You are on page 1of 20

SKENARIO

A newborn baby was referred to moh hoesin hospital by midwife (who helped his mother, Mrs Anas delivery) with chief complain dispnue. Mothers history was taken from midwife that her [regnancy was full term. The baby was born 4 hours ago with Apgas score 5 for 1st minute and 9 for 5th minutes and body weight 3,5 kg. The mother had premature ruptured of membrane 3 days ago and had bad smell liquor. From the physical examination the baby was hypoactive and tachypnoe, without sucking reflex, and there was chest indrawing.

KLARIFIKASI ISTILAH
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Dispneu : sesak nafas Tachypnoe : pernafasan yang sangat cepat Hypoactive : tonus otot yang lemah Chest indrawing : retraksi intercostal Bad smell liquor : cairan amnion yang berbau Premature rupture of membran : ketuban pecah sebelum waktunya Sucking reflex : reflex menghisap

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bayi Ny.Ana dibawake RSMH oleh bidan dengan keluhan utama dispneu 2. Riwayat neonatus : - Cukup bulan - Ketuban pecah 3 hari sebelum kelahiran dan berbau - BB = 3,5 3. Apgar score pada satu menit pertama 5 , dan pada menit ke 5 bernilai 9 4. Pemeriksaan fisik didapatkan : - Tachypnoe - Hypoactive - Tidak ada reflex menghisap - Chest indrawing

ANALISIS MASALAH
1. Apa penyebab dispneu pada kasus? Ketuban pecah sebelum waktunya korioamnionitis terhisap masuk ke paru konsolidasi gangguan pertukaran gas oksigen yang di dapat tidak adekuat dispneu 2. Apa dampak terjadinya ketuban pecah sebelum waktunya pada bayi? Dampak terhadap ibu dan bayi a. Persalinan premature

b. Tali pusat membumbung c. Infeksi Pada ibu : Chorioamnionitis Pada janin : septicemia, pneumonia, omfalitis

d. Hipoksia dan Asfiksia e. Sindrom deformitas janin 3. Apa saja yang dapat menyebabkan hypoactive pada bayi dan penjelasannya pada kasus? Hal hal yang dapat menyebabkan hipoaktif pada neonatus antara lain adalah hipoksia, keadaan sakit (demam karena sepsis) , serta gangguan pada otak dan saraf. Mekanisme pada kasus : - KPSW infeksi asenden sepsis demam hipoaktif - KPSW infeksi asenden sepsis infeksi parenkim paru gangguan pernafasan oksigen tak terpenuhi ke otak gangguan ssp hipoksia jaringan hipoaktif - KPSW infeksi asenden sepsis infeksi parenkim paru gangguan pernafasan oksigen tak terpenuhi ke otak gangguan ssp (V, VII,XII) hipoksia otot refleks mencucu negatif asupan energi sedikit hipoaktif - Sepsis hipermetabolisme kurang energi hipoaktif 4. Bagaimana membedakan air ketuban yang normal dan abnormal serta jenis jenis air ketuban yang abnormal? Keadaan normal cairan amnion : a. pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc. b. keadaan jernih agak keruh c. steril d. bau khas, agak manis dan amis e. terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel. f. sirkulasi sekitar 500 cc/jam

Keadaan amnion yang abnormal : a. warna air ketuban keruh infeksi b. berbau busuk dapat disebabkan oleh infeksi c. bila ketuban berwarna hijau / kekuningan air ketuban bercampur mekonium

5. Bagaimana cara menghitung Apgar score dan interpretasinya pada kasus? Tanda 0 1 2 Jumlah nilai Frekuensi Tidak ada Kurang dari Lebih dari jantung 100/menit 100/menit Usaha bernafas Tidak ada Lambat, tidak Menangis kuat teratur Tonus otot lumpuh Ektremitas Gerakan aktif fleksi sedikit Refleks Tidak ada Gerakan sedikit menangis Warna Biru/pucat Tubuh Tubuh dan kemerahan, ekstremitas ekstremitas kemerahan biru Berdasarkan tabel diatas dapat dikelompokkan 3 macam asfiksia neonatorum a. Vigorous baby. Skor apgar 7-10 . Dalam hal ini bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan istimewa. b. Mild-moderate asphyxia atau asfiksia sedang , skor apgar 4-6. Pada pemeriksaan fisis akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada. c. Asfiksia berat, skor apgar 0-3. Pada pemeriksaan fisis ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit , tonus otot buruk, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada. 6. Bagaimana hubungan riwayat neonatus terhadap keluhan utama bayi? i. Lahir cukup bulan Klasifikasi berdasarkan usia gestasi:

Batasan bayi berusia aterm pada kurva Berat badan berdasarkan usia gestasi adalah 38 minggu. Pada kasus ini, berat badan lahir adalah 3500gr.

Dapat dilihat bahwa berat badan bayi Ny.Darmi berada pada persentil 25 sehingga bayi ini mempunyai berat badan lahir sesuai masa kehamilan (SMK) atau Appropriete Gestational Age (AGA) ii. Lahir spontan 4 jam lalu Pada persalinan per vaginam , ada penekanan jalan lahir yang menyebabkan kompresi cairan bisa terjadi sehingga cairan di paru bisa ke interstitial. Sedangkan jika pada operasi caesar, hal tersebut tidak terjadi sehingga kemungkinan terjadinya distres pernapasan pada caesar lebih besar. Pada kasus persalinan terjadi secara spontan pervaginam 4 jam lalu(normal), hal ini sekaligus menyingkirkan kemungkinan Transient Tachypnoe Syndrome

iii.

BB lahir 3500 gram Berdasarkan berat badan lahir: a) <2500 gram : berat badan lahir rendah b) <1500 gram : berat badan lahir sangat rendah c) <1000 gram : berat badan lahir sangat ekstrim rendah d) 2500 3500 gram : berat badan lahir normal e) > 3500 gram : berat badan lahir besar (makrosomia) Distres pernapasan lebih sering terjadi pada bayi dnegan berat badan lahir rendah. Pada kasus ini, berat badan bayi tergolong normal, dan tidak ada kaitan langsung dengan kondisi bayi itu sekarang.

7. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik? a. Hipoaktif

Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi dan gerakan tungkai dan lengan. Pada neonatus cukup bulan yang sehat, posisi ekstremitas adalah dalam keadaan flexi, gerakan tungkai dan lengan aktif dan simetris. Bila asimetris pikirkan kelumpuhan atau patah tulang Bila diam saja pikirkan depresi sumsum tulang belakang atau akibat obat atau bayi tidur nyenyak Pada kasus, karena kurangnya suplai O2 ke jaringan otot karena adanya obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia dan karena adanya sepsis sehingga metabolisme tubuh meningkat, cadangan energi terpakai terus, kedua hal tersebutlah yang menyebabkan bayi Ny.Darmi menjadi hipoaktif

b. Takipneu Neonatus normalnya laju pernapasan adalah 30-60 x/menit (rata-rata 35 x/menit waktu tidur) Pada kasus, terjadi obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia dan terjadi sepsis yang mneyebabkan pengeluaran interleukin dan sitokin yang akan menyebabkan suhu nenonatus tinggi, kenaikan 1C suhu akan menambah 10 frekuensi heart rate, jika HR meningkat maka RR juga akan meningkat sebagai kompensasi c. (-) refleks hisap Refleks rooting: menyentuhkan ujung jari ke arah sudut mulut pasien pasien menengok ke arah rangsangan berusaha memasukkan ujung jari.

Sucking refleks: kalau ujung jari dimasukkan 3 cm ke dalam mulut akan dihisap

Refleks rooting dan sucking refleks saraf V, VII, XII Malas minum adalah salah satu tanda khas infeksi pada neonatus Pada kasus tidak ada refleks ini, bisa jadi karena bayi lemas kekurangan oksigen dan cadangan energi yang terus menipis, dan bisa jadi karena adanya gangguan saraf V, VII dan XII yang disebabkan oleh sepsis d. (+) chest indrawing

Bentuk dada neonatus adalah seperti tong Pada respirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut Apabila terjadi gangguan pernapasan terlihat pernapasan yang paradoksal dan retraksi pada inspirasi Pada kasus hal ini terjadi karena bayi Ny.Dari sangat kekurangan O2

a. Ketuban pecah sebelum waktunya risiko infeksi melalui serviks atau vagina korioamnionitis/ amnionitis b. korioamnionitis/ amnionitis diinspirasi paru infeksi pada bronkus, bronkiolus, dan berlanjut ke alveolus peradangan pada alveolus dan pengeluaran produkproduk peradangan gangguan ventilasi Gangguan ventilasi O2 dan retensi CO2 RR Tachypnoe Gangguan ventilasi O2 dan retensi CO2 kompensasi bayi dengan inspirasi tekanan intrapleura yang bertambah negatif selama inspirasi melawan resistensi jalan napas retraksi bagian-bagian yang mudah terpengaruh pada dinding dada: jaringan ikat interkosta, subkosta, dan supraklavikula & suprasternal Retraksi dinding dada c. korioamnionitis/ Amnionitis ditelan janin Sepsis Sepsis Gangguan perfusi ke otot-otot hipoactive Sepsis Gangguan perfusi ke sistem neurologi tidak ada sucking reflex 8. Apa diagnosis banding pada kasus? Gejala/ tanda Bronkopneumonia Sepsis TTN Aspirasi mekonium PMH

Neonatorum Usia kehamilan Onset timbulnya gejala Grunting Sianosis Perbaikan dengan O2 + +/Membaik + +/- (jarang) Membaik dengan oksigen minimal Sucking reflex Retraksi ddg dada Gejala khas lain + + + ++ Sementara + ++ Sementara Beberapa saat setelah lahir Beberapa saat setelah lahir Beberapa saat Segera (primary setelah lahir distress) Aterm/preterm Aterm/preterm Aterm/preterm Preterm

+/- (jarang)

Adanya ronki dan Penyembuhan Adanya cairan Retraksi dinding leukositosis yang amnion yang dada mendadak, berwarna kehijauan pada saat kelahiran Terdapat infiltrat dan konsolidasi paru star burst Banyak corakan vaskuler di bagian tengah Terdapat bercak Gambaran infiltrat yang retikuloendotelial kasar atau dan berkabut berkabut ground glass

Gambaran Rontgen

9. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus? a. Evaluasi gawat napas dengan downes score b. Arterial blood gas : mengukur tekanan oksigen, tekanan karbondioksida dan pH darah c. Pemeriksaan dara : RBC, leukosit, trombosit, Hb, Rasio neutrofil imatur dan neutrofil total .

d. X-ray e. Kultur darah f. C-reactve protein 10. Bagaimana working diagnosis dan how to diagnose pada kasus? a. Anamnesis

Hasil anamnesis pada skenario yang didapat dari bidan : Ibu mengalami ketuban pecah dini 3 hari sebelum melahirkan Ketuban yang berbau Kehamilan cukup bulan Bayi lahir 4 jam yang lalu secara spontan dengan BB 3.5 kg Skor APGAR 5 pada menit 1 dan 9 pada menit 5

Anamnesis tambahan yang diperlukan : b. Tambahan Suhu tubuh bayi Auskultasi paru (ada rongki atau tidak) Riwayat obstetric Kapan ketuban pecah? Keadaan air ketuban? Adakah mekonium? Riwayat penyakit infeksi ibu selama masa kehamilan? Nutrisi ibu selama masa kehamilan? Ada/ tidaknya demam? Usia orang tua? Riwayat persalinan sebelumya, apakah ada anaknya yang sebelumnya yang mengalami infeksi neonatus? Apakah ibu ada demam (>38c/100.4f)? Apakah ada infeksi i traktus genitor urinary? Apakah ada nyeri tekan uterus ?

Pemeriksaan fisik Bayi hipoaktif dan takipnea Tidak ada refleks menghisap Terdapat retraksi dinding dada

c.

Pemeriksaan tambahan Evaluasi gawat napas dengan Downes Score Arterial Blood Gas (gas darah) : mengukur O2, CO2 dan pH darah Pemeriksaan Darah : RBC, Leukosit, trombosit, Hb, Rasio neutrofil imatur dan neutrofil total (rasio I/T) X-ray

Gambaran radiologi khas pada bronkopneumonia adalah honey comb appearance. Kultur darah C-Reactive protein Pungsi Lumbal, dengan indikasi : Diagnosis Kerja Bayi laki-laki Ny. Ana baru lahir, sesuai masa kehamilan (SMK), cukup bulan, dengan berat badan 3,5 kg, APGAR score 5-9, lahir spontan biasa disertai asfiksia sedang mengalami distress pernapasan e.c. suspect sepsis neonatorum dan pneumonia. Kultur darah positif Ada gejala dan tanda gangguan neurologis

11. Apa etiologi dan faktor resiko pada kasus? Etiologi : e.coli,streptococus grop B, listeria monocytogenes, streptococus pneumoniae, haemophillusinfluenzae, streptococus pneumoniae,ureaaplasmaurealyticum Faktor resiko :

- persalinan dan kelahiran kurang bulan -ketuban pecah sebelum waktunya -korioanmionitis -persalinan dengan tindakan -demam pada ibu -infeksi saluran kencing pda ibu -faktor sosial ekonomi gizi pada ibu 12. Bagaimana patofisiologi dan patogenesis pada kasus ?
pecah ketuban lama infeksi ascending ( m.o dari vagina naik dan masuk ke dalam rongga amnion)

Korioamnionitis Inhalasi liquor septic pada janin


selanjutnya akan terlihat ggn f(x) organ

Cairan ketuban berbau busuk

septisemi a
awitan dini
terbatas pada hanya satu system

Infeksi intra uterin

bronkopneumonia

Peradangan pada jaringan paru (alveolus& bronki) Alveolus yang meradang gagal mengembang

setelah lahir

bayi terlihat lemah, hipo/hipertermia, hipoglikemia kadang2 hiperglikemia

apnea, takipnea dengan retraksi, atau takikardia.

Pasca lahirkebutuhan O2 & nutrisi tdk disupply ibu lagi Kegagalan nafas spontan Distress janin asfiksia

Gangguan ventilasi Hipoksemia, retensi CO2

mekanisme kompensasi bayi agar udara tetap berada dlm alveoli alveoli tetap terbuka & tdk kolaps menutup sebagian glotis agar semua udara tdk terekspirasi namun grunting tersimpan di alveolus

Usaha inspirasi yang lebih kuat untuk pernafasan berikutnya Retraksi dinding dada

takipnea

13. Apa manifestasi klinik pada kasus? -tachypneu -retraksi dinding dada -hipotoni -grunting -nafas cuping hidung

-sianosis -ronki basah 14. Bagaimana tatalaksana pda kasus?

Penatalaksanaan, Pencegahan, dan Monitoring Normalisasi temperature, dengan menghangatkan neonatus dalam inkubator Oksigen diberikan pada bayi yang mengalami retraksi, merintih atau sianosis Bolus dextrose 10% 2 ml/kgBB, untuk mengatasi hipoglikemi yang biasa terjadi pada bayi dengan sepsis (parenteral feeding) Infeksi : Ampisilin 50 mg/kgBB (tiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan dan tiap 8 jam pada minggu ke 2-4) + Gentamicin 1 kali/hari Injeksi Vitamin K 1 mg IM Monitoring : - Pengukuran suhu tiap 2 jam - Monitor cairan, elektrolit, glukosa, dan perdarahan Terapi antibiotik pada sepsis neonatal I. Septicemia or Pneumonia Antibiotic <7 days age Inj Ampicillin or Inj cloxacillin AND Inj Gentamicin or Inj Amikacin 2.5 mg/kg/dose 7.5 mg/kg/dose 12 hrly 12 hrly 8 hrly 8 hrly IV, IM IV, IM 7-10 days 7-10 days 50 mg/kg/dose 50 mg/kg/ dose 12 hrly 12 hrly 8 hrly 8 hrly > 7 days age IV,IM IV 7-10 days 7-10 days Each dose Frequency Route Duration

15. Bagaimana prognosis pada kasus? Dubia et bonam 16. Apa komplikasi pada kasus? Bronkopneumoni : Empyema, pleuritis, abses paru, bronkiektasis, otitis media akut Sepsis neonatorum : Meningitis yang dapat menjadi hidrosepalus, periventricular leukomalacia

Sepsis Meningitis Hipoglikemia, asidosis metabolik Koagulopati, gagal ginjal, disfungsi miokard, perdarahan intrakranial Ikterus/kernikterus

17. Apa kompetensi dokter umum dalam kasus ini? 3B

HIPOTESIS
Bayi Ny. Ana mengalami dispneu dan asfiksia sedang karena menderita pneumonia dan suspect sepsis neonatorum dengan faktor resiko ketuban pecah sebelum waktunya.

KERANGKA KONSEP
FR risiko PROM
Penurunan kandungan kolagen dalam membran

Rupture membrane> 18 jam

Terbukanya hubungan intrauterine dan extrauterin

Mikroorganisme mudah masuk melalui vagina


Infeksi asenden

Infeksi pada amnion dan korion (korioamnionitis)


Terhirup oleh janin

Masuk ke paru2

Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan yang terinfeksi

Sistem imun tidak adekuat

peradangan yang mengenai broncus dan alveolus

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat

Oksigen tidak memadai ke jaringan

Pernapasan tidak adekuat

Penurunan metabolism sel untuk menghasilkan energi


Usaha mendapatkan oksigen sebanyakbanyaknya

Neonatus berusaha meningkatkan tekanan ekspirasi akhir dan memperpanjang pertukaran gas di alveoli (dapat terjadi)

Usaha menarik napas lebih kuat

otot
hypoactive

otak

Penutupan glotis sebagian (dapat terjadi) SINTESIS

Intercostals retraction

No sucking refle

tachypneu

GRUNTING

SINTESIS A . Bronkopneumonia pada neonatus


Definisi Infeksi yang terjadi pada neonates yang mengenai satu atau beberapa lobus paruparu yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengakibatkan Respiratory Distress Etiologi 1. Bakteri yang potensial pathogen diantaranya: Streptococcus B E.Colli Streptococcus anaerob Spesies bakteroides

2. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik. 3. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Immitis, Criptococcus Aspergillus Nepromas, Sp, Candinda Blastomices Albicans,

Dermatides,

Cocedirides

Mycoplasma Pneumonia. 4. Aspirasi benda asing. 5. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna. Faktor resiko Riwayat kelahiran Persalinan lama Persalinan dengan tindakan Ketuban pecah dini Air ketuban bau dan kental

Riwayat kehamilan Infeksi TORCH Ibu menderita eklampsia Ibu mempunyai penyakit bawaan

Gambaran klinis o Gejala umum infeksi: demam, sakit kepal, lesu, dll

o Gejala umum penyakit saluran napas bawah: takipneu, dispneu, retraksi atau napas cuping hidung, sianosis o Tanda pneumonia: perkusi pekak pada pneumonia lobaris, ronki basah halus nyaring pada bronkopneumonia dan bronkofoni positif o Batuk yang mungkin kering atau berdahak mukopurulen, purulen, bahkan mungkin berdarah o Tanda ekstrapulmonal o Leukositosis o Diagnosis pasti ditegakkan dengan: foto toraks

B . Sepsis Neonatorum
Definisi Suatu sindroma respon inflamasi janin/FIRS disertai gejala klinis infeksi yang diakibatkan adanya kuman di dalam darah pada neonatus. Penyebab Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri. Resiko terjadinya sepsis meningkat pada: Ketuban pecah sebelum waktunya Perdarahan atau infeksi pada ibu.

Epidemiologi 1. Sepsis terjadi pada kurang dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir. 2. Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki. 3. Pada lebih dari 50% kasus, sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam waktu 72 jam setelah lahir. 4. Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih kemungkinan disebabkan oleh infeksi nasokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).

Berdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi 3 : 1. Early Onset (dini) : terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi klinis yang timbulnya mendadak, dengan gejala sistemik yang berat, terutama mengenai system saluran pernafasan, progresif dan akhirnya syok.

2. Late Onset (lambat) : timbul setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering disertai adanya kelainan system susunan saraf pusat. 3. Infeksi nosokomial yaitu infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi yang timbul lebih dari 48 jam saat dirawat di rumah sakit.

Mekanisme terjadinya sepsis neonatorum : 1. Antenatal : paparan terhadap mikroorganisme dari ibu (Infeksi ascending melalui cairan amnion, adanya paparan terhadap mikroorganisme dari traktur urogenitalis ibu atau melalui penularan transplasental). 2. Selama persalinan : trauma kulit dan pembuluh darah selama persalinan, atau tindakan obstetri yang invasif. 3. Postnatal: adanya paparan yang meningkat postnatal (mikroorganisme dari satu bayi ke bayi yang lain, ruangan yang terlalu penuh dan jumlah perawat yang kurang), adanya portal kolonisasi dan invasi kuman melalui umbilicus, permukaan mukosa, mata, kulit.

Gejala klinis

Laju nadi > 180 x/menit atau < 100 x/menit Laju nafas > 60 x/menit, dengan retraksi atau desaturasi oksigen,apnea atau laju nafas < 30x/menit

Letargi Intoleransi glukosa : hiperglikemia (plasma glukosa >10 mmol/L atau >170 mg/dl) atau hipoglikemia (< 2,5 mmol/L atau < 45 mg/dl)

Intoleransi minum Tekanan darah < 2 SD menurut usia bayi Tekanan darah sistolik < 50 mmHg (usia 1 hari) Tekanan darah sistolik < 65 mmHg (usia < 1 bulan) Bayi tampak lesu, tidak kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik.

Gejala lainnya adalah: o kejang o jaundice (sakit kuning) o muntah o diare

o perut kembung. Penatalaksanaan, Pencegahan, dan Monitoring Normalisasi temperature, dengan menghangatkan neonatus dalam inkubator Oksigen diberikan pada bayi yang mengalami retraksi, merintih atau sianosis Bolus dextrose 10% 2 ml/kgBB, untuk mengatasi hipoglikemi yang biasa terjadi pada bayi dengan sepsis (parenteral feeding) Infeksi : Ampisilin 50 mg/kgBB (tiap 12 jam pada minggu pertama kehidupan dan tiap 8 jam pada minggu ke 2-4) + Gentamicin 1 kali/hari Injeksi Vitamin K 1 mg IM Monitoring : - Pengukuran suhu tiap 2 jam - Monitor cairan, elektrolit, glukosa, dan perdarahan Antibiotic therapy of neonatal sepsis I. Septicemia or Pneumonia Antibiotic <7 days age Inj Ampicillin or Inj cloxacillin AND Inj Gentamicin or Inj Amikacin 2.5 mg/kg/dose 7.5 mg/kg/dose 12 hrly 12 hrly 8 hrly 8 hrly IV, IM IV, IM 7-10 days 7-10 days 50 mg/kg/dose 50 mg/kg/ dose 12 hrly 12 hrly 8 hrly 8 hrly > 7 days age IV,IM IV 7-10 days 7-10 days Each dose Frequency Route Duration

Pencegahan: Cegah infeksi pada saat kehamilan Atasi infeksi pada ibu yang sedang hamil Hindari trauma pada saat kehamilan Cukupi asupan asam askorbat (vitamin C) dan tembaga Antenatal care Waspada kejadian pecah ketuban dini

Prognosis:

- Pneumonia : baik. Sembuh total, mortalitas kurang dari 1 %. - Sepsis neonatorum : Baik jika terdiagnosis dan terapi lebih dini. Kerusakan neurologis dapar terjadi 15-30 % dari bayi yang mengalami septic meningitis

Komplikasi -Bronkopneumonia : Empyema, pleuritis, abses paru, bronkiektasis, otitis media akut -Sepsis neonatorum : Meningitis yang dapat menjadi hidrosepalus, periventricular leukomalacia -Syok -Kematian

DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar IKA FKUI.2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak . Bagian IKA FKUI, Jakarta. Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Volume 3. EGC, Jakarta. Ikatan Doktrer Anak Indonesia. 2010. Buku Ajar Neonatologi Cetakan Kedua. Badan Penerbit IDAI, Jakarta

You might also like