Professional Documents
Culture Documents
Kewaspadaan Universal
Salah satu dari upaya pengendalian infeksi di rumah sakit Harus diterapkan kepada semua pasien, setiap waktu tanpa memandang status diagnosisnya Untuk mengurangi resiko infeksi yang ditularkan melalui darah atau cairan tubuh Pasien petugas kesehatan
Di Jawa Barat dilaporkan jumlah kasus HIV /AIDS adalah 2.061 (September 2006), estimasi 7.000 23.000. Potensi penularan di masyarakat cukup tinggi, misalnya melalui perilaku sex bebas tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum diterapkannya KU dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit; tato, tindik, dan jarum suntik. Adanya diskriminasi terhadap ODHA baik di sarana kesehatan maupun di masyarakat umum.
Cuci tangan Menggunakan alat pelindung perorangan (APP) untuk mengurangi pajanan darah dan cairan tubuh Pengelolaan Alkes Bekas Pakai (Dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi) Sharp Precautions/ Pengelolaan Benda Tajam Pengelolaan Limbah dan Sanitasi Ruangan
Cuci Tangan
Air Mengalir Sabun 10 detik Penggunaan Antiseptik dengan benar Lap tangan kering/ sekali pakai
Antiseptik
Terhadap Mikroorganisme Kelompok
Gr+
Alkohol 60- 90%
Gr+++
Tb ++
Jm ++
En -
Vir ++
Kec krj
Cpt
Keterangan
Murah, menguap, terbakar Mahal, efek persisten, sabun Berulang, alkh -, rebound Murah, iritatif diserap kulit Tidak iritatif, bukan disinfekstan, mks
+++
+++ ++ +++
++ +++
++
+ + ++
+ -
+ -++
Yodofor 1:2500
+++
+++
++
++
++
Sdg
Triklosan
+++
+++
++
+++
Sdg
Terhadap pasien
Mencegah kontak M.O dari tangan nakes kepada pasien
Terhadap Nakes
Mencegah kontak tangan nakes dengan darah dan cairan tubuh pasien, mukosa, kulit luka alkes/ permukaan yang terkontaminasi
Masker
Mencegah kontak droplet dari mulut & hidung Nakes saat napas, bicara, batuk kepada pasien
Mencegah jatuhya MO dari rambut/ kepala nakes ke daerah steril
Mencegah mukosa nakes (hidung dan mulut) kontak dengan percikan darah / cairan tubuh pasien
Mencegah mukosa nakes kontak dengan percikan darah / c.t. pasien
Mencegah kulit nakes kontak dengan percikan darah/ c.t. pasien Mencegah kaki terluka oleh
Mencegah kontak MO dari Jubah & celemek plastik tangan/ tubuh/ pakaian nakes
kepada pasien
Sepatu
Mengurangi terbawanya MO
Risiko rendah - Pem.kulit luka - Tidak terpajan darah langsung Risiko sedang - Kemungkinan terpajan darah, tidak ada cipratan
Sarung tangan
Pem. Pelvis, insersi/melepas AKDR, kateter IV, spesimen lab, luka berat, ceceran darah
Beda mayor, bedah mulut, persalinan
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
INDIKASI : KONTAK DARAH, CAIRAN TBH, SEKRET, KULIT TIDAK UTUH, SELAPUT LENDIR, BENDA YG TERKONTAMINASI CUCI TANGAN SEBELUM & SESUDAH MEMAKAI BILA DIGUNAKAN ULANG STLH DDT/DISTERILKAN TIDAK DIPAKAI ULANG > 3 KALI SEBELUM DIBUKA : SARUNG TANGAN YG MASIH DIGUNAKAN DIMASUKKAN KE DALAM LARUTAN KLORIN, GOSOK UNTUK MELEPASKAN BERCAK DARAH/CAIRAN TUBUH.
Dekontaminasi
Cuci bersih
Sterilisasi
Dekontaminasi
Sterilisasi
Uap Bertekanan Tinggi Autoclaf
121o C 106 kPa (1 atm) 20 30 menit
Pemanasan Kering
170o C selama 60 menit
Uap
Tutup dalam uap air mendidih selama 20 menit
Rebus
diamkan mendidih selama 20 menit
Catatan:
1Alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu minggu bila tetap kering 2Alat yang tidak terbungkus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril 3Alat yang diolah dengan disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah terutup yang tidak mudah terbuka atau segera dipakai
Disinfeksi-Sterilisasi
Cara Disinfeksi atau Sterilisasi tergatung dari besar risiko Pakai sarung tangan rumah tangga Alat harus dilepas/ diurai sebelum dicuci
Pemilihan Cara
Derajat Risiko Cara penggunaan Alat Cara
Menembus kulit
Sterilisasi, atau sekali pakai Sterilisasi, disinfeksi tingkat tinggi (DTT) -rebus, disinfeksi kimiawi Cuci bersih dengan air panas dan sabun
Disinfektan
Disinfekta n Alkohol Pemakaian
DTM, Antiseptik kulit Termometer, stetoskop, DTM, Alat dialisis, tanki, CPR, dekontaminasi alat dan permukaan, percikan darah
Keunggulan
Kerja cepat, tanpa residu, tidak berbekas
Kekurangan
Konsentrasi , inaktif oleh bahan organik, karet mengeras Korosif, inaktif oleh bahan organik, iritasi, tidak stabil pada pengenceran 1:9 (>) Kerja lambat dan butuh waktu lama untuk menghilangkan residu yang toksis Karsinogeni, toksik, iritan, bau menyengat Iritasi, cepat inaktif bila diencerkan, mahal, sulit dipantau konsentrasinya,
Klorin
Sterilisasi gas
Nonkorosif, tahan bahan organik, cocok untuk alat optik, sterilisasi dlm 6-10jam
Disinfektan
Disinfektan
Pemakaian
3% - DTR, lantai, dinding, perabot RT 6%- DTT, endoskop, lensa kontak
Keunggulan
Oksidan kuat, kerja cepat, terurai O2 dan air
Kekurangan
Korosif bagi aluminium, tembaga, kuningan dan seng
H2O2
Yodofor
DTM- termometer, tanki DTR- permukaan keras kursi roda, TT, bel
DTT ut alat tdk tahan panas, untuk mesin sterilisasi DTM/ DTR, lantai, dinding, perabot RT. DTR, Lantai, dinding, perabot, percikan darah
Tdk cocok utk permukaan keras, korosif u/ metal, kulit terbakar, tdk tahan bhn organik meninggalkan bercak
Korosif, tidak stabil bila diencerkan Tidak u/ kamar bayi (hiperbilirubinemia), tidak utk kontak dg makanan, diserap kulit, lengket Tdk untuk alkes, terbatas spektrum sempit
Asam Parasetat
Aman u/ lingkungan (air, O2, H2O2, asam asetat), kerja cepat, aktif thd organik Residu dipermukaan, banyak di pasar
Fenol
Amonium Kuarterner
Non-iritatif, detergent
Pisau bedah, jarum suntik, pecahan kaca, dsb Segera singkirkan ke dalam wadah tahan tusukan oleh pemakai Wadah limbah tajam di tempat strategis, anti tumpah Dilarang menyerahkan alat tajam secara langsung Jangan menutup menutup jarum suntik satu tangan
Limbah Cair Sampah Medis Sampah RT/nonmedis Insinerasi Penguburan Disinfeksi permukaan
PENGELOLAAN LIMBAH
Limbah non-medis : Plastik hitam sampah kota - Tidak kontak dengan darah atau cairan tubuh - Risiko rendah - sampah di ruang tunggu, administrasi & kebun Limbah medis : Plastik kuning insenerasi - limbah klinis : darah, caitan tbh, jaringan, benda tajam bekas pakai & bahan lain yang infeksius - limbah laboratorium : risiko tinggi insenerasi Limbah bebahaya - Bahan kimia beracun: obst sitotoksik, radioaktif, desinfektan dll.
HUBUNGAN SEKS
Kandidiasis
Kriptokokosis
PPP merupakan tatalaksana yang dilakukan setelah seseorang terpajan dengan bahan-bahan yang berisiko menularkan HIV. Anti retrovirus (ARV) jangka pendek (4 minggu) : zidovudin & lamivudin (duviral)
Jenis Pajanan
Perlukaan kulit/ perkutaneus Pajanan pada selaput mukosa Pajanan melalui kulit yang luka Gigitan yang berdarah
Bahan Pajanan
Darah Cairan bercampur darah yang kasat mata Cairan yang potensial terinfeksi: semen, cairan vagina, cairan serebrospinal, c. sinovia, c. pleura, c peritoneal, c. perickardial, c amnion Virus yang terkonsentrasi
Pengambilan darah, penutupan kembali jarum suntik Memasukan dan menangani cairan IV Operasi Menangani darah atau cairan tubuh yang terinfeksi di laboratorium Membersihkan, menangani dan menghancurkan limbah sampah dan alat-alat medis yang terkontaminasi
Data Petugas RSHS yang Terpajan Darah Penderita AIDS dari Bulan Desember 2004-Juli 2006
No Jarak antara kejadianmelapor 3 hari 1 jam Kategori pajanan Luka kulit Kulit utuh Kejadian Pelindun g (-) (-) Pertolongan pertama (+) (+) Unit kerja
ART
1 2
(+) (-)
3
4 5 6 7
1 jam 15 menit
1 jam 30 menit 15 menit 7 jam 12 jam
Tertusuk
Tertusuk Tertusuk Kulit retak Tertusuk pisau
Pungsi lumbal
Memperbaiki infus set Menutup jarum suntik Memperbaiki infus set Operasi
(+)
(-) (+) (-) (+)
(+)
(+) (+) (+) (+)
Dokter
Perawat Perawat Ko-ass Dokter
(+)
(+) (+) (-) (+)
Data Petugas RSHS yang Terpajan Darah Penderita AIDS dari Bulan Desember 2004-Juli 2006
No Jarak antara kejadianmelapor 1 jam 18 jam 16 jam 25 menit 1 jam 24 jam Kategori pajanan tertusuk tertusuk Tertusuk Tertusuk Kaki tergores Pisau bekas oprasi Tertusuk Kejadian Pelindun g (-) (+) (+) (+) (+) Pertolongan pertama (+) (+) (+) (+) (+) Unit kerja
ART
Menyuntik melalui infus set Menutup jarum suntik Menutup jarum suntik Mengambil darah Kamar operasi
13. 14.
72 jam
(+)
(+)
Koas
(-) (+)
Tatalaksana PPP
1.
2. 3.
4. 5. 6.
CUCI bagian tubuh yang terpajan LAPORKAN TENTUKAN apakah petugas yang terpajan berisiko ? Pengobatan ARV bila ada indikasi KONSELING CATAT kejadian PPP
Tatalaksana Pajananan
Jangan Panik !
Tapi selesaikan dalam
<4 jam
Tatalaksana Pajananan: 1
Luka tusuk bilas air mengalir dan sabun / antiseptik Pajanan mukosa mulut ludahkan dan kumur Pajanan mukosa mata irigasi dg air/ garam fisiolofis Pajanan mukosa hidung hembuskan keluar dan bersihkan dengan air Jangan dihisap dengan mulut, jangan ditekan Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu: - Betadine (povidone iodine 2.5%) selama 5 mnt - Alcohol 70% selama 3 mnt
Segera cuci
Tatalaksana Pajananan: 2
Laporkan
Atasan langsung Panitia DALIN Panitia K3 Tim Penanggulan HIV/AIDS - Nirmala, dr. 081321234696 - Rasmia, dr. 0811217353 Agar secepat mungkin diberi PPP (bila ada indikasi)
Tatalaksana Pajanan: 3
Perlakukan sebagai keadaan darurat segera berikan obat PPP Berikan ARV dalam 1-2 jam
PPP setelah 72 jam tidak efektif pajanan risiko tinggi ARV dapat satu minggu setelah pajanan (maks)
Tatalaksana Pajananan: 3
Didasarkan Derajat pajanan dari petugas terpajan : kode pajanan (KP): Pertimbangkan KP 1 s/d 3 Profilaksis Status infeksi dari sumber pajanan (KS): KS 1 s/d 4 PPP Ketersediaan obat PPP
Tidak Ya
OPIM Darah atau cairan berdarah
Volume?
Sedikit
(mis. satu tetes, dalam waktu singkat)
Tidak berat
(mis. Jarum solid atau goresan superfisial)
Lebih berat
(mis. Jarum besar bersaluran, tusukan dalam, darah terlihat, jarum bekas pasien)
KP 1
KP 2
KP 2
KP 3
Alur PPP pada pajanan HIV: 2. Menentukan Kategori/ status HIV sumber pajanan (KSHIV)
Bagaimanakah Status HIV dari Sumber Pajanan?
HIV (-)
HIV (+)
Tak diketahui
Pajanan dengan titer tinggi, mis. AIDS lanjut, infeksi HIV primer, VL yang meningkat atau tinggi atau CD4 rendah
KS HIV 1
KS HIV 2
Pada umumnya Tak perlu PPP, Perlu telaah kasus per kasus
Rekomendasi Pengobatan
Obat tidak dianjurkan Risiko toksisitas obat > dari risiko terinfeksi HIV Pertimbangkan AZT + 3TC + Indinavir Pajanan memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan Dianjurkan AZT + 3TC + Indinavir Kebanyakan pajanan masuk dalan kategori ini Dianjurkan AZT + 3TC + indinavir atau nelfinavir
Anjuran pengobatan selama 4 minggu dengan dosis: AZT: 3 kali sehari @ 200 mg, atau 2 kali sehari @ 300mg 3TC: 2 kali sehari @ 150mg Indinavir: 3x sehari @ 800mg 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan dan banyak minum, diet rendah lemah
Tatalaksana PPP : 5
KONSELING
Konseling prates untuk petugas kesehatan yang terpajan Lakukan pemeriksaan awal anti HIV Beri konseling untuk tidak menjadi donor darah, harus berperilaku seksual dan suntikan yang aman sampai hasil diketahui Konseling pasca tes dan berikan hasil tes awal secepat mungkin kepada terpajan
Risiko transmisi HIV setelah Pajanan Darah = 0.3% jika sumber pasien adalah HIV positif Risiko transmisi sesuai dengan jenis kecelakaan PPP tergantung pada kegawatan pajanan dan status HIV dari sumber pasien PPP tidak 100% efektif Minum ARV Efek samping ARV Hindari hubungan seks yang tak terlindungi sampai konfirmasi setelah 3 bulan
Penjelasan yang jelas oleh dokter mengenai risiko dan tindakan yang dapat digunakan untuk melepaskan stress dan kegelisahan!
Keputusan PPP harus ditangan terpajan! Tanda tangani formulir penolakan jika Petugas Kesehatan menolak PPP
Follow up Laboratoris
(Bila mungkin)
Waktu Jika meminum PPP Tidak meminum PPP HIV, HCV, HBV
Data Dasar HIV, HCV, HBV (Dalam DL, Transaminase waktu 8 hari) Minggu ke 4 Transaminase DL Bulan ke 3 HIV, HCV, HBV Transaminase Bulan ke 6 HIV, HCV, HBV Transaminase
Follow up klinis
Amati tanda-tanda yang menunjukan serokonversi HIV (dalam 50-70%) dalam waktu 3 - 6 minggu
Demam akut, Lymphadenopathy yang tersebar, Erupsi kulit Faringitis, Gejala-gejala flu non-specific, ulkus mulut atau area genital.
Tanggal dan jam kejadian (pajanan) Uraian kejadian lebih rinci Sumber pajanan bila diketahui Pengobatan PPP secara rinci bila mendapatkannya Tindak lanjut Hasil pengobatan Simpan semua data pajanan
PPP
Kesimpulan
Petugas kesehatan berisiko terpajan HIV Risiko tinggi: - Pajanan perkutaneus - Volume darah dlm waktu lama - sumber penularan: stadium AIDS Upayakan pemberian ARV secepatnya ARV : lamivudine & zidovudine (4 minggu) Konseling Pencegahan utama : kewaspadaan universal
Kontak langsung dengan lesi terinfeksi atau dengan air liur atau darah yang terinfeksi. Penularan tidak langsung melalui alat terkontaminasi. Percikan atau tumpahan darah, air liur, sekret nasofaringeal langsung pada kulit yang tidak utuh atau selaput lendir. Penularan lewat udara atau secara aerosol.
Beberapa hal yang harus diperhatikan di Klinik Gigi agar kewaspadaan universal tetap terjaga adalah melaksanakan prosedur yang dianjurkan.
Pasien
Pemakaian gaun pelindung kedap air pada pasien. Kumur sebelum diperiksa. Pemberian antiseptik pada gigi yang akan diperiksa.
Petugas
Cuci tangan dengan sabun selama 10 15 detik, kemudian keringkan dengan handuk sekali pakai atau diangin-anginkan. Gunakan alat pelindung : Sarung tangan Gunakan sarung tangan bersih untuk sekali pakai dan diganti untuk setiap pasien atau setelah dipakai selama 60 menit dan tidak dipakai ulang atau dicuci. Cuci tangan selalu dilakukan setiap sebelum memakai dan setelah melepaskan sarung tangan.
Pelindung wajah Pelindung mata dan masker yang menutup sampai ke dagu. Digunakan untuk meindungi selaput mukosa mata, hidung dan mulut selama kegiatan perawatan pasien berlangsung yang mungkin dapat memberikan pajanan air ludah, darah, dll. Gaun pelindung Gunakan gaun pelndung bersih untuk mlindungi kulit dan pakaian selama kegiatan berlangsung.
Pengelolaan alat kesehatan setelah tindakan sesuai dengan bagian alur pengelolaan alat kesehatan bekas pakai. Pembersihan dan pencucian, yang terbaik adalah dengan menggunakan ultrasonic cleaning bila tersedia. Sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi. Menggunakan satu alat pemeriksaan gigi untuk setiap pasien, atau dekontaminasi dan disinfeksikan dulu sebelum dipakai pada pasien lain.
Dekontaminasi.
Jika harus meninggalkan ruangan, lepaskan sarung tangan dan ganti dengan yang baru ketika melanjutkan. Pastikan selama jam pelayanan ruangan dalam keadaan bersih. Sebelum klinik ditutup, semua peralatan dipastikan dalam keadaan steril dan tersimpan rapi dalam laci penyimpanan.
Nama alat
Angle attachment* Burs Carbon steel Steel Tungstom-carbide Condensor Dapen dishes Endodontic instrument (broaches, files,reamers) Stainless steel handles Stainless steel w/plastic handles Fluoride gel tray Heat-resistaant plastic Non-heat- resistaant plastic Glass slab Hand instruments carbon strell
Otoklaf
+ + + ++ ++ ++ + ++
Uap kimiawi
+ ++ ++ + ++ + ++ ++ -
Etilen Oksida
++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ -
Disinfektan Kimiawi
+ + + + -
++ x ++ -
x x ++ ++
++ ++
++ ++ ++ ++
+ + -
Buang (++)
Nama alat
Stainless Steel Handpieces Contra-angels Prophylaxix-angels (disposble prefered) Impression trays Alumunium metal Chromo plated Custom arycylic resin Plastic Instrument In Packs Instrument tray setup Restorative or surgical Miror Needles Disposable
Otoklaf
++ (++)* += +
Uap kimiawi
++ (+)* + +
Etilen Oksida
++ ++ ++ ++
Buang (++)
++ ++ x x ++
+ ++ x x + Paket kecil
++ ++ x x ++
++ ++ ++ ++ ++ Paket kecil
+ + + x
Buang (++)
Lebih baik dibuang (++)
+
x
+
++ x
+
++ x
++
++ x
x
+ x Buang (++)
Jangan dipakai ulang
Nama alat
Nitrous Oxide Nose pieces Hoses Orthodotic pliers High-quality stinless Low-quality stinless With plastic parts Plugger and Condensor Polishing wheel and disk Gamet and cuttle Rag Rubber Prostheses, removable Rubber and eqipment Carbon steel clamps Metal frames Plastic frames Punches Stainless steel clamps
Otoklaf
Uap kimiawi
(++)* (++)*
Etilen Oksida
++ ++
(++)* (++)*
++ x ++
x ++ + ++ ++
++ ++ x ++
++ ++ ++ ++
++ ++ x ++
+ ++ ++ ++ ++
++ ++ ++ ++
++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
+ +
x x + + + +
Nama alat
Rubber item Prophilaxis cups Saliva evacuators, ejector (plastic) Stones Diamond Polishing Sharpening Surgical instruments Stainless steel Ultrasonic scalling tips Water air syringe tips Tray equipment Plastic film holder Collimating devices
Otoklaf
Uap kimiawi
-
Etilen Oksida
++ -
+ ++ ++
++ + ++ (++)* -
++ + ++
++ x ++ x x
++ ++ ++
+ x ++ (+)* x
++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
+ + +
Buang (++)
Keterangan :
* Oleh karena bahan yang dipakai sangat banyak
macamnya maka perlu konfirmasi dengan pabrik pembuat alat tersebut terutama peralatan tangan dan alat tambahannya. ++ = Cara yang efektif dan diutamakan + = Cara yang efektif dan diperbolehkan = Cara yang efektif tapi beresiko merusak bahan x = Cara yang tidak efektif dan merusak alat Sumber : ADA Infection Control Recommendation, 1992.