You are on page 1of 9

PENDAHULUAN

Dalam makalah ini saya akan membahas tentang keterkaitan antara organisasi agama dengan mahasiswa. Dan saya mengambil satu contoh organisasi mahasiswa, yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Saya akan menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan organisasi ini. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau yang biasa di singkat dengan PMII, merupakan salah satu organisasi mahasiswa islam yang ada di Indonesia. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih rinci tentang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

PEMBAHASAN
Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu Pergerakan, Mahasiswa, Islam, dan Indonesia. Makna Pergerakan yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. Pergerakan dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan

mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya. Pengertian Mahasiswa adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dimnamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara. Islam yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jamaah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam

pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).Sedangkan pengertian Indonesia adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45. PMII adalah bagian dari sejarah Indonesia. Mulai dari awal proses

kemunculannya, proses lahirnya sampai proses perjalanannya hingga sekarang, PMII telah menjadi saksi dari sejarah perjalanan Indonesia. Ketika itu, telah muncul organisasi-organisasi kepemudaan seperti HMI (ketika itu underbow Masyumi) SEMMI (dengan PSII) KMI (dengan PERTI) IMM (dengan Muhammadiyah) dan HIMMA (dengan Wasillah). Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu organisasi mahasiswa islam yang ada di Indonesia. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 1960-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Di antara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Shuban ZE (seorang jurnalis sekaligus politikus legendaris). Tidak berselang lama, tahun 1961 PMII melaksanakan Kongres I di Tawangmangu, Solo yang menghasilkan deklarasi Tawangmangu. Tahun 1963 kongres ke-2 PMII digelar di Yogyakarta. Kongres ini menegaskan kembali esensi Deklarasi Tawangmangu yang dikenal dengan Penegasan Yogyakarta. Dalam perjalanan selanjutnya, PMII merasa tidak strategis dan mengalami keterbatasan langkah di bawah naungan NU. pada tahun 1972, PMII mendeklarasikan Independensi dari NU dalam ajang Munas di Murnajati. Deklarasi ini terkenal dengan Deklarasi Murnajati.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah wal Jamaah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII : 1. Ketidak-teraturan situasi politik bangsa Indonesia dalam kurun waktu 1950 1959. 2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada. 3. Pisahnya NU dari Masyumi. 4. Mahasiswa NU yang tergabung dalam HMI sudah tidak merasa nyaman lagi karena tidak terekomendasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU. Serta kedekatan HMI dengan salah satu parpol. Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jamaah. Pada awalnya berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah baungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan organisasi induknya NU. PMII merupakan perpanjangan tangan dari NU, baik secara struktural maupun fungsional. Keterpisahan PMII dan NU pada perkembang terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk diregangkan. Pergerakan yang dimaksud dalam PMII adalah dinamia dari hamba yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan rahmat bagi alam sekitarnya. Dalam konteks individual, maupun organisasi, kiprah kader PMII harus senantiasa

mencerminkan pergerakannya munuju kondisi yang lebih baik bagi perwujudan tanggung jawab memberikan rahmat bagi lingkungannya. Pergerakan dalam hubungan dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan potensi kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas tinggi. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yakin serta bertanggung jawab terhadap masa depan kehidupan bangsa yang sejahtera selaku penerus perjuangan dalam mengisi kemerdekaan Indonesia dengan pembangunan material dan spiritual. Bertekat untuk mempersiapkan dan mengembangkan diri dengan sabaik-baiknya : 1. Bahwa pembangunan dan pembaharuan mutlak memerluka insane insane Indonesia yang memiliki pribadi luhur, taqwa keada Allah, berilmu dan cakap serta bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmu pengetahuannya. 2. Bahwa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) selaku generasi muda Indonesia sadar akan perannya untuk ikut serta bertanggung jawab bagi berhasilnya pembangunan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh rakyat. 3. Bahwa perjuangan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan idealisme sesuai denga deklarasi Tawangmangu menuntut berkembangnya sifat-sifat kreatif, keterbukaan dalam sikap dan pembinaan rasa tanggung jawab. 4. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) serta dengan memohon rahmat Allah SWT, dengan ini menyatakan diri sebagai organisasi independent yang tidak terikat dengan sikap dan tindakan kepada siapa pun dan hanya komited dengan perjuangan organisasi dan cita-cita perjuangan nasional yang berlandaskan pancasila. PMII dalam konsepsi filosofis mengandung sebuah makna yang mendalam yang hal itu dijadikan dasar pijakan dalam setiap langkahnya menapaki realitas. Dari wacana linguistik kata Pergerakan mengandung nilai esensial bagi segenap

komunitas warga yang bernaung dibawah bendera PMII. Jelas memang gerak dalam kehidupan kita adalah suatu hal yang niscaya dan substansial. PMII merupakan wadah kelompok intelektual muda yang dengan semangat bergelora senantiasa bergerak. Yaitu kata "Pergerakan" itulah yang mengilhami segenap apa yang diperbuat, dilaksanakan dan yang akan dilaksanakan oleh Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam kancah kehidupan masyarakat umumnya dan masyarakat intelektual khususnya. Secara lebih praksis PMII Komisariat Gunadarma memahami permasalahan yang cukup kompleks, untuk itu harus dicoba secara aplikatif untuk membuat gebrakan-gebrakan baru dalam wacana perubahan. Perubahan itu bukan berarti inkonsistensi akan tetapi perubahan itu dimaksudkan untuk senantiasa respek terhadap kondisi real lapangan secara komprehensif dalam kaitannya dengan aspek perubahan itu bisa dilakukan dalam wacana program kerja yang ditawarkan, pemberdayaan kader, pola pengkaderan yang sistematis adalah sebuh tuntutan yang tidak bisa dielakkan.

Seiring dengan tantangan zaman yang kian diwarnai dengan penuh persaingan, membuat PMII semakin sadar akan pentingnya kualitas diri dalam berbagi bidang. PMII yang merupakan salah satu organisasi yang berdiri di tengah tengah mahasiswa yang notabene beranggotakan mahasiswa dari berbagai jurusan. Berdasarkan background mahasiswa yang berasal dari berbagai jurusan tersebut, PMII selalu berupaya memunculkan pemikiran-pemikiran yang dinamis yang tertuang dalam bentuk program kerja yang secara sadar dirancang untuk menambah kualitas kader seperti yang tercantum dalam poin-poin tujuan PMII itu sendiri.

Berbagai cara dilakukan oleh kader PMII untuk melakukan dinamisasi pemikiran yang nantinya mampu membawa kader untuk mencapai kualitas kader. Akan tetapi wacana yang sampai detik ini masih terdengar adalah bahwa masih banyak sahabat-sahabat yang belum mampu mematerialkan pemahaman mereka akan manhajul al-fikr PMII yakni pemikiran ahlus sunnah wal jamaah kedalam bentuk gerakan yang mencerminkan pemikiran ahlus sunnah wal jamaah itu sendiri. Sebenarnya kalau kita mau jujur, PMII merupan Organisasi yang betulbetul terorganisir. Artinya memang segala hal didalamnya telah diatur sedemikian rupa untuk mengatur jalannya roda organisasi yang kemudian kita kenal dengan nilai dasar pergerakan (NDP), yang isinya mencakup tentang tauhid, kerangka refleksi, kerangka aksi, kerangka ideologi dan prodak hukum yang semua itu perlu kita pahami, hayati dan materialkan dalam bentuk gerakan. Artinya semua poin-poin itu tidak sebatas berada dalam ranah konsepsional yang samasekali tidak mecerminkan sebagai kader gerakan. Jalanya roda orgnisasi memang tidak akan selamanya berjalan mulus. Akan tetapi seiring dengan itu, seharusnya kita mencoba untuk merefleksikan kembali gerakan-gerakan yang telah kita lakukan sebelumnya sebagai bentuk pematerialan salah satu poin dari Nilai Dasar Pergerakan (NDP). PMII juga bisa diibaratkan sebuah prodak yang semaksimal mungkin di upayakan memiliki daya tarik sendiri sehingga mampu membius mahasiswa agar supaya berpersepsi bahwa PMII merupakan organisasi yang layak dijadikan tempat berproses untuk mengembangkan kualitas diri mereka. Citra diri Gerakan intelektual-PMII adalah Intelektual transformatif yang memiliki tanggungjawab untuk menjadikan kampus sebagai medam pertarungan dengan menginternalisasi kesadaran akan pentingnya pengetahuan dalam benak mahasiswa. Sebagai Organisasi Islam, PMII meyakini kehadirannya adalah untuk mewujudkan peran Khalifatullah Fil Al-ardh, meneruskan risalah kenabian dan

menjadi rahmat bagi semua manusia. Sebagai organisasi yang berasaskan Pancasila, PMII mempunyai komitmen yang utuh dan proporsional, yang diaktualisasikan melalui partisipasi dalam pembangunan watak bangsa yang berprikemanusiaan dan berkeadilan. Penegasannya bahwa mahasiswa yang menyandang predikat sebagai kaum intelelektual tentunya tidaklah cukup hanya dituntut memperkaya wawasan dan memperkuat bangunan ilmu pengetahuan untuk kebutuhan mereka sendiri. Tetapi tugas utama mereka di jenjang universitas adalah untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya sesuai dengan basis akademis tanpa menghilangkan kesadaran ruangdimana mereka berpijak. Karena ciri kaum intelektual adalah sosok yang reflektif dan mencerahkan, tidak hanya sebatas dalam intelektual enrichment tetapi juga intelektual

enlightment. Maka konsekuensi logisnya adalah kaum intelektual dituntut dapat memberikan pencerahan bagi orang-orang di sekitarnya dengan khasanahkhasanah keilmuan yang mereka miliki. Senada dengan yang dikatakan Antonio Gramsci dalam bukunya The Prison Notebook: Selections, bahwa semua orang boleh mengaku dirinya intelektual. Akan tetapi belum tentu semua orang memiliki fungsi intelektual. Adapun orang yang dikategorikan mempunyai fungsi intelektual, pertama adalah intelektual tradisional; yaitu sosok intelektual yang selalu menebarkan ide-ide, gagasan-gagasan, dan wawasan-wawasan yang dia miliki, sebagai contoh : guru, dai, dan sebagainya. Kedua, intelektual organik atau lebih popular disebut dengan istilah intelektual profetik atau intelektual transformatif, yakni merupakan sosok intelektual yang selalu peka terhadap problematika sosial yang ada, dan sebisa mungkin mentransformasikan kondisi sosial ke arah yang ke arah yang lebih baik. Tentulah kita menyadari kekurangan kita secara organisasi sehingga kita akan sama-sama mengerti akan problem internal dan perubahan diruang eksternal

organisasi. Maka jelaslah bahwa Intelektual PMII dituntut untuk peka dan berusaha mengentaskan masyarakat dari bencana kemiskinan, ketertindasan, ketidakadilan, krisis kemanusiaan, tuna moral, tuna sosial, tuna intelektual, dan sederet permasalahan lainnya. Pada titik Inilah Gerakan Intelektual PMII penting untuk di Inisiasi kembali, sebagai wujud tanggaung Jawab Moral dan Pengetahuan PMII secara Organisasiyang kemudian pada fase selanjutnya akan menjadi produksi gagasan yang dimaterialisasi dalam sistem gerak organisasi pada semua level. Semoga PMII dapat Membangun Pengertian dengan segenap Kompleksitas masalahnya.

DAFTAR PUSTAKA http://proxy123.go2myspace.com/id.wikipedia.org/wiki/Pergerakan_Mahasiswa_I slam_Indonesia http://kanal3.wordpress.com/2011/11/12/kilas-balik-sejarah-pmii/ http://aswajaisme.blogspot.com/2011/11/tujuan-pmii.html http://pmiisurabaya.awardspace.com/sejarah.php http://sosbud.kompasiana.com/2012/03/01/argumentasi-gerakan-intelektual-pmii/ http://dialektikatarbiyah.blogspot.com/2011/11/tujuan-pmii.html

You might also like