You are on page 1of 17

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KASUS TETANUS NEONATORUM

http://www.submitlist.info

TETANUS NEONATORUM A. Pengertian Adalah penyakit yang diderita oleh bayi baru lahir (neonatus). Tetanus neonatorum penyebab kejang yang sering dijumpai pada BBL yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak aseptic (Ilmu Kesehatan Anak, 1985) B. Etiologi Penyebabnya adalah hasil klostrodium tetani (Kapitaselekta, 2000) bersifat anaerob, berbentuk spora selama diluar tubuh manusia dan dapat mengeluarkan toksin yang dapat mengahancurkan sel darah merah, merusak lekosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. (Ilmu Kesehatan Anak, 1985) C. Gejala Klinis Masa tunas biasanya 5-14 hari, kadang-kadang sampai beberapa minggu jika infeksinya ringan. Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata dengan adanya trismus (Ilmu Kesehatan Anak, 1985). Pada tetanus neonatorum perjalanan penyakit ini lebih cepat dan berat. Anamnesis sangat spesifik yaitu : 1. Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum (karena tidak dapat menghisap). 2. Mulut mencucu seperti mulut ikan. 3. Mudah terangsang dan sering kejang disertai sianosis 4. Kaku kuduk sampai opistotonus 5. Dinding abdomen kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejang. 6. Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah, muka thisus sardonikus

http://www.submitlist.info

7. Ekstermitas biasanya terulur dan kaku 8. Tiba-tiba bayi sensitif terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis lemah. D. Pencegahan Pemberian toxoid tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut-turut pada trimester ke-3 dikatakan sangat bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan tali pusat harus menggunakan alat yang steril dan perawatan tali pusat selanjutnya. E. Penatalaksanaan 1. Pemberian saluran nafas agar tidak tersumbat dan harus dalam keadaan bersih. 2. Pakaian bayi dikendurkan/dibuka 3. Mengatasi kejang dengan cara memasukkan tongspatel atau sendok yang sudah dibungkus kedalam mulut bayi agar tidak tergigit giginya dan untuk mencegah agar lidah tidak jatuh kebelakang menutupi saluran pernafasan. 4. Ruangan dan lingkungan harus tenang 5. Bila tidak dalam keadaan kejang berikan ASI sedikit demi sedikit, ASI dengan menggunakan pipet/diberikan personde (kalau bayi tidak mau menyusui). 6. Perawatan tali pusat dengan teknik aseptic dan antiseptic. 7. Selanjutnya rujuk kerumah sakit, beri pengertian pada keluarga bahwa anaknya harus dirujuk ke RS. F. Medik dan Perawatan Menurut Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002 : 1. Diberikan cairan intravena dengan larutan glukosa 5% dan NaCl fisiologis 4-1 selama 48-72 jam. 2. Diazepam dosis awal 2,5 mg IV perlahan-lahan selama 2-3 menit http://www.submitlist.info

3. ATS 10.000/hari, diberikan selama 2 hari berturut-turut dengan IM 4. Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dibagi dalam 4 dosis selama 10 hari 5. Tali pusat dibersihkan / dikompresi dengan alkohol 70% betadine 10%. 6. Rawat diruang yang tenang tetapi harus terang juga hangat 7. Baringkan pasien dengan sikap kepala ekstensi dengan memberikan gajanl dibawah bahunya. 8. Beri O2 1-2 liter/menit 9. Pada saat kejang pasang sudit lidah 10. Observasi tanda vital secara continue setiap jam G. Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Akibat keadaan bayi yang payah dan tidak dapat menyusui untuk memenuhi kebutuhannya. Perlu di beri infus dengan cairan glukosa 5%, bila kejang sudah berkurang pemberian makanan dapat diberikan melalui sonde dan sejalan dengan perbaikan, pemberian makanan bayi dapat diubah memakai sendok secara bertahap. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).

http://www.submitlist.info

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KASUS TETANUS NEONATORUM TERHADAP BAYI Ny. D DI RUANG ANAK RSUD A.YANI METRO TAHUN 2007 I. PENGUMPULAN DATA DASAR A. Pengkajian Identitas/Biodata Nama bayi Jenis kelamin Umur Anak ke Alamat Nama ibu Umur Pekerjaan Agama Suku Alamat : Ny. D : 25 tahun : IRT : Islam : Jawa : Jl. Imam Bonjol Gg. Harapan Metro Barat 1. Keluhan Utama Ny. D datang bersama bayinya dan mengatakan bahwa bayinya panas, tidak mau menyusu dan mulut bayinya mencucu seperti mulut ikan disertai kejang. :D : Perempuan : 8 hari : 1 (satu) : Jln. Imam Bonjol Gg. Harapan No. 7 Metro Barat Nama Ayah Umur Pekerjaan Pendidikan Agama Suku Alamat : Tn. R : 25 tahun : Buruh : SMP : Islam : Jawa : Jl. Imam Bonjol Gg. Harapan No. 7 Metro Barat

Tempat tanggal lahir : Metro, 8 November 2007

Pendidikan : SMP

http://www.submitlist.info

2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan bayinya panas, kejang dan mulut bayi mencucu seperti mulut ikan b. Riwayat kesehatan lalu Bayi lahir aterm, tidak ada kelainan c. Riwayat persalinan
Hamil ke 1 Thn lahir 2007 Lama dan jenis persalinan 8 jam Penolong dan tempat Dukun, dirumah BBL BB : 2.700 PB : 49 Keadaan anak Normal

d. Imunisasi Ibu mengatakan anaknya telah diimunisasi pada hari ke-2 setelah persalinan e. Aktivitas Aktivitas melemah, menangis terus f. Riwayat kesehatan keluarga Ayah dan ibu mengaku tidak pernah menderita penyakit menular ataupun penyakit keturunan. B. Pola Kebutuhan Dasar 1. Nutrisi Sebelum sakit : bayi minum ASI sebanyak 6-8 x/hari Sesudah sakit 2. Eliminasi Sebelum sakit : BAB 3 x/hari, BAK 5-6 x/hari Sesudah sakit : BAB 1 x/hari, BAK 2-3 x/hari 3. Personal Hygiene Sebelum sakit : 2 x/hari mandi kering Sesudah sakit : 2 x/hari mandi kering : bayi tidak mau menyusui

http://www.submitlist.info

4. Istirahat Sebelum sakit : tidur 18-20 jam/hari Sesudah sakit 5. Aktivitas Sebelum sakit : bayi aktif tampak bugar Sesudah sakit C. Pemeriksaan Fisik 1. Keadaan umum Kesadaran Pols : 124 x/mnt RR : 48 x/mnt 2. Kepala UUK : cekung UUB : datar 3. Mata Bentuk alis tertarik keatas, konjungtiva pucat 4. Hidung Bentuk Lubang hidung 5. Mulut Bentuk Bibir Palatum Gusi Reflek 6. Telinga Posisi Keadaan : normal, simetris : bersih, tidak ada serumen : mencucu seperti mulut ikan : bersih, mukosa bibir tampak kering, pucat : normal : merah : lemah : Normal, simetris : Normal, bersih Keadaan rambut : hitam bersih Lingkar kepala : 32 cm : anak tampak lemah dan gelisah : composmentis Temp : 38,60C PB/BB : 49 cm/2600 gr : bayi tampak lemah dan aktivitas terganggu : tidur 5-6 jam/hari

Tanda-tanda vital :

http://www.submitlist.info

7. Leher Pergerakan 8. Dada Posisi Suara nafas 9. Perut Bentuk 10. Tali pusat 11. Punggung Bentuk 12. Ekstermitas Jari tangan Pergerakan Lila Jari kaki Posisi 13. Genetalia Jenis kelamin Lubang anus Keadaan Periksa lab : perempuan : ada : bersih : leukosit 5400 ul : lengkap : lemah : 9 cm : lengkap : simetris : normal : simetris, bundar : basah : simetris : tidak terdengar ronchi atau wheezing : lemah

14. Pemeriksaan penunjang

II. INTERPRESTASI DATA DASAR 1. Diagnosa Bayi Ny. D umur 8 hari dengan tetanus neonatorum Ds : a. Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 8 November 2007, pukul 10.00 WIB b. Ibu mengatakan bayinya panas, kejang, mulut mencucu dan alis mata tertarik keatas

http://www.submitlist.info

Do

: Keadaan umum lemah, trismus (kesukaran membuka mulut), kesukaran menyusu, panas, ketegangan otot dinding perut, kuduk kaku sampai terjadi opistotonus, kejang, dahi berkerut, alis mata terangkat, mulut tertarik ke bawah, gelisah, badan kaku disertai menangis lemah.

2. Masalah 1. Peningkatan suhu tubuh dan kejang Ds Do Ds Do : Ibu mengatakan badan anaknya panas dan kejang : Bibir merah, temp: 380C, badan bayi kaku : Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusui dan rewel : Keadaan umum lemah Bibir tampak kering dan pucat, refleks hisap lemah Bayi menangis terus menerus 3. Kebutuhan 1. Penyuluhan tentang tanda dan gejala tetanus neonatorum 2. Penyuluhan tentang cara mengatasi panas dan kejang 3. Penyuluhan cara mengatasi kebutuhan nutrisi dan cairan III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Potensial Sepsis Neonatorum IV. Kebutuhan Intervensi dan Kolaborasi Segera Perawatan bayi dengan fibris dan kejang V. Rencana Manajemen 1. Tindakan bayi dengan Tetanus Neonatorum a. Jelaskan pada keluarga kondisi bayi saat ini b. Tali pusat dibersihkan dengan teknik septic dan antiseptic c. Pembersihan saluran nafas agar tidak tersumbat

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan

http://www.submitlist.info

2) Perawatan bayi dengan fibris dan kejang a. Jelaskan pada keluarga tentang tanda-tanda Tetanus Neonatorum b. Beritahu pada keluarga tentang peningkatan suhu pada bayi c. Ajarkan keluarga untuk kompres hangat pada bayinya d. Observasi suhu e. Mengatasi kejang 3) Pemenuhan nutrisi dan cairan a. Jelaskan pada keluarga kondisi bayi saat ini b. Pemasangan sonde c. Pemberian ASI 8 x 40 cc/ hari/ sonde d. Observasi intake dan output e. Pasang infus D 5 % 6 tetes/menit f. Libatkan keluarga untuk pemberian ASI/ sonde 4) Pantau keadaan umum bayi Nadi, pernapasan, suhu, panjang badan, berat badan VI. Impelementasi 1. Tindakan bayi dengan Tetanus Neonatorum a. Menjelaskan pada keluarga kondisi bayi saat ini b. Membersihkan tali pusat dengan alkohol 70 % c. Membersihkan saluran nafas dengan penghisap lendir De Lee 2. Perawatan bayi dengan fibris dan kejang a. Menjelaskan pada keluarga tentang peningkatan suhu bayi saat ini b. Mengajarkan pada keluarga cara mengompres dengan menggunakan air hangat c. Menjaga ruang dan lingkungan tetap tenang dan jauh dari pencahayaan yang tajam, karena bayi sensitif terhadap rangsang d. Mengatasi kejang dengan memasang tong spatel atau sendok yang sudah dibungkus kedalam mulut bayi agar lidah tidak tergigit oleh giginya. Serta untuk mencegah agar lidah tidak jatuh ke belakang karena dapat menutupi saluran pernafasan

http://www.submitlist.info

3. Pemenuhan nutrisi dan cairan a. Menjelaskan pada keluarga kondisi bayi pada saat ini b. Memasang sonde c. Memberi ASI/ sonde 8 x 40 cc/ hari d. Mengobservasi input dan output e. Pasang infus D 5 % 6 tetes/ menit 4. Memantau keadaan umum bayi Nadi, pernapasan, suhu, panjang badan dan berat badan VII. Evaluasi 1. Tindakan bayi dengan Tetanus Neonatorum a. Keluarga sudah mengerti tentang kondisi bayi saat ini b. Tali pusat sudah dibersihkan dengan alkohol 70 % c. Sudah dilakukan pembersihan saluran nafas dengan penghisap lendir De Lee. 2. Perawatan bayi dengan fibris dan kejang a. Keluarga sudah mengerti kondisi bayi, dengan tanda-tanda Tetanus Neonatorum b. Keluarga telah melakukan kompres hangat c. Ruang dan lingkungan sudah cukup kondusif untuk perawatan bayi d. Tong spatel sudah terpasang 3. Pemenuhan nutrisi dan cairan a. Keluarga sudah mengerti kebutuhan cairan dan nutrisi bayi b. Sonde sudah terpasang c. ASI 8 x 40 cc/ hari/ sonde sudah diberikan sesuai dengan jadwal d. Infus D 5 % 6 tetes/ menit sudah terpasang 4. Keadaan umum bayi Pols : 12 x/ menit RR : 48 x/ menit Temp : 38,00C PB/ BB : 49 cm/ 2700 gram

http://www.submitlist.info

CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Tanggal 16 November 2007 S O : Ibu mengatakan badan anaknya panas, kejang dan mulut mencucu seperti mulut ikan : Keadaan umum lemah Mukosa bibir kering, pucat, sudut mulut tertarik ke bawah, dahi berkerut alis mata terangkat, bayi tidak mau menyusu,mudah terangsang, sering kejang disertai sianosis, kaku kuduk sampai opistotonus, dinding perut kaku, mengeras dan kadang-kadang terjadi kejang, bayi gelisah,sering menangis lemah disertai panas. Refleks hisap : lemah Pols RR Nutrisi Bayi tidak mau menyusui Eliminasi BAB 1 x/ hari, BAK 3 4 x/ hari Tali pusat Tali pusat masih basah Ekstremitas Jari tangan : lengkap Jari kaki : lengkap Pergerakan Posisi : kaku : simetris : 124 x/ menit : 48 x/ menit

http://www.submitlist.info

: Diagnosa Bayi Ny. D usia 8 hari dengan Tetanus Neonatorum Dasar Ds : Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 8 November 2007 pukul 10.00 wib dengan keadaan panas, mulut mencucu, kejang dan alisnya tertarik ke atas. Do : Keadaan umum lemah, trismus, bayi tidak mau menyusu, panas, ketegangan otot dinding perut, kuduk kaku sampai terjadi opistotonus, dahi berkerut, alis mata terangkat, mulut tertarik ke bawah, gelisah, disertai menangis terus. Masalah 1) Peningkatan suhu tubuh dan kejang Dasar Ds Do Dasar Ds Do Kebutuhan 1. Penyuluhan tentang tanda dan gejala tetanus neonatorum 2. Mengatasi panas dan kejang 3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan : Ibu mengatakan bayinya tidak mau menyusu dan rewel : Keadaan umum lemah, bibir tampak kering dan pucat, reflek hisap lemah, bayi menangis terus menerus. : Ibu mengatakan badan anaknya panas dan kejang. : Bibir merah, suhu 380 C, badan bayi kaku

2) Gangguan Pemenuhan Nutrisi dan Cairan

: 1) Tindakan bayi dengan tetanus neonatorum a. Menjelaskan pada keluarga kondisi bayi saat ini b. Membersihkan tali pusat dengan alkohol 70 % c. Beri cairan infus Glukosa 5 % d. Pembersihan saluran nafas agar agar tidak tersumbat dengan penghisap lendir De Lee

http://www.submitlist.info

2) Perawatan bayi dengan fibris dan kejang a. Jelaskan pada keluarga tentang tanda-tanda Tetanus Neonatorum b. Jelaskan pada keluarga tentang peningkatan suhu pada bayi c. Ajarkan pada keluarga untuk kompres hangat d. Observasi suhu e. Mengatasi kejang dengan diazepam dosis 2,5 ml IV perlahan-lahan f. Memasang tong spatel 3) Pemenuhan nutrisi dan cairan a. Jelaskan pada keluarga kondisi bayi saat ini b. Pemasangan sonde c. Pemberian ASI 8 x 40 cc/hari/ sonde sesuai jadwal d. Observasi intake dan output e. Pasang infus D 5 % 6 tetes/ menit terpasang f. Libatkan keluarga untuk pemberian ASI/sonde 2. Pantau keadaan umum dan bayi Pols, RR, Temp, PB/ BB CATATAN PERKEMBANGAN Hari Ke : 3 Tanggal : 19 November 2007 S O : Ibu mengatakan anaknya sudah lebih baik dari sebelumnya : Keadaan umum belum membaik Mukosa bibir kering, pucat, bayi masih tidak mau menyusui, bayi sering menangis lemah disertai panas, refleks hisap lemah. Pols RR Nutrisi Bayi tidak mau menyusu : 122 x/ menit Temp : 48 x/ menit BB : 38,20C : 2700 gram

http://www.submitlist.info

Eliminasi BAB 1 x/ hari, BAK 3 4 x/ hari Tali pusat Tali pusat sudah mulai kering Ekstremitas Jari tangan : lengkap Jari kaki A : Diagnosa Bayi Ny. D usia 11 hari dengan tetanus neonatorum Dasar Ds Do : Ibu mengatakan bayinya masih panas : Keadaan umum lemah, bibir tampak kering dan pucat, bayi tidak mau menyusu, sering menangis, suhu 38,20 C Masalah 1) Peningkatan suhu tubuh Ds : Ibu mengatakan tubuh bayi masih panas Do : Bibir merah, mukosa kering, Temp 38,2o C 2) Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Cairan Ds : Ibu mengatakan bayi belum mau menyusu Do : Reflek hisap lemah, bayi tampak lemah dan pucat Kebutuhan 1) Penatalaksanaan fibris 2) Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan P : 1) Penatalaksanaan bayi dengan fibris a. Jelaskan kondisi suhu bayi saat ini pada keluarga b. Beritahu pada keluarga untuk tetap melakukan kompres hangat c. Observasi suhu setiap 8 jam sekali : lengkap Pergerakan Posisi : lemah : simetris

http://www.submitlist.info

2) Pemenuhan nutrisi dan cairan a. Jelaskan pada keluarga kondisi bayi pada saat ini b. Beri ASI 8 x 40 cc/hari/ sonde sesuai jadwal c. Infus D 5 % 6 tetes/ menit terpasang d. Observasi input dan output e. Libatkan keluarga untuk pemberian ASI/sonde f. Pantau keadaan umum: Pols, RR, Temp, PB/ BB

CATATAN PERKEMBANGAN Hari Ke : 7 Tanggal : 19 November 2007 S O : Ibu mengatakan anaknya sudah mulai membaik : Keadaan umum membaik Mukosa bibir kering, pucat, gelisah, bayi belum mau menyusui, refleks hisap lemah. Pols RR Nutrisi Bayi belum mau menyusu Eliminasi BAK BAB Tali pusat Sudah puput : 3-4 x/hari : 1-2x/hari : 122 x/ menit Temp : 48 x/ menit BB : 37,20C : 2700 gram

http://www.submitlist.info

Ekstermitas Jari tangan : Lengkap Jari kaki A : Diagnosa Bayi Ny. D usia 15 hari dengan tetanus Neonatorum Dasar Ds Do : Ibu mengatakan bayinya sudah tidak panas lagi, hanya belum mau menyusui : Keadaan umum membaik, bibir kering dan pucat Masalah Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan Ds Do : Ibu mengatakan bayi belum mau menyusu : Keadaan umum membaik, reflek hisap masih lemah : Lengkap Pergerakan Posisi : Lemah : Simetris

Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan cairan P : Pemenuhan nutrisi dan cairan a. Jelaskan pada keluarga kondisi bayi pada saat ini b. Memberi ASI 8 x 40 cc/hari/ sonde sesuai jadwal c. Infus D 5 % 6 tetes/ menit terpasang d. Observasi intake dan output e. Libatkan keluarga untuk pemberian ASI/sonde f. Pantau keadaan umum: Pols, RR, Temp, PB/ BB

http://www.submitlist.info

You might also like