You are on page 1of 30

PENGANTAR ANTROPOLOGI

Pengaruh Jejaring Sosial pada Remaja dalam Intensitas Pertemuan Komunikasi Secara Langsung (Tatap Muka)

Disusun Oleh : Alexander Agus Santosa F1C012022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI PURWOKERTO 2013

KATA PENGANTAR
Assalamualaikumwarahmatullahi wabarakatu.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah menciptakan kita dan senantiasa meridoi amal ibadah kita, kesejahteraan dan keselamatan. Semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi besar Muhamad SAW. Penulis bersyukur kepada Illahi rabbi yang telah memberikan hidayah serta taufiknya kepada penulis sehingga tugas Makalah dengan judul Pengaruh Jejaring Sosial pada Remaja dalam Intensitas Pertemuan Komunikasi Secara Langsung (Tatap Muka) dapat terselesaikan. Tema ini diberikan kepada kami sebagai tugas mata kuliah dan diharapkan nantinya dengan makalah ini dapat membantu dosen pengajar dalam menyampaikan materi kuliah di kelas. Akhir kata, perkenankanlah kami memohon doa restu atas makalah ini. Dan hanya kepada Allah-lah kita berlindung dan mengharapkan taufik serta hidayahnya. Penulis senantiasa terbuka untuk menerima kritik dan saran yang membangun demi baiknya makalah ini kedepannya. Akhirul kalam. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatu

Purwokerto, April 2013 Penulis,

Alexander Agus Santosa NIM:F1C012022

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i Daftar Isi.ii Latar Belakang Masalah 1 Perumusan Masalah... 4 Pembahasan5 Penutup.. 24 Kesimpulan 24 Saran.. 25 Daftar Pustaka ... 27

Pengaruh Jejaring Sosial pada Remaja dalam Intensitas Pertemuan Komunikasi Secara Langsung (Tatap Muka)

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manusia sebagai makhluk sosial selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa dari berbagai aspek seperti sosial, politik, dan budaya. Ketiga aspek tersebut memiliki pengaruh yang kuat dalam kehidupan manusia, terutama aspek kebudayaan, kebudayaan juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Kebudayaan sendiri menurut Kontjaraningrat dalam bukunya Pengantar Antropologi Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik sendiri manusia dengan belajar. Kebudayaan sendiri memiliki tiga wujud berbeda: 1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, perarturan dan sebagainya. 2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat. 3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang Ke-3 ini yang akan dibahas di Karya Tulis ini.

Remaja sebagai Makhluk Sosial yang sedang beranjak ke usia dewasa tentu sangat membutuhkan orang lain sebagai sarana bersosialisasi dan berkomunikasi sesama manusia. Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan akan komunikasi juga semakin berkembang dari masa ke masa sehingga membentuk suatu kebudayaan baru yang juga berkembang dan semakin kompleks. Manusia yang awalnya saling berkomunikasi hanya dengan komunikasi secara langsung (komunikasi lisan) lalu berkembang dengan ditemukannya tulisan sifat tertunda pada komunikasi tulisan itu di perbaiki lagi dengan ditemukannya telegraf sebagai alat komunikasi tulisan yang lebih cepat dari jarak yang sangat jauh. Lalu beberapa tahun kemudian ditemukanlah radio, pesawat telepon, telepon genggam hingga hadirnya internet yang membuat terobosan baru suatu cara berkomunikasi dengan menembus ruang dan waktu. Dewasa ini hampir semua remaja Indonesia mengenal jejaring sosial, dan hampir seluruh remaja Indonesia pernah menggunakan fitur dari jejaring sosial terutama para remaja yang masih duduk dibangku sekolah ataupun kuliah. Remaja adalah masa dimana terjadinya transisi perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, di dalam masa transisi ini amatlah penting sebab pembentukan karakter kedepannya sangat dipengaruhi oleh masa remaja ini, dan dalam prosesnya ada berbagai macam elemen pembentuk sebagai builder pembentukan karakter remaja, beberapa diantara adalah keluarga, teman, dan lingkungan.

Lingkungan salah satu aspek yang sangat berperan dalam menciptakan karakter seseorang. Lingkungan yang sedang dihadapi oleh remaja saat ini yaitu lingkungan yang meng-global-lisasi dalam artian kita khususnya remaja sedang dihadapkan pada perkembangan dunia yang sangat pesat mencakup seluruh dunia dan mau tidak mau kita juga terseret untuk terlibat di dalamnya. Internet, dalam konteks jejaring soasial merupakan salah buah hasil dari perkembangan budaya yang kian popular dan mengikuti zaman di era globalisasi ini. Jejaring sosial sendiri adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi (J.A. Barnes:1954). Pada awalnya jejaring sosial digunakan hanya sebatas pada pengiriman pesan dari seorang pengirim tentang keberadaannya saat ini sehingga si pengirim pesan tersebut mudah di ketahui keberdaannya secara cepat oleh si penerima,sangat cepat dan menghemat waktu tentunya sebab si pengirim pesan tidak perlu lagi menelepon si penerima untuk memberi kabar tentang dirinya lebih jauh. Semakin lama jejaring sosial tersebut semakin berkembang, dengan berbagai kreasi dan perubahan di setiap fiturnya, sehingga kini jejaring sosial bisa dimanfaatkan lebih jauh tidak hanya untuk memberi kabar tentang keberadaannya saja lebih dari itu jejaring sosial kini sudah bisa digunakan sebagai sarana pengganti kehidupan kita di dunia maya, seperti; mengirim pesan, berkomentar terhadap pesan orang lain, menjalin pertemanan lebih banyak, berkirim foto, ruang untuk saling tukar pikiran, dan lain sebagainya. Di bagian inilah permasalahan mulai muncul sebab kehadiran jejaring sosial yang bisa melakukan segalanya dalam berkomunikasi tersebut hampir mengambil alih seluruh aktivitas asli kita di dunia nyata, sehingga orang lebih

banyak melakukan aktivitas lewat dunia maya ketimbang dunia nyata dan hal-hal itu bedampak pula pada munculnya suatu budaya baru khususnya budaya berkomunikasi di kalangan remaja yang notabene memiliki perbedaan yang cukup signifikan antara komunikasi sebelum munculnya jejaring sosial dan

berkomunikasi sesudah munculnya jejaring sosial. Sekaligus mendalami dampak langsung dalam pembentukan karakter yang terbentuk dari sebelum dan sesudah para remaja mengenal kehadiran jejaring sosial saat ini.

B. PERUMUSAN MASALAH

1. Apa saja perubahan berkomunikasi remaja saat ini? 2. Apa pengaruh jejaring sosial terhadap perubahan budaya dan cara berkomunikasi secara langsung remaja saat ini? 3. Apakah jejaring sosial dibutuhkan oleh remaja? 4. Apa dampak negatif dan positif jejaring sosial bagi remaja? 5. Bagaimana memanfaatkan jejaring sosial secara maksimal untuk remaja?

C. PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam prosesnya memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dalam proses itulah terjadi sebuah interaksi timbal-balik yang saling menguntungkan antara individu yang satu dengan lainnya dan budaya berkomunikasi yang baik menjadi salah satu hal pokok yang harus dimiliki setiap individu agar tercipta kesepakatan bersama yang saling menguntungkan. Jejaring Sosial merombak sistem budaya komunikasi manusia secara konvensional berubah menjadi komunikasi yang berbasiskan teknologi.

Perubahan itu pun berdampak pada budaya komunikasi manusia yang telah ada sebelum kehadiran jejaring sosial tersebut, baik dampak langsung ataupun tidak langsung. Secara umum karya tulis ini membahas tentang dampak jejaring sosial bagi para remaja Indonesia yang belakangan sudah memahami dan mengenal jejaring sosial terlebih dahulu, bahkan sudah tahap perkembangan yang terlampau terlalu menerima.

Akhir-akhir ini banyak sekali kasus kriminal yang kejadiaannya berkaitan dengan jejaring sosial seperti dalam salah satu petikan berita di Harian Tempo.Co berikut ini:
SENIN, 25 MARET 2013 | 16:08 WIB

Remaja Jadi Korban Penculikan Kenalan di Facebook


TEMPO.CO, Jakarta - Tindak kejahatan yang berawal dari perkenalan di dunia maya kembali terjadi. Kali ini menimpa M, 16 tahun, seorang pelajar kelas X sekolah menengah atas yang diculik oleh Ardi Wicaksono, 19 tahun, warga Jambe, Kabupaten Tangerang.

Kepala Satuan Reskrim Kriminal Polres Jakarta Barat, Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi, mengatakan Ardi dan M berkenalan di situs jejaring sosial Facebook. Pelaku dan korban belum pernah bertatap muka selama dua bulan berkenalan. "Mereka hanya berkomunikasi lewat Facebook," ucap Hengki di Polres Jakarta Barat, Senin, 25 Maret 2013.

Pada Kamis, 21 Maret 2013, pelaku mengajak korban bertemu di kawasan Tenjo. Saat hendak bertemu pelaku, M pamit mengikuti kegiatan sekolah kepada orang tuanya. "Namun sampai keesokan harinya M tidak pulang," kata Hengki.

Orang tua korban langsung melapor ke Polres Jakarta Barat pada Jumat pagi. Hengki menyebutkan selama pergi dengan M, Ardi diam-diam mengirimkan pesan singkat kepada keluarga korban. Salah satu pesan singkat itu meminta kepada keluarga korban mengirimkan uang sejumlah Rp 200 juta.

"Pelaku juga mengancam bila permintaan tidak dipenuhi, ia akan menyiksa korban," ucap Hengki. Polisi berhasil menangkap Ardi di kawasan Tenjo, Kabupaten Tangerang pada Jumat malam.

Kepada pelaku, kepolisian menjeratnya dengan pasal 333 KUHP tentang penculikan atau merampas kemerdekaan seseorang. Ancaman hukumannya 12 tahun penjara. Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/03/25/064469247/Remaja-Jadi-

Korban-Penculikan-Kenalan-di-Facebook

Dari berita tersebut jelas jika dari salah satu jejaring sosial(Facebook) dapat dimanfaatkan sebagai sarana penculikan terhadap remaja terutama wanita dengan sangat mudah. penculikan tersebut mudah saja dilakukan tanpa ada rencana dan tim khusus, dengan hanya bermodalkan satu akun facebook dan sedikit rayuan maka sang korbanpun dapat dengan mudah jatuh kedalam jurang kejahatan si pelaku. Selain penculikan yang umumnya bermotifkan harta kekayaan, ternyata kejahatan di jejaring sosial khususnya facebook dilatar belakangi oleh banyak hal salah satunya adalah motif pemerkosaan seperti yang diliput oleh media pers harian Tempo.Co berikut ini:
SELASA, 02 OKTOBER 2012 | 15:38 WIB

Kronologi ASS Diculik Teman Facebook


TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku pemerkosa siswi SMP di Depok, ASS, 14 tahun, adalah Catur Sugiato, 24 tahun, yang ternyata seorang residivis. Dia pernah ditahan karena kasus narkoba dan pencurian. Dwi Handy Pardede, SH, kuasa hukum keluarga ASS, mengatakan, Catur pernah tiga kali ditahan di Lapas Paledang, Bogor. Catur bekerja sebagai sopir tembak angkot D 03 jurusan Parung-Depok. Dengan angkot itu pula dia membawa lari ASS sejak Minggu, 23 September 2012. Awalnya, ASS mengenal Catur lewat Facebook. Lalu gadis di bawah umur ini diajak bertemu

oleh pelaku di depan SMP 3 Depok. Setelah itu, ASS mengajak pelaku mampir ke rumahnya. Beberapa menit di rumah, ASS diajak pergi oleh pelaku dengan angkot D 03 jurusan ParungDepok. ASS tidak menyangka akan diperkosa. ASS dibawa ke Bojong Gede oleh pelaku. Kemudian dibawa lagi ke rumah teman pelaku di Parung, Bogor. Di Parung, ASS dicekoki minuman keras. Awalnya, dia menolak, tapi dia diancam akan ditinggalkan di tempat terpencil dan dijual ke Batam. "Setelah dicekoki minuman keras, dia langsung tidak sadar dan diperkosa," katanya. Mereka hanya tiga hari di Parung, 23-25 September 2012. Setelah itu, mereka ke Ciseeng, Bogor. Di Ciseeng, korban disetubuhi lagi satu kali. Sementara orang tua pelaku melaporkan penculikan kepada Polresta Depok sejak Senin, 24 September 2012. Menurut pengakuan ASS, pelaku juga menjual dua unit telepon genggam milik korban, jenis Nokia dan Venera. Dia berdalih untuk membiayai kebutuhan makan dan minum korban. "Saya hanya dikasih mi saja," katanya. Minggu, 30 September 2012, pelaku mengantar ASS ke Terminal Depok karena ketakutan dikejar polisi. ASS yang tampak linglung akhirnya diantar oleh seorang penjaga warung di Terminal Depok ke rumahnya. Kepala Humas Polresta Depok Aiptu Bagus Suwardi mengatakan, sampai saat ini, anggota Reskrim Polresta masih mengejar pelaku. Pengejaran dilakukan di tiga lokasi, yaitu di Terminal Parung, kontrakan teman pelaku yang diketahui bernama Boggel, dan di Ciseeng, Bogor. "Kalau pengejaran pelaku masih tetap dilakukan," kata dia. Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2012/10/02/064433273/Kronologi-ASS-

Diculik-Teman-Facebook

Liputan diatas mewartakan sekaligus memberikan gambaran kepada kita jika facebook memiliki sisi negatif. Di berita pertama kasus penculikan yang menimpa seorang siswi kelas X SMA berawal dari pertemanan iseng. Lalu tersangka mengajak korban untuk ketemuan, tanpa diduga korban malah diculik dan orang tuanya dimintai tebusan 200 juta. Liputan kedua kronologisnya secara umum hampir sama dengan kejadian yang pertama awalnya korban yang masih duduk dibangku SMP itu tidak tahu akan dimanfaatkan oleh kenalan barunya lantas merekapun bertemu, lalu korban

dibawa pergi dan diperkosa sampai akhirnya korban dibuang oleh pelaku di terminal. Ada dua hal yang menarik dari kedua berita diatas, pertama korban umumnya seorang perempuan. Kedua korban adalah remaja yang berusia belasan tahun. Dua hal ini yang umumnya menjadi sasaran empuk bagi para pelaku kejahatan, Remaja dan Wanita. Kasus kriminal dalam jejaring sosial (Facebook) sejatinya tidak melulu soal penculikan ataupun pemerkosaan, banyak pula kasus seperti penipuan, pemerasan, pencemaran nama baik, sampai pembobolan akun. Tapi yang sering terjadi dan menjadi sorotan adalah kasus-kasus yang menimpa para remaja. Sebab masa remaja adalah masa pencarian jatidiri sebagai seorang yang sedang beranjak dewasa meninggalkan masa kanak-kanaknya di dalam masa itu pula sering kali remaja bertindak labil. Para remaja pun sangat rentan terhadap pengaruh-pengaruh negatif jejaring sosial diluar aspek kriminalitas. Pengaruh negatif itu muncul bisa dari berbagai hal seperti; kurang pahamnya remaja tentang penggunaan teknologi yang baik dan benar atau bisa juga karena remaja mengalami suatu kondisi culture shock dimana mereka belum siap menerima perubahan-perubahan yang sedang berkembang di era globalisasi saat ini. Akan tetapi diluar itu semua jejaring sosialpun memiliki banyak sisi positif salah satunya sebagai sarana komunikasi yang tepat guna, cepat, mudah diakses siapa saja, dan tidak dipungut biaya. Harus kita akui semenjak kemunculan jejaring sosial aktivitas kita terutama sarana berkomunikasi menjadi sangat

terbantu, kita bisa menjadi cepat mendapatkan dan menyebarkan suatu informasi kepada orang banyak dalam waktu yang relatif singkat dan murah. Bisa dibayangkan jika kita harus menelepon atau mengirim SMS kepada ratusan teman-teman kita, membutuhkan waktu yang lama dan mahal. Di Facebook juga kita bisa menambah teman yang kita kenal di dunia nyata atau yang belum kita kenal untuk lebih mengenalnya lebih dekat, di twitter juga umumnya sama seperti itu kita bisa mengetahui hal apa saja pada akun yang kita follow , uniknya hampir semua jejaring sosial (social network) menggunakan fitur foto bahkan sekarang ditambahkan fitur video call sehingga kita bisa tahu dan berkomunikasi secara visual dengan lawan kita. Penggunaan jejaring sosial yang telah menyebar hampir pada setiap lapisan masyarakat membuat suatu perubahan sosial dan budaya. Perubahan itu terjadi lantaran adanya suatu penemuan baru. Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya Pengantar Antropologi Suatu penemuan biasanya juga merupakan suatu proses sosial yang panjang dan melalui dua tahap khusus, yaitu discovery dan invention. (Kontjaraningrat:2009) hal.210. Discovery sendiri adalah suatu penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat baru, suatu ide baru, yang diciptakan oleh seorang individu, atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan invention itu mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi. Discovery baru menjadi invention bila masyarakat sudah mengakui, menerima, dan menerapkan penemuan baru itu. Jadi menurut Kontjaraningrat suatu penemuan dapat membuat suatu perubahan sosial jika penemuan tersebut telah diakui, diterima, dan digunakan oleh masyarakat luas.

Facebook adalah salah satu penemuan yang berhasil dan diterima serta digunakan oleh masyarakat luas, tentunya Facebook memberikan suatu perubahan sosial di masyarakat luas saat ini, perubahan-perubahan itu bisa bersifat Planned Change perubahan yang direncanakan ataupun perubahan yang bersifat Unplanned Change perubahan yang tidak direncanakan (Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi:1974). Berikut adalah hasil analisa yang penulis susun berdasarkan tingkat penggunaan jejaring sosial menggunakan metode polling pada 20 remaja yang terdiri dari 2 kelompok: kelompok pertama 10 siswa ; 5 Pria dan 5 Wanita, sekolah menengah yang berusia sekitar 15-17 tahun. kelompok kedua terdiri dari 10 Mahasiswa ; 5 Pria dan 5 Wanita, semester awal yang berusia sekitar 16-21 tahun. Observasi ini mengharapkan ditemukannya bukti dan hubungan riil dengan fakta yang ada di lapangan tentang pengaruh jejaring sosial terhadap perubahan budaya berkomunikasi para remaja serta dampaknya bagi remaja. Daftar Pertanyaan: 1. Apakah Anda mempunyai akun di salah satu situs jejaring sosial? a. Ya b. Tidak 2. Apakah Anda menggunakan jejaring sosial lebih dari satu?
*Contoh:Facebook, My Space, BBM.

a. Ya

b. Tidak 3. Pada umur berapa anda pertama kali Anda mengenal jejaring sosial? a. 10 d. 13 e. 14 f. 15 g. 16 h. 17 i. 18 j. 19 k. 20 l. 21

b. 11 c. 12

4. Sudah berapa lama (tahun) Anda menggunakan jejaring sosial? a. b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 f.

5. Jejaring sosial apa saja yang Anda gunakan?


*boleh lebih dari 1

a. Facebook b. Twitter c. BBM d. Plurk e. My Space f. Lainnya 6. Apakah setiap hari Anda menggunakan jejaring sosial? a. Ya b. Tidak 7. Pernahkah kehidupan nyata Anda terasa terganggu dengan kehadiran jejaring sosial? a. Ya terganggu b. Tidak terganggu

8. Berapa kali dalam sehari Anda menggunakan jejaring sosial? a. Sekali b. 1-10 c. 10-20 d. >20 9. Apakah lingkungan disekitar Anda juga menggunakan jejaring sosial? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 10. Biasanya untuk apa sajakah Anda menggunakan jejaring sosial tersebut?
*boleh lebih dari 1

a. Berkirim pesan b. Mencari teman c. Mencari info d. Berkomunikasi dengan teman e. Sekedar iseng f. Lainnya 11. Menurut anda apakah jejaring sosial itu penting? a. Penting b. Tidak penting c. Tidak tahu

12. Apakah jejaring sosial sudah menjadi kebutuhan anda di masa kini (era globalisasi)? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 13. Apakah jejaring sosial memiliki manfaat yang berarti untuk diri anda? a. Bermanfaat b. Tidak bermanfaat c. Tidak tahu 14. Menurut anda, dalam berkomunikasi lebih efektif mana? bertemu langsung, atau berbicara lewat dunia maya? a. Bertemu langsung b. Lewat dunia maya c. Tidak tahu 15. Menurut anda apakah jejaring sosial dapat mengubah perilaku seseorang atau mempunyai pengaruh terhadap perubahan sosial (budaya)? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 16. Apakah anda mengerti dampak negatif jejaring sosial? a. Ya b. Tidak

17. Apakah anda akan terus menggunakan jejaring sosial a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu

Respon: 1. Apakah anda mempunyai akun di salah satu situs jejaring sosial?

Apakah anda mempunyai akun di salah satu jejaring sosial?


Tidak 0% Ya 100%

2. Apakah anda menggunakan jejaring sosial lebih dari satu?


10 8 6 4 2 0 Siswa Mahasiswa 3 1 7 Ya Tidak 9

3. Pada umur berapa, pertama kali Anda mengenal jejaring sosial?


3 3 2.5 2 2 33 3

BANYAKNYA

2 Siswa Mahasiswa

1.5 1 1 1 1

0.5 00 0 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 0 0 0 00 00 00 00

PADA UMUR
4. Sudah berapa lama (tahun) Anda menggunakan jejaring sosial?
5 5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 4 4

BANYAKNYA

2 1 0 1 2 0 3 4 1 1 0 5

Siswa Mahasiswa

0 6

SELAMA

5. Jejaring sosial apa saja yang Anda gunakan?

Lainnya MySpace Plurk Black Berry Messenggers (BBM) Twitter Facebook 0

1 2 2

5 3 4 6 8 10 10 10

Siswa Mahasiswa

10

12

6. Apakah setiap hari anda menggunakan jejaring sosial?

Siswa
2 8
Ya Tidak

Mahasiswa
3

Ya
7

Tidak

7. Pernahkah kehidupan nyata anda terasa terganggu dengan kehadiran jejaring sosial?

Siswa
3 7 Terganggu Tidak Terganggu 3

Mahasiswa
Terganggu 7 Tidak Terganggu

8. Berapa kali dalam sehari anda menggunakan jejaring sosial?

Once day Social Network


Siswa Mahasiswa 6 2 2 3 3 1 3

Sekali

110

1020

20

9. Apakah lingkungan disekitar anda juga menggunakan jejaring sosial?

Siswa
2 1 7

Ya Tidak Tidak Tahu

Mahasiswa

Ya Tidak

10

Tidak Tahu

10. Biasanya untuk apa sajakah anda menggunakan jejaring sosial tersebut?

Lainnya

3 1 2 3 7 9 5 10 5 4 10 8 0 5 10

Sekedar iseng

Berkomunikasi dengan teman

Mencari Info

Siswa

Mahasiswa

Mencari Teman

Berkirim Pesan

11. Apakah jejaring sosial menurut anda penting?


8 6 4 2 2 0 Siswa Mahasiswa 1 5 Ya 3 2 Tidak Tidak tahu 7

12. Apakah jejaring sosial sudah menjadi kebutuhan anda di masa kini(era globalisasi)?
10 8 6 4 2 0 Siswa Mahasiswa 1 1 1 0 Ya Tidak Tidak tahu 8 9

13. Apakah jejaring sosial memiliki manfaat yang berarti untuk diri anda?
12 10 8 6 4 2 0 Siswa Mahasiswa 1 0 0 0 9 10 Ya Tidak Tidak tahu

14. Menurut anda, dalam berkomunikasi lebih efektif mana? bertemu langsung, atau berbicara lewat dunia maya?

10 10 8 6 4 2 0 Bertemu Langsung Lewat Dunia Maya 1 0 0 Tidak Tahu 0 Siswa Mahasiswa Mahasiswa Siswa 9

15. Menurut anda apakah jejaring sosial dapat mengubah perilaku seseorang atau mempunyai pengaruh terhadap perubahan sosial (budaya)?

10 10 8 6 4 2 0 Berpengaruh

Mahasiswa 0 0 Tidak Berpengaruh 0 Tidak Tahu 1 Siswa Mahasiswa Siswa

16. Apakah anda mengerti dampak negatif jejaring sosial?

Mahasiswa
0 Mengerti Tidak Mengerti

10

Siswa
4 6 Mengerti Tidak Mengerti

17. Apakah anda akan terus menggunakan jejaring sosial

7 7 6 5 4 3 2 1 0 Mahasiswa Siswa Ya Tidak 6

3 2 1 1

Ya Tidak Tidak Tahu

Tidak Tahu

Deskripsi: Dari hasil pengambilan sampel diatas, diperoleh berbagai fakta menarik yang bisa kita analisa. Dari pertanyaan pertama didapati jika 100% koresponden menggunakan/sebagai pengguna aktif jejaring sosial dan mereka umumnya memiliki dua akun jejaring sosial yang berbeda. Mereka menggunakan jejaring sosial sekitar umur 14-15 tahun, dan telah menggunakannya selama 4 tahun bagi Siswa dan lebih dari tahun bagi mahasiswa.

Jejaring sosial yang digunakan pun beraneka ragam, seluruh responden baik mahasiswa ataupun siswa menggunakan jejaring sosial Facebook, semua mahasiswa menggunakan Twitter meskipun beberapa siswa ada yg tidak menggunakan twitter. Sisanya sebagian kecil responden menggunakan jejaring sosial selain itu seperti BBM (Blackberry Messenger), Plurk, dll. Dari data tersebut terbukti jika Facebook dan Twitter adalah jejaring sosial yang paling populer dan paling sering digunakan oleh responden(remaja) bahkan digunakan secara rutin setiap hari sekitar 10-20 kali dalam sehari. Menariknya meskipun dengan kehadiran jejaring sosial dirasa mengganggu kehidupan nyata mereka tapi dengan memperhatikan manfaat dan kebutuhan mereka di masa kini mereka tetap menggunakan jejaring sosial. Beberapa manfaat yang mereka peroleh dengan manfaat yang paling mereka rasakan adalah berkirim pesan, mencari info, dan berkomunikasi dengan teman-teman mereka yang berjauhan. Mereka umumnya memanfaatkan fitur facebook untuk berkomunikasi dengan sesama teman mereka meskipun mereka tahu jika berkomunikasi secara langsung jauh lebih efektif ketimbang lewat dunia maya tapi toh supaya lebih mudah dan praktis mereka tetap menggunakan fitur tersebut. Umumnya mereka juga paham dampak negatif

apa saja yang di timbulkan dari hadirnya jejaring sosial, 10 mahasiswa menjawab paham, 6 siswa menjawab mengerti, 4 siswa menjawab tidak mengerti, ada hal yang menarik dari data ini, seluruh mahasiswa paham dan mengerti akan bahaya yang bisa ditimbulkan dari jejaring sosial, tetapi hanya 60% siswa saja yang memahami betul dampak negatifnya itu berarti siswa belum tahu dan mengenal secara jauh apa itu fungsi dan pengaruh jejaring sosial terhadap diri mereka sendiri sehingga butuh suatu pembekalan khusus untuk para siswa dalam menerima kehadiran budaya baru ini agar mereka tidak terjebak didalam jurang kehancuran. Hampir seluruh responden juga meyakini jika jejaring sosial mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang dan berpengaruh juga terhadap perubahan sosial dan budaya kita saat ini, hanya satu responden siswa yang menjawab tidak tahu. Berarti remaja telah memahami perubahan apa saja yang telah mereka rasakan sebelum dan sesudah kehadiran jejaring sosial yang mereka rasakan. Akhirnya meskipun jejaring sosial dapat mengganggu kehidupan nyata, mempunyai dampak negatif terselubung, berpengaruh terhadap perilaku seseorang, membuat perubahan budaya, tetapi sekitar 6 siswa menjawab akan terus menggunakan jejaring sosial tersebut karena menurut mereka jejaring sosial adalah sesuatu yang penting. Pendapat itu berbeda dengan mahasiswa, tidak ada yang berencana terus menggunakan tapi sebanyak 1 mahasiswa dan siswa menjawab tidak, sebab mereka sudah lebih tahu dahulu hal-hal negatif dari jejaring sosial. Sedangkan 70% mahasiswa dan 30% siswa menjawab tidak tahu karena mereka tidak begitu memahami perkembangan apa yang terjadi sesudah adanya jejaring sosial. Mereka percaya jika dunia saat ini akan berkembang pesat

dan penemuan yang lebih inovatif akan terus hadir silih berganti. Umumnya mereka menggunkan jejaring sosial mengikuti lingkungan disekitar mereka yang juga hampir semuanya menggunakan jejaring sosial. Tapi diluar itu semua hampir seluruh responden(remaja) baik siswa ataupun mahasiswa percaya jika jejaring sosial adalah kebutuhan manusia yang harus di penuhi di era globalisasi ini.

D. PENUTUP Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian dan observasi terhadap keadaan riil di dunia nyata dengan menggunakan kabar dari media masa dan jajak pendapat. Dapat disimpulkan jika budaya berkomunikasi remaja saat ini sudah berbeda dengan budaya berkomunikasi sebelumnya. Perubahan itu dipengaruhi salah satunya atas hadirnya jejaring sosial di kehidupan remaja dalam menyongsong era globalisasi dewasa ini. Cara berkomunikasi yang dulunya bertemu langsung untuk membahas suatu topik tertentu kini telah berubah dengan hanya mengetik secara langsung untuk kemudian disampaikan melalui situs jejaring sosial agar cepat tersampaikan pada orang banyak dan cara ini tidak membutuhkan waktu yang banyak serta sifatnya efektif. Secara umum jejaring sosial memiliki banyak manfaat bagi remaja jika remaja tersebut tahu betul apa yang ingin dilakukan. Salah satu manfaatnya adalah berkomunikasi, remaja dapat memanfaatkan facebook sebagai sarana

berkomunikasi yang efektif untuk mengirimkan pesan kepada orang banyak, serta

sebagai sarana diskusi publik yang cepat dan murah dibandingkan jika kita harus bertemu di suatu tempat dan berdiskusi secara langsung, tentu merepotkan dan membutuhkan waktu yang relatif lama. Disamping dampak positif, jejaring sosial(facebook) juga memiliki dampak negatif seperti yang diberitakan oleh majalah Tempo.co diatas, tentang penculikan dan pemerkosaan seorang siswi. Jejaring sosial bisa menjadi berbahaya(merugikan) jika remaja kurang waspada dan belum siap menerima halhal baru yang baru pertama kali ditemuinya. Hasilnya bisa berakibat fatal bagi siapapun yang menggunakan jejaring sosial tanpa adanya pemahaman dan tuntunan yang sesuai dengan kaidah-kaidah dunia maya. Dan salah satu penyebab remaja kurang memahami dan malas untuk mempejari terlebih dahulu jejaring sosial sebelum menggunakannya disebabkan karena iya menganggap dunia maya itu sama dengan dunia nyata. Saran Jejaring sosial memiliki banyak manfaat tepat guna dan mempermudah remaja dalam berkomunikasi. Jejaring sosial yang berorientasi pada teknologi informasi tentu perkembangannya sangat pesat dan sulit untuk diprediksi. Remaja yang memasuki masa transisi dan jiwanya masih labil sangat rentan terhadap pengaruh buruk yang bisa ditimbulkan dari kehadiran jejaring sosial. Budaya komunikasi remaja boleh berubah tapi tetap harus memperhatikan batas-batasan tertentu. Memang kehadiran jejaring sosial mempermudah remaja dalam berkomunikasi jarak jauh dan cepat tetapi remaja tidak boleh begitu saja meninggalkan budaya berkomunikasi yang telah ada sebelumnya dengan

memperhatikan nilai, norma, serta kaidah-kaidah tertentu yang berlaku di masyarakat. Kehidupan dijejaring sosial juga harus di imbangi dengan kehidupan di dunia kenyataan, kita tidak boleh terus-menerus hanya berkomunikasi lewat situs jejaring sosial tetapi juga harus imbangi berkomunikasi secara tatap muka dengan intensitas yang lebih banyak ketimbang di dunia maya. Terakhir sebelum remaja menggunakan jejaring sosial, sebaiknya ia memahami dan mengerti terlebih dahulu apa itu jejaring sosial serta mempelajari dampak negatif dan positifnya, agar iya dapat terhindar dari hal-hal negatif yang ditimbulkan dari jejaring sosial fungsi prenventif ini penting agar para remaja bisa memanfaatkan jejaring sosial semaksimal mungkin dan berguna sekaligus bermanfaat bagi berkembangan dirinya, orang lain, serta nusa dan bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Harian Tempo.Co.(25 Maret 2013). Remaja jadi korban penculikankenalan di facebook.(online). Diperoleh 7 April 2013, dari http://www.tempo.co/read/news/2013/03/25/064469247/Remaja-JadiKorban-Penculikan-Kenalan-di-Facebook Harian Tempo.Co.(2 Oktober 2012). Kronologi ASS Diculik Teman Facebook.(online).Diperoleh 7 April 2013, dari http://www.tempo.co/read/news/2012/10/02/064433273/Kronologi-ASSDiculik-Teman-Facebook Koentjaraningrat. 2009. Pengantar Antropologi.Jakarta: Rineka Cipta Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, 1974, Setangkai Bunga Sosiologi, Jakarta, Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hlm. 23

You might also like