You are on page 1of 7

Tabel 1.

Data Penggunaan Lahan Kabupaten Kulonprogo


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Penggunaan Lahan Sawah Irigrasi Teknis Sawah Irigrasi 1/2/ Teknis Sawah Irigrasi Sederhana Sawah Tadah Hujan Tanah Non PU Tegal/Kebun Ladang/Huma Perkebunan Lahan yang Ditanami Sayur dan Hutan Rakyat Tambak Kolam/Empang Lahan Kering Pekarangan atau Lahan Untuk Bangunan dan Halaman Hutan Negara Lain-Lain TOTAL 2005 7306 1155 957 1348 67 15397 0 805 5084 45 24 668 5214 1045 19512 58627 2006 7306 1155 957 1260 155 15397 0 805 5134 45 27 668 5214 1045 19459 58627 2007 7464 663 667 1004 417 15219 0 605 5578 45 30 660 5154 1045 20076 58627 Luas (Ha) 2008 2009 7178 850 682 1130 440 15734 0 545 5643 45 32 412 6103 1045 18788 58627 7382 802 711 1030 355 15753 0 595 5599 44 41 544 6133 1037 18601 58627 2010 7399 793 711 1046 355 15692 0 590 5699 44 48 483 6135 1037 18595 58627 2011 7449 697 810 1030 318 15241 0 590 6150 43 57 696 6137 1037 18372 58627

Tabel 2. Perubahan Penggunaan Lahan Kabupaten Kulonprogo 2007 dan 2011


Luas Lahan (Ha)/ Tahun No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Bentuk Penggunaan Lahan Sawah Irigrasi Teknis Sawah Irigrasi 1/2/ Teknis Sawah Irigrasi Sederhana Sawah Tadah Hujan Tanah Non PU Tegal/Kebun Ladang/Huma Perkebunan Lahan yang Ditanami Sayur dan Hutan Rakyat Tambak Kolam/Empang Lahan Kering Pekarangan atau Lahan Untuk Bangunan dan Halaman Hutan Negara Lain-Lain TOTAL 2007 7464 663 667 1004 417 15219 0 605 5578 45 30 660 5154 1045 20076 58627 2011 7449 697 810 1030 318 15241 0 590 6150 43 57 696 6137 1037 18372 58627 Penjumlahan (+) atau Pengurangan (-) -15 34 143 26 -99 22 0 -15 572 -2 27 36 983 -8 -1704 0

Pembahasan Kabupaten Kulonprogo merupakan salah satu dari lima Kabupaten/Kota yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki Bentanglahan

yang didominasi oleh bentuklahan fluvial, denudasional, dan struktural, Kabupaten Kulonprogo menjadi Kabupaten yang memiliki kekayaan sumberdaya lahan yang luar biasa. Hal ini data terlihat dari beragamnya penggunaan lahan yang ada di Kulonprogo. Secara umum, pemanfaatan sumberdaya lahan digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan lahan di daerah pesisir sebagian besar telah dikembangkan oleh penduduk menjadi lahan pertanian dan wilayah permukiman. Wilayah dengan karakteristik kelerengan yang curam merupakan kawasan perlindungan setempat dan perlindungan daerah-daerah di bawahnya. Penggunaan lahan terutama sebagai kawasan hutan. Permukiman, sawah, dan ladang mempunyai persentase yang kecil pada kawasan lindung karena keterbatasan topografi dan fungsi kawasan. Area pertanian dan permukiman terutama di bagian tengah dan bagian selatan wilayah kabupaten. Areal pertanian meliputi tegalan, sawah, dan kebun. Sedangkan pada daerahdaerah pesisir seperti lagun digunakan sebagai lahan pertanian dan permukiman serta tambak. Adapun pengelolaan sumberdaya lahan sebagaimana telah dilakukan saat ini adalah untuk kepentingan pembangunan. Rustiadi et al. (2009), menyatakan bahwa pembangunan bertujuan mencapai pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan dan keberlanjutan dengan

mempertimbangkan aspek kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Pertumbuhan ekonomi dengan pemanfaatan sumberdaya dan lingkungan harus berjalan selaras. Selama ini ada anggapan bahwa kedua hal tersebut saling bertentangan, dimana pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap menurunnya sumberdaya dan kualitas lingkungan. Undang-undang No. 32 tahun 2004 yang merupakan revisi dari UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, memberikan kewenangan otonami yang sangat besar pada daerah untuk mengelola pemerintahan dan sumber daya daerahnya. Kewenangan otonomi salah satunya berdampak terhadap perubahan penggunaan lahan. Hal ini merupakan konsekuensi dari otonomi yang telah pemerintah pusat gulirkan. Perubahan penggunaan lahan merupakan respon dari masyarakat/penduduk untuk meningkatkan kesejahteraannya sebagai penduduk lokal. Adanya perubahan penggunaan lahan ini mengindikasikan bahwa dinamika lahan di Kabupaten Kulonprogo cenderung sangat dinamis. Lahan sebagai salah satu penopang utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup telah menjadi corak utama dalam sistem mata pencaharian masyarakat Kabupaten Kulonprogo. Setidaknya dalam rentang waktu antara tahun 2007 dan

2011 telah menggambarkan kondisi dinamis lahan yang ada di Kabupaten Kulonprogo. Penggunaan lahan (landuse) yang berupa Sawah hampir semuanya dalam rentang waktu 2007 2011 mengalami pertambahan. Sawah irigasi misalnya teknis misalnya, dalam kurun waktu selama empat tahun telah mengalami peningkatan luas lahan sebesar 34 hektar, dari 663 ha menjadi 697 ha. Begitu pula dengan sawah dan irigasi sederhana sawah tadah hujan. Sawah irigasi sederhana telah mengalami pertambahan sebesar 143 hektar dari awalnya tahun 2007 yakni 667 hektar menjadi 810 hektar. Sedangkan sawah tadah hujan juga mengalami pertambahan sebesar 26 hektar, dari awalnya yakni 1004 hektar menjadi 1030 hektar. Adanya pertambahan luasan sawah ini disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, kondisi lahan di Kulonprogo masih relatif luas dan belum semua dimanfaatkan. Seiring dengan bertambahnya waktu, kebutuhan masyarakat akan lahan menjadi meningkat. Hal ini juga didasari pada pertumbuhan penduduk yang juga meningkat. Kedua, perizinan untuk perubahan penggunaan lahan di Kabupaten kulonprogo cenderung mudah. Artinya, mengingat penduduk Kabupaten Kulonprogo belum terlalu banyak dan ramai, maka tata ruang wilayah belum menjadi acuan mendasar sehingga pada akhirnya perizinan untuk konversi lahan menjadi lebih mudah. Pernambahan lahan sawah ini juga dipengaruhi oleh adanya lahan menganggur sehingga masyarakat banyak menggunakan lahan tersebut untuk sawah. Namun demikian, kondisi meningkatnya luas sawah tidak terjadi pada swah irigasi teknis. Terhitung, sawah irigasi teknis dalam rentang tahun 2007 2011 malah mengalami penurunan (gambar 1), yakni dari yang awalnya 7464 hektar berkurang sebesar 15 hektar menjadi 7449 hektar. Penurunan lahan sawah ini bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama, karena adanya konversi lahan pertanian menjadi non permukiman diakibatkan karena kebutuhan akan lahan yang semakin meningkat, ataupun yang ke dua karena adanya perubahan irigasi menjadi teknis, irigasi sederhana, atau tadah hujan. Hal ini disebabkan karena dengan kondisi iklim saat ini yang telah berubah, maka irigasi teknis dipandang kurang efisien karena air irigasi pun kadangkala tidak tersedia. Tegalan/kebun ternyata juga mengalami peningkatan selama rentang tahun 2007 2011. Penambahan luasan selama rentang tersebutadalah 22 hektar, dari 15219 hektar menjadi 15241 hektar. Penambahan luasan tegalan/kebun cenderung tidak terlalu signifikan. Ini dapat dipahami karena kondisi topografi Kulonprogo yang cenderung curam sehingga apabila digunakan untuk

tegalan/kebun pengolahan lahannya akan membutuhkan tenaga dan biaya yang banyak sehingga perubahan penggunaan lahan menjadi tegalan/kebun pun menjadi sedikit.
25000 20000 Luas (Ha)
15241 18372

15000 10000 5000 0


7449 15219 7464 810 1030 318 697 667 663 1004 417 20076 6150 6137

0 0

590 5578 605

45 43

696 5154 30 57 660

1037 1045

2007 2011

Bentuk Penggunaan Lahan

Perubahan penggunaan lahan yang paling besar terlihat pada pernggunaan lahan pekarangan atau lahan untuk bangunan dan halaman. Selama rentang 2007 2011 perubahan penggunaan lahan terjadi sebesar 983 hektar, dari yang mulanya 5154 hektar menjadi 6137 hektar. Kondisi ini juga terjadi pada penggunana lahan yang dtanami sayur dan hutan rakyat, dimana selama rentang 2007 2011 telah terjadi perubahan penggunaan lahan sebesar 572 hektar dari yang mulanya 5578 hektar menjadi 6150 hektar. Besarnya perubahan penggunaan lahan tersebut disebabkan karena kondisi lahan Kabupaten Kulonprogo yang cocok untuk dikembangkan hutan dan lahan untuk bangunan/pekarangan sehingga perubahan penggunaan lahan menjadi hal yang biasa. Perubahan penggunaan lahan yang bersifat berkurang luasannya dapat ditemukan untuk penggunaan lahan hutan Negara, tambak, tanah non PU, dan lain-lain. Penggunaan Hutan Negara berubah dari yang mulanya 1045 hektar menjadi 1037 hektar. Tambak berubah dari yang mulanya 45 hektar menjadi 43 hektar Tanah non PU yang awalnya 417 hektar berubah menjadi

318 hektar. Sedangkan untuk pernggunaan lahan lain-lain berubah dari 20076 hektar menjadi 18372 hektar. Melihat perubahan penggunaan lahan yang terjadi di Kulonprogo ada kita dapat berkesimpulan bahwa perubaha penggunaan lahan tersebut boleh jadi berdampak positif. Dampak positifnya adalah keran pembangunan di Kabupaten Kulonprogo menjadi lebih besar sehingga diharapkan kesejahteraa masyarakat menjadi semakin meningkat. Namun demikian, ada pula dampak negatifnya. Apabila perubahan penggunana lahan ini tidak dapat dikendalikan maka lahan-lahan ini dapat merusak keseimbangan ekosistem lahan yang dampaknya baru akan dirasakan 10 20 tahun mendatang. Kesimpulan Dari pembahasan yang ada, kita dapa menyimpulkan bahwa: a. Perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Kulonprogo dalam rentang 2007 2011 ada yang bertambah dan menurun. Penggunaan lahan yang bertambah luasannya diketahui yakni sawah irigasi teknid, sawah irigasi sederhana, sawah tadah hujan, tegalan/kebun, lahan yang ditanami sayur dan hutan rakyat, kolam/empang, lahan kering, dan pelarangan atau lahan untuk bangunan dan halaman. Sedangkan untuk sawah irigasi teknis, tanah non PU, tambak, perkebunan, dan lain-lain mengalami pengurangan. b. Perubahan penggunaan lahan terbesar terjadi pada penggunana lahan pekarangan atau lahan untuk bangunan dan halaman (5154 hektar menjadi 6137 hektar), lahan yang ditanami sayur dan hutan rakyat (5578 hektar menjadi 6150 hektar), dan lain-lain (20076 hektar menjadi 18372 hektar). c. Dampak perubahan penggunaan lahan dapat bersifat positif dan negatif. Dampak positifnya adalah pembangunan semakin baik yang pada gilirannya masyarakat menjadi semakin sejahtera, sedangkan dampak negatifnya adalah kerusakan ekosistem menjadi fenomena yang baru akan dirasakan 10 20 tahun mnedatang.

Daftar Pustaka BPS. 2011 Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka (Kulon Progo Regency in Figures). BPS. 2010 Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka (Kulon Progo Regency in Figures). BPS. 2009 Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka (Kulon Progo Regency in Figures).

BPS. 2008 Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka (Kulon Progo Regency in Figures). BPS. 2007 Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka (Kulon Progo Regency in Figures). Ubaidillah, T. 2012. Rencana Pola Ruang Kawasan Kabupaten Kulon Progo. http://pendidikan geo.com/2012/12/rencana-pola-ruang-kawasan-kabupaten.html UU No 32 tahun 2004 tentang Otonomi daerah

TUGAS MATA KULIAH BLOK ANALISIS SUMBERDAYA MANUSIA DAN EKONOMI Neraca Sumberdaya Lahan (GEL 3003)
(Dosen Pengampu: Dr. Rika Harini., S.Si., M.P)

DISUSUN OLEH Nama NIM : Aries Setiawan : 10/302049/GE/06910

FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

You might also like