You are on page 1of 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK INSTRUMENT LABORATORIUM TERPADU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Dosen Pembimbing

: Munaspriyanto Ramli Disusun Oleh: Masruri FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

PENETAPAN KADAR KAFEIN DALAM MINUMAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ( HPLC ) TUJUAN PERCOBAAN 1. Mahasiswa mengetahui prinsip dasar analisa sampel dengan alat HPLC 2. Mahasiswa mampu menentukan kadar kafein dalam suatu sampel TEORI SINGKAT Kromatografi merupakan salah satu tekhnik pemisahan yang dapat memisahkan setiap komponen dalam suatu campuran. Pemisahan ini didasarkan pada perbedaan migrasi setiap komponen yang disebabkan karena perbedan sifat interaksi dari setiap komponen pada fase diam dan fase gerak. Berdasarkan fase geraknya metode kromatografi terbagi menjadi kromatografi cair dan kromatografi gas. Salah satu contoh dari pengembangan kromatografi cair adalah HPLC ( High Perfomance Liquid Chromatograpy ) atau kromatgrafi cair kinerja tinggi. HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan memakai fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang distribusi ukuranya sempit ( kolom ) dan fase gerak yang dipaksa mengalir dengan laju alir yang terkendali dengan

memakai tekanan tinggi sehingga menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat. Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat dirtngkatkan dengan mengooptimasi parameter-parameter HPLC yaitu retensi, selektivitas, dan efisiensi. Secara praktis parameter-parameter tersebut dapat dioptimalkan dengan mengubah : 1. komposisi dari fase gerak 2. laju alir 3. sifat kimia dari fase gerak 4. jenis kolom Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan sekaligus kualitatif. Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel dengan kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya. Sedangkan untuk analisa kuatitatif dapat digunakan dengan persamaan : Cx = Ax / Ap X Cp Keterangan : A = Peak area = Luas puncak C = Konsentrasi X = sampel P = pembanding Atau jika ingin mendapatkan data yang lebih valid dapat pula ditentukan dengan menggunakan kurva kalibrasi larutan standar. ALAT DAN BAHAN Alat1. HPLC Series 200 dengan detector 275 nm Perkin Elmer 2. Kolom : Supelcosil LC : 18, ( 25 cmX 4,6mm, 5 m ) 3. Pipet volum 10 mL 4. Tabung ekstraksi 5. Kertas saring 6. Corong 7. Baker glass 50 mL 8. Gelas ukur 50 mL Bahan 1. Minuman Berkafein ( dalam percobaan ini sampel yang digunakan adalah

Teh Poci Tubruk ) 2. Dichlorometane 50 mL 3. Asam Asetat 70 % ( sebagai fase gerak ) 4. Methanol 30% ( sebagai fase gerak ) 5. Larutan kafein baku / standar 200 ppm PROSEDUR KERJA A. Tahap Preparasi 1. Ambil sampel sebnayak 50 mL kemudian diekstraksi dengan larutan dichlorometane sebanyak 50 mL dengan menggunakan tabung ekstraksi. 2. Diamkan kira-kira selama 15 menit ( proses aerasi ), sambil mengamati reaksi yang terjadi, maka dengan sendirinya akan tampak pemisahan antara air dengan dikchlorometane yang mengikat kafein. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara dichlorometane ( 1.3g/cm ) dengan air (1g/cm ) 3. Ambil beberapa mL sampel ( ambil sampel yang berada dibawah sekat pemisah) yang telah diekstraksi, kemudian saring dengan menggunakan kertas saring. 4. Ambil sebanyak 1 mL sampel yang telah disaring kemudian masukan ke dalam gelas vial. B. Tahap Injection ke HPLC 1. Masukan sampel yang akan diuji ke dalam auto sampler. Tentukan komposisi fase gerak yakni Asam Asetat 70 % dan Methanol 30% serta laju alir 1,5 mL / menit. 2. Lakukan pemograman alat 3. Sampel diinjeksikan melalui injection port secara otomatis 4. Menentukan kadar kafein dalam sampel DATA PENGAMATAN Data pengamatan dapat dilihat dalam lampiran PEMBAHASAN ANALISIS KUANTITATIF Metoda Persentase Tinggi / Lebar Puncak

Metoda ini disebut juga Metoda Normalisasi Internal. Untuk analisis kuantitatif diasumsikan bahwa lebar atau tinggi Puncak (Peak) sebanding (proportional) dengan kadar / konsentrasi zat yang menghasil puncak. Dalam metoda yang paling sederhana diukur lebar atau tinggi Puncak, yang kemudian dinormalisasi (ini berarti bahwa setiap lebar atau tinggi Puncak diekspresikan sebagai suatu persentase dari total). Hasil normalisasi dari lebar atau tinggi puncak memberikan komposisi dari campuran yang dianalisis, seperti contoh pada Tabel berikut:

You might also like