Professional Documents
Culture Documents
Tipe-tipe Etika :
- Langkah I
Menggambarkan dilemma yang dialami banyak professional berdasarkan
pengalaman. Di situasi bagaimana ? siapa yang mengambil keputusan ? kenapa ?
apa yang terjadi ? bagaimana tindakan anda ? apa yang seharusnya anda tidak
lakukan ? menggambarkan proses alasan, laksanakan atau tidak dilaksanakan, apa
tindakan alternative anda ? apa hasilnya ?
- Langkah II
Membaca deskripsi tentang relativitas, keadilan, kebenaran, universitas dan moral
dalam mengambil keputusan. Menjelaskan prinsip-prinsip yang terbaik, kemudia
menganalisis, beraksi berdasarkan petunjuk dari langkah pertama.
- Langkah III
Dimana anda memperoleh alasan dan beraksi, atas prinsip etika sebelumnya dan
setelah anda mempelajari dilemanya ?
- Langkah IV
Setelah membaca bab 3, apakah anda mempunyai solusi lain atas dilemma yang
dialami ?
Pada bab sebelumnya, telah dijelaskan bahwa para pemegang saham belum
mengambil keputusan, terlebih dulu berkonsultasi dengan para pelaksana operasional,
manajer, lingkungan luar yang berkepentingan terhadap perusahaan. Kemudian
memutuskan aturan-aturan yang akan digunakan. Ketika para pembuat keputusan
menyangkut pautkan dengan kondisi bisnis maka keputussan tersebut akan mendukung
langkah perusahaan.
Pada bab ini terdapat 12 perbedaan yang dikembangkan oleh Laura Mash dimana
pertanyaan ini berkaitan erat dengan moral para pengambil keputusan yang telah
dikembangkan beberapa tahun sebelumnya :
Etika ini menggunakan standar yang universal serta aturan yang digunakan dalam
membimbing atau mengevaluais mengenai moralitas, mana yang benar atau mana yang
salah anda tentukan sendiri. Sehingga dapat dikatakan metode relative sangat naïf.
Bagaimanapun etikka dan kebudayaan kita selama ini mempertunjukkan kemalasan
individu yang justru membuat orang kurang percaya tanpa bicara. Seperti contoh:
apa yang saya percaya? Yang mana kebenaran relative? Siapa yang memutuskan dan
ruang lingkupnya sampai dimana? Prakteknya, etika relative sangat komplikatif karma
situasi ini mengandung toleransi keragu-raguan permissive. Bagaimanapun saran ini
sangat Fisibel, sensitive terhadap individu dan budaya moral yang berbeda di setiap
Negara.
Jeremy Benthana (1748-1832) dan Jhon Stuart Mill (1806-1873) adalah penemu dari
konsep Utilittarisme. Walaupun Variasinya banyak dikembangkan sekolah beberapa abad
setelah mereka wafat, namun dasar konsep ini tetap eksis di era Global sekarang ini.
Konsep Utilitarisme mengandung beberapa pertanyaan :
1. Tindakan moral yang benar yang digunakan dalam memproduksi barang dan jasa
untuk mendukung jumlah penduduk Dunia yang terus meningkat.
2. Tindakan Moral yang benar dapat meningkatkan keuntungan terhadap biaya yang
dikeluarkan daripada keuntungan semua kemungkinan pilihan yang ada di Dunia
ini.
3. Tindakan moral sekarang dan masa depan secara langsung ataupun tidak langsung
akan memberikan keuntungan yang jauh lebih besar untuk setiap Individu, dan
keuntungan ini dapat digunakan pada berbagai alternative.
Imanuel Khan adalah salah satu dari penemu prinsip Universalitas atau kesatuan,
Atau yang sering disebut Etika Deonokoligal. Walaupun begitu pendekatan ini
berdasarkan atas prinsip Universalitas seperti keadilan, kebenaran, kejujuran dan saling
menghormati. Tidak seperti Utilitarisme, perinsip ini sangat berbeda jauh karena
mengatasnamakan penghormatan antar sesama.
Khan mengkategorikan para pengambil keputusan kedalam mereka-mereka yang
bertanggung jawab atas kesejahteraan manusia. Para pengambil keputusan juga harus
mengedepankan prinsip keadilan sebagai salah satu dasar yang diterapkan pada setiap
Individu.
Bagaimanapun Khan mengingatkan setiap Individu harus mengedepankan rasa
kemanusiaan diatas segalanya. Namun beberapa Individu yang menjadi pemimpin Dunia
menganggap ini sebagai dilemma. Para pesaing, competitor, konsumen, pegawai,
pemasok, pemilih dan media serta Publik menganggap hal tersebut sulit diterapkan
setelah persaingan Global diberlakukan.
Ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan etika Universalitas:
1. Identifikasi setiap Individu sebagai kelompok dan kemakmuran
serta Resiko pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan.
2. mengidentifikasi kebutuhan setiap Individu, pilihan informasi yang
mereka butuhkan untuk melindungi kemakmuran mereka
3. mengelompokkan setiap manipulasi yang terjadi yang dapat
merugikan para pengambil kebijakan
4. Sikap saling menghormati dan saling memperdulikan antar individu
yang diterapkan disetiap pengambilan keputusan.
5. bertanya ketika kebijakan yang diterapkan oleh Individu tidak
Kompetibel dengan lingkungan sekitar.
6. Dibeberapa situasi yang sama ketika memutuskan sesuatu yang
didasarkan atas kebijakan yang prinsipel harus sejalan dengan
kebijakan pemerintah.
3.5 PENDEKATAN ENTITLEMEN
Kebijakan moral yang didasarkan atas keputusan yang Legal dan sifatnya prinsipel
dapat digunakan oleh perusahaan sebagi dasar pengambilan keputusan
Adapun batasan-batasan atas Entitlemen Prinsip adalah :
1. setiap Individu dapat menggunakan kebijakan yang sifatnya Populis namun harus
jauh dari sifat dasar manusia Yaitu Keras kepala, saling mengakui kepemilikan
orang lain tanpa rasa saling menghormati
2. sikap proteksi dapat menjadi senjata yang ampuh untuk mencegah terjadinya
Klaim-klaim, diskriminasi yang saling menjatuhkan
3. Adapun batasannya yang kemudian menjadi pertanyaan, itu menjadi Tugas
pemerintah untuk bertanggung jawab kepada Publik.
Dilain pihak ada beberapa Ahli yang mengelompokkan tipe-tipe keadilan, salah
satunya adalah Richard De George mengelompokkan kedalam Empat tipe :
1. kompensasi keadilan untuk orang yang medapat ketidak adilan.
2. Keadilan yang berarti menjatuhkan hukuman bagi yang bersalah dan
memberikan Haknya kepada yang berhak
3. keadilan yang berarti distribusi pendapatan harus diterapkan oleh para
pengambil keputusan
4. prosedur keadilan yang diterapkan harus berdasar pada peraturan pemerintah.
keempat tipe tersebut merupakan prinsip dasar dari keadilan, bagaimanapun mereka
menerapkan tipe-tipe tersebut tetap saja pemerintah yang memegang kendali.
Dibawah ini ada beberapa prinsip keadilan yang dapat diterapkan berdasarkan
pertanyaan yang timbul, yaitu :
1. bagaimana penyebaran antara keuntungan dan biaya, kesenangan dan
penderitaan, hadiah dan hukuman terhadap setiap individu yang menjadi
bagian dari perusahaan.
2. Bagaimana prosedur penyebaran biaya dan keuntungan yang tentu saja
merupakan akibat dari para pembuat kebijakan
3. Bagaimana menentukan biaya dari sebuah keputusan yang diambil.
Manajemen yang tidak bermoral dapat terjadi ketika pemilik atau penyelia /
supervisor dan manajemen berbuat hal-hal yang negatif tanpa memandang perlunya
pengembangan perusahaan kearah positif, serikat pekerja dan para pemegang saham
memandang perlunya aturan yang jelas untuk menghadapi kompetisi global yang akan
menyeret setiap negara maupun organisasi kedalam persaingan yang ketat.
Sedangkan manajemen yang bermoral yang dikembangkan oleh T.McMahon
menyarankan kepada setiap pemilik, CEO, eksekutif, serikat pekerja untuk berkompetisi
secara adil dan tetap menjunjung asas saling menghormati walaupun tujuan utamanya
adalah mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya. Ini sangat mendukung tujuan dan
obsesi para manajer, pemilik, pekerja sehingga terjadi lingkungan bisnis yang sehat baik
secara keuangan maupun operasional. Dalam hal ini anda bertanggung jawab secara
moral kepada diri sendiri maupun kepada tuhan.
3.8 4 KRITERIA TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Pendekatan pribadi
2
Produktifitas progresif
Ketika anda bekerja dengan menggunakan komunikasi yang didasarkan atas gaya
etika, anda juga harus mengamati gaya bicara lawan anda. krolick mengelompokkan 4
tipe negosiasi untuk bekerja sama dengan orang lain. Adapun ke-4 tipe tersebut :
1. individual : hanya mementingkan kepentingan diri sendiri
2. idealis : berusaha mempertahankan prinsipnya sendiri
3. fragmatis : selalu bertindak berdasarkan apa yang diyakininya
4. altruist : fokus akan keuntungan atas apa yang dikerjakannya
mempelajari komunikasi dengan orang lain, kita harus bersikap fleksibel untuk
mengakomodasi tanpa rasa ketakutan akan dijatuhkan oleh saingan bisnis anda.
Kebanyakan dari prinsip diatas menjadi petunjuk atau motivasi dari pemegang saham,
pembuat aturan dari pengambil keputusan untuk bertindak dalam hal pengembangan
perusahaan.
3.11 KESIMPULAN
Individual sebagai pemegang saham memiliki prinsip yang luas, tujuan, es cepat
berdasarkan kenyataan di lapangan sebelum mengambil tindakan.
Di banyak situasi bisnis banyak pengambil keputusan yang menjadi pemeran kunci
selain para manajer dan pemilik.
Ringkasan
1. banyak perjanjian bisnis yang gagal hanya karena para manajernya tidak
memiliki pendirian
2. sikap perspektif tidak dapat digunakan untuk menjadi acuan dalam proses
pengambilan keputusan
3. etika, moral, prinsip dapat dijadikan alat untuk mengevaluasi setiap individu
atau organisasi sekaligus menjadi penilai bagi mereka
4. tanggung jawab sosial perusahaan merupakan tindakan perusahaan yang tidak
berorientasi keuntungan
5. metode dan prinsip adalah isu dasar yang menjadi motivasi atau pendorong
pihak manajemen untuk mengembangkan perusahaan kearah yang lebih baik