You are on page 1of 44

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kebutuhan listrik pada saat ini dirasa cukup banyak. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki luas wilayah yang cukup besar. Seiring dengan tidak meratanya jumlah kelahiran dan persebaran penduduk pada setiap wilayah atau pulau yang ada di Indonesia mengakibatkan konsentrasi kepadatan penduduk hanya terdapat pada beberapa tempat saja, secara khusus hanya terdapat pada kota-kota besar saja. Inilah yang menyebabkan kebutuhan energi listrik diperkotaan sangat dibutuhkan. Banyaknya pembangkit listrik yang ada seperti PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) harus menghasilkan jumlah tenaga lisrik dalam jumlah yang cukup besar. Seperti yang dicanangkan oleh PLN bahwa melalui PLTU ditargetkan dapat tercapai produksi tenaga listrik sebesar 10.000MW dengan membangun PLTU sebanyak 35 buah yang nantinya akan ditempatkan di jawa dan luar jawa. Adapun rinciannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Untuk di Pulau Jawa No Pembangkit Tempat Kapasitas 1 PLTU 1 Banten Suralaya 1 x 625 MW 2 PLTU 2 Banten Labuhan 2 x 300 MW 3 PLTU 3 Banten Lontar 3 x 315 MW 4 PLTU 1 Jawa Barat Indramayu 3 x 330 MW 5 PLTU 2 Jawa Barat Pelabuhan Ratu 3 x 350 MW 6 PLTU 1 Jawa Tengah Rembang 2 x 315 MW 7 PLTU 2 Jawa Tengah Cilacap 1 x 600 MW 8 PLTU 1 Jawa Timur Pacitan 2 x 315 MW 9 PLTU 2 Jawa Timur Paiton 1 x 660 MW 10 PLTU 3 Jawa Timur Tj. AwarAwar Tuban 2 x 350 MW 11 PLTU Tanjung Jati B Jepara 2 x 661 MW Untuk diluar pulau jawa dan bali dibangun 25 PLTU, rinciannya sebagai berikut : No Pembangkit Kapasitas 1 PLTU NAD 2 x 100 MW 2 PLTU 2 Sumatra Utara 2 x 200 MW 3 PLTU Sumatra Barat 2 x 100 MW 4 PLTU 3 Bangka Belitung 2 x 25 MW 5 PLTU 4 Bangka Belitung 2 x 15 MW 6 PLTU 1 Riau 2 x 10 MW 7 PLTU 2 Riau 2 x 7 MW 8 PLTU Kepulauan Riau 2 x 7 MW

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

PLTU Lampung PLTU 1 Kalimantan Barat PLTU 2 Kalimantan Barat PLTU 1 Kalimantan Tengah PLTU Kalimantan Selatan PLTU 2 Sulawesi Utara PLTU Sulawesi Tenggara PLTU Sulawesi Selatan PLTU Gorontalo PLTU Maluku PLTU Maluku Utara PLTU 1 NTB PLTU 2 NTB PLTU 1 NTT PLTU 2 NTT PLTU 1 Papua PLTU 2 Papua

2 x 100 MW 2 x 50 MW 2 x 25 MW 2 x 60 MW 2 x 65 MW 2 x 25 MW 2 x 10 MW 2 x 50 MW 2 x 25 MW 2 x 15 MW 2 x 7 MW 2 x 15 MW 2 x 25 MW 2 x 7 MW 2 x 15 MW 2 x 7 MW 2 x 10 MW

Sebagai sumber energi sebuah PLTU adalah batu bara. Sebuah pembangkit listrik jika dilihat dari bahan baku untuk memproduksinya, maka Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku Air. Kenapa tidak UAP? Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan uap dalam jumlah tertentu diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang terus menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian uap kembali menjadi air dan seterusnya. Proses inilah yang dimaksud dengan Siklus PLTU. Air yang digunakan dalam siklus PLTU ini disebut Air Demin (Demineralized), yakni air yang mempunyai kadar conductivity (kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 us (mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum sehari-hari mempunyai kadar conductivity sekitar 100 200 us. Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant yang berfungsi untuk memproduksi air demin ini. Secara sederhana bagaimana siklus PLTU itu bisa dilihat ketika proses memasak air. Mulamula air ditampung dalam tempat memasak dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran menimbulkan air terus mengalami kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul uap panas. Uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik. B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan pembuatan makalah ini antara lain, yaitu: 1. Sebagai bahan kajian para mahasiswa mengenai PLTU 2. Sebagai metode pengumpulan data tentang PLTU

3. Sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Operasi Sistem Tenaga Listrik

C. Ruang Lingkup Makalah ini membahas mengenai Definisi, Prinsip Kerja, Komponen dan Fungsi, Kelebihan serta Kekurangan dari PLTU

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian / Definisi PLTU
PLTU adalah singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Pembangkit ini memiliki alat pembakaran yang dinamakan dengan Boiler sehingga dihasilkan uap panas kering (steam) yang akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin. Sudu-sudu turbin yang berputar akan memutar poros turbin yang terhubung langsung dengan poros generator, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Seperti yang kita ketahui bahwa generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik (poros turbin yang berputar) menjadi energi listrik yang nantinya akan disalurkan ke gardu induk melalui transformator.

Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan poros sudu - sudu turbin. Sudu -sudu turbin mengerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin mengerakkan generator. Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi listrik. B. Cara Kerja PLTU Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust). Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut: 1. Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan 2. Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar. 3. Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel (nozzle). 4. Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan. Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar. Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin. Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja. Adanya mechanical loss, dsb.

Komponen gambar :

1. Stack 2. Boiler 3. FD Fan 4. Air Heater 5. Steam Drum 6. Primary Superheater 7. Economizer 8. Header 9. Water Wall 10. Secondary Superheater 11. Reheater 12. Wind Box 13. HP Turbine 14. IP Turbine 15. LP Turbine 16. Generator 17. Condenser 18. MFO Tank 19. MFO Pump 20. MFO Heater 21. Burner 22. Circulating Water Pump 23. Desalination Plant 24. Distillate Water Pump 25. Make Up Water Tank 26. Make Up Water Pump 27. Demin Water Tank 28. Demin Water Pump 29. Condensate Pump 30. LP Heater 31. Deaerator 32. Boiler Feed Pump 33. HP Heater

34. 18 kV/150kV Switch Yard 35. Transmission

Siklus Rankine Ideal Siklus di PLTU menggunakan siklus rankine dengan superheater dan reheater.

Keterangan siklus : a) Proses 1 1 : Penaikan tekanan pada air menggunakan condensate extraction pump. b) Proses 1 2 : Pemanasan air pada low pressure heater. c) Proses 2 2 : Penaikan tekanan air menggunakan boiler feed pump. d) Proses 2 3 : Pemanasan air pada high pressure heater dan pada economizer. e) Proses 3 4 : Pemanasan air menjadi uap air pada wall tube dan downcomer di dalam boiler. f) Proses 4 5 : Pemanasan uap air menjadi uap panas lanjut (superheated steam) pada superheater. g) Proses 5 6 : Ekspansi uap di dalam high pressure turbine. h) Proses 6 7 : Pemanasan kembali uap yang keluar dari high pressure turbine yang terjadi dalam reheater. i) Proses 7 7 : Ekspansi uap yang keluar dari reheater di dalam intermediate pressure turbine. j) Proses 7 8 : Ekspansi uap di dalam low pressure turbine tanpa mengalami pemanasan ulang. k) Proses 8 1 : Pendinginan uap menjadi air di dalam condenser. C. Komponen Utama dan Fungsi 1. BOILER Boiler yang umumnya disebut ketel uap merupakan satu bagian utama dari PLTU yang fungsinya adalah untuk memproduksi uap yang selanjutnya uap tersebut dialirkan ke turbin. a. Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu: Ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi energi panas. Alat penguapan terdiri dari pipa-pipa penguap yang mengubah energi pembakaran (energi kimia) menjadi energi potensial uap, (energi panas). b. Konstruksi boiler dari beberapa bagian antara lain : Tube Wall Tube Wall adalah merupakan pipa yang dirangkai membentuk dinding dan dipasang secara vertikal pada 4 (empat) sisi, sehingga membentuk ruangan persegi empat yang disebut ruang bakar. Fungsi tube wall adalah alat pemanas air dengan bidang yang luas sehingga mempercepat proses penguapan. Burner (Alat Pembakaran) Burner pada boiler dilengkapi dengan Nozzle dan Diffusor udara sehingga dengan kedua peralatan tersebut terjadi pengabutan bahan bakar dan udara bercampur untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna. Boiler Drum Boiler drum terbuat dari plat baja yang berbentuk silinder dan dipasang mendatar di atas rangkaian pipa-pipa pemanas.

5.

Fungsi Boiler Drum adalah untuk menampung air pengisi dan uap basah dari Tube Wall sekaligus untuk pemisah antara uap dan air. Super heater (Pemanas Lanjut) Super Heataer adalah suatu alat yang kontruksinya merupakan rangkaian pipa-pipa yang berbentuk spiral diletakkan di bagian atas ruang pembakaran. Fungsi dari Super Heater adalah untuk memanaskan uap basah menjadi uap kering. Economizer Economiser adalah suatu alat yang konstruksinya merupakan rangkaian pipa-pipa yang berbentuk spiral dan dipasang pada saluran gas bekas yang berfungsi untuk memanaskan air sebelum masuk ke Boiler Drum. Air heater (Pemanas Udara) Air Hetaer adalah suatu alat yang konstruksinya dapat dibuat dari pipa lurus yang disusun pada saluran gas bekas dan berfungsi untuk memanaskan udara pembakar. Komponen Pendukung Boiler Komponen pendukung Boiler terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO Heater, Air Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot Blower dan Safety Valve. 1. Forced Draft Fan Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan udara pembakaran secara paksa ke dalam furnace, terpasang pada bagian ujung saluran air intake boiler dan digerakkan oleh motor listrik. 2. MFO Heater MFO Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan bahan bakar berupa MFO dengan tujuan menurunkan viskositas dari MFO. Hal ini perlu dilakukan karena MFO memiliki viskositas yang relatif tinggi (satu tingkat di bawah aspal) sehingga sulit untuk teratomisasi di burner. Dengan proses pemanasan maka viskositas MFO dapat diturunkan sehingga dapat teratomisasi dengan baik dan menghasilkan pembakaran yang baik. 3. Air Preheat Coil Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki Air Heater dengan sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara yang akan memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu agar tidak terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu yang ekstrim. 4. Air Heater Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil dari gas buang hasil pembakaran sebelum masuk ke cerobong (stack). Dengan pemanfaatan gas buang ini, maka dapat menghemat biaya bahan bakar sehingga bisa meningkatkan efisiensi pembakaran. Air Heater yang digunakan pada PLTU adalah tipe Ljungstrom. Tipe ini paling banyak digunakan di dunia karena performa dan ketahanannya yang telah teruji. Selain itu tipe ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama sebelum dilakukan overhaul. Perbaikan dan perawatan berkala mudah dilakukan pada Air Heater tipe ini karena desainnya yang sederhana. Air Heater terdiri dari hot end element dan cold end element. Air Heater yang digunakan di PLTU merupakan Air Heater jenis Regenerative, yaitu gas sisa pembakaran dilalukan pada sebuah selubung tertutup untuk memanaskan sebagian dari elemen air heater, dan elemen yang dipanaskan ini, diputar ke selubung yang lain dimana disini dilalukan udara yang akan dipanaskan, sehingga terjadi perpindahan panas secara konduksi. Burner Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar (fuel) dengan udara (air) di dalam ruang bakar (furnace) pada boiler.

6. Gas Recirculating Fan Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa pembakaran) kembali ke furnace untuk meningkatkan efisiensi boiler. 7. Soot Blower Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi untuk membersihkan kotoran yang dihasilkan dari proses pembakaran yang menempel pada pipa-pipa wall tube, superheater, reheater, economizer, dan air heater . Tujuannya adalah agar perpindahan panas tetap berlangsung secara baik dan efektif . Sebagai media pembersih digunakan uap. Suplai uap ini diambil dari primary superheater melalui suatu pengaturan tekanan PVC yang diset pada tekanan 40 kg/cm 2. Setiap sootblower dilengkapi dengan poppet valve untuk mengatur kebutuhan uap sootblower. Katup ini membuka pada saat sootblower dioperasikan dan menutup kembali saat lance tube dari sootblower tersebut mundur menuju stop. Dilihat dari cara kerja/mekanisme pengoperasiannya sootblower dibagi atas : Short Retractable Sootblower / Furnace Wall Blower , digunakan untuk membersihkan pipa-pipa penguap (wall tube) pada daerah furnace. Long Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan pipa-pipa superheater, dan reheater. Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan elemen-elemen air Heater. 8. Safety Valve Safety valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap yang berlebih yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini dapat terjadi karena panas boiler yang berlebihanatau adanya penurunan beban turbine secara drastis. 2. TURBIN Turbin adalah suatu perangkat yang mengkonversikan energi uap yang bertemperatur tinggi dan tekanan tinggi menjadi energi mekanik (putaran). Ekspansi uap yang dihasilkan tergantung dari sudu-sudu (nozzle) pengarah dan sudu-sudu putar. Ukuran nozzle pengarah dan nozzle putar adalah sebagai pengatur distribusi tekanan dan kecepatan uap yang masuk ke Turbin. Turbin uap berkapasitas besar memiliki lebih dari satu silinder cashing. Hal ini dapat kita lihat dari macam silinder casing pada Turbin: 1. Cross Compound Dimana HP (High Pressure) dan LP (Low Pressure) turbinnya terpisah dan masing-masing dikopel dengan satu generator. 2. Tandem Compound Dimana HP dan IP (Intermediet Pressure) turbinnya terpisah dengan LP Turbin tetapi masih dalam satu poros. Prinsip Kerja Steam Turbine Steam Turbine adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mengubah energi panas dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Konstruksinya terdiri dari rumah turbin dan rotor. Pada rotor turbin ditempatkan rangkaian sudu-sudu jalan secara berjajar. Dalam pemasangannya, rangkaian sudu tetap dan rangkaian sudu jalan dipasang berselang-seling. Energi panas dalam uap mula-mula diubah menjadi energi kinetik oleh nozzle, selanjutnya uap dengan kecepatan tinggi ini akan mengenai sudu-sudu jalan pada rotor turbin yang akhirnya mengakibatkan putaran rotor. Pada PLTU, Turbine dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : 1. High Pressure (HP) Turbine

HP Turbine mengekspansikan uap utama yang dihasilkan dari superheater dengan tekanan 169 kg/cm2 dan temperatur 538oC, kemudian uap keluar HP Turbin (41 kg/cm2) dengan temperatur 336oC dipanaskan kembali pada bagian reheater diboiler untuk menaikkan entalpi uap. Uap reheat lalu diekspansikan di dalam Intermediate Pressure (IP) turbine. Data HP Turbin: a. Jumlah sudu : 1 pasang sudu impuls (tingkat 1) 14 pasang sudu reaksi b. Arah uap ke Pedestal c. Jumlah 1 buah 2. Intermediate Pressure (IP) Turbine IP Turbine mengekspansikan uap reheat dengan tekanan 39 kg/cm2 dan temperatur 538oC, sedang uap keluarnya bertekanan 8 kg/cm2 dan suhunya sekitar 330oC. Data IP Turbine: a. Jumlah sudu : 12 pasang sudu reaksi b. Arah ekspansi berkebalikan dengan HP Turbin c. Jumlah 1 buah 3. Low Pressure (LP) Turbine LP Turbine mengekspansikan uap bertekanan 8 kg/cm2 dan temperatur 330oC, dan tekanan uap keluar dari LP Turbin pada tekanan 56 mmHg (Vaccum), kondisi vakum ini diciptakan di dalam condenser dengan temperatur 40oC. Data LP Turbine: a. Jumlah sudu : 8 pasang per turbin b. Arah ekspansi uap saling berlawanan c. Jumlah : 1 buah Komponen-komponen Turbin Uap

Komponen utama turbin uap: 1. Sudu-sudu turbin PLTU memiliki sudu-sudu turbin yang terdiri dari satu tingkat impuls dan 14 tingkat reaksi tekanan tinggi, 12 reaksi pada tekanan menengah, 2 x 8 reaksi pada turbin tekanan rendah. 2. Sudu tetap dan sudu jalan turbin

3.

4.

5.

6.

7.

Uap yang berasal dari boiler dialirkan melalui nozzel. Karena adanya penyempitan pada aliran nozel, maka tekanan uap menurun dan kecepatannya bertambah. Sudu tetap mempunyai fungsi antara lain: 1) Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik 2) Untuk mengarahkan uap ke sudu jalan turbin Nozzel pada sudu tetap dipasang pada casing dan fixed, sedangkan sudu jalan dipasang pada rotor turbin dan berputar jika dilalui uap. Sudu jalan berfungsi untuk mengubah energi kinetik uap menjadi energi mekanis. Jarak antara sudu-sudu jalan sangat kecil sekali kurang lebih 0,6 mikrometer. Poros (shaft) Poros merupakan salah satu bagian dari turbin yang menjadikan rotor-rotor berbagai tingkat turbin menjadi satu kesatuan. Poros ini juga mentransmisikan torsi rotor turbin untuk memutar bagian dari rotor generator listrik. Casing (Rumah Turbin) Casing berfungsi untuk melindungi proses ekspansi uap oleh turbin agar tidak terjadi kebocoran dari dan kearah luar. Katup-katup pengatur beban Katup pengatur beban pada turbin disebut juga governor valve yang mengatur jumlah aliran uap masuk ke turbin PLTU Semarang. Pembukaan dari tiap katup tergantung kebutuhan beban. Bantalan aksial turbin Aliran uap yang memutar turbin mengakibatkan turbin bergerak kearah aksial (searah sumbu). Jika gerakan kearah aksial ini melewati batas yang dizinkan, maka terjadilah gesekan antar rotor turbin dengan statornya. Jarak antara sudu tetap dan sudu jalan dibuat kecil sekali yang berguna untuk menghindari gesekan. Bantalan aksial ditempatkan pada bagian bantalan nomor 1 turbin (dekat dengan pedetsal) untuk memonitor gerakan ke arah aksial dan dilengkapi dengan minyak yang mengalir dan dipancarkan ke torak. Dengan bergeraknya torak ke arah aksial, maka tekanan minyak ini diteruskan ke rangkaian trip turbin. PLTU Semarang mempunyai batasan pada tekanan minyak 2,4 kg/cm2 dan trip pada 5,6 kg/cm2. Bantalan turbin Untuk menumpu rotor turbin dengan satu silinder casing diperlukan bantalan utama (main bearing) sebanyak dua buah, sedangkan pada turbin yang mempunyai lebih dari satu silinder casing bantalannya lebih dari dua buah. Peralatan Bantu Turbin Uap Peralatan bantu turbin merupakan serangkaian sistem yang mendukung operasi turbin agar dalam pengoperasiannya dapat berjalan dengan baik. Peralatan bantu turbin antara lain: 1. Sistem pelumasan, fungsi sistem pelumasan turbin antara lain: a. Mencegah korosi b. Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak c. Sebagai pengangkut partikel kotor yang timbul karena gesekan d. Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan 2. Sistem perapat/seal Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari dalam turbin ke udara luar atau sebaliknya melewati kelenjar-kelenjar perapat (gland seal) sepanjang poros turbin. 3. Sistem turning gear Turning gear merupakan alat bantu turbin yang berfungsi mensukseskan operasi turbin pada saat start up dan shut down. Fungsi turning gear untuk menghindari melengkungnya poros turbin

terutama pada saat temperatur poros masih tinggi, ketika turbin baru saja shut down. Turning gear digerakan oleh motor listrik AC yang memutar poros turbin 3 rpm. Dengan demikian terjadilah pendinginan yang merata untuk menghindari terjadinya defleksi (lendutan) poros. 4. Sistem governor Governor adalah suatu alat pengatur putaran. Setiap turbin uap memerlukan governor, baik turbin yang digunakan untuk menggerakan generator listrik, pompa air pengisi maupun menggerakan blower. Tipe governor yang biasa digunakan yaitu elektronik dan hidrolikmekanik. 5.Sistem proteksi Sistem proteksi turbin merupakan serangkaian peralatan baik mekanis, hidrolis dan elektris yang dirancang mampu mengamankan operasi turbin dalam segala kondisi terburuk sekalipun. 6.Condenser Condenser berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas menjadi uap air pengisi boiler, dimana uap bekas dari LP Turbin masuk ke kondenser melalui pipa-pipa kondensor yang di dalamnya berisi fluida kerja (biasanya berupa sea water atau fresh water) Sistem Valve pada Turbin Sistem valve pada turbin berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam turbin. Sistem valve digerakkan oleh servo valve actuator dan minyak hidrolik sebagai penggerak valve. Valve turbin terdiri dari: 1. MSV (Main Stop Valve) MSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap utama (main steam) masuk ke HP Turbin. Pada saat start up, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang masuk ke HP Turbin dan juga sebagai proteksi saat turbin trip. 2. GV (Governor Valve) GV bekerja setelah terjadinya valve transfer dari MSV ke GV yang berfungsi mengatur laju aliran uap utama pada HP dan juga sebagai pengontrol beban (setelah disinkronisasi sampai beban normal). 3. RSV (Reheat Stop Valve) RSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke IP Turbin. Pada saat start up RSV sudah dalam kondisi membuka penuh, jadi tidak berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga sebagai alat proteksi saat turbin trip. 4. ICV (Interceptor Valve) Pada saat start up, ICV berperan seperti MSV yaitu mengatur aliran uap reheat pada IP Turbin. Pengendalian Katup Uap Turbin Salah satu hal yang juga sangat penting dalam pengontrolan turbin uap adalah pengaturan putarannya dengan mengatur prosentase buka tutup katup. Sistem katup uap (governor valve) pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Sebagai pengendali putaran turbin sebelum generator on line. b. Sebagai pengendali setelah generator sinkron dengan jaringan lokal dimana unit sebagai master (island operator) c. Sebagai pengendali beban yang dibangkitkan generator apabila generator sinkron dengan jaringan. Sistem pengatur ini bekerja berdasarkan speed drop yang telah ditentukan untuk mengatur frekuensi jaringan. d. Sebagai peralatan proteksi yang menjamin bekerjanya turbin dengan aman. e. Sebagai sarana pengaturan secara jarak jauh dari pusat pengukur beban.

Fungsi-fungsi trip yang telah kita bicarakan sebelumnya juga sangat berhubungan dengan governor ini karena ketika terjadi trip, governor- governor yang ada akan secara otomatis menutup laju uap yang menuju ke Turbin, sehingga turbin akan berhenti bekerja. Mekanisme pengendalian buka tutup katup dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Sistem pengendalian dengan governor motor Pada sistem ini pengaturan pembukaan governor valve selain diperintah oleh tekanan minyak governor motor, juga dipengaruhi oleh putaran turbin (frekuensi). Hal ini dapat terjadi karena tekanan minyak governor motor berhubungan dengan tekanan discharge impeller serta putaran turbin. Sistem pengaturan ini disebut juga free governor action. Karena pembukaan governor dipengaruhi oleh perubahan frekuensi. Tekanan minyak pada governor diatur oleh servo motor yang dikerjakan oleh operator dari control room. 2. Sistem pengendalian secara elektronik Pada sistem ini pengaturan governor dilakukan secara hidraulik diperintahkan oleh suatu perangkat elektronik yang disebut electro hydraulic converter. 3. Sistem pengendalian dengan load limit Pegaturan governor load limit adalah pengaturan pembukaan govenor yang hanya dikontrol oleh tekanan minyak. Load limit frekuensi tidak bisa mempengaruhi pembukaan governor valve, kecuali jika terjadi tekanan frekuensi yang tinggi sehingga pengendalian minyak dari governor motor akan menurunkan tekanan minyak

3. KONDENSOR Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air. Kondensor terbuat dari plat baja berbentuk silinder yang diletakkan secara mendatar dan didalamnya dipasang pipa-pipa pendingin yang terbuat dari kuningan paduan. Peralatan pada Kondensor Ejector Fungsinya adalah untuk membuat ruangan kondensasi di dalam kondensor menjadi vaccum (Hampa) sehingga uap bekas dari turbin mengalir ke ruang kondensor tersebut dengan cepat dan bersinggungan terhadap pipa-pipa pendingin kondensor yang akhirnya uap tersebut menjadi air kondensat. Pompa Air Kondensat (Condensat Pump) Pompa tersebut untuk memompakan air kondensat dari dalam bak penampungan (Hotwell) ke tanki air pengisi. Pompa Air Pendingin (Cooling Water Pump) Pompa tersebut untuk memompakan air kedalam kondensor dan lat pendingin lainnya yang dipompakan dari sungai, laut atau bak penampungan bagi unit yang menggukan pendingin tertutup. 4. GENERATOR Generator adalah suatu alat untuk merubah tenaga mekanik menjadi tenaga listrik. a. Generator terdiri dari dua bagian utama yaitu : Stator Stator adalah bagian yang diam terdiri dari kumparan-kumparan tembaga dan inti besi. Rotor

Rotor pada generator adalah bagian yang berputar terdiri dari lilitan dan kutub-kutub magnet. Untuk menunjang operasional, generator dilengkapi dengan Exciter yang terdiri dari pilot exciter dan main exciter. 5. PERALATAN BANTU a. BFP dan feed water pump Fungsi utama feed water system pada PLTU adalah untuk melayani kebutuhan air pada boiler agar tetap tersedia dengan cukup. Komponen Utama Feed Water Sistem pada PLTU terdiri dari : Tangki Air Pengisi (FWT) Pompa Air Pengisi (FWP) Pemanas Tekanan Tinggi (HPH) Ekonomizer Boiler Drum Sirkulasi feed water pump Mula-mula air dalam tanki (FWT) dialirkan ke pompa air pengisi (FWP) Kemudian air dipompakan ke boiler melalui HPH, di dalam alat tersebut air dipanasi dengan uap yang dialirkan dari turbin Dari HPH air dialirkan ke economizer air masuk ke boiler drum dan selanjutya masuk ke tube wall melalui pipa down comer.

b. FD.FAN DAN SYTEM UDARA Fungsi utama system udara adalah system yang dilengkapi dengan peralatan hingga mendapat udara panas yang dibutuhkan untuk proses pembakaran dengan sempurna di dalam boiler. Komponen Utama pada sistem udara antara lain : FD. Fan (Kipas Tekan Paksa) FD. Fan adalah suatu alat Bantu boiler yang berfungsi untuk menghisap udara luar dan ditekan ke burner. Steam Air Heater Steam Air Heater adalah suatu alat untuk memanaskan udara dengan menggunakan uap sebagai pemanas. Air Heater (Pemanas Udara) Air Heater adalah suatu alat yang dipasang pada saluran gas bekas dan berfungsi untuk memanaskan udara dengan menggunakan gas bekas sebagai pemanas. Burner (Pembakar) Burner adalah suatau alat yang dipasang pada pendingin Boiler yang berfungsi untuk mencampur udara dengan bahan bakar dan tempat berlangsungnya pembakaran. c. FAN DAN SISTEM GAS BEKAS Fungsi utama ID Fan adalah untuk menghisap gas bekas hasil pembakaran di dalam ruang bakar boiler sambil mengatur tekanan agar tetap konstan sebelum dikeluarkan ke cerobong terlebih dahulu digunakan memanasi air pengisi dan udara pembakar. Komponen utam pada system gas bekas dapat kita lihat pada lembar peraga yang terdiri dari : Super Heater 1a, 1b -1b, 2

Air Heater 2 Economizer Air Heater 1 ID. Fan Cerobong Sirkulasi gas bekas Mula-mula gas panas dari hasil pembakaran di dalam ruang baker boiler mengalir ke atas dan memanasi pipa-pipa super heater 2. Dari Super Heater 1a gas terus mengalir dan memanasi air heater 2 kemudian mengalir ke arah bawah dan memanasi air heater 1 dan selanjutnya ke ID. Fan. Dari ID. Fan gas bekas dikeluarkan melalui cerobong ke udara bekas. Pengeluaran gas bekas diatur dengan pembukaan klap yang dipasang pada saluran seblum gas buang.

d. SISTEM BAHAN BAKAR Fungsi bahan bakar pada PLTU adalah untuk memanasi air di boiler hingga menjadi uap. Jenis bahan bakar yang digunakan ada tiga macam yaitu : minyak residu, minyak solar, dan gas alam. Sistem pembakaran Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dilakukan di dalam boiler yang letaknya terpisah dari turbin atau dapat disebut mesin pembakar luar.Sistem pembakaran pada PLTU keramasan dapat menggunakan bahan bakar residu dan gas.Untuk bahan bakar residu dan solar dipompakan ke dalam burner melalui heater dan filter. Untuk bahan bakar gas dialirkan ke burner melalui scrubber dan reducing station. e. SISTEM PELUMASAN Fungsi pelumasan pada alat bantu adalah untuk mencegah kerusakan pada bagian-bagian yang bergerak. Fungsi pelumasan pada turbin adalah untuk pendinginan dan pelumasan pada bantalan dan rotor turbin minyak pelumas pada turbin juga digunakan untuk system pengaturan. Jenis pelumas yang dipakai pada peralatan PLTU terdiri dari dua macam yaitu pelumas cair dan padat. Pelumas Cair adalah Oli SAE 30 dan 40 Pelumas Padat adalah Grease Oli SAE 30 digunakan pada turbin dan bearing-bearing alat Bantu diantaranya pompa-pompa dan mesin compressor, sedangkan Oli SAE 40 digunakan pada mesin diesel PBK (Pemadam Bahaya Kebakaran) Pemakaian Grease di PLTU dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya : Alfania Grease Pelumas tersebur digunakan pada motor motor listrik putaran tinggi Darina Grease Pelumas tersebut digunakan pada motor-motor listrik putaran rendah Alfania Grease Ep 2

Pelumas tersebut digunakan untuk melumasi bearing di dalam air, diantaranya bearing Cooling Water Pump. f. SISTEM UDARA KONTROL DAN UDARA SERVICE Sebagai Media Alat Ukur Satuan yang digunakan bar dan psi berasal dari udara compressor Satuan yang digunakan mmWC dan Nm3/h berasal dari udara FD. Fan. Sebagai Penggerak Sumbernya berasal dari compressor udara, digunakan pada katup/valve gas dan ignitor burner Sebagai Pendingin Sumbernya berasal dari FD. Fan digunakan pada flame detector burner. Udara control dan pelayanannya didapat dari dua sumber udara Kompressor FD. Fan (Force Draught Fan)

D. Kekurangan dan Kelebihan PLTU Kelebihan Efisiensi tinggi dengan metode Waste Heat Utilization. Hasil pembangkitan steam dapat digunakan untuk proses produksi Mill. Biaya bahan bakar lebih murah. Biaya pemeliharaan lebih murah. Kekurangan Membutuhkan penanganan air umpan yang akan masuk ke dalam boiler. Menghasilkan limbah batu-bara yang memerlukan penanganan khusus. Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi. Membutuhkan area yang lebih luas. Kurang responsif terhadap fluktuasi.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah Suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang mengkonversikan energi kimia listrik dengan menggunakan uap air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk menggerakkan poros sudu - sudu turbin. Sudu -sudu turbin mengerakkan poros turbin, untuk selanjutnya poros turbin mengerakkan generator. Dari generator inilah kemudian dibangkitkan energi listrik. Sehingga cara kerja Pembangkit Listrik tenaga Uap (PLTU) adalah sebagai berikut: Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).

DAFTAR PUSTAKA

1. 2. 3. 4.

http://chekaproject.wordpress.com/2010/05/25/sistem-pltu-berbahan-bakar-gasoil/ http://chekaproject.wordpress.com/2010/05/25/sistem-pltu-berbahan-bakar-gasoil/ http://febriantara.files.wordpress.com/2008/11/session-2.pdf Muslim Supari, dkk. 2008. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik. Jakarta. Direktorat

Pendidikan SMK. 5. Marsudi Djiteng. 2008. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Jakarta. Graha Ilmu.

Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga UAP (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara memiliki dua reputasi yang saling bertolak belakang. Di satu fihak PLTU betubara mempunyai reputasi baik karena mampu memproduksi listrik dengan biaya paling murah dibandingkan sistim pembangkit listrik lainnya. Biaya operasi PLTU batubara kurang lebih 30 persen lebih rendah dibandingkan sistim pembangkit listrik yang lain. Namun di lain fihak, PLTU batubara juga mempunyai reputasi buruk karena merupakan sumber pencemar utama terhadap atmosfer kita. Selama ini reputasi bahan bakar fosil, terutama batubara, memang sangat buruk apabila dikaitkan dengan masalah pencemaran lingkungan seperti yang baru-baru ini terjadi di cilacap terkait dengan flay ash batu bara yang beterbangan kerumah penduduk disekitar penampungan flay ash batu bara. Walaupun stasiun pembangkit listrik batubara saat ini telah menggunakan alat pembersih endapan (presipitator) untuk membersihkan partikelpartikel kecil dari asap pembakaran batubara, namun hal yang harus sangat diperhatikan adalah senyawa-senyawa seperti SOx dan NOx yang berbentuk gas dengan bebasnya naik melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas. Kedua gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di udara sehingga membentuk H2SO4 (asam sulfat) dan HNO3 (asam nitrat). Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan terjadinya hujan asam. Berbagai kerusakan lingkungan serta gangguan terhadap kesehatan dapat muncul karena terjadinya hujan asam tersebut. Fenomena hujan asam sebetulnya sudah dikenali oleh para pemerhati lingkungan sejak tahun 1950-an. Namun masalahnya menjadi bertambah parah seiring dengan semakin meningkatnya permintaan energi listrik yang disuplai melalui PLTU batubara. Masalah hujan asam mungkin akan merupakan masalah lingkungan jangka panjang yang teramat serius. Hujan asam bisa juga menjadi isu politik besar terutama karena sumber asal dan para korbannya sering berada di tempat yang berbeda. Bahan pencemar NOx dan SOx dapat bergerak terbawa udara hingga ratusan bahkan ribuan kilometer, mencapai lintas batas antar negara. Dalam keadaan udara bersih, air hujan bersifat agak asam dengan derajad keasaman (pH) 5,6. Penyebab keasaman ini adalah adanya senyawa carbon dioksida (CO2), suatu senyawa alamiah penyusun udara yang dalam air hujan membentuk asam lemah. Senyawa ini dikeluarkan baik oleh manusia, hewan maupun tanaman melalui sistim pernafasan. Air hujan dikatagorikan sebagai asam apabila nilai pH-nya di bawah 5,6. Air untuk konsumsi manusia harus memiliki nilai pH antara 6-9. Asam dalam air hujan menambah

kemampuan air itu untuk melarutkan dan membawa lebih banyak logam-logam berat keluar dari tanah, seperti merkuri (Hg) dan aluminium (Al). Air asam ini juga dapat melarutkan tembaga (Cu) dan timbal (Pb) dari pipa-pipa logam untuk menyalurkan air. Peristiwa ini tentu saja akan menggganggu persediaan air untuk konsumsi manusia. Air dengan pH 5 menyebabkan beberapa ikan tidak mampu berkembang biak. Pada pH sekitar 4,5, ikan lenyap dari perairan. Sedang pada pH 4, perairan menjadi tanpa kehidupan. Pada pH mendekati 3, daun tanaman menjadi rusak. Di berbagai belahan dunia, manusia mulai semakin menyadari perlunya menyelamatkan lingkungan hidup. Tindakan-tindakan protektif kini sedang digiatkan untuk melindungi sumber-sumber alam yang tak ternilai harganya ini dari kehancuran total. Dewasa ini manusia di berbagai belahan dunia mulai sadar akan perlunya menyelamatkan lingkungan dengan cara mereduksi maupun menjinakkan polutan-polutan yang terlepas ke lingkungan. Beberapa negara maju telah mengeluarkan peraturan sangat ketat dan menanamkan investasi cukup besar dalam rangka mengurangi polusi udara dari gas buang. Untuk penyelesaian jangka panjang, salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menghindari terjadinya hujan asam adalah dengan menghentikan sumber hujan asam tersebut.
V

Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda/poros turbin. Pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi, melainkan gerakan rotasi. Bagian turbin yang berputar biasa disebut dengan istilah rotor/roda/poros turbin, sedangkan bagian turbin yang tidak berputar dinamai dengan istilah stator. Roda turbin terletak didalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang digerakkannya atau memutar bebannya (generator listrik, pompa, kompresor, baling-baling, dll). Didalam turbin fluida kerja mengalami ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan dan mengalir secara kontinyu. Penamaan turbin didasarkan pada jenis fluida yang mengalir didalamnya, apabila fluida kerjanya berupa uap maka turbin biasa disebut dengan turbin uap. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) mempunyai bagian-bagian utama seperti : a. Turbin uap (steam turbine) b. Boiler (steam generator) c. Kondensor (condenser) d. Pompa-pompa (pumps) Turbin uap untuk pembangkit menggunakan siklus uap tertutup, uap yang telah memutar turbin dengan energinya dikondensasikan kembali menjadi air dan dipompa ke boiler, selanjutnya dipanaskan lagi didalam boiler tersebut. Demikian seterusnya siklus ini terjadi terus menerus. Gambar Prinsip Kerja PLTU

Air laut yang jumlahnya melimpah ruah dipompa oleh CWP (Circulating Water Pump) (1) yang sebagian besar dipakai untuk media pendingin di Condenser (6) dan sebagian lagi dijadikan air tawar di Desalination Evaporator (2). Setelah air menjadi tawar, kemudian dipompa oleh Distillate Pump (3) untuk kemudian dimasukkan ke dalam Make Up Water Tank (4) yang kemudian dipompa lagi masuk ke sistem pemurnian air (Demineralizer) dan selanjutnya dimasukkan ke dalam Demin Water Tank (5). Dari sini air dipompa lagi untuk dimasukkan ke dalam Condenser bersatu dengan air kondensat sebagai air benam ban. Air kondensat yang kondisinya sudah dalam keadaan murni dipompa lagi dengan menggunakan pompa kondensat, kemudian dimasukkan ke dalam 2 buah pemanas Low Pressure Heater (7) dan kemudian diteruskan ke Deaerator (8) untuk mengeluarkan atau membebaskan unsur O2 yang terkandung dalam air tadi. Selanjutnya air tersebut dipompa lagi dengan bantuan Boiler Feed Pump (9) dipanaskan lagi ke dalam 2 buah High Pressure Heater (10) untuk diteruskan ke dalam boiler yang terlebih dahulu dipanaskan lagi dengan Economizer (11) baru kemudian masuk ke dalam Steam Drum (12). Proses pemanasan di ruang bakar menghasilkan uap jenuh dalam steam drum, dipanaskan lagi oleh Superheater (14) untuk kemudian dialirkan dan memutar Turbin Uap (15). Uap bekas yang keluar turbin diembunkan dalam condenser dengan bantuan pendinginan air laut kemudian air kondensat ditampung di hot well. Bahan bakar berupa residu/MFO dialirkan dari kapal/tongkang (16) ke dalam Pumping House (17) untuk dimasukkan ke dalam Fuel Oil Tank (18). Dari sini dipompa lagi dengan fuel oil pump selanjutnya masuk ke dalam Fuel Oil Heater (19) untuk dikabutkan di dalam Burner (20) sebagai alat proses pembakaran bahan bakar dalam Boiler. Udara di luar dihisap oleh FDF (Forced Draught Fan) (21) yang kemudian dialirkan ke dalam pemanas udara (Air Heater) (22) dengan memakai gas bekas sisa pembakaran bahan bakar di dalam Boiler (13) sebelum dibuang ke udara luar melalui Cerobong/Stack (23). Perputaran Generator (24) akan menghasilkan energi listrik yang oleh penguat/exciter tegangan mencapai 11,5 kV, kemudian oleh Trafo Utama/Main Transformater (25) tegangan dinaikkan menjadi 150 kV. Energi listrik itu lalu dibagi melalui Switch Yard (26) untuk kemudian dikirim ke Gardu Induk melalui Transmisi Tegangan Tinggi (27). Kemudian, tenaga listrik itu dialirkan lagi pada para konsumen. Proses PLTU secara sederhana dijelaskan sebagai berikut : PLTU memanfaatkan bahan bakar Minyak, Gas atau Batu Bara sebagai Enerji Primernya. Air dari Hotwell Condensor dipompakan ke Deaerator melalui beberapa Low Pressure Heater untuk mendapatkan tinggi tekan positif (NPSH), selanjutnya dipompakan (dengan BFP ke Steam Drum melalui beberapa High Pressure Heater dan Pipa Ekonomiser di dalam Boiler. Di dalam Boiler proses pembakaran berlangsung dengan didahului pengaliran Udara oleh FD Fan melalui Air Heater, Air Register ke Burner, sementara bahan bakar minyak atau Gas atau Batu bara di alirkan ke Burner & bercampur dengan Udara menjadi Pembakaran di Boiler. Air di dalam Pipa Boiler dipanaskan dengan pembakaran tadi sehingga bersirkulasi diantara Pipa Down Comer, Water Header, Pipa Riser dan berkumpul Steam Drum. Uap dengan tekanan & Temperatur tertentu yang dihasilkan dipanaskan lebih lanjut di Superheater untuk digunakan

memutar Turbin Uap yang di Kopel dengan Generator menghasilkan daya Listrik. Uap sisa memutar Turbin dikondensasikan di Kondensor dengan media pendingin Air Laut (Cooling System) untuk selanjutnya Air Kondensasi ini dapat digunakan lagi menjadi air Boiler (Proses

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)


A. PEMBANGKIT PADA UMUMNYA TERDAPAT :
a. Instalasi Energi Primer, yaitu bahan bakar atau instalasi tenaga air b. Instalasi Mesin Penggerak Generator, yaitu yang berfungsi sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator. Mesin penggerak generator ini dapat berupa ketel uap beserta turbin uap, mesin diesel, turbin gas, dan turbin air c. Instalasi Pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi penggerak yang menggunakan bahan bakar d. Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdari dari : Instalasi Tegangan Tinggi, yaitu instalasi yang menyalurkan energi listrik yang dibangkitkan generator Instalasi Tegangan Rendah, yaitu instalasi alat-alat bantu dan instalasi penerangan Instalasi Arus Searah, yaitu instalasi yang terdiri dari baterai aki beserta pengisinya dan jaringan arus serarah yang terutama digunakan untuk proteksi, kontrol dan telekomunikasi.

B. PROSES KONVERSI ENERGI


Dalam PLTU, energi primer berupa bahan bakar (batubara/minyak gas) dikonversikan menjadi listrik (energi sekunder), dengan tahapan sebagai berikut: a. Pertama, energi kimia dalam bahan bakar dikonversikan menjadi energi panas dalam ruang bakar boiler, dalam proses pembakaran. b. Kedua, energi panas tersebut diatas selanjutnya dikonversikan menjadi energi dalam uap (enthalpy) di boiler, melalui proses perpindahan panas. c. Ketiga, energi dalam uap (enthalpy) selanjutnya dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran pada turbin uap. d. Terakhir, energi mekanik dari turbin uap dikonversikan menjadi energi listrik pada generator.

C. SIKLUS UAP DAN AIR


Dari Gambar diatas menggambarkan siklus uap dan air yang berlangsung dalam PLTU, yang dayanya relatif besar, di atas 200 MW. Untuk PLTU ukuran ini. PLTU umumnya memiliki

pemanas ulang dan pemanas awal serta menpunyai 3 tubin yaitu turbin tekanan tinggi, turbin tekanan menengah dan turbin tekanan rendah. Siklus yang digambarkan oleh Gambar diatas telah disederhanankan, yaitu bagian yang menggambarkan sirkuit pengolahan air utnuk suplisi dihilangkan untuk penyederhanan. Suplisi air ini diperlukan karena adanya kebocoran uap pada sambungan-sambungan pipa uap dan adanya blow down air dari drum ketel. Air dipompakan ke dalam drum dan selanjuntya mengalir ke pipa-pipa air yang merupakan dinding yang mengelilingi ruang bakar ketel. Ke dalam ruang bakar dan udara pembakaran. Bahan bakar yang dicampur udara ini dinyalakan dalam ruang bakar sehingga terjadi pembakaran dalam ruang bakar. Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar mengubah energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar menjadi energi panas (kalori). Energi panas hasil pembakaran ini dipindahkan ke air yang aad dalam pipa air ketel melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi. Untuk setiap macam bahan bakar. Komposisi perpindahan panas berbeda, mislanya bahan bakar minyak paling banyak memindahkan kalori hasil pembakarannya melalui radiasi dibandingkan bahan bakar lainnya. Untuk melaksanakan pemabakaran diperlukan oksigen yang diambil dair udara. Oleh karena itu, diperlukan pasokan udara yang cukup ke dalam ruang bakar. Untuk keperluan memasok udara ke ruang bakar dan pada ujung keluar udara dari ruang bakar. Gas hasil pembakaran dalam ruang bakar setelah diberi kesempatan memindahkan energi panasnya ke air yang ada di dalam pipa air ketel, dialirkan melalui saluran pembuangan gas untuk selanjuntya di buang ke udara melalui cerobong. Gas buang sisa pembakaran ini masih mengandung banyak energi panas karena tidak semua energi panasnya dapat dipindahkan ke air yang ada dalam pipa air ketel. Gas buang yang masih mempunyai suhu di atas 400C ini dimanfaatkan untuk memanasi. a. Pemanas Lanjut (Super Heater) Di dalam pemanas lanjut, mengalir uap dari drum ketel yang menuju ke turbin uap tekanan tinggi. Uap yang mengalir dalam pemanas lanjut ini mengalami kenaikan suhu sehingga suhu uap air ini semakin kering, oleh karena adanya gas buang di sekeliling pemanas lanjut. b. Pemanas Ulang (Reheater) Uap yang telah digunakan untuk menggerakan turbin tekanan tinggi, sebelum menuju turbin tekanan menengah, dialirkan kembali melalui pipa yang dikelilingi oleh gas buang. Di sini uap akan mengalami kenaikan suhu yang serupa dengan pemanas lanjut.

c.

Economizer Air yang dipompakan ke dalam ketel, terlebih dahulu dialirkan melalui ekonomizer agar mendapat pemanasan oleh gas buang. Dengan demikian suhu air akan lebih tinggi ketika masuk ke pipa air di dalam ruang bakar yang selanjuntya akan mengurangi jumlah kalori yang diperlukan untuk penguapan (lebih ekonomis).

d. Pemanas Udara Udara yang akan dialirkan ke ruang pembakaran yang digunakan untuk membakar bahan bakar terlebih dahulu dialirkan melalui pemanas udara agar mendapat pemanasan oleh gas buang sehingga suhu udara pembakaran naik yang selanjuntya akan mempertinggi suhu nyala pembakaran. Dengan menempatkan alat-alat tersebut diatas dalam saluran gas buang, maka energi panas yang masih terkandung dalam gas buang dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebelum melalui panas udara, gas buang diharapkan masih mempunyai suhu diatas suhu pengembunan asam sulfat H2SO4, yaitu sekitar 180C. Hal ini perlu untuk menghindari terjadinya pengembunan asam sulfat di atas pemanas udara. Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi korosi pada pemanas udara dan pemanas udara tersebut akan menjadi rusak (keropos) Energi panas yang timbul dalam ruang pembakaran sebagai hasil pembakaran, setelah dipindahkan ke dalam air yang ada dalam pipa air ketel, akan menaikan suhu air dan menhasilkan uap. Uap ini dikumpulkan dalam drum ketel. Uap yang terkumpul mempunyai tekanan dan suhu yang tinggi dimana bisa mencapai 100 kg/cm dan 530C. Energi yang tersimpan dalam drum ketel dapat digunakan untuk mendorong atau memanasi sesuatu (uap ini mengandung energi). Drum ketel berisi air dibagian bawah dan uap yang mengandung energi dibagian atas. Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap, dan dalam trubin uap, energi dari uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak generator. Turbin pada PLTU besar, diatas 150 MW, umumnya terdiri dari 3 kelompok, yaitu turbin tekanan tinggi, tubin tekanan menegah, turbin tekanan rendah. Uap dari drum ketel mula-mula dialirkan ke turbin tekanan tinggi dengan terlebih dahulu melalui pemanas lanjut agar uapnya menjadi kering. Setelah keluar dari turbin tekanan tinggi, uap dialirkan ke pemanas ulang untuk menerima energi panas dan gas buang sehingga suhunya naik. Dari pemanas ulang, uap dialirkan ke turbin tekanan menengah.

Keluar dari turbin tekanan menengah, uap langsung dialirkan ke turbin tekanan rendah. Turbin tekanan rendah umumnya merupakan turbin dengan uap aliran ganda dengan arah aliran yang berlawanan untuk mengurangi gaya aksial turbin. Dari turbin tekanan rendah, uap dialirkan ke kondensor untuk diembunkan. Kondensor memerlukan air pendinginn untuk mengembunkan uap yang keluar dari turbin tekanan rendah, Oleh karena itu, banyak PLTU dibangun dipantai, Penggunaan air laut sebagai air pendingin menimbulkan masalah-masalah sebagai berikut : a. Material yang dialiri air laut harus material anti korosi (tahan air laut)

b. Binatang laut bisa masuk dan berkembang biak dalam saluran air pendingin yang memerlukan pembersihan secara periodik c. Selain binatang laut, kotoran air laut juga ikut masuk dan akan menyumbat pipa-pipa kondensor sehingga diperlukan pembersihan pipa kondensor secara periodik d. Ada risiko air laut masuk ke dalam sirkuit uap. Hal ini berbahaya bagi sudu-sudu turbin uap. Oleh karena itu, harus dicegah. Setelah air diembunkan dalam kondensor, air kemudian dipompa ke tangki pengolah air. Dalam tangki pengolah air, ada penambahan air agar memenuhi mutu yang diinginkan untuk air ketel. Mutu air ketel antara lain menyangkut kandungan NaC1, C1, O2 dan derajat keasaman (pH). Dari tangki pengolah air, air dipompa kembali ke ketel, tetapi terlebih dahulu melalui Ekonomizer, air mengambil energi panas dari gas buang sehingga suhunya naik, kemudian baru mengalir ke ketel uap. Pada PLTU yang besar, diatas 150 MW, biasanya digunakan pemanas awal (pre heater), yaitu pemanas air yang akan masuk ke ekonomizer sebelum masuk ke ketel uap. Pemanas awal ini ada 2 buah, masing-masing menggunakan uap yang diambil (di-tap) dan turbin tekanan menengah dan turbin tekanan rendah sehingga didapat pemanas awal tekanan menengah dan pemanas awal tekanan rendah.

D. PERALATAN UTAMA PTLU


1. Coal Handling Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, batubara akan melalui beberapa proses yaitu Stacking, Reclaiming dan Processing. Tetapi Coal Handling hanya akan melaksanakan proses stacking dan Reclaming, sedangkan untuk Processing termasuk didalam pengoperasian boiler dan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. Stacking merupakan proses penumpukan

batubara dari kapal laut. Sedangkan Processing merupakan sistem penanganan batubara dari Silo hingga siap digunakan di Boiler. Stacking Stacking adalah proses pemindahan batubara dari kapal ke Coal Pile. Beberapa istilah dalam Stacking antara lain : a. Jetty Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut batubara di PLTU. Tiap Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading Control building (CUCB). b. Belt Conveyor

Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley yang berfungsi sebagai peregang Belt conveyor. Untuk menyangga Belt Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak tertentu diantara Head Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah bak peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju ke arah Head Pulley. Biasanya , muatan batubara akan jatuh ke dalam bak peluncur lainnya yang terletak dibawah Head Pulley untuk diteruskan ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpan. Disetiap belokan antar Conveyor satu dengan yang lain dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada belt Conveyor ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitasnya, antara lain: 1. Pengambil Sampel Dilakukan secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada batubara pengambil sampel langsung berhenti. 2. Metal Detector Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam didalam batu bara yang tercampur pada proses pengiriman. 3. Magnetic Separator Untuk memisahkan logam-logam yang terkandung dalam batubara pada proses pengiriman. 4. Belt Scale

Untuk mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang diangkut oleh Belt Conveyor. 5. Dust Supasion Berfungsi untuk : Air Polution kontroller Menyemprot air pada batubara Menghemat batubara agar tidak menjadi debu Menghalangi terjadinya percikan api akibat debu panas dari batubara. c. Reclaiming Reclaming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan menyalurkan ke Silo. Beberapa istilah dalam reclaiming antara lain : d. Coal Pile Terdapat empat daerah Coal Pile, berturut-turut dari utara ke selatan : Di Coal Pile, proses penimbunan dan pengambilan batubara dilakukan dengan alat yang disebut Stacker/Reklaimer. Alat ini merupakan sebuah konveyor yang kompleks dan terpasang pada sebuah struktur yang dapat bergerak. Didalam proses penimbunan, stacker menyalurkan batubara melalui sebuah lengan yang dapat diatur agar selalu diam ditempat, sehingga batubara yang tumpah melalui lengan itu akan membentuk timbunan yang tinggi , apabila lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan menjadi timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat pengambilan, Reclaiming Bucket pada stacker akan berputar dan mengeruk batubara yang selanjutnya dituang ke Belt Conveyor untuk dibawa ke instalasi. Seperti halnya proses penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat juga diatur agar tetap diam ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara. e. Coal Silo Terdapat enam buah Coal Silo yaitu A, B, C, D, E dan F. Pengisian Silo dilakukan dengan menggunakan Belt conveyor yang dihubungkan dengan Tripper, pengopersiannya dilakukan oleh operator di Coal handling Control Building (CHCB). Silo merupakan bunker tempat menampung batubara di instalasi yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar di boiler. Volume sebuah silo sebesar 600 ton, pengisian ulang dilakukan setiap volume silo kurang dari 30 40%. Dari silo batubara dimasukkan ke Pulverizer dengan menggunakan Coal Feeder, batubara dari Pulverizer ini yang akan digunakan untuk pembakaran di boiler.

2. BOILER (KETEL UAP) Boiler merupakan perlatan utama yang diperlukan dalam proses energi panas pembakaran bahan bakar menjadi energi kinetis uap yang mempunyai tekanan dan temperatur yang tertentu. Boiler terdiri dari dimana panas yang diberikan merupakan hasil dari pembakaran bahan bakar minyak bersama udara pemabakaran. Dalam menjalankan tugas, boiler ditunjang oleh komponen-komponen sebagai berikut : a. Ruang Bakar (Furnace) adalah bagaian dari boiler yang dindingnya terdiri dari pipa-pipa air, sedangkan pada sisi bagaian depan terdepat sembilan buah burner yang terletaknya terdiri dari 3 tingkat tersusun mendatar yang berfungsi untuk membakar residu. Pembakaran residu ini disertai dengan aliran udara yang panas, sedangkan gas bahan bakar yang keluar dari ruang bakar dipapkai untuk memanaskan air preheater dan selanjutnya disalurkan ke cerobong untuk dibuang b. Dinding Pipa (Water Tubes) merupakan dinding yang berada dalam ruang bakar yang berfungsi sebagai tempat penguapan air, dinding ini berupa pipa-pipa yang berisi air yang berjajar vertikal c. Burner adalah tempatnya terjadi suatu pembakaran, dimana bahan bakar selalu dikabutkan menjadi partikel-partikel kecil sehingga memudahkan untuk berbaur dengan partikel-partikel udara. Untuk penyaalan awal atau pemabakaran awal diperlukan bahan HSD, sedangkan untuk proses pengkabutannya digunakan residu. Penyalaan tertangantung dari beban yang dipikul oleh unit. Burner management sistem adalah penyaluran konfigurasi penyalaan burner pada waktu start up atau shut down dan pada waktu load change. Jumlah burner yang menyala atau mati tergantung dari beban generator yang sebanding dengan kapasitas dari burner terbatas, maka diperlukan beberapa burner yang menyala, juga didalam konfigurasinya diatur supaya pemanasan dalam ruang bakar dapat merata dan efesien. Penyalaan burner yang tidak berimbang dengan beban generator akan mengakibatkan tidak stabilnya tekanan dan temperatur uap. d. Steam Drum adalah suatu alat pada boiler yang berfungsi sebagai tempat penampungan uap hasil dari proses pernguapan di dalam boiler, dimana temperaturnya cukup tinggi dan berupa campuran air dan udara. Campuran feed water dan mengalir mengikuti bentuk separator, sehingga air pada campuran akan jatuh dan masuk ke dalam saluran primary dan secondary drum. Uap yang telah dipisahkan oleh separator masuk ke chevron dryers.

e.

Superheater digunakan untuk memanaskan lebih lanjut dan boiler sehingga menjadi uap kering. Pemanasan untuk superheater diambil dari panas gas buang hasil pembakaran diruang pembakaran (furnace). Superheater dibagi menjadi 3 tahap yaitu

Primary superheater Secondary superheater Final superheater Primary superheater menerima gas yang relatif dingin untuk dipanaskan dengan gas buang yang diialari searah dengan aliran uap tersebut. Kemudian uap keluar dari secondary superheater outlet melalui transfer yang dilengkapi dengan pipa spary type attemperator untuk mengatur suhu uap menuju secondary superheater. Disini uap akan dipanas lebih lanjut seperti di primary superheater, selanjutnya uap akan ke final superheater dimanan uap juga akan dipanasi. Uap dari final outlet superheater masuk ke final superheater. Dan keluar melalui final outlet superheater untuk meninggalkan boiler menuju high pressure.

f.

Reheater digunakan untuk menaikan kembali enthalpy uap setelah diekspansikan di high pressure turbine dengan jalan dipanaskan ulang. Pada pemanasan ulang itu temperatur akan naik, sedangkan tekanannya tetap sehingga enthalpy uap akan naik kembali. Temperatur pemanas ulang reheater akhir adalah 565C.

g. Ekonomizer berfungsi untuk menyerap panas yang keluar dari ruang bakar (furnace) dan masih banyak mengandung banyak kalori, maka diusahkan untuk meningkatkan efisiensi dan juga agar tidak terjadi perbedaan suhu yang terlalu besar didalam boiler yang dapat mengakibatkan keretakan pada dinding boiler. Ekonomizer seperti itu pendingin cerobong yang terlalu besar (stack cooler) dan berfungsi sebagai pemanas air umpan tekanan rendah. Hanya, medium pemanasnya di sini adalah gas buang dan bukan uap yang dibocorkan dari turbin. h. Air Preheater atau yang disebut pemanas udara awal befungsi untuk memanaskan udara pembakaran dari forced draft fan (FD fan) yang dilewatkan melalui steam air coil heater. Pemanas ini mempunyai tipe aliran yang berlawanan dan dua putaran yang bergantian. Masuk dialiran yang masih panas dan udara dari kipas tekan paksa melewati pemanas ke sisi udara untuk diambil panasnya. i. Steam air coil heater terletak antara preheater dengan forced draft fan dimana alat ini berfungsi sebagai penguat panas udara awal sebelum udara masuk ke air preheater dan menjaga temperatur gas dapat diusahakan tetap konstan sesuai dengan standart temperatur yang telah ditetapkan.

j.

Soot Blower berfungsi untuk menyemprotkan uap ke dalam ruang bakar sehingga membersihkan heat recovery area, antara lain ekonomizer, superheater dan lainnya saat unit ini beroperasi .

k.

Cerobong (stack) berfungsi untuk menyalurkan gas buang hasil pembakaran di ruang bakar untuk dilepaskan atmosfer.

3. TURBIN Turbin adalah mesin penggerak, dimana energi fluida kerja dipergunakan langsung untuk memutar roda turbin . Jadi, berbeda dengan yang terjadi pada mesin torak, pada turbin tidak terdapat bagian mesin yang bergerak translasi. Bagaian turbin yang memutar dinamakan rotor dan roda turbin sedangkan bagian turbin yang tidak berputar dinamakan stator atau rumah turbin, roda turbin terletak di dalam rumah turbin dan roda turbin memutar poros daya yang menggerakkan atau memutar bebannya (dalam hal ini generator). Siklus ideal dari turbin uap yang sederhana digunakan siklus Rankine. Siklus Rankine dapat digambarkan pada diagram T sebagai fungsi S seperti tampak pada gambar. Dalam kenyataannya siklus sistem turbin uap yang menyimpang dari siklus ideal (Rankine), antara lain adanya beberapa faktor dibawah ini : Kerugian dalam ketel uap juga terjadi kerugian tekanan. Dengan demikan air masuk kedalam ketel harus bertekanan lebih tinggi dari pada tekanan uap yang harus dihasilkan, sehingga memerlukan kerja pompa yang lebih besar pula. Kerugian energi di dalam turbin terutama karena adanya gesekan antara fluida kerja dan bagian dari turbin sedangkan kerugian kalor ke atmosfer sekitar tidak begitu besar jika dibandingkan dengan kerugian gesekan. Kerugian di dalam pompa Kerugian didalam kondensor, yang dalam hal ini relatif kecil salah satu diantaranya adalah proses pendinginan dibawah temperatur jenuh dari air kondensat yang keluar dari kondensor. Turbin uap menghasilkan putaran karena aliran uap yang tetap masuk ke nozzle dan ditekan dengan tekanan rendah. Uap tersebut masuk ke steam jet, disini kecepatan uap dinaikkan, sebagian energi kinetik dari uap tersebut dikirim ke sudu-sudu turbin yang mengakibatkan terdorong sudu-sudu turbin untuk berputar. Besar dan kecilnya beban sangat berpengaruh sekali terhadap uap yang akan dihasilkan, bila beban cukup tinggi, maka jumlah uap yang dibutuhkan

juga besar dan sebaliknya. Pengaturan jumlah uap yang masuk kedalam turbin ini dilakukan oleh kontrol valve yang bekerja 3 tingkatan yaitu : Turbin uap pada PLTU menjadu 3 tingkatan yaitu : Tubin tekanan tinggi (high pressure turbine) Turbin tekanan menengah (intermedete pressure turbine) Turbin tekanan rendah (low pressure turbine) Prinsip kerja turbin adalah sebagai berikut : Uap kering dari final superheater yang mempunyai temperatur dan tekanan tinggi yang dialirkan ke turbin tekanan tinggi. Didalam turbin ini terdapat sudu-sudu gerak yang mempuyai bentuk sedemikian rupa sehingga dapat mengekspansikan uap. Energi yang diterima sudu-sudu turbin digunakan untuk menggerakan poros turbin. Disini terjadi perubahan energi, maka temperatur uap akan turun dan perlu diadakan pemanas ulang didalam reheater. Dari heater masuk ke intermadete pressure turbine dan akan menggerakkan sudu-sudu inetermadete pressure turbine dan low pressure turbine, sehingga dari gerakan sudu-sudu ini akan memperkuat gerakan poros turbin. Poros turbin dihubungkan dengan poros generator menggunakan kopling tetap (fixed coupling). Dari generator terjadi perubahan energi dari energi mekanis menjadi energi listrik. Hal yang utama selama start dan pembenanan adalah pemanasan yang perlahan-lahan dan merata pada bagian-bagian kritis yang dari logam turbin seperti TSV, 1 stage nozzle bowl pasage.I shell area, rotor turbin tekanan tinggi dan rotor turbin tekanan menengah. Untuk menghasilkan laju pemanasan yang merata ini untuk membatasi tegangan, start turbin menjadi 4 tingkatan-tingkatan utama berdasarkan suhu metal dan uap yaitu : Cold Start : dari shutdown dimana temperatur inner casingnya dibawah 180C Warm Star : dari shutdown selama 1 bulan lebih kurang 55 jam dan temperatur inner casingnya antara 180C sampai 350C Warm Start dibagi menjadi 2 yaitu : Warm up I start : dari shutdown dimana temperatur inner casingnya dibawah 180C sampai 250C Warm up II start : dari shutdown dimana temperatur inner casingnya dibawah 250C sampai 350C

Hot start : dari shutdown selama semalam dengan temperatur tekanan tinggi inercasingnya antara 350C sampai 500C Very hot start : setelah unit trip dan temperatur tekanan tinggi inner casingnya diatas 500C Keempat kategori serta tersebut terbagi menjadi 2 tipe, yaitu : Tipe pertama dimana by pass turbin tidak digunakan Tipe kedua dimanan by pass turbin digunakan Bagian utama dari turbin adalah :

a.

Rotor turbin terdiri dari rotor untuk tekanan tinggi, menengah, rendah, tiap-tiap rotor ditahan oleh 2 bantalan journal (bantalan luncur). Bantalan no 1 dan 2 berfungsi untuk mendukung rotor tekanan tinggi sedangkan bantalan no 3 dan 4 berada pada tekanan tinggi tersebut dari baja panduan chrom mobliden dan vanadium vanadium yang tahan terhadap tekanan tinggi dan tegangan kelemahan. Rotor untuk tekanan rendah terbuat dari baja panduan nikel chrom mobliden dan vanadium yang mempunyai ketahanan besar terhadap gesekan temperatur rendah. Tiap-tiap rotor ditempat dari baja panduan pejal dan difabrikasi untuk bentuk poros, cakra, bantalan, piringan penahan dan kopling pliens.

b.

Sudu-sudu turbin mempunyai efisiens sudu yang tinggi, ketepatannya tinggi dan terpercaya. Sudu mempunyai bentuk dan ukuran yang sesuai dengan tingkatannya. Sudu terbuat dari panduan baja chrom yang mempunyai sifat yang ketabanan terhadap tegangan dan kelalahan yang sangat baik dan terhadap kikisan uap dan korosi. Sudu-sudu bagian tekanan menengah diberi slubung (sroud type). Sudu-sudu bagian akhir dimesin dengan tipe cioretial pada pangakalanya yang masuk ke dalam roda (cakra) dan dikunci dengan pen. Logam satelite dipatrikan dengan penggu sudu ini untuk mencegah erosi karena benturan (tumbukan) dengan butiran air karena uap basah. Dalam pengoperasiannya, turbin uap dibantu oleh komponenkomponen sebagi berikut :

Turning Gear digunakan untuk memutar proses turbin. Tujiuannya untuk mencegah deflesi (lentingan) dari poros karena panas dari uap pada waktu unit beroperasi dan karena sudu-sudu turbin.

Pipa Crosover berfungsi sebagai penyalur uap dari keluaran turbin tekanan menengah ke turbin tekanan rendah yang dipasang pada casing turbin tersebut. Untuk mencegah gaya dorong akibat beda pemuaian antara casing dan pipa crosover, maka pada sambungan pipa diberikan bellows ekspansi yang lentur.

Governor adalah untuk mengontrol putaran turbin dan membatasi putarannya pada batas tertentu , pada setiap saat terjadi perubahan beban yang menyebabkan perubahan putaran turbin

Pengaman putaran lebih dari turbin yang digunakan jika gorvernor kurang sensitif cara kerjanya. Karena apabila gorvernor kurang sensitif, maka putaran turbin akan lebih cepat dan yang diharapkan. Hal ini sangat membahayakan, sehingga diperlukan adanya pengaman berupa nock yang dipasang pada poros. Dan nock ini akan menjulur keluar dan menyentuh tuas yang dipasang sekeliling poros tersebut dan relay akan menghentikan turbin.

Pengaman bantalan axial berfungsi sebagai pengaman rotot dan mengamankan sudu-sudu agar tidak bergerak kearah axial melebihi batas yang diijinkan path saat berputar. Gerakan axial menyebabkan adanya gesekan antara stator dan rotor, karena sempitnya jarak bebas antara sudusudu tetap dengan sudu gerakannya.

Main Stop Valve terletak didepan turbin path aliran masuk uap utama, yaitu boiler dengan katup kontrol uap. Fungsi utama main stop valve adalah untuk menutup dengan cepat aliran uap ke tubin bila dalam keadaan bahaya, seperti kegagalan path katup kontrol uap atau path waktu kehilangan beban.

Pengaman Vacuum rendah merupakan pengaman vacuum kondensor yang juga disebut Automatic Vacuum Trip yang merupakan interlock dengan turbin, karena tidak akan dimasuki uap jika tekanan uap keluar turbin pada kondensor naik dan batas-batas yang telah diijinkan.

Throttle Valve bekerja secara hidrolik, bila terjadi gangguan sehingga unti harus dimatikan, katup akan menutup saluran untuk masuk turbin dengan menggunakan tekanan hidrolik operating mechanism.

Pengaman tekanan minyak sebagai pelumas juga sebagai media pendingin, sebab itu minyak perlu dikontrol secara cermat, sehingga apabila terjadi pengurangan aliran maka sistem secara interlock akan memerintahkan turbin untuk berhenti.

4. GENERATOR Generator berfungsi mengkonversi energi mekanik (energi poros) dan turbin menjadi energi listrik dengan cara mengkoplingkan poros generator dengan poros turbin. Generator AC pada prinsipnya terdiri atas 2 bagian utama yaitu : 1. Rotor adalah bagian generator yang berputar. Pada rotor terhadap kumparan konduktor sebagai pembangkit medan magnet utama. Medan magnet ini timbul karena adanya arus yang mengalir pada kumparan rotor yang diperoleh dan exiter. Jika rotor berputar, maka medan magnet akan

memotong kumparan jangkar stator, sehingga timbul gaya gerak listrik (GGL) yang kemudian disalurkan ke terminal generator 2. Stator adalah bagian generator yang tidak bergerak (statis). Pada stator terdapat peralatanperalatan sebagai berikut : Rumah generator berfungsi untuk melindungi komponen yang ada didalamnya, juga berfungsi sebagai melekatnya inti dan belitan, konduktor serta terminal dari pada generator itu sendiri Resistance Temperature Detector, temperatur belitan stator diukur untuk kumparan pengukur (search coil) sebanyak 12 buah, yang terpasang antara bagian atas dan bawah dan belitan bagian dalam. Tahanan pengukur suhu dibuat dan bahan tembaga murni yang mempunyai tahanan 25 pada temperatur 25C. Letak dan tahan tahanan pengukur temperatur ini diatur sedemikian rupa, sehingga waktu generator bekerja maka tahanan pengukur temperatur diharapkan akan menunjukan temperatur kerja normal yang tertinggi. Sistem ventilasi, sistem ventilasi terdapat path stator dan berbentuk multiradial , sehingga didapatkan suatu pendingin temperatur axial yang rata. Untuk tujuan yang sama, rotor didinginkan melalui lubang-lubang angin yang berbentuk radial dilengkapi dengan celah-celah ventelasi didalam gerigi rotor dan letak dibawah alur Spane Heater, berfungsi untuk mencegah pengembunan dan kelembaban selama pemakaian mesin berhenti untuk jangka waktu yang lama.

5. CONDENSOR Condensor merupakan salah satu komponen utama dan PLTU yang berfungsi menkondensasikan uap keluar turbin menjadi air menjadi pendingin air laut. Agar proses kondensasi tersebut lebih efisien, maka tekanan di condensor harus rendah (divakumkan). Kevakuman pada condensor didapatkan dengan cara menghisap ruang condensor dengan Steam Air Jet Ejector. Air hasil kondensasian disebut air kondensat (condensate water). Air kondesat masih mengandung sedikit O2. Air ditampung di hotwall dan dialirakan kembali ke siklusnya. Udara dan gas-gas yang terkondensasi dikeluarkan oleh Steam Air Jet Ejector. Hal m1 dilakukan sebab ada kemungkinan ada udara yang terbawa. Bagian-bagian utama condensor adalah sebagai berikut : 1. Shell dapat diartikan sebagai penutup exhaust turbin yang menuju hotwell

Connecting section dipakai untuk memegang bagian antara exhaust turbin dan bagian atas shell yang diletekan diatas pondasi tubin agar tahan terhadap keadaan vacumm. Bagian dalamnya ditunjang dengan pipa-pipa penguat yang disambungkan dengan path turbin. Pada bagian atas dan sambungan disediakan sambungan pemanas air pengisi tekanan rendah.

Upper Shell berfungsi menyangga bagian bawah shell dan section sambungan pemanas air pengisi tekanan rendah/

Tube plate tube plate, merupakan material yang terbuat dan bahan baku Naval Brass yang mempunyai keandalan dan tahan terhadap korosi. Tube plate dibor untuk menempatkan tubetube kondensor path setiap ujungnya. Letak tube-tube kondensor didalam tube plate. disediakan untuk memaksimalkan permukaan kondensasi, meminumkan kerugian tekanan path sisi uap.

Support plate adalah beberapa plate penyangga yang berada diantara tube plate. Plat-plat penyangga m digunakan untuk menyangga tube-tube dan untuk mencegahnya bergetarnya tube karena getaran turbin. Plat-plat penyangga m1 dipakai untuk berbagai penguatan tekanan luar dan seal condensor.

2.

Water box terdiri dan 2 bagian yang tepisah, bagian belakang dan bagian muka dan memungkinkan dioperasikan secara bebas. Air pendingin terdiri dan 2 aliran dan masuk ke inlot nozzle dan keluar outlet nozzle melalui tube-tube dan kotak air terikat path baigan belakang dan masing-masing kotak air dipasang hole untuk inspeksi. Untuk penggunan air laut sebagai pendingin, dipakai karet neoprene sebagai pelapis permukaan dalam water box.

3. Back Washing Valve adalah katup yang terbuat dan karet yang berbentuk kupu-kupu dan berada pada bagian yang rata dan kotak air bagian belakang. Back wash adalah perlakuan untuk membersihkan tube kondensor dengan membalik arah aliran air laut sehingga diharapkan kotoran-kotoran yang tersangkut inlet kondensor dapat terbawa air laut keluar dan tube kondensor.

E. PERALATAN BANTU PLTU


Merupakan peralatan yang menunjang kerja sebuah PLTU, beberapa peralatan penunjang yaitu :

1. Condensate Pump

Condensate Pump berfungsi untuk memompa kondensor untuk di proses law pressure heater 2. Cirluating Water Pump (CWP) Cirluating Water Pump berfungsi untuk memompa air laut masuk ke kondensor sebagai arus pendingin 3. Make Up Water Tank Make Up Water Tank berfungsi sebagai tempat untuk menampung air yang dihasilkan oleh water treatment equipment. Make up water transfer pump fungsinya untuk memompa air dan make up water tank ke kondensor sebagai air penambah 4. Boiler Feed Pump (BFP) Berfungsi untuk memompa air dan daerator menuju boiler 5. House Boiler Water Tank House Boiler Water Tank adalah tangki yang menampung air suling untuk mengisi house boiler 6. House Boiler Merupakan boiler murni untuk menghasilkan uap pertama kali sebelum ada unit pemabangkit yang beroperasi. Uap itu dialirkan ke low pressure auxiliary steam header ke desalination plant untuk diembunkan kembali yang selanjuntya diproses dalam water treatment menjadi air pengisi boiler mula 7. Raw Water Tank Raw Water Tank merupakan tangki penampung air tawar yang dihasilkan dan desalination plant 8. Water Treatment Supply Pump Water Treatment Supply Pump berfungsi untuk memompa air tawar dan raw water tank ke water treatment equipment untuk diolah kembali 9. Residual Oil Storage Tank Tempat penyimpanan bahan bakar residu yang berasal dan kapal tangker dan merupakan tangki penyimpanan bulanan. Kapasitas 20.000 liter 10. Residual Oil Transfer Pump Residual Oil Transfer Pump mempunyai fungsi memompa dan memindahkan minyak residu dan residual oil storage tank ke residual oil service tank 11. Residual Oil Service Tank Tangki penyimapanan bahan bakar berasal dan residual oil service tank dan merupakan tangki penyimpanan harian

12. High Speed Diesel Oil Pump (HSD oil pump) Berfungsi untuk memompa solar dan residual oil service tank ke house boiler high speed diesel tank ke emergency generator high speed diesel tank dan igniter 13. Vacum Pump Berfungsi untuk mengerluarkan udara yang terjebak didalam air pendingin kondensor, sehingga sistem pendingin dalam kondensor menjadi sempurna. 14. Steam Jet Air Ejector Berfungsi untuk menahan kevakuman tekanan uap dalam kondensor 15. Gland Steam Condensor Berfungsi untuk mengembunkan uap setalah dipergunakan seal turbin 16. Low Pressure Heater (LP Heater) Low Pressure Heater berfungsi untuk memanskan air pengisi boiler yang lewat didalamnya 17. Dearator Berfungsi untuk memanaskan pengisi air boiler dan untuk menghilangkan udara yang terkandung didalam air 18. Main Stop Valve Berfungsi untuk membuka dan menutup uap yang masuk kedalam turbin dan dilengkapi dengan by pass main stop valve 19. High Pressure Heater (HP Heater) Berfungsi untuk memanaskan pengisi air boiler yang dilewatkan didalamnya. Panas tersebut berasal dan uap ekstrasi pertama dan kedua 20. FD Fan Berfungsi untuk mensupply udara guna proses bahan bakar dan mendorong flue gas dan ruan bakar (burner). Biasanya digunakan sendiri kebanyakan pembangkit uap uruan besar dan hampir semua pembangkit uap kelautan dan ditempatkan pada lubang-lubang udara ke pemanas awal udara sehingga keselurahan sistem sampai lubang masuk ke cerobong berada pada tekanan positif 21. Cooling Tower Berfungsi untuk mendinginkan uap dan turbin yang telah dikondensasi oleh kondensor

F. MOTOR-MOTOR LISTRIK

Di dalam pusat listrik terdapat motor-motor listrik yang digunakan untuk berbagai keperluan sesuai kegiataan pusat listrik. Di dalam PLTU, motor listrik yang besar atau yang berperan penting bagi kelangsungan operasi : a. Motor penggerak pompa air ketel

b. Motor penggerak pompa air pendingin kondensor c. Motor penggerak penggiling batu bara

d. Motor penggerak kipas penghisap dan kipas penekan udara ketel e. Motor pemutar poros turbin apabila turbin baru dihentikan sehingga proses pendidinginnya tidak menyebabkan poros turbin (bearing device) bengkok. Motor ini di gerakkan dengan arus searah dari aki baterai. f. Motor penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas yang memberi pelumasan ke bantalanbantanlan turbin dan bantalan generator g. Motor Penggerak penyemprot bahan bakar ke ruang ketel

G. MASALAH UTAMA DALAM PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK


a. Penyediaan Energi Primer b. Penyediaan Air Pendingin c. Masalah Limbah

d. Masalah Kebisingan e. f. Operasi Pemeliharaan

g. Gangguan dan Kerusakan h. Pengembangan teknologi Pembangkitan

H. MASALAH OPERASI PLTU


Untuk menstart PLTU dari keadaan dingin sampai operasi dengan beban penuh, dibutuhkan waktu antara 6-8 jam. Jika PLTU yang telah beroperasi dihentikan, tetapi uapnya dijaga agar tetap panas dalam drum ketel dengan cara tetap menyalakan api secukupnya untuk menjaga suhu dan tekanan uap ada di sekitar nilai operasi (yaitu sekitar 500C dan 100 kg/cm) maka untuk mengoperasikannya kembali sampai beban penuh diperlukan waktu kira-kira 1 jam. Waktu yang

lama untuk mengoperasikan PLTU tersebut diatas terutama diperlukan untuk menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk operasi (biasanya dinyatakan dalam ton per jam). Selain waktu yang diperlukan untuk menghasilkan uap yang cukup untuk operasi, juga diperlukan masalah pemuaian bagian-bagian turbin. Sebelum distart, suhu turbin adalah sama dengan suhu ruangan, yaitu sekitar 30C. Pada waktu start dialirkan uap dengan suhu sekitar 500C. Hal ini harus dilakukan secara bertahap agar jangan sampai terjadi pemuaian yang berlebihan dan tidak merata. Pemuaian yang berlebihan dapat menimbulkan tegangan mekanis (mechanical stress) yang berlebihan, sedangkan pemuaian yang tidak merata dapat menyebabkan bagian yang diam, misalnya antara sudu-sudu jalan turbin dengan sudu-sudu tetap yang menempel pada rumah turbin. Apabila turbin sedang berbeban penuh kemudian terjadi gangguan yang menyebabkan pemutus tenaga (PMT) generator yang digerakkan turbin trip, maka turbin kehilangan beban secara mendadak. Hal ini menyebabkan putaran turbin akan naik secara mendadak dan apabila hal ini tidak dihentikan, maka akan merusak bagian-bagian yang berputar pada turbin maupun pada generator, seperti bantalan, sudu jalan turbin, dan kumparan arus serarah yang ada pada rotor generator. Untuk mencegah hal ini, aliran uap ke turbin harus dihentikan, yaitu dengan cara menutup katup uap turbin. Pemberentian aliran uap ke turbin dengan menutup katup uap turbin secara mendadak menyebabkan uap mengumpul dalam drum ketel sehingga tekanan uap dalam drum ketel naik dengan cepat dan akhrinya menyebabkan katup pengaman pada drum membuka dan uap dibuang ke udara. Bisa juga sebagian dari uap di by pass ke kondensor. Dengan cara by pass ini tidak terlalu banyak uap yang hilang sehingga sewaktu turbin akan dioperasikan kembali banyak waktu dapat dihemat untuk start. Tetapi sistem by pass memerlukan biaya investasi tambahan kareran kondensor harus tahan suhu tinggi dan tekanan tinggi dari hasil by pass. Dari uraian diatas tampak bahwa perubahan beban mendadak memerlukan pula langkah pengurangan produksi uap secara mendadak agar tidak terlalu banyak uap yang harus dibuang ke udara. Langkah pengurangan produksi ini dilakukan dengan mematikan nyala api dalam ruang bakar ketel dan mengurangi pengisian air ketel. Masalahnya di sini bahwa walaupun nyala api dalam ruang bakar padam, masih cukup banyak panas yang tertinggal dalam ruang bakar untuk menghasilkan uap sehingga pompa pengisi ketel harus tetap mengisi air ke dalam ketel untuk mencegah penurunan level air dalam drum yang tidak dikehendaki.

Mengingat masalah-masalah tersebut diatas yang menyangkut masalah proses produksi uap dan masalah-masalah pemuaian yang terjadi dalam turbin, sebaiknya PLTU tidak dioperasikan dengan persentase perubahan-perubahan beban yang besar. Efesiensi PLTU banyak dipengaruhi ukuran PLTU, karena ukuran PLTU menentukan ekonomis tidaknya penggunan pemanas ulang dan pemanas awal. Efesiensi termis dari PLTU berkisar pada angka 35-38%.

I. PEMELIHARAAN
Bagian-bagian PLTU lain yang sering rawan kerusakan dann perlu perhatian/pengecekan periodik adalah : a. Bagian-bagian yang bergesek satu sama lain, seperti bantalan dan roda gigi

b. Bagian yang mempertemukan dua zat yang suhunya berbeda, misalnya kondensor dan penukar panas (heat exchanger) c. Kotak-kotak saluran listrik dan sakelar-sakelar

J. PENYIMPANAN BAHAN BAKAR


Karena banyaknya bakar yang tertimbun di PLTU, maka perlu perhatian khusus mengenai pengelolaan penimbunan bahan bakar agar tidak terjadi kebakaran. Seharusnya di sekelilingi tangki BBM dibangun bak pengaman yang berupa dinding tembok. Volume bak pengaman ini harus sama dengan volume sehingga kalau terjadi kebocoran besar, BBM ini tidak mengalir ke mana-mana karenanya semuannya tertampung oleh bak pengaman tersebut. Pada penimbunan batubara, harus dilakukan pembalikan serta penyimpanan batubara agar tidak terjadi penyalaan sendiri. Pada penimbunan bahan bakar minyak (BBM, harus dicegah terjadinya kebocoran yang dapat mengalirkan BBM tersebut ke bagian Instalasi yang bersuhu tinggi sehingga dapat terjadi kebakaran. Pada Penggunaan gas sebagai bahan bakar, pendeteksian bahan bakar gas (BBG) lebih sulit dibandingkan dengan kebocoran bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu, pada penggunaan gas, alat-alat pendeteksian kebocoran harus dapat diandalkan untuk mencegah terjadi kebakaran. Pengawasan kebocoran gas hidrogen yang digunakan bahan pendingin generator serupa dengan pengawasan kebocoran BBG, mengingat gas hidrogen juga mudah terbakar.

Karena risiko terjadinya kebakaran pada PLTU besar, maka harus ada instalasi pemadaman kebakaran yang memadai dan personil perlu dilatih secara periodik untuk menghadapi kemungkinan terjadinya kebakaran.

K. UKURAN PLTU
Dalam Instalasi PLTU terdapat banyak peralatan, Faktor utama yang menentukan ukuran PLTU yang dapat dibangun adalah tersedianya bahan bakar dan persedian air pendingin, selain tanah yang cukup luas. Mengingat hal-hal ini, maka PLTU baru ekonomis dibangun dengan daya terpasang diatas 10 MW per unitnnya. Semakin daya yang terpasang, semakin ekonomis. Secara teknis, PLTU dapat dibangun dengan daya terpasang diatas 1.000 MW per unitnya. Unit PLTU milik PLN yang terbesar saat ini adalah 600 MW di Suralaya, Jawa Barat.

L. MASALAH LINGKUNGAN
Gas buang yang keluar dari cerobong PLTU mempunyai Potensi mencemari lingkungan. Oleh karena itu ada penangkap abu agar pencemaran lingkungan dapat dibuat minimal. Selain abu halus yang ditangkap cerobong, ada bagian-bagian abu yang relatif besar, jatuh dan ditangkap di bagian bawah ruang bakar. Abu dari PLTU, baik yang halus maupun yang kasar, dapat dimanfaatkan untuk bahan bangunan sipil. Walaupun abunya telah ditangkap, gas buang yang keluar dari cerobong masih megandung gas-gas yang kurang baik bagi kesehatan manusia, seperti SO2, NOx dan CO2. Kadar dari gas-gas ini tergantung kepada kulitas bahan bakar, khususnya batubara yang digunakan. Bila perlu, harus dipasang alat penyaring gas-gas ini agar kadarnya yang masuk ke udara tidak melampaui batas yang diizinkan oleh pemerintah.

M. PENGGUNAAN BAHAN KIMIA


Pada PLTU, digunakan bahan kimia yang dapat menimbulkan maslah lingkungan. Bahan-bahan kimia tersebut digunakan pada : a. Air Pendingin dari air laut, untuk membunuh binatang dan tumbuhan laut agar tidak menyumbat saluran air pendingin. Air pendingin dari air laut diperlukan dalam jumlah besar, yaitu beberapa ton per detik. Air laut ini mengandung berbagai bakteri (mikroorgnasime) yang dapat tumubuh sebagai tanaman dan menempel pada saluran sehingga menggurangi efektivitas dan efesiensi

sistem pendinginan PLTU. Untuk mengurangi pengaruh mikroorganisme ini, ke dalam saluran air disuntikan secara kontinu untuk mencegah kekebalan mikroorganisme. b. Air pengisi ketel, yang telah melalui economizer, suhunya bisa mencapai sekitar 200C. Untuk itu, air pengisi ketel sebelum melalui ekonomizer, dalam pengolah air ketel, ditambah soda lime untuk mencegah timbulnya endapan pada pipa ketel uap. Bahan kimia ini akhirnya akan terkumpul dan harus dibuang secara periodik (blow down). Mutu air ketel harus dijaga agar tidak merusak bagian-bagian ketel maupun bagian-bagian turbin. PLTU yang menggunakan bahan bakar batubara menghasilkan 2 macam abu : 1. Abu dari bagian bawah ruang bakar, bentuknya besar, bisa dijadikan bahan lapisan pengeras jalan 2. Abu Cerobong yang ditangkap oleh electrostatic precipitator, bisa dipakai sebagai bahan campuran beton.

N. MUTU TENAGA LISTRIK


a. Kontinuitas Penyediaan ; apakah tersedia 24 jam sehari sepanjang tahun b. Nilai Tegangan ; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan c. d. Nilai Frekuensi ; apakah selalu ada dalam batas-batas yang diijinkan Kedip Tegangan ; apakah besarnya dan lamanya masih dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik e. Kandungan Harmonisa ; apakah jumlah masih dalam batas-batas yang dapat diterima oleh pemakia tenaga listrik

O. MANAJEMEN PEMBANGKITAN
A. Manajemen Operasi B. Manajemen Pemeliharaan C. Suku Cadang D. Laporan Pemeliharaan E. Laporan Kerusakan F. Laporan dan Analisis Gangguan G. Manajemen Logistik

H. Penghapusan Aktiva Tetap I. J. Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengujian Instalasi Baru atau Alat Baru

K. Riset dan Pengembangan

Daftar Pustaka
1. Djiteng Marsudi. 2005. Pembangkitan Energi Listrik. Jakarta: Penerbit Erlangga 2. http://ptipmomipaiton.angelfire.com/ Proses Dasar PLTU Paiton Unit 7 dan 8 3. http://www.elektroindonesia.com/

You might also like