You are on page 1of 15

Scenario Mr. A, 45 yeas old, came to dr. Wahyus practice with a complaint of pain on the left chest.

The pain was present during daily physical activity. He was smoking for the past thirty years, one pack/day. The type of the cigar is cigarette without filter. Based on the data in Moh. Hoesin hospital, the number of patients visit with the same complaint to Mr. A is increasing every year. Dr. wahyu is willing to make a research of whether there is a correlation between left chest pain and smoking. I. Klarifikasi istilah : a. pain b. left chest c. physical activity d. cigar e. cigarette f. filter g. research h. correlation II. Identifikasi istilah : 1. Mr. A came to dr. Wahyus practice with complaint of pain on the left chest. 2. The pain was present during daily physical activity. 3. He was smoking for the past thirty years,one pack/day. 4. The number of patients visit with the same complaint to Mr. A is increasing every year. 5. dr. Wahyu is willing to make a research of whether there is a correlation between left chest pain and smoking. III. Analisis masalah : 5.a. Apakah latar belakang yang mendasari penelitian ? b. Apa rumusan masalahnya ? c. Apa tujuan dan manfaatnya ? d. Bagaiamana bentuk rancangan penelitian ? e. Bagaimana cara menentukan dan mengambil subjek penelitian ? f. Bagaimana cara pelaksanaanya ? g. Bagaimana cara menganalisa data yang diperoleh ? : perasaan nyeri yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung-ujung saraf khusus. : dada kiri : kegiatan yang menggunakan atau mengeluarkan tenaga fisik : rokok : rokok : penyaring : penelitian : hubungan/ berkaitan

IV. Hipotesis : Informasi mengenai kebiasaan merokok yang dapat menyebabkan nyeri pada dada kiri dapat dibuktikan dengan penelitian kohort, cross_sectional, case_control V. Merumuskan Keterbatasan Pengetahuan dan Learning Issues Pokok What I What I don`t Know ara memperol eh ide ara mengemb angkan ide C C What I have to prove How I will Learn Diktat, Internet

Bahasan Know 1. Teori rumusan Pengertian ide peniltian

2. Rancangan penelitian

Pengertian

Rancangan penelitian

3. Metodelogi penelitian

Pengertian Macam- macam penelitian

Kelebihan Dan kekurangan

4. Manajemen dan analisis data

Pengertian

5. Etika penelitian

Pengertian

Tahap tahap dalam meneliti

VI. Sintesis 5. a. Latar belakang : terdapat data dari RSMH bahwa jumlah pasien yang menderita nyeri dada kiri dan mempunyai kebiasan merokok, meningkat setiap tahun. b. Rumusan masalah : apakah ada hubungan antara nyeri dada kiri dengan kebiasaan merokok ? c. Tujuan : untuk mengetahui apakah ada hubungan antara nyeri dada kiri dengan kebiasaan merokok. Manfaat : Peneliti : untuk perkembangan pengetahuan. Masyarakat umum : untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya rokok. Lembaga terkait : sebagai bahan referensi / rujukan untuk pelayanan ( penyuluhan ) kesehatan. d. rancangan penelitian Cross sectional Suatu studi penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek. Kelebihan : Dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab akibat dan perhitungan resiko relatifdengan cara yang cepat dan biaya yang relatif kecil dibandingkan dengan penelitian prospektif. Data yang terdapat di rumah sakit dapat digunakan. Dapat digunakan untuk membandingkan besarnya resiko kelompok yang terpajan oleh factor yang dianggap sebagai penyebab terjadinya penyakit dengan kelompok yang tdak terpajan dan hasilnya digunakan untuk memberikan informasikepada masyarakat dan menyusun perencanaan pelayannan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Kekurangan : Penelitian tidak dapat digunakan untuk mementau perubahan yang terjadi dengan berjalannya waktu karena pengamatanpada subjek study hanya dilakukan satu kali selama penelitian Penelitian cross sectional dengan tujuan analitis sulit untuk menentukan komparabilitas kedua kelompok yang dibandingkan karena tidak diketahui apakah insidensi terjadi sebelum atau setelah terpajan

Sulit mengadakan extrapolasi pada populasi yang lebih besar Tidak dirancang untuk tujuan penelitian analitik Tidak dapat digunakan untuk menentukan hubungan sebab akibat pada perubahan biokimia dan fisiologi karena antara sebab dan akibat dapat saling mempengaruhi. Bias yang mungkin terjadi yaitu bias prevalansi atau bias insidensi, bias kronologis Case control Suatu studi desain penelitian yang dilakukan dengan menentukan subjek yang terkena efek terlebih dahulu baru kemudian diteliti secara retrospektif untuk menentukan faktor resiko. Kelebihan : cocok untuk kasus yag jarang hasilnya cepat dengan biaya murah subjek sedikit mengidentifikasi faktor resiko lain tidak menghadapi masalah etik data yang ada dapat dimanfaatkan, terutama bila penelitian dilakukan dengan basis rumah sakit dapat digunakan sebagai penelitian pendahuluan terhadap penyakit yang belum diketahui penyebabnya Kekurangan : pengukuran variabel yang retrospektif, objektivitas, dan realibitasnya kurang karena subjek penelitian harus mengingat kembali faktor-faktor resikonya. validasi informasi sukar diperoleh pengendalian terhadap faktor perancu sulit dilakukan dengan lengkap kadang-kadang sulit untuk mendapatkan kelompok kontrol yang sesuai dengan tujuan penelitian penelitian kasus-kontrol tidak dapat digunakan untuk mengukur insidens dan tidak sesuai untuk mengadakan evaluasi hasil pengobatan Bias yang mungkin terjadi yaitu bias recall, bias seleksi sampel, bias komparabilitas Protokol penelitian case control: 1. Pertanyaan penelitian 2. Tujuan penelitian 3. Hipotesis penelitian 4. Populasi studi dan subjek studi

5. Kriteria inklusi dan eksklusi 6. Penentuan kasus 7. Penentuan kontrol 8. Menentukan kriteria pajanan(exposure) 9. Komparabilitas 10. Perkiraan besarnya sampel 11. Analisis data Cohort Suatu desain penelitian yang dilakukan dengan menentukan faktor resiko terlebih dahulu kemudian dipantau secara prospektif untuk mengetahui timbul atau tidaknya efek. Kelebihan : Studi kohor merupakan desain terbaik dalam menentukan insiden dan penyakit atau efek yang diteliti. studi kohor paling baik dalam menerangkan hubungan dinamika hubungan anatara faktor resiko dengan efek secara temporal. studi kohor merupakan pilihan terbaik untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu factor resiko tertentu studi kohor dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu factor resiko tertentu karena pengamatan yang dilakukan secara kontinu dan longitudinal, studi kohor memiliki kekuatan yang andal untuk meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat dapat mengatur komparabilitas antara dua kelompok (kelompok subjek dan kelompok kontrol) sejak awal penelitian dapat secara langsung menetapkan besarnya angka resiko dari suatu waktu ke waktu yang lain ada keseragaman observasi, baik terhadap faktor resiko maupun efek dari waktu ke waktu kekurangan : waktunya lama sarana dan biayanya mahal rumit kurang efisien dari segi waktu maupun biaya untuk meneliti kasus yang jarang terjadi terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor resiko dapat mengganggu analisis data dapat menimbulkan masalah etika oleh karena peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang dicurigai atau dianggap dapat merugikan

Sampel Case : orang dengan nyeri dada kiri karena merokok di RSMH orang dengan nyeri dada kiri karena tidak merokok di RSMH Control : orang yang tidak nyeri dada kiri tetapi merokok di RSMH orang yang tidak nyeri dada kiri dan tidak merokok di RSMH Cara pengolahan data Analisis hasil studi kasus kontrol dilakukan dengan penentuan odds ratio. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel 2x2 OR = AD/BC Ket : OR <1 OR =1 OR >1 asosiasi positif asosiasi negative asosiasi positif

Teori tentang rumusan ide penelitian Ide adalah pemikira spesifik atau konsep yang timbul dari pikiran seseorang sebagai hasil pemikiran. Cara memperoleh ide: a) Imajinasi b) Membaca c) Diskusi d) Pengalaman e) Pengamatan Cara mengembangkan ide: a) Meningkatkan pengetahuan tentang beberapa aspek yang memiliki hubungan melalui studi literatur b) Diskusi dangan para ahli c) Tulis catatan kunci / outline dukung /catatan kontradiksi sebagai topik dasar sebuah ide Cara mengungkapkan ide a) Buat ide sebagai masalah b) Buat pertanyaan dari masalah c) Kembangkan pertanyaan yang telah dibuat d) Buat langkah operasional ETIK PENELITIAN KESEHATAN Kode etik penelitian kedokteran, yang diberi nama Nuremberg Code, pada awalnya dibentuk sebagai akibat dari berbagai percobaan tidak berperikemanusiaan oleh para dokter NAZI terhadap para tahanan Perang Dunia II. Salah satu yang

penting dalam kode tersebut adalah keharusan adanya persetujuan informed consent dari orang sebagai subyek penelitian. Pada tahun 1964, World Medical Association dalam sidangnya yang ke 18 telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang dituangkan ke dalam Deklarasi Helsinki I. Baik dalam Neurenberg Code maupun dalam Deklarasi Helsinki I, para peneliti dihimbau untuk memperhatikan dan mematuhi peraturan-peraturan penelitian yang disetujui bersama. Peneliti harus dapat membuat keputusan sendiri apakah penelitiannya menyimpang atau tidak dari norma etik yang telah digariskan. Karena tidak ada pengawasan maka banyak penelitian yang dirasakan masih menyimpang dari norma-norma kode etik. Untuk menghindari hal tersebut di atas maka pada tahun 1975 dalam World Health Assembly ke 20 di Tokyo telah dibuat Deklarasi Helsinki II sebagai hasil revisi dari Deklarasi Helsinki I. Perubahan yang penting adalah adanya peraturan yang mengharuskan semua protokol penelitian yang menyangkut manusia, harus ditinjau dahulu oleh suatu Komisi khusus untuk dipertimbangkan, diberi komentar dan mendapatkan pengarahan (consideration, comments and guidance). Selain itu pada protokol juga harus dicantumkan adanya pertimbangan etik. Deklarasi tersebut telah disempurnakan kembali oleh World Medical Assembly, tahun 1983 di Venesia, tahun 1985 di Hongkong dan di Edinburg, Scotland tahun 2000. Di Indonesia standar etik penelitian kesehatan yang melibatkan manusia sebagai subyek didasarkan pada azas perikemanusiaan yang merupakan salah satu dasar falsafah bangsa Indonesia, Pancasila. Hal tersebut kemudian diatur dalam UU Kesehatan no 23/ 1992 dan lebih lanjut diatur dalam PP no 39/ 1995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Dalam Bab IV diuraikan tentang perlindungan dan hak-hak manusia sebagai subyek penelitian dan sanksi bila penyelenggaraan penelitian melanggar ketentuan dalam PP tersebut. Dengan demikian semua penelitian yang menyangkut manusia harus didasari oleh moral dan etika Pancasila, disamping pedoman etik penelitian yang telah disetujui secara internasional. Adalah menjadi kewajiban kita semua bahwa penelitian yang dilakukan dapatdipertanggungjawabkan dari segi ilmiah, moral dan etika yang berdasarkan Ketuhanan dan Perikemanusiaan. 2. Penelitian yang membutuhkan Ethical Clearance Pada dasarnya seluruh penelitian/riset yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian harus mendapatkan Ethical Clearance, baik penelitian yang melakukan pengambilan spesimen, ataupun yang tidak melakukan pengambilan spesimen. Penelitian/riset yang dimaksud adalah penelitian biomedik yang mencakup riset pada farmasetik, alat kesehatan, radiasi dan pemotretan, prosedur bedah, rekam medis, sampel biologik, serta penelitian epidemiologik, social dan psikososial.

3. Susunan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes Salah satu tugas pokok Badan Litbangkes adalah menyelenggarakan penelitian dan pengembangan kesehatan untuk menunjang program Departemen Kesehatan. Untuk itu dalam rangka perlindungan manusia sebagai subyek penelitian dan pengembangan kesehatan, sejak tahun 1991 dibentuk Panitia Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes berdasarkan SK Kepala Badan Litbangkes No. 04/BPPK/AK/1/1991. Panitia tersebut bertugas melakukan review usulan penelitian kesehatan yang memerlukan surat izin etik (ethical clearance), selanjutnya sejak tahun 2001 disebut sebagai Komisi Etik Badan Litbangkes. Susunan anggota bersifat multidisiplin yaitu adanya anggota dari berbagai bidang ilmu kelompok medis/ klinis maupun dari kelompok non-medis antara lain dari bidang hukum, sosial-budaya yang terkait, dari kelompok yang peduli terhadap kepentingan masyarakat dan dari kelompok awam (layperson). Komposisi keanggotaan mempertimbangkan juga keseimbangan usia dan gender; adanya perbedaan latar belakang, sosial-budaya dan agama yang dapat mempengaruhi sudut pandang. ` Susunan Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes terdiri atas 1. Penasehat, 2. Ketua 3. Sekretaris 4. Anggota 5. Sekretariat Untuk kegiatan kesekretariatan dibantu oleh beberapa staf dari Sekretariat Badan Litbangkes. Komisi Etik ini disahkan dengan surat keputusan Kepala Badan Litbangkes yang ditinjau/diperbaharui setiap tahunnya. 4. Tanggung Jawab dan Tugas Komisi Etik Penelitian Kesehatan Komisi Etik membahas usulan-usulan penelitin biomedis yang menggunakan manusia sebagai subyek penelitian, baik untuk kegiatan penelitian yang dilakukan oleh unit-unit penelitian di lingkungan Badan Litbangkes, ataupun kegiatan penelitian yang dimonitor oleh Badan Litbangkes. Komisi Etik akan bertemu secara rutin minimum sekali setiap bulannya untuk membahas usulan penelitian yang memerlukan ethical clearance , baik yang telah dikeluarkan (pada bulan tersebut : ethical review dilakukan oleh 2 3 orang anggota Komisi Etik) maupun yang memerlukan pengambilan keputusan oleh sebagain besar anggota Komisi Etik (bagi kasus-kasus tertentu yang memerlukan pertimbangan / review oleh lebih dari 3 orang anggota : kasus berat). Persetujuan ethical

clearance diambil berdasarkan suara terbanyak dari anggota yang hadir dalam rapat tersebut. Rapat dianggap sah jika dihadiri minimal setengah jumlah anggota ditambah 1 orang. Semua penelitian yang sedang berjalan di tiap Puslitbang, yang telah mendapatkan ethical clearance dari Komisi Etik Badan Litbangkes, akan dipantau oleh anggota Komisi Etik yang ada di Puslitbang bersangkutan dan akan direview paling sedikit satu kali setiap tahun dan mungkin frekuensi review bertambah bila dianggap perlu oleh Komisi karena keadaan darurat. Ketua Komisi Etik bertanggung jawab atas jalannya rapat pertemuan Komisi. Jalannya rapat serta hasil rapat pertemuan akan dicatat oleh sekretaris pertemuan yang merupakan seorang staf atau petugas dari Sekretariat Badan Litbangkes. Sekretaris tersebut juga menerima laporan penelitian selama penelitian sedang berjalan sampai penelitian selesai. Rapat pertemuan Komisi Etik dihadiri oleh seluruh anggota Komisi Etik, para peneliti yang penelitiannya akan dibahas (jika perlu), dan dapat pula dihadiri oleh ahli ahli tertentu yang diundang untuk memberi pandangan sebagai nara sumber, tetapi yang mempunyai hak suara untuk memberikan keputusan hanya anggota Komisi Etik. Anggota Komisi Etik tidak terlibat dalam salah satu usulan penelitian yang akan dibicarakan. Jika salah satu anggota secara langsung atau tidak langsung terlibat dengan suatu usulan penelitian, maka anggota tersebut tidak berhak memberikan suara (abstain) dalam pemungutan suara mengenai usulan penelitian yang bersangkutan. Komisi Etik mempunyai tugas : 1) Melakukan review dari protokol penelitian yang akan dibahas dengan benar sesuai ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. 2) Membahas hasil review. 3) Meneliti isi informed consent (persetujuan bagi subyek penelitian) beserta naskah penjelasan untuk mendapatkan persetujuan dari subyek penelitian. 4) Memberikan ethical clearance untuk semua penelitian yang memerlukannya. 5) Mengevaluasi pelaksanaan penelitian yang terkait dengan etik 6) Menghadiri rapat rutin Komisi Etik setiap bulannya dan pada waktuwaktu tertentu yang dianggap perlu. Tugas sekretariat Komisi Etik : Untuk melaksanakan kegiatan kesekretariatan, Komisi Etik Badan Litbangkes dibantu oleh Sekretariat Komisi Etik yang bertugas :

1. Menerima berkas usulan/pengajuan list.

Ethical Clearance dan memeriksa

kelengkapan berkas usulan tersebut, lalu mencatat hasilnya pada form check 2. Bertanggung jawab dalam kegiatan surat menyurat yang berhubungan dengan kegiatan Etika Penelitian Kesehatan di Badan Litbangkes 3. Bertanggung jawab dalam pengarsipan usulan penelitian yang mengajukan ethical clearance mulai dari masuknya ke Badan Litbangkes, selama proses di Komisi Etik, review ulangan jika penelitian itu berjalan lebih dari setahun 4. Mengurus penyelenggaraan rapat dan pertemuan Komisi Etik. 5. Sebagai fasilitator antara peneliti dan anggota Komisi Etik. 6. Membuat laporan tentang kegiatan Komisi Etik, termasuk laporan tertulis dari setiap rapat/pertemuan Komisi Etik (Notulen), laporan triwulan kegiatan komisi etik (berikut rekapitulasi ethical clearance yang telah dikeluarkan) . 5. Prosedur Pengajuan Ethical clearance Usulan ethical clearance diserahkan kepada sekretariat Komisi Etik Penelitian Kesehatan. Kelengkapan berkas terdiri dari : 1. Surat usulan dari institusi 2. Protokol penelitian 3. Daftar tim peneliti 4. CV peneliti utama 5. Surat persetujuan pelaksanaan penelitian dari scientific board (PPI) 6. Informed Consent (formulir persetujuan keikutsertaan dalam penel 7. Ethical Clearance dari institusi lain (bila ada) 8. Kuesioner / pedoman wawancara (bila ada) Seluruh berkas dibuat rangkap 3. Selain penelitian dari Puslitbang di lingkungan Badan Litbangkes, Komisi Etik Penelitian Kesehatan Bdan Litbangkes juga menerima permohonan E.C dari instansi lain. Landasan etik dalam penelitian International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving Human Subjects yang disusun CIOMS, tahun 1993 menyempurnakan dan merinci lebih lanjut Deklarasi Helsinki. Ethical Guidelines CIOMS mencakup 15 guidelines (panduan). Guidelines 1, 2, 3 dan 9 memberikan acuan lebih rinci tentang informed consent. Guidelines 4 dan 10 memberikan acuan tentang cara yang etis dalam merekrut subjek, termasuk kelayakan pemberian imbalan. Guidelines 5, 6, 7, 8 dan 11 memberikan acuan tentang subjek dengan kondisi khusus: anak, narapidana, ibu hamil dsb.

Guidelines 12 dan 13 mengatur tentang perlindungan terhadap subjek, termasuk kerahasiaan peranan subjek dalam penelitian, serta kewajiban peneliti memberikan pelayanan dan kompensasi jika risiko yang tidak diinginkan mucul. Sekarang juga dianjurkan kemungkinan mengansuransikan subjek untuk menanggulangi risiko dengan konsekuensi serius yang mungkin muncul. Untuk lebih memastikan keamanan dan meminimalkan risiko, pada penelitian klinik yang bersifat uji klinik (clinical trial), setelah percobaan binatang, telah disepakati penelitian harus melalui 4 tahapan/fase: 1. 2. Ujicoba pada manusia sehat. Untuk menilai keamanan (safety) obat pada manusia. Uji klinis terkendali pada pasien. Untuk menilai manfaat, efek samping dan toksisitas obat pada pasien, sesuai indikasi yang dituju. Dilakukan pada sejumlah kecil pasien dengan pengawasan yang sangat ketat. 3. Uji klinis pada pasien. Uji klinis dalam skala yang besar, dengan setting pelayanan yang ada. Untuk lebih mengelaborasi manfaat, efek samping dan toksisitas obat jika nantinya digunakan secara massal di tengah masyarakat. 4. Pemantapan pasca pemasaran di masyarakat. Untuk menilai risiko pemakaian obat, termasuk yang belum teridentifikasi pada penelitian tahap sebelumnya.

Guideline 14 memberikan acuan tentang Ethical Review Committe, yang belum disinggung secara eksplisit dalam Deklarasi Helsinki.

6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian etik penelitian kesehatan: a) Surat usulan dari institusi tempat peneliti bekerja, bila usulan berasal dari luarinstitusi Badan Litbangkes yang memiliki Komisi Etik Institusi, maka usulan harus berasal dari Komisi etik institusi tersebut (bukan dari peneliti utama/pimpinan insitusi) b) Surat rekomendasi dari Panitia Pembina Ilmiah. c) Protokol penelitian meliputi tujuan dan manfaat, metodologi yang menjelaskan secara terperinci mengenai : tata cara pengambilan sample (darah/urine/spesimenlainnya), tujuan pemeriksaan, intervensi yang diberikan, serta manfaat bagi responden (bila ada uji klinik/ pengambilan sample), jumlah biaya yang diperlukan dalampenelitian tersebut. d) Daftar tim peneliti, beserta keahliannya. e) Curriculum vitae peneliti utama atau Ketua Pelaksana, untuk melihat apakah kemampuan peneliti utama atau ketua pelaksana sudah sesuai dengan apa yang akan dikerjakan.

f)

Keterangan pembiayaan, untuk melihat apakah sudah etis bila suatu

penelitiandilihat dari jumlah biaya dan hasil yang akan didapat. g) Ethical clearance dari institusi lain (bila ada). h) Penjelasan dan Informed Consent dalam 1 lembar / tidak terpisah. Izin atau persetujaun dari subyek penelitian untuk turut berpartisipasi dalam penelitian, dalam bentuk tulisan yang ditandatangani atau tidak ditandatangani oleh subyek dan saksinya, disebut informed consent. Aspek-aspek yang perlu dicantumkan dalam suatu informed consent adalah sebagai berikut : 1. Kesediaan subyek untuk secara sukarela bersedia berpartisipasi dalam penelitian itu, termasuk penelitian eksperimen. 2. Penjelasan tentang penelitian. 3. Pernyataan tentang berapa lama subyek penelitian perlu berpartisipasi dalam penelitian 4. Gambaran tentang apa yang akan dilakukan terhadap subyek penelitian, sebagai peserta sukarela penelitian. Setiap prosedur eksperimental perlu dijelaskan. 5. Gambaran mengenai resiko dan rasa tidak enak yang mungkin dialami subyek, jika subyek berpartisipasi dalam enelitian. 6. Gambaran tentang keuntungan atau ganti rugi bagi subyek, jika subyek berpartisipasi dalam penelitian ini. 7. Informasi mengenai pengobatan dan alternatif lain yang akan diberikan kepada subyek, jika subyek mengalami resiko dalam penelitian. 8. Gambaran tentang terjaminnya rahasia biodata dan hasil pemeriksaan medis sunyek. 9. Penjelasan mengenai pengobatan medis dan ganti rugi yang akan diberikan kepada subyek, jika subyek mengalami masalah yang berhubungan dengan penelitian. 10. Nama jelas dan alamat berserta nomor telepon yang lengkap, kepada siapa calon subyek dapat menanyakan tentang masalah kesehatan yang mungkin muncul berkaitan dengan penelitian tersebut. 11. Pengertian partisipasi dalam penelitian haruslah sukarela, bahwa subyek dapat memutuskan untuk meninggalkan penelitian tanpa dirugikan, bahwa apabila ia bersedia berpartisipasi kemudian sesudah jangka waktu tertentu ia meninggalkan penelitian, ia bebas pergi tanpa ada sanksinya. 12. Jumlah subyek penelitian yang akan turut serta dalam penelitian dan lokasi penelitian akan dilaksanakan.

13. Subyek akan diberitahukan jika terjadi problem yang membahayakan subyek dalam penelitian tersebut

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nya laporan tugas tutorial skenario A ini dapat terselesaikan dengan baik. Laporan ini betujuan untuk memenuhi tugas tutorial yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Tim penyusun laporan ini tak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas tutorial ini. Laporan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik pembaca akan sangat bermanfaat bagi revisi yang senantiasa akan tim penyusun lakukan.

Tim Penyusun

DAFTAR PUSTAKA Bustan, M.N.2006.Pengantar Epidemiologi.PT Asdi Mahasatya:Jakarta Pratiknya,A.W.2007.Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan.PT. Raja Grafindo Persada:Jakarta www.dokter-unhas.org

Materi yang dibahas : Teori rumusan ide peniltian Rancangan penelitian Metodelogi penelitian Manajemen dan analisis data Etika penelitian

You might also like