Professional Documents
Culture Documents
No. Katalog : 100063 Nama Produk : Acetic Acid (Glacial) 100% Anhydrous GR For Analysis, ACS, ISO, REAG, Ph Eur
ACETIC ACID (GLACIAL) ASAM METANOAT AZIJNZUUR ASAM CUKA (VINEGAR) ESSIGSAURE ACIDE ACETQUE ACIDIUM ACETICUM ETHANOIC ACID
CORROSIVE
Bentuk : Cairan Warna : Tak Berwarna Bau : Tajam Nilai pH (50 g/l H2O) : ( Kekentalan Dinamik : ( Kekentalan Kinematik : (
Titik Lebur : ( ) Titik Didih : 116-118 Suhu Penyalaan : 4850C TitikNyala : 390C Batas Ledakan : Lebih Rendah 4 Vol%, Lebih Tinggi 19,9 Vol% Tekanan Uap : ( ) 1,54 hPa Densitas Uap Relatif : 2,07 Densitas : ( ) 1,05 g/cm3 Kelarutan Dalam Air : ( ) Dapat Larut Log Pow : - 0,17 Faktor Biokonsentrasi : 1 Indeks Refraksi : ( ) 1,37
3. STABILITAS REAKTIFITS
Kondisi yang harus dihidari yaitu pemanasan Suhu < Bahan yang harus dihindari; Beresiko meledak dengan zat pengoksid Reaksi yang hebat dapat terjadi dengan logam (Besi, Zinc, Magnesium,dll) Dinyatakan meledak dengan udara dalam uap atau gas jika di panaskan
4. IDENTITAS BAHAYA
Dapat terbakar Mengakibatkan luka bakar yang parah Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan akumulasi cairan pada paru-paru Dapat menyebabkan iritasi pada mata atau kerusakkan mata permanen Bila tertelan dapat menyebabkan gangguan saluran usus
5. PERTOLONGAN PERTAMA
Setelah terhirup : Hirup udara segar Setelah kontak dengan kulit, cuci dengan air yang banyak, olesi dengan Polyethylene Glycol Segera lepaskan pakaian yang terkontaminasi Setelah kontak dengan mata, bilas dengan air yang banyak selama sekurangnya 10 menit dengan kelopak mata terbuka lebar. Secepatnya panggil dokter mata Setelah tertelan, berikan air minum yang banyak
6. INFORMASI TOKSIKOLOGI
Uap asam dapat mengakibatkan iritasi pada hidung dan tenggorokan, Kadar yang tinggi dapat menyebabkan peradangan saluran pernafasan dan akumulasi cairan pada paru-paru
Iritasi pada hidung dan tenggorokan, juga pada mata dan kulit, serta dapat menimbulkan erosi pada gigi
7. TOKSISITAS
LC50 (Penghirupan, Tikus) : 11,4 mg/l/4 h LD50 (Kulit, Kelinci) : 1060 mg/Kg LD50 (Oral, Tikus) : 3310 mg/Kg
8. KEBAKARAN
Resiko yang khusus, mudah menyala, uap lebih berat dari pada udara, membentuk campuran yang dapat meledak dengan udara pada suhu kamar.
Media yang cocok untuk memadamkan, Air, CO2, Busa, Powder. Apabila memadamkan dengan air, cegah air pemadam kebakaran memasuki air permukaan atau air tanah, karena mengandung uap yang keluar dari air.
R-phrase 10-35 : Dapat terbakar. Mengakibatkan luka bakar yang parah. S-phrase 23-26-45 : Jangan menghirup uap. Dalam kasus terjadi kontak dengan mata, bilas langsung dengan air yang banyak dan minta nasihat medik. Dalam kasus kecelakaan/jika merasa sakit, langsung temui tenaga medis (Tunjukkan label jika memungkinkan).
11. PEMBUATAN
Karbonilasi Metanol,
Dalam reaksi ini, methanol dan karbon monoksida bereaksi menghasilkan asam asetat.
CH3OH + CO CH3COOH
Proses ini melibatkan iodometana sebagai zat antara, reaksi ini melalui tiga tahap, dengan katalis logam kompleks pada tahap kedua.
(1) CH3OH + HI CH3I + H2O (2) CH3I + CO CH3COI (3) CH3COI + H2O CH3COOH + HI
Oksidasi Asetaldehida
Asetaldehida yang digunakan dihasilkan melalui oksidasi Butana atau Nafta Ringan, ketika dipanskan bersama udara disertai dengan beberapa ion logam, sehingga terbentuk Peroksida yang selanjutnya terurai menjadi Asam Asetat.
2 C4H10 + 5 O2 4 CH3COOH + 2 H2O Melalui kondisi dan katalis yang sama asetaldehida dapat dioksidasi oleh oksigen udara menghasilkan asam asetat. 2 CH3CHO + O2 2 CH3COOH
12. KEGUNAAN
Pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia Reagen untuk analisa Larutan yang 12,5 % untuk makanan Untuk pembuatan Rayon Untuk membuat putih Timbal, dll.
Jauhkan bahan dari nyala api, loncatka api dari sumber pemanasan lain. Tutup wadah dengan rapat, dan hati-hati bila membuka tutup wadah. Simpan dalam wadah yang kuat dan tahan bocor dalam ruangan yang berventilasi pada suhu diatas 160C
(Titik Beku). Jauhkan dari bahan inkompatibel : Oksidator (Kromat, Permanganat, Perklorat), Basa Kuat (NaOH), dan Logam.
Beri ventilasi tempat tumpahan dan padamkan nyala api bila ada, atau singkirkan sumber panas. Jangan sentuh tumpahan, cegah jangan sampai kebocoran masuk sungai. Tumpahan dapat dipompa/divakum. Sedikit tumpahan dapat diserap dengan tanah/pasir.
Asam asetat sisa dapat dimusnakan dengan membakar di tempat terbuka atau dalam insenerator, pembuangan dalam tanah (land fill) yang aman dapat pula dilakukan. Asam asetat dalam air limbah dapat diolah dengan cara Kimiawi (Netralisasi) dan Degradasi Biologi (Activated Sludge).
DAFTAR PUSTAKA
http://pusakakimia.wordpress.com/2008/04/1 5/asam-asetat/
http://wapedia.mobi/id/Asam_asetat http://kagolcynta.wordpress.com/2007/11/28/asetat/ http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_asetat) http://eddysyahrizal.blogspot.com/2008/10/beberapa-asam-organik.html
http://dita-ayoe.blogspot.com/2008/05/asam-asetat.html http://www.mpbio.com/product_info.php?products_id=193830
http://webbook.nist.gov/cgi/cbook.cgi?ID=C64197&Units=SI&Mask=4#ThermoPhase
http://www.chemdat.info.com/http://www.merckchemicals.com/acetic-acid-glacial-
Imam, Khasani Soemanto.1999. Lembar Data Keselamatan Bahan. Bandung : Pusat Penelitian Kimia LIPI
Busser, Herman, dan Endang suprijatna. 1997. Pengetahuan Barang Kimia Organik dan Anorganik. Bogor : Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai Departemen Perindustrian AKA Bogor
Merck Catalogue.1954