 4 lens 50 x =

 

x 100 % = 30

x 100 % = 34.4 x 100 % = 2.4

 

x 100 % = 0.29

x 100 % = 12

x 100 % = 1.94

Diameter 11 lens 50 x =

Diameter 10 lens 50 x =

x 100 % = 0.47

x 100 % = 1.35 x 100 % = 0.89 x 100 % = 0.16

x 100 % = 0.23

Perhitungan panjang profile bidak catur (%error) Panjang 2 lens 10 x = Panjang 5 lens 10 x = Panjang 4 lens 10 x = Panjang 1 lens 10 x =
   

Panjang 3 lens 10 x =

Panjang 9 lens 10 x =

Panjang 8 lens 10 x =

Panjang 6 lens 10 x =

Panjang 7 lens 10 x =

Panjang 11 lens 10 x = Panjang 1 lens 25 x =

Panjang 10 lens 10 x =

 

x 100 % = 1.004 x 100 % = 1.4 x 100 % = 6.67 x 100 % = 26.6 x 100 % = 2.9

x 100 % = 19.02 x 100 % = 6.67

x 100 % = 9.7

x 100 % = 6.6

Panjang 12 lens 10 x =

x 100 % = 15

x 100 % = 4.87

Panjang 4 lens 25 x =

Panjang 3 lens 25 x = Panjang 5 lens 25 x =

Panjang 2 lens 25 x =

 

x 100 % = 8.3 x 100 % = 2

x 100 % = 0.38

x 100 % = 21.86 x 100 % = 6.67

Panjang 9 lens 25 x =

Panjang 8 lens 25 x =

Panjang 6 lens 25 x = Panjang 7 lens 25 x =

Panjang 12 lens 10 x =

Panjang 10 lens 25 x =

  

x 100 % = 0.5

x 100 % = 6.6

x 100 % = 3.07

Panjang 11 lens 25 x =

x 100 % = 14.28 x 100 % = 2.4

x 100 % = 25.9

x 100 % = 0.29

x 100 % = 5.7

Panjang 2 lens 50 x =

Panjang 1 lens 50 x =

Panjang 5 lens 50 x = Panjang 8 lens 50 x = Panjang 6 lens 50 x = Panjang 7 lens 50 x =

Panjang 3 lens 50 x =

  

Panjang 4 lens 50 x =

x 100 % = 11.11 x 100 % = 1.9 x 100 % = 0.29 x 100 % = 1.02

x 100 % = 22.87

x 100 % = 9.02

Panjang 11 lens 50 x = Panjang 12 lens 50 x =

Panjang 9 lens 50 x =

 

  

Panjang 10 lens 50 x =

x 100 % = 14.57 x 100 % = 2.43

x 100 % = 7.25

x 100 % = 25.97

x 100 % = 11.33

x 100 % = 2.67

3. y y y y y

Panjang 2 lens 10 x = Panjang 4 lens 10 x = Panjang 1 lens 25 x = pitch lens 10 x =

Panjang 1 lens 10 x =

Perhitungan profil baut

Panjang 3 lens 10 x =

x 100 % = 1.3

x 100 % = 0.36 x 100 % = 0.75

y y y y y

Panjang 2 lens 25 x = Panjang 3 lens 25 x = Panjang 4 lens 25 x = pitch lens 25 x =

x 100 % = 48

x 100 % = 29.48

  

x 100 % = 0.36 x 100 % = 4.6 x 100 % = 10.2 x 100 % = 0.94 x 100 % = 0.72 x 100 % = 0.65 x 100 % = 8.97

x 100 % = 40

y y y y y

Panjang 1 lens 50 x =

Panjang 2 lens 50 x = Panjang 3 lens 50 x = Panjang 4 lens 50 x = pitch lens 50 x =

  

x 100 % = 28

x 100 % = 0.56

BABIII ANALISA 3.1 Kekasaran Permukaan Teori : Secara teoritis bila kekasaran tersebut dihitung pembagian (untuk luas) maka nilai parameternya tergantung dengan table profil teoritik dengan parameter kekasarannya. Harga parameter dicocokkan dengan table sesuai hasil penelitian sehingga didapat bentuk profil teoritiknya ( ada lima macam bentuk profil teoritik). Ketidakteraturan suatu profil menyebabkan permukaan menjadi kasar. Adapun profil ini disebabkan oleh kesalahan bentuk, gelombang, alur, serpihan dan kombinasi keseluruhan. Hasil yang di peroleh tergantung dari meja rata, alat ukur,pengguna/ operator, kondisi lingkungan. Harga parameter dapat dihitung secara mendatar juga secara tegak lurus. Dalam hal ini telah disesuaikan dengan table untuk menentukan bentuk konfigurasi kekasarn permukaannya. Praktek : Setelah dihitung, harga parameter permukaan dengan dimensi tegak lurus hasilnya sangat berbeda jauh nilainya. Hal ini disebabkan oleh grafik feeding yang sangat rendah,kecil, dan rapat. Shingga, ketika nilai dari parameter disesuaikan dengan beberapa profil teooritik , nilai kekasaran nya untuk Ra/Rt dan Rg/Rt tidak ada yang mencakup. Sedangkan hasil Ku (koefisien lekukan) dan Rg/Ra menunjukkan bahwa grafik feeding 300 menghasilkan nilai profil Sinusoidal. Coba bandingkan gambar grafik feeding 300 dengan bentuk konfigurasi pada table. 3.2 Profil Projector Teori: Profile projector dapat memperbesar profil yang sangat kecil dan rumit sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat mengukur dimensi kedalaman. Pembacaan dari profil projector jika di ambil standarisasi dari jangka sorong ideal, maka jangka sorong dianggap sebagai Patokan yang benar. Nilai dari teori akan dibaca di skala vernier caliver digital. Kesalahan error pada praktikum kemungkinan disebabkan banyak hal, seperti sifat umum alat ukur, dan factor-faktor penyebeb terjadinya penyimpangan pada pengukuran. Jika jangka sorong sebagai standar maka selisih dari standar dengan profile projector merupakan harga penyimpangan , sbb:
 

x 100 %

Dalam profil projector ini kita tidak dapat menentukan dimensi dalam seperti diameter profile atau kedalaman celah, maka diperlukan alat ukur lainnya. Praktek : Lensa 10x hasil pengukurannya akan besar penyimpangannya disbanding dengan lensa 25x dan 50 x. Hal ini dapat dilihat dari hasil persentase error pada table. Banyaknya penyebab / factor penyebab kesalahan juga mempengaruhi hasil pengukuran, seperti kaca buramnya tidak focus, dll. Parameter teori dari profil projector adalah nilai skala vernier caliper pada profil projector.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan dan saran 4.1.1 Kekasaran permukaan Kemungkinan hasil praktikum ini tidak sesuai akibat pengaruh meja ukur yang kurang rata,alat ukur yang sensitive, dan pengguna yang kurang teliti dalam membaca grafik karena harga pengukurannya dalam satuan m. Banyak hal lain yang menjadi penyebab kesalahan dalam pengukuran seperti yang telah kita jabarkan sebelumnya. Praktikan diharapkan memperhatikan hal-hal yang perlu dihindari untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengukuran. 4.2.2 Profil Projector Profile projector dapat memperbesar profil yang sangat kecil dan rumit sedangkan kelemahannya adalah tidak dapat mengukur dimensi kedalaman. Kesalahan error pada praktikum kemungkinan disebabkan banyak hal, seperti sifat umum alat ukur, dan factor-faktor penyebeb terjadinya penyimpangan pada pengukuran. Pembacaan hasil pengukuran di ambil dari sebuah standarisasi dari alat ukur lain, seperti mistar ingsut. Kemungkinan kesalahan saat melakukan profile projector sangat kecil jika alatnya tidak rusak, karena ketelitiannya sangat tinggi. Faktor yang mungkin sebagai penyebab keslahan adalah lingkungan dan dari operatornya sendiri.

Referensi: www. google.com Rochim, taufiq. 2001.Spesifikasi,metrology,& control kualitas geometric.ITB,Bandung Modul praktikum Metrologi dan control kualitas, Teknik mesin Universitas Riau.

You might also like