You are on page 1of 3

PEMIKIRAN KRITIS

1. Pengertian pemikiran kritis Menurut nickerson, pemikiran kritis adalah reflection or thought about complex issues ofthen for the purpose of choosing actions related to those issues. Menurut santrock (1998) pemikiran kritisw adalah critical thinking involves grasping the deeper meaning of problems, keeping an open mind about different approaches and perspecctives, not accepting on faith what other people and books tell you, and thinking. Reflectively rather then accepting the the first idea that comes to mind. Menurut Dacey dan Kenny (1997), pemikiran kritis adalah the ability to think logically, to apply this logical thinking to the assesment of situations, and to make good judgements and the decisions. Berdasarkan pada beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan pemikiran kritis adalah kemapuan untuk berpikir logis, reflektif dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik. Meskipun istilah kritis lebih merupakan masalah disposisi (watak) daripada kecakapan dan tidak merujuk pada pada pikiran, tetapi sebagaimana dinyatakan oleh perkins, jay dan tishman (1993) bahwa pemikiran yang baik meliputi disposisidisposisi untuk: 1.Berpikir terbuka, fleksibel dan berani mengambil resiko mendorong keingintahuan intelektual 2.Mencari dan memperjelas pemahaman 3.Merencanakan dan menyusun strategi 4.Berhati-hati secara intelektual 5.Mencari dan mengevaluasi pertimbangan-pertimbangan rasional 6.Mengembangkan metakognitif. Jadi sekalupin istilah kritis tidak merujuk pada pemikiran, tetapi pemikiran yang mendalam akan menghasilkan pengetahuan atau wawasan baru dan memberikan sebuah landasan bagi kualitas intelegensi. 2. Karakteristik pemikiran kritis Pierce and associates (dalam dacey dan kenny, 1997) menyebutkan beberapa karakteristik yang diperlukan dalam pemikiran kritis yaitu: 1.Kemampuan menarik kesimpulan dari pengamatan 2.Kemampuan mengidentifikasi asumsi 3.Kemampuan berpikir secara deduktif 4.Kemampuan untuk membuat interpretasi yang logis 5.Kemampuan mengevaluasi argumen lemah dan kuat. Sementara itu seifert dan hoffnug (1994) menyebutkan beberapa komponen pemikiran kritis yaitu: Basic operation reasoning. Untuk berpikir secara kritis, seseorang memiliki kemampuan untuk menjelaskan, mengeneralisasi, menarik kesimpulan deduktif, dan merumuskan langkah-langkah logis lainnya secara mental. Domain spesific knowledge. Dalam menghadapi problem, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang topik atau kontennya. Untuk memecahkan suatu konflik pribadi, seseorang harus memiliki pengetahuan tentang person dan dengan siapa yang memiliki konflik tersebut.

Metacognitif knowledge. Pemikiran kritis yang efektif mengharuskan seseorang untuk memonitor ketika ia mencoba untuk benar-benar memahami suatu ide, menyadari kapan ia memerlukan informasi baru dan mereka-reka bagaimana ia dapatdengan mudah mengumpulkan dan mempelajari informasi tersebut. Values, beliefs, and dispositions. Berpikir secara kritis berarti melakukan penilaian secara fair dan objektif. Ini berarti ada semacam keyakinan diri bahwa pemikiran benar-benar mengarah pada solusi. Ini juga berarti ada semacam disposisi yang persisten relektif ketika berpikir. Menurut beyer (dalam m. Nur dan prima retno wikandari, 200), setidaknya terdapat 10 kecakapan berpikir kritis yang dapat digunakan peserta didik dalam mengajukan argumentasi atau membuat pertimbangan yang absah (valid), yaitu: 1) Ketrampilan membedakan fakta yang dapat diverifikasi dan nilai yang sulit diverifikasi 2) Membedakan informasi, alasan, tuntutan, alasan yang relevan atau tidak relevan 3) Menentukan kebenaran suatu kenyataan 4) Menentukan kredibilitas sumber 5) Mengidentifikasi argumen yang mendua 6) Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan 7) Menemukan penyimpangan 8) Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika 9) Mengenali ketidakkonsistenan logika 10) Menentukan kekuatan argumen 3. Perkembangan pemikiran kritis Menurut santrock (1998), untuk berpikir kritis, untuk memecahkan setiap permasalahan atau untuk mempelajari sejumlah pengetahuan baru, anak-anak harus mengambil peran aktif di dalam belajar, dalam artian anak-anak harus berupaya mengembangkan sejumlah proses berpikir aktif, diantaranya: 1) Mendengarkan dengan seksama 2) Merumuskan pertanyaan 3) Mengorganisasi pemikiran 4) Memperhatikan persamaan dan perbedaan 5) Melakukan deduksi( penalaran dari umum ke khusus) 6) Membedakan kesimpulan yang valid dan tidak valid secara logika 7) Belajar mengajukan pertanyaan klarifikasi . (seperti apa intinya?, apa yang anda maksud dengan pertanyaan itu?, mengapa?) Perkembangan pemikiran kritis terjadi bersamaan dengan perkembangan aspek kognitif lainnya. Menurut moore dan parker (dalam dacey and kenny, 1997) setidaknya ada lima tipe kemampuan berpikir baru yang diperoleh pada masa remaja yaitu:

4.

1)

2) 3) 4) 5) 6)

Tahap 1. Menerima dan mendefinisikan masalah Tahap 2. Mengumpulkan informasi Tahap 3.Mengambil kesimpulan tentatif Tahap 4.Menguji kesimpulan Tahap 5.Mengevaluasi dan mengambil kesimpulan Santrock (1996) mencatat beberapa perubahan kognitif yang memungkinkan terjadinya peningkatan pemikiran kritis pada masa remaja, yaitu: 1) Peningkatan kecepatan, otomatisasi dan kapasitas pemrosesan informasi 2) Bertambah luas isi pengetahuan di berbagai bidang 3) Peningkatan kemampuan membangun kombinasi baru dari pengetahuan 4) Spontanitas penggunaan strategi untuk menerapkan/memperoleh pengetahuan Perkembangan pemikiran kritis dan implikasinya terhadap pendidikan Santrock (2008) mengajukan beberapa pedoman bagi guru dalam membantu peserta didik mengembangkan ketrampilan berpikir kritis yaitu: Guru harus berperan sebagai pemandu siswa dalam menyusun pemikiran mereka sendiri. Guru tidak boleh bisa dan tidak boleh mewakili siswa untuk berpikir. Namun guru dapat dan seharusnya menjadi pemandu efektif dalam membantu siswa untuk berpikir sendiri. Guru harus: Menghargai pertanyaan siswa Memandang siswa sebagai pemikir yang membawa teori baru tentang dunia Mamahami sudut pandang siswa Mendorong siswa melakukan elaborasi jawabannya Memperkuat rasa ingin tahu intelektual siswa Dan guru tidak boleh: Memandang pikiran siswa sebagai wadah kosong dan menganggap anda berperan sebagai penuang informasi ke dalam pikiran siswa. Terlalu mengandalkan buku wajib Hanya mencari jawaban yang benar untuk menvalidasi pembelajaran siswa Menggunakan pertanyaan yang berbasis pemikiran. Membangkitkan rasa ingin tahu intelektual siswa Libatkan siswa dalam perencanaan dan strategi Beri siswa model pemikir yang positif dan kritis Guru harus mampu menjadi model peran pemikir yang positif bagi siswa Menurut paulo freire, untuk mengembangkan kesadaran berpikir kritis siswa melalui proses pendidikan, guru dan murid harus berperan sebagai pemain bersama. Guru dan murid saling belajar dan mengajar. Disini sungguh terjadi dialog dan komunikasi horizontal. Metode pembelajaran ini dikenal dengan nama Problem Posing Education, yaitu pendidikan dengan cara melemparkan masalah dan dipecahkan bersama-sama dalam suatu dialog antara guru dan murid.

You might also like