You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Nutritional Assessment atau Penilaian Gizi adalah langkah pertama dari empat langkah dalam proses perawatan gizi. Penilaian gizi merupakan metode untuk memperoleh, verifikasi, dan menafsirkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan nutrisi, penyebabnya, dan signifikansinya. Penilaian Gizi berlangsung nonlinier, tidak hanya melalui proses dinamis yang melibatkan pengumpulan initital data, tetapi juga penilaian ulang terus-menerus dan analisis status pasien / klien dibandingkan dengan kriteria yang sudah ditentukan. Jenis data dapat bervariasi antara pengaturan gizi, namun proses dan tujuannya sama. Bila memungkinkan, data penilaian yang ada akan dibandingkan dengan norma-norma yang handal dan standar untuk selanjutnya di evaluasi. Selanjutnya, penilaian gizi memulai proses pengumpulan data yang terus berlanjut sepanjang proses perawatan gizi dan membentuk landasan bagi penilaian ulang dan reanalisis data dalam Pemantauan Gizi dan Evaluasi. Tujuan utama dari penilaian gizi adalah : 1. Mengidentifikasi pasien yang mempunyai atau dalam resiko mengalami malnutrisi 2. Mengukur tingkat malnutrisi dari pasien 3. Memonitor kecukupan terapi nutrisi Dalam penilaian gizi yang utama adalah wawancara pasien untuk menentukan sejarah klinis . Perhatian harus diberikan untuk keadaan penyakit, durasi penyakit, asupan nutrisi, dan adanya gejala pada gastrointestinal seperti mual, muntah, dan diare. Untuk menentukan status gizi pada seseorang biasanya penilaian yang dilakukan yaitu : 1. Berat Badan. Merupakan salah satu elemen yang berguna dari unsur pemeriksaan fisik untuk penilaian status gizi. Penggunaan standar ini dapat memfasilitasi diagnosis malnutrisi protein kalori signifikan (85% dari berat badan ideal). Variabel utama yang membatasi kegunaan berat dan tinggi sebagai indikator penilaian gizi adalah retensi air, yang dapat terjadi di banyak penyakit negara. Retensi cairan adalah perhatian utama pada pasien malnutrisi protein sebagai akibat dari gangguan di aldosteron, hormon antidiuretik (ADH), dan metabolisme insulin.

2. Antropometri. Digunakan untuk memperkirakan lemak subkutan dan cadangan otot rangka objektif. Pengukuran antropometri, seperti ketebalan lipatan kulit trisep (TSF) dan lingkar otot mid-arm (MAMC), memperkirakan lemak dan massa jaringan yang tidak berlemak. Antropometri adalah tambahan yang bermanfaat dalam penilaian nutrisi yang sederhana, aman, dan mudah diterapkan di samping tempat tidur. Data Antropometri digunakan dalam dua cara penilaian nutrisi: Untuk membandingkan nilai-nilai yang diukur dengan control standar. Untuk membandingkan serial pengukuran dari waktu ke waktu pada pasien yang sama. Metode yang paling sering dan praktis digunakan di lapangan adalah Antropometri fisik. Standar atau jangkauan jepitan 20-40 mm2, ketelitian 0.1 mm, tekanan konstan 10 g/ mm2. Jenis alat yang sering digunakan Harpenden Calipers, alat ini memungkinkan jarum diputar ke titik nol apabila terlihat penyimpangan. Ada beberapa pengukuran tebal lemak dengan menggunakan kaliper, antara lain: a. b. c. d. Pengukuran triceps Pengukuran bisep Pengukuran suprailiak Pengukuran subskapular

Dalam makalah ini saya akan membahas pengukuran komposisi tubuh terutama bagian supscapular, suprailiac, bicep, dan tricep.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud Supscapular, Suprailiac, Bicep, dan Tricep? 2. Bagaimana metode cara menghitung komposisi tubuh bagian Supscapular, Suprailiac, Bicep, dan Tricep?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui apa itu Supscapular, Suprailiac, Bicep, Tricep. 2. Mengetahui bagaimana cara menghitung komposisi dari Supscapular, Suprailiac, Bicep, dan Tricep yang benar.

BAB II PEMBAHASAN

1. Subscapular

Subscapula terletak pada bagian punggung pada angulus inferior scapulae. Ketebalan lemak pada bagian scapula diukur dengan cara mencubit tepat pada bagian angulus inferior scapulae, arah cubitan miring ke lateral bawah membentuk sudut 45 terhadap garis horizontal.

Letak subskapular

Cara Pengukurannya : 1. Responden berdiri tegak dengan kedua lengan tergantung bebas pada kedua sisi tubuh 2. Tangan diletakkan kiri ke belakang 3. Untuk mendapatkan tempat pengukuran, pemeriksa meraba scapula dan mencarinya ke arah bawah lateral sepanjang batas vertebrata samapi menentukn sudut bawah scapula 4. Subscapular skinfold ditarik dalam arah diagonal (infero-lateral) kurang lebih 450 ke arah horizontal garis kulit. Titik scapula terletak pada bagain bawah sudut scapula. 5. Caliper diletakkan 1 cm infero-lateral dari ibu jari dan jari telunjuk yang mengangkat kulit dan subkutan dan ketebalan kulit diukur mendekati 0,1 mm.

Pengukuran Subskapular dengan kapiler

2. Suprailiac

Suprailiaca adalah bagian perut samping. Ketebalan lemak pada suprailiaca dapat diukur dengan mencubit pada titik perpotongan antara garis spina iliaca dengan anterior axilla dan garis horizontal yang melalui crista iliaca. Arah cubitan 450 dari arah horizontal. Cara pengukurannya : 1. Subjek berdiri tegak 2. Cubit dengan formasi miring bentuk sudut 45 derajat ke arah belakang garis klipaksilaris dan keatas iliak dengan ukuran 1 cm dibawah jari tangan 3. Pasang calliper 4. Baca hasil dengan ketelitian 1 mm kemudian 5. Ulangi pengukuran sebanyak 3 kali

Pengukuran dengan kapiler

3. Bicep

Lipatan kulit pada Bisep terletak di lengan atas bagian depan antara bahu dan siku. Ketebalan lemak pada bicep diukur dengan mengukur lipatan kulit secara vertikal di lengan bagian depan dan sedikit di atas otot perut biceps dengan skin fold caliper. Cara Pengukurannya : 1. Subjek berdiri tegak 2. Tangan kiri ditekuk sampai posisi siku-siku 3. Ukur panjang lengan atas dari posisi akromium sampai tulang siku bagian bawah dan 4. Beri tanda pada posisi pertengahan antara kedua tulang tersebut 5. Cubit dengan arah vertikal pada lengan atas sebelah depan 6. Pastikan cubitan terasa tapi tidak sakit 7. Pasang calliper, baca hasil pengukurannya 8. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali

Pengukuran Bisep dengan kapiler

4. Tricep

Pengukuran lipatan triseps dimaksudkan untuk menentukan status lemak tubuh, sementara LLA dan LOLA untuk mengetahuistatus protein otot. Kurang lebih separuh jaringan adipose tubuhterdapat dalam jaringan bawah kulit (subkutan) sehingga

pengukuran status lemak tubuh dapat dilakukan pada lipatan kulit triseps,subskapuler, abdominal, panggul, serta paha. Namun, untuk kemudahannya, pengukuran ini biasanya dilakukan pada bagian triseps. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penilaian lemak subkutan lewat pengukuran lipatan kulit merupakan cara yang cukup akurat. Pengukuran lipatan triseps dilakukan dengan menggunakan caliper. Cara pengukurannya : 1. Subjek berdiri tegak 2. Tangan kiri ditekuk sampai posisi siku-siku 3. Ukur panjang lengan atas dari posisi akromium sampai tulang siku bagian bawah 4. Beri tanda pada posisi pertengahan antara kedua tulang tersebut 5. Cubit dengan arah vertikal pada lengan atas sebelah depan 6. Pastikan cubitan terasa tapi tidak sakit 7. Pasang calliper, baca hasil pengukurannya 8. Lakukan pengukuran sebanyak 3 kali

Nilai Normal bagi penduduk Indonesia belum ada sampai saat ini. Bagi orang Kaukasian (kulit putih), nilai normalnya: 90% standar = 11,3 mm untuk laki-laki, 14,9 mm untuk wanita. Cara mengukur tebal lipatan kulit trisep dengan kapiler :

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan Tes Antropometri ialah tes untuk mengetahui komposisi tubuh maupun bentuknya atau pengukuran atas struktur tubuh manusia. Tujuan akhir dari pengukuran antropometri adalah menetapkan bentuk atau tipe badan seseorang. Antropometri adalah tambahan yang bermanfaat dalam penilaian nutrisi yang sederhana, aman, dan mudah diterapkan di samping tempat tidur. sama. Metode yang paling sering dan praktis digunakan di lapangan adalah Antropometri fisik. Diantaranya adalah pengukuran tebal laipsan kulit pada bagian subscapular, suprailiac, bicep, dan tricep. Semua pengukuran menggunakan alat yang disebut kapiler. Tujuan antropometri adalah pada akhirnya dapat menentukan status gizi seseorang meskipun belum bisa valid karena harus dilengkapi dengan pengukuran lain seperti yang paling umum tinggi badan, berat badan, dan lain-lain.

3.2 Saran Pengukuran antropometri fisik sebaiknya dilakukan oleh orang yang ahli dibidang ini, jangan sembarangan mengukur dan menentukan hasilnya sembarangan. Sebagai calon ahli gizi seharausnya kita harus terus belajar agar nantinya dapat melakukan pengukuran yang tepat dan akurat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anthropometrical Tests. [Online], (http://brite.ac.uk/resources/booklet1copy/page_39.html, diakses 26 februari 2013) 2. Febrian, Marwan. 2012. Pengukuran Antropometri Gizi. [Online], (http://id.scribd.com/doc/87502454/32188804-pengukuran-antropometri-gizi, diakses 26 februari 2013) 3. Subscapular Skinfold. [Online], (http://www.topendsports.com/testing/skinfoldsubscapular.html, diakses 26 februari 2013)

MAKALAH NUTRITIONAL ASSESMENT PENGUKURAN BODY COMPOSITION TERUTAMA SUPSCAPULAR, SUPRAILIAC, BICEP, DAN TRICEP

Disusun oleh: Ardhana Kusuma Reswari 125070305111004 Gizi A1 / 36

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarahkatuh. Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya saya mampu menyelesaikan segala tugas saya, termasuk tugas makalah ini yang berjudul Pengukuran Body Composition, terutama Supscapular, Suprailiac, Bicep, dan Tricep.

Makalah ini berisikan tentang pengukuran komposisi tubuh dilihat dari skinfold, terutama pada bagian supscapular, suprailiac, bicep, dan tricep. Banyak informasi baru yang saya dapatkan dalam pengerjaan makalah ini, tentunya saya sebagai calon ahli gizi harus dapat menguasai berbagai pengukuran komposisi tubuh agar dapat menentukan status gizi.

Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua orang yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, terutama dosen atau pembimbing.

Akhir kata, saya ingin mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya karena saya sadar makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Dari makalah ini untuk seterusnya saya akan berusaha lebih baik lagi. Semoga para pembaca makalah ini bisa mendapatkan manfaat, untuk saran dan kritiknya saya sangat terbuka untuk menerimanya.

Malang, 26 Februari 2013,

Penulis

DAFTAR ISI Kata pengantar BAB I Pendahuluan 1.1 1.2 1.3 latar belakang... rumusan masalah. tujuan.. SUPSCUPULAR SUPRAILIAC . BICEP . TRICEP ..

BAB II Pembahasan 1. 2. 3. 4.

BAB III Penutup . Kesimpulan . Saran ... Daftar Pustaka

You might also like