You are on page 1of 142

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG INSTALASI RAWAT INAP RSI SURAKARTA

Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

Disusun oleh : 1. Aditya Yudha S 2. Aji Widiatmoko NIM: 5150304008 NIM: 5150304017

Program Studi : D3 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

LEMBAR PENGESAHAN
Proyek Tugas Akhir dengan Judul Perencanaan Struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini telah disetujui dan disahkan pada : Hari Tanggal : :

Pembimbing,

Penguji,

Hanggoro Tri Cahyo S.T., M.T. NIP. 132308049

Drs. Lashari, M.T. NIP. 131471402

Ketua Jurusan,

Ketua Program Studi,

Drs. Lashari, M.T. NIP. 131471402

Drs. Tugino, M.T. NIP. 131763887

Mengetahui: Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

1. Sukses datang dengan kemauan yang keras dan kesabaran. 2. Usaha dan doa adalah kunci keberhasilan hidup. 3. Hidup itu harus memilih. (Hanggoro Tri Cahyo)

PERSEMBAHAN: Kupersembahkan proyek akhir ini pada :

1. Ayah,Ibu dan adikku tercinta yang terus mendukung dalam penyelesain proyek akhir ini. 2. Bapak Hanggoro Tri Cahyo, ST,.M.T yang telah mengarahkan serta membimbing sampai selesainya
proyek akhir ini.

3. Teman-teman Teknik Sipil 04 yang terus memberikan semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini. 4. Vay yang selalu mendukungku, u are my soul.

iii

KATA PENGANTAR
Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. Selama proses penyusunan, penulis menyadari banyak hambatan yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak akhirnya Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Soesanto sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang; 2. Bapak Drs. Lashari, M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang; 3. Bapak Drs. Tugino, M.T sebagai Ketua Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang; 4. Bapak Hanggoro Tri Cahyo, S.T., M.T, selaku pembimbing selama penyusunan Proyek Akhir ini. 5. Bapak,ibu dan keluarga yang telah memberikan dorongan serta bimbingan sehingga laporan Proyek Akhir ini dapat diselesaikan; dan 6. Rekan rekan yang turut membantu dalam penyelesaian laporan ini. Penyusun menyadari bahwa laporan Proyek Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangannya. Oleh kerena itu, kritik dan saran kearah perbaikan laporan Proyek Akhir ini akan kami pertimbangkan Semoga laporan Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, Agustus 2007

Penyusun

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................

i ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv DAFTAR ISI ....................................................................................................... v DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN A. Nama Proyek....................................................................................... B. Diskripsi Proyek.................................................................................. 1. Latar Belakang Proyek.................................................................. 2. Data Proyek Pembangunan ........................................................... 3. Maksud dan Tujuan....................................................................... 4. Sistematika Penulisan Proyek Akhir............................................. BAB II DASAR PERENCANAAN A. Kriteria Perencanaan ............................................................................ B. Prosedur Perencanaan .......................................................................... 1. Pengumpulan data ......................................................................... 2. Perencanaan Proyek ....................................................................... C. Data Perencanaan Struktur.................................................................... 1. Perencanaan Plat Lantai ................................................................. 2. Perencanaan Balok .......................................................................... 3. Perencanaan Kolom ..................................................................... 5 6 7 8 8 8 9 10 1 1 1 2 4 4

4. Perencanaan Pondasi...................................................................... 10 D. Peraturan Yang Digunakan ................................................................. BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR A. Sistem Struktur Atas ............................................................................. 12 1. Perhitungan Struktur Atap.............................................................. 12 11

2. Perhitungan Struktur Plat ............................................................... 14 3. Perhitungan Struktur Tangga ......................................................... 16 4. Perhitungan Struktur Balok............................................................ 18 5. Perhitungan Struktur Kolom .......................................................... 27 6. pembebanan Pada Frame Tiap Lantai ............................................ 28 B. Sistem Pondasi ..................................................................................... 29 C. Sistem Penahan Beban Lateral ............................................................. 31 D. Perhitungan Gempa............................................................................... 31 1. Perhitungan Beban Gempa............................................................. 31 2. Persyaratan Kekakuan Struktur...................................................... 35 3. Arah Pembebanan Gempa.............................................................. 36 4. Kombinasi Pembebanan................................................................. 36 E. Sofware Analisis Dan Desain Struktur ................................................. 38 BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA A. Perhitungan Volume Pekerjaan ............................................................ 42 B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................... 71 C. Justifikasi Rencana Anggaran Biaya .................................................. 88 D. Kurva S .............................................................................................. 89 BAB V RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT A. Pekerjaan Struktur .............................................................................. 90 B. Pekerjaan Arsitektur ........................................................................... 115 C. Penutup ............................................................................................... 150 BAB VI PENUTUP A. Simpulan ............................................................................................ 151 B. Saran ................................................................................................... 152 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta situasi Proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta Gambar 2. Skema Tangga Type K Gambar 3 Denah Tangga Gambar 4. Potongan Tangga

vii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Input SANSPRO (dalam CD) 2. Perhitungan Analisys SANSPRO 3. Perhitungan Penulangan Struktur SANSPRO (dalam CD) 4. Perhitungan Beban Gempa SANSPRO 5. Gambar Kerja

viii

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Proyek Akhir PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG INSTALASI RAWAT INAP RSI SURAKARTA B. Diskripsi Proyek 1. Latar Belakang Proyek Rumah Sakit Islam Surakarta adalah salah satu Rumah Sakit Islam swasta yang berada dibawah naungan Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS). RSI Surakarta beralamat di Jl. Ahmad Yani, Pabelan Surakarta. RSI Surakarta memiliki berbagai fasilitas pelayanan yang memadai baik pelayanan umum maupun khusus. Saat ini terdapat 5 gedung utama yang telah digunakan, 3 diantaranya adalah gedung yang digunakan untuk instalasi rawat inap. Instalasi rawat inap tersebut terdiri dari rawat inap untuk kelas Very Important Person (VIP), kelas I dan keluarga miskin. Rumah Sakit Islam Surakarta dalam perkembangannya masih memerlukan ruangan untuk instalasi rawat inap khususnya kelas VIP sehingga diperlukan penambahan jumlah instalasi rawat inap, maka dari itu dilaksanakanlah pembangunan gedung rawat inap RSI Surakarta. Dalam perencanaannya gedung ini dibuat 6 tingkat. Lantai 1 direncanakan untuk ruang administrasi dan manajemen, lantai 2 untuk ruang rawat inap kelas VIP, lantai 3,4,5 untuk ruang rawat inap kelas 1 dan lantai 6 untuk ruang mesin. Pembangunan instalasi rawat inap yang baru diharapkan mampu meningkatkan pelayanan rumah sakit kepada pasiennya dan menjadikan Rumah Sakit Islam Surakarta sebagai salah satu Rumah Sakit Islam yang bonafid serta mengutamakan pelayanan. .Hal itulah yang melatarbelakangi dibangunnya gedung rawat inap ini.

2. Data Proyek Pembangunan Adapun data proyek dari Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta, adalah sebagai berikut : Nama Proyek : Proyek Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta. Pemilik / Owner Pelakasana Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Lokasi Proyek : Yayasan RSI Surakarta : Swakelola RSI Surakarta : PT. POLA DWIPA : PT. POLA DWIPA : Jl. Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta. E

D B
A

SUNGAI JALAN RAYA SOLO

Gambar 1.1 Sketsa Lokasi Proyek. KETERANGAN : A : Lokasi Proyek. B : Gedung Rawat Inap Lama. C : Masjid RSI Surakarta. D : Kompleks UMS. E : Kompleks UMS. F : Kompleks UMS.

3. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Perencanaan Struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini adalah: a. b. Untuk persyaratan mata kuliah Proyek Akhir. Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang sudah didapatkan selama perkuliahan. c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam bidang Teknik Sipil pada khususnya. d. Merencanakan ulang struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta yang sudah dibangun. e. Membandingkan hasil antara perencanaan ulang dengan bangunan sebenarnya yang sudah jadi. f. Membandingkan anggaran biaya antara perencanaan ulang dengan bangunan sebenarnya. 4. Sistematika Penulisan Proyek Akhir Tugas Akhir ini pada garis besarnya disusun dalam tujuh bab, adapun sistematika dari penyusunan Proyek Akhir ini antara lain terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang Nama Proyek, Diskripsi Proyek, Latar Belakang Proyek, Maksud dan Tujuan, dan Sistematika Penulisan Proyek Akhir. BAB II DASAR PERENCANAAN Berisi tentang Kriteria Perencanaan, Prosedur Perencanaan, Data Perencanaan dan Peraturan Yang Digunakan. BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR Berisi tentang Sistem Struktur Atas, Sistem Pondasi, Sistem Penahan Beban Lateral, Perhitungan Gempa dan Software Analisys dan Desain Struktur. BAB IV PERHITUNGAN RAB Berisi tentang Uraian Perhitungan Volume Pekerjaan, Rencanan Anggaran Biaya.

BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS) Berisi tentang Syarat Umum, Syarat Administrasi, Syarat Teknis dan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Berisi tentang Pustaka, buku, referensi yang dipakai. LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II
DASAR PERENCANAAN

A. Kriteria Perencanaan Penjelasan Umum : Berikut ini adalah penjelasan dari sistem struktur dari Gedung Rawat Inap RSI Surakarta yang diperuntukkan untuk perawatan inap pasien beserta ruang kerja RSI Surakarta. Dalam pemilihan sistem struktur yakni struktur bawah (pondasi) dan struktur atas (struktur portal 6 lantai dan rangka kuda-kuda) mempertimbangkan beberapa aspek yakni : persyaratan kondisi lapangan persyaratan terhadap peraturan yang ada persyaratan fungsi bangunan kemudahan pelaksanaan penampilan struktur yang baik pertimbangan efisiensi berdasarkan pada pertimbangan terhadap kemudahan

Material beton bertulang pada gedung ini merupakan material utama yang penggunaannya pelaksanaan dan mudah didapatnya material tersebut. Struktur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta direncanakan dengan permodelan sebagai struktur frame 3 dimensi. Struktur beton bertulang direncanakan memiliki tingkat daktalitas terbatas (K=2), dengan pertimbangan kemudahan pelaksanaan di lapangan karena kerumitan penulangan tidak serumit struktur yang direncanakan memiliki daktalitas penuh (K=1). Pertimbangan lainya adalah tidaklah ekonomis untuk merencanakan struktur gedung rumah sakit sedemikian kuatnya sehingga tetap berperilaku elastis saat dilanda gempa kuat. Untuk perhitungan struktur bawah, pondasi diharapkan tetap berperilaku elastis (K=4) dan tidak boleh gagal terlebih dahulu dari struktur atasnya.

6 Beban gempa dihitung dengan menggunakan analisis dinamik ragam spektrum respon. Analisis dinamik ini diperlukan untuk mengevaluasi gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur secara lebih akurat, dan mengetahui perilaku struktur akibat pengaruh gempa yang sifatnya berulang. Untuk keperluan analisis dinamis, kekakuan lantai beton bertulang dapat diasumsikan sebagai lantai diaphragma kaku arah horisontal yang sejajar dengan bidang x-y atau yang biasa disebut dengan model bangunan geser dengan sistem massa terpusat (lumpedmass model). Untuk setiap lantainya, semua titik pada bidang lantai tidak dapat bergeser relatif terhadap titik yang lain pada bidang x-y. Model tersebut bertujuan mengurangi jumlah derajat kebebasan yang ada pada struktur. B. Prosedur Perencanaan 1. Pengumpulan Data Data yang akan digunakan sebagai bahan perhitungan dalam penyusunan Proyek Akhir ini terdiri dari : a. Data Primer Data Primer adalah data utama dalam penyusunan Proyek Akhir, yang didapat melalui wawancara, dokumen foto, pengamatan langsung dan pengukuran di lapangan. Data primer dimaksud terdiri dari : 1. Lokasi proyek 2. Topografi 3. Elevasi bangunan : Jl. A. Yani, Pabelan, Surakarta : Tanah datar dan rata : = 4,00 meter = 4,00 meter = 4,00 meter

Tinggi lantai 1 ke lantai 2 = 5,00 meter Tinggi lantai 2 ke lantai3 Tinggi lantai 3 ke lantai4 Tinggi lantai 4 ke lantai5

Tinggi lantai 5 ke lantai 6 = 4,00 meter Tinggi lantai 6 ke lantai 7 = 4,00 meter Tinggi lantai 7 ke ringbalk = 3,00 meter Tinggi total bangunan = 28,00 meter

7 b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung dalam penyusunan Proyek Akhir ini. Data tersebut diperoleh melalui dokumentasi pustaka dari perpustakaan dan penelitian terdahulu, meliputi : 1) Literatur penunjang. Beberapa literatur yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. 2) Hasil hasil perencanaan arsitektur a. b. c. d. Gambar denah bangunan; Gambar potongan memanjang dan melintang; Gambar rencana pintu dan jendela, beserta gambar detail terkait; Gambar rencana atap, beserta gambar detail terkait.

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah : a) Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan. b) Wawancara Wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab kepada responden dan narasumber. c) Dokumentasi Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data bergambar dari buku panduan manual dan mendokumentasikan foto. d) Studi pustaka Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan landasan teori dan data sekunder dengan mengambil dari beberapa literatur maupun standar yang relevan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan institusi dan instansi instansi pemerintah terkait. halhal penting di lapangan dalam bentuk

2. Perencanaan Proyek Perencanaan proyek Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta adalah sebagai berikut: a. Penggambaran rencana dan detil. Gambar rencana yang digambar yaitu denah bangunan, potongan memanjang dan melintang, rencana pintu dan jendela, beserta gambar detail terkait. b. Perhitungan harga satuan pekerjaan Harga satuan pekerjaan diacu dari harga satuan pekerjaan bahan dan upah yang dikeluarkan oleh Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi Provinsi Jawa Tengah. c. Rekapitulasi RAB Rekapitulasi RAB dilakukan terhadap hasil-hasil perhitungan volume pekerjaan dan anggaran biaya. d. Penyusunan Kurva S Dari kurva S dapat diketahui prosentase bobot pekerjaan yang harus dicapai pada waktu tertentu. e. Penyusunan RKS Membahas tentang syarat syarat teknis saja. f. Simpulan dan Saran Simpulan dan saran ditarik dari hasil perhitungan dan kajian untuk disampaikan sebagai hasil perencanaan dan rekomendasi kepada pihakpihak yang berkepentingan. C. Data Perencanaan Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang berlaku di Indonesia, antara lain: 1. Perencanaan plat lantai Perencanaan plat didasarkan pada peraturan Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan syarat syarat tumpuan.

9 Beban tipikal rumah sakit : Biasa Flat Slab : tp = L/35 : tp = L/25 tp = 400/35 = 11cm, diasumsikam 12cm.

2. Perencanaan Balok Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 yaitu: a. Ukuran balok Dalam pra desain, tinggi balok menurut Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Bentang balok maksimal adalah 6 meter. Berdasarkan aturan didapat : Balok Induk H = L/14 L/12 (tanpa prestress), L/24 (prestress atau joist). B = H/2 Hmaks = 600/24 = 25cm, diambil H = 60cm (mengingat banyaknya tingkatan lantai) B = 60/2 = 30cm, diambil B = 25cm (mengingat H balok sudah cukup besar). Balok Anak H = L/14 L/12 (tanpa prestress), L/24 (prestress atau joist). B = H/2. Hmaks = 400/24 = 17cm, diambil H = 40cm (mengingat banyaknya tingkatan lantai) B = 40/2 = 20cm, diambil B = 20cm (mengingat H balok sudah cukup besar). Balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini adalah sebagai berikut : B1-25x60 dengan asumsi tulangan ulir D22 B2-25x40 dengan asumsi tulangan ulir D22 BA1-20x60 dengan asumsi tulangan ulir D22 BA2-20x40 dengan asumsi tulangan ulir D22

10

3. Perencanaan Kolom Menurut Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 untuk merencanakan kolom yang diberi beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan () = 0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta ini, ukuran kolom diasumsikan sebagai berikut : Ac Ac Ptot Ac = Ptot /0,33 fc = Luas penampang kolom beton. = Luas Tributari Area x jumlah Lantai x faktor load. =913.75 x 7 x 0,65 = 3837,75 m2 = 3837,75 / (0,33 x 225) = 51,68 cm diasumsikan 60 cm K1-60x60 K2-50x50 K3-30x30 K4A-25x40 K4C-40x25 K5-20x40 Macam ukuran kolom adalah :

4. Perencanaan Pondasi Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi konstruksi sarang laba-laba. Sebelum perhitungan mekanika, dilakukan terlebih dahulu harus dihitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur, antara lain: a. Beban Gempa Statik Beban gempa sendiri. b. Beban Gempa Dinamik Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar gedung. c. Beban Mati Beban mati adalah beban dari elemen struktur beserta beban lain yang ada di atasnya. yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu

11 d. Beban Hidup Beban hidup adalah beban yang dapat bergerak atau berpindah dalam suatu gedung diambil dari Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI.1727.1989-F Pembebanan rencana diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada gambar rencana. Besarnya muatanmuatan untuk perhitungan beban rencana adalah sebagai berikut : 1) Massa jenis beton bertulang () 2) Berat plafon dan penggantung (gpf) 3) Tembok batu bata (1/2) batu 4) Beban hidup untuk tangga 5) Beban hidup untuk gedung Rumah Sakit 6) Adukan dari semen, per cm tebal 7) Penutup lantai, per cm tebal 8) tebal plat di asumsi (d) dan table 2. 10) koefesien reduksi bahan untuk perhitungan kuat lentur dan gaya aksial () = 0,6 11) harga satuan pekerjaan di acu pada Harga Satuan Pekerjaan Standar Kota Semarang. D. PERATURAN YANG DIGUNAKAN Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI.1727.1989-F Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI.031726-2003 : 2400 kg/m 3 : 18 kg/m 2 : 250 kg/m 2 : 300 kg/m : 21 kg/m2 : 24 kg/m2 : 12 cm
2

: 250 kg/m 2

9) dimensi balok dan kolom diasumsi sebagaimana dimuat dalam table 1

BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

A. SISTEM STRUKTUR 1. Perhitungan Struktur Atap a. Data Teknis Atap Type 1 Bentang kuda- kuda (L) Kemiringan atap ( ) Penutup atap Jenis kuda-kuda Koefisien angin Atap Type 2 Bentang kuda- kuda (L) Kemiringan atap ( ) Penutup atap Jenis kayu Koefisien angin b.Perencanaan Gording 1) Pembebanan gording Berat penutup atap metal roof = 8 kg/m2 Jarak gording (Jgd) Jarak kuda-kuda ( Jk) Berat gording ditaksir qu qx = 14 . 0,91 = qu . cos = 12,74 . cos 40 = 9,75 kg/m = 0,91 m = 3,00 m = 0,71 kg/m = 12,74 kg/m : 14 m : 40 : genteng (11kg/m) : baja ringan : 25 kg/m : 16 m : 40 : genteng (11kg/m) : baja ringan : 25 kg/m

Beban gording+ atap asbes = 11+3 = 14 kg/m2

12

13

qy

= qu . sin = 12,74. sin 40 = 8,1 kg/m

2) Berat Pekerja Beban Pekerja (P) = 100 kg Px = 100 . cos 40 = 100 . cos 40 = 76,6 kg Py = 100 . sin 40 = 100 .sin 40 = 64.27 kg Mx2= 1/4 . P . cos . Jk = 1/4 . 100 . cos 40 . 3 = 57,45 kg m My2= 1/4 . P . sin . Jk = 1/4 . 100 . sin 40 . 3 = 48,18 kg m 3) Beban Angin Koefisien angin pegunungan (w) = 25 kg/m2 Angin Tekan = (0,02 . ) 0,4 = (0,02 . 40) 0,4 = 0,4 kg/m W tekan = angin tekan . w . Ju = 0,4. 25. 0,91 = 9,1 kg/m 4) Perhitungan pembebanan atap Berat penutup atap metal = g . Jk . Jgd.1 = 8 . 3,00 . 0,91. 1 = 21,84 kg/m

14

Berat sendiri gording Berat sendiri plafond

0,71 . 3,00 = 2,13 kg/m

= gp . Jk . Jp = 8 . 3,00 . 1 = 24 kg

Beban hidup Berat Branching 10 %. Ptot 2. Perhitungan Struktur Plat a. Data teknis : Mutu beton (fc) Mutu baja (fy) Beban lantai (qLL) Beban tangga (qt) Selimut beton (p) Berat satuan spesi/ adukan Berat keramik Berat satuan eternit asbes Berat satuan penggantung Berat satuan beton bertulang - Lx1 - Ly1 - Mly

= 100 kg P = 147,9 kg = 14,79 kg = 162,69 kg

= 18.6 MPa = 390 MPa = 250 kg/m2 = 300 kg/m2 = 20 mm = 0,02 m = 21 kg/m2 = 24 kg/m2 = 11 kg/m2 = 7 kg/m2 = 2400 kg/m3

: panjang plat efektif arah x - Mlx : momen lapangan arah x : panjang plat efektif arah y - Mtx : momen tumpuan arah x : momen lapangan arah y - Mty : momen tumpuan arah y

b. Perencanaan Plat Lantai Panjang plat arah x (Ly) = 3 m Panjang plat arah y (Lx) = 4 m Plat dihitung dengan program DSLABS32 - Beton Praktis! R 1.3. Perhitungan secara automatis denga komputer.

15

PROYEK

Kode_Slab : S-12 Proyek : YARSIS Engineer : vay Tanggal : 8/18/2007

INPUT

Lx = 300 cm Ly = 400 cm Ly/Lx = 1.33 Selimut beton = 2 cm Luas Plat Lantai = 12 m2 Beban hidup (LL) = 250 kg/m2 Beban Finishing (FL) = 150 kg/m2 Wu = 1.2 * (2400 * Tebal_plat / 100 + FL) + 1.6 * LL

Mlx = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 42 * 100 Mly = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 18 * 100 Mtx = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 72 * 100 Mty = 0.001 * Wu * (Lx / 100) ^ 2 * 55 * 100 Tebal plat =12 cm, Wu = 925.6 kg/m2 Beban merata sisi Lx, qDL = 438 kg/m, qLL = 250 kg/m, qu = 926 kg/m Beban merata sisi Ly, qDL = 534 kg/m, qLL = 305 kg/m, qu = 1128 kg/m f'c (kg/cm2) fy (kg/cm2) Aslx Asly Astx Asty Asbx Asby Total Tulangan (kg/m3) : 186 : 2400 : 10-250 (0.62) : 10-250 (0.3) : 10-225 (0.91) : 10-250 (0.91) : 8-250 : 8-250 : 63

16

3. Perhitungan Struktur Tangga Bentuk tangga yang dipakai adalah tangga dengan tipe K dengan bordes yang terletak tepat di tengah-tengahnya. Sketsa tangga tersebut sebagai berikut:

200 cm

200 cm 278 cm 122 cm

Gambar 1. Skema Tangga Type K

150 cm 150 cm

278 cm a. Data teknis tangga - Mutu beton (fc) - Mutu baja (fy) - Selisih/ elevasi lantai (Tl) - Tinggi pijakan (o, optrede) - Lebar pijakan (a, antrede) - Jumlah anak tangga

122 cm Gambar 2. Denah Tangga = 22,5 MPa = 400 MPa = 500 cm = 18 cm = 22 cm =

Tl 500 = 27 buah = 18 optrede

17

- Lebar bordes - Kemiringan tangga ( )

= 122 cm = arc. tg = 39 0 18 22

- Tebal selimut beton Direncanakan

(p)

= 2 cm - Tebal keramik maks (hk) - Tebal spesi (hs) = 1 cm = 2 cm

Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI.1727.1989-F diperoleh: - Berat sendiri beton - Berat sendiri keramik - Berat sendiri spesi - Beban hidup untuk tangga b. Pembebanan tangga Panjang tangga sisi miring (L) L b = 200 cm = 2400 kg/m3 = 24 kg/cm2 = 21 kg/cm2 = 300 kg/cm2

a = 178 cm Gambar 3. Potongan Tangga L = =


a 2 + b2

(178) 2 + (200) 2

= 267,7 cm = 2,67 m Dipakai tebal plat tangga (ht) 120 mm

18

4. Perhitungan Struktur Balok

Penulangan Balok As A a. Lantai 2 frame 531 B1 25x60 Tutorial Menghitung Beton Bertulang - Ir. Udiyanto PENAMPANG PERSEGI TULANGAN DOUBLE - Menghitung Luas Penampang Tulangan Metode trial and error (looping) Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Selimut beton [cv] = 3 cm Cara b [cm] = 25 h [cm] = 60 dia. SK [mm] = 10

Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300) Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65 Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85 pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157 pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 ) Jml_baris Tul As_terpasang = 1 Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 Ratio As'/As = 0.66 p = As_terpasang /(b*d) = 0.006 p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004 p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.0019 B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088 Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy)) dan p < pmax maka F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.147413179737178 4.95 cm Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

19

K = F * (1 - F / 2) = 0.136547856957065 Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1642173 kg.cm Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1313738 kg.cm .Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1300000 kg.cm) ... OK Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Vu [kg] = 7600 Vu*d/Mu < 1 Mu [kg.cm] = 1300000 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05 Vu * d / Mu = 0.321

JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg. VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg. Vu < VuMak, maka penampang cukup Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser, Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm. VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc) = 14167 kg. b. Frame 532 B1 25x60 Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Selimut beton [cv] = 3 cm Cara b [cm] = 25 h [cm] = 60 dia. SK [mm] = 10 VuPenampang > Vu .... OK *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 *** 0.6*vc/2 = 3035.19 kg. 0.6*Vc = 6070 kg Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser,

Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300) Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65 Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85 pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157 pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jml_baris Tul As_terpasang = 1

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm

20

Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm

Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 Ratio As'/As = 0.66 p = As_terpasang /(b*d) = 0.006 p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004 p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.0019 B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088 Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy)) pmax maka, F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.147413179737178 K = F * (1 - F / 2) = 0.136547856957065 Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1642173 kg.cm Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1313738 kg.cm .Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1300000 kg.cm) ... OK Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Vu [kg] = 11000 Vu*d/Mu < 1 Mu [kg.cm] = 1300000 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05 Vu * d / Mu = 0.465 dan p < 4.95 cm

JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg. VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg. Vu < VuMak, maka penampang cukup. Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser, Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm. VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc) = 14167 kg. c. Frame 385 B1 25x60 Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Selimut beton [cv] = 3 cm b [cm] = 25 h [cm] = 60 dia. SK [mm] = 10 VuPenampang > Vu .... OK *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 *** 0.6*vc/2 = 3035.19 kg. 0.6*Vc = 6070 kg Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser,

21

Cara

Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300) Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65 Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85 pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157 pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 4 D 19 ( 11.35 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm Tul As'_terpasang = 3 D 19 ( 8.51 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 Ratio As'/As = 0.75 p = As_terpasang /(b*d) = 0.008 p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.006 p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0.002 B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088 Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax F = p * fy / (0.85 * f'c) = 0.196550914326731 K = F * (1 - F / 2) = 0.177234783365394 Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 2131489 kg.cm Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 1705191 kg.cm .Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=1350000 kg.cm) ... OK Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Vu [kg] = 8300 Vu*d/Mu < 1 Mu [kg.cm] = 1350000 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05 Vu * d / Mu = 0.338 4.95 cm Jml_baris Tul As'_terpasang = 1 Jml_baris Tul As_terpasang = 1

JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg.

22

VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg. Vu < VuMak, maka penampang cukup. kgVu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser, Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm. VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc) = 14167 kg. Frame 386 B1 25x60 Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Selimut beton [cv] = 3 c Cara b [cm] = 25 h [cm] = 60 dia. SK [mm] = 10 VuPenampang > Vu .... OK d. *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 250 *** 0.6*vc/2 = 3035.19 kg. 0.6*Vc = 6070 Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser,

Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300) Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65 Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85 pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157 pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004 p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004 p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0 B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088 4.95 cm Jml_baris Tul As'_terpasang = 1 Jml_baris Tul As_terpasang = 1

23

Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02 K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02 Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=360000 kg.cm) ... OK Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Vu [kg] = 5040 Vu*d/Mu < 1 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05 Mu [kg.cm] = 360000 Vu * d / Mu = 0.77 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg. VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg. Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg. 0.6*Vc = 6070 kg Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 mm2 dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm. *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 *** e. Frame 387 B1 25x60 Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Selimut beton [cv] = 3 cm Cara b [cm] = 25 h [cm] = 60 dia. SK [mm] = 10

Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300) Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65 Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85 pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157 pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jml_baris Tul As_terpasang = 1

24

Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004 p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004 p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0 B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088 Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02 K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02 Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=560000 kg.cm) ... OK Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Vu [kg] = 3800 Vu*d/Mu < 1 b [cm] = 25d [cm] = 55.05 Mu [kg.cm] = 560000 Vu * d / Mu = 0.373 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm 4.95 cm Jml_baris Tul As'_terpasang = 1

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg. VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg. Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg. 0.6*Vc = 6070 kg Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 mm2 dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm. *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 *** f. Frame 388 B1 25x60 Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 b [cm] = 25

25

h [cm] = 60 Cara

Selimut beton [cv] = 3 cm

dia. SK [mm] = 10

Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300) Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65 Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85 pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157 pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004 p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004 p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0 B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088 Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy)) dan p < pmax maka, F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02 K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02 Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=800000 kg.cm) ... OK Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Vu [kg] = 7600 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05 Mu [kg.cm] = 800000 Vu * d / Mu = 0.522 4.95 cm Jml_baris Tul As'_terpasang = 1 Jml_baris Tul As_terpasang = 1

26

Vu*d/Mu < 1

JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg. VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg. Vu < VuMak, maka penampang cukup Vu > 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser, Dicoba dengan jarak Sengkang (s) = 250 mm. VuPenampang = (0.6 * (0.25 * 22 / 7 * (dia.sk)^ 2 * JmlKaki) * fy * d / s + Vc) = 14167 kg. g. Frame 389 B1 25x60 Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 h [cm] = 60 Cara Selimut beton [cv] = 3 cm b [cm] = 25 dia. SK [mm] = 10 VuPenampang > Vu .... OK *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 *** 0.6*vc/2 = 3035.19 kg. 0.6*Vc = 6070 kg Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser,

Untuk mencari B1, jika f'c <= 300, maka B1 = 0.85

Jika f'c <= 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 Jika f'c > 300 kg/cm2, maka B1 = 0.85 - 0.0008 * (f'c - 300) Jika nilai B1 < 0.65, maka nilai B1 diambil 0.65 Sehingga untuk f'c = 186.75 kg/cm2, didapatkan B1 = 0.85 pmax = b1 * 4500 / (6000 + fy) * 0.85 * f'c / fy = 0.0157 pmin = 14 / fy = 0.0036 Tul As_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d = h - cv - dia.SK/10 - [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 55.05 cm Tul As'_terpasang = 2 D 19 ( 5.67 cm2 ) Jarak antar baris tulangan = 2.5 cm Jarak antar tulangan dalam satu baris min. 2.5 cm d' = cv + dia.SK/10 + [dia.tul/10*jml_baris + 2.5*(jml_baris - 1)]/2 Ratio As'/As = 1 p = As_terpasang /(b*d) = 0.004 p' = As'_terpasang/(b*d) = 0.004 4.95 cm Jml_baris Tul As'_terpasang = 1 Jml_baris Tul As_terpasang = 1

27

p > pmin, berarti penampang mencukupi, sehingga p - p'= 0 B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy) = 0.0088 Jika (p - p')< (B1 * 0.85 * f'c / fy * d1 / d * 6000 / (6000 - fy))dan p < pmax F = p * fy / (0.85 * f'c) = 9.82754571633655E-02 K = F * (1 - F / 2) = 9.34464244230312E-02 Mn = K * b * d^2 * 0.85 * f'c = 1123820 kg.cm Maka besarnya Mu = 0.8 * Mn = 899056 kg.cm .Mu penampang > Mu hasil analisis struktur (=690000 kg.cm) ... OK Menghitung tulangan geser tanpa gaya normal Input f'c [kg/cm2] = 186.75 fy [kg/cm2] = 3900 Vu [kg] = 5600 Vu*d/Mu < 1 b [cm] = 25 d [cm] = 55.05 Mu [kg.cm] = 690000 Vu * d / Mu = 0.446 JmlKaki rencana = 2 dia.sk = 10 mm

Vc = 1* 0.17 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 / 10 = 10117.3 kg. VuMak = ((2 / 3 * (f'c/10)^0.5 * b * d * 100 + Vc) * 0.6) / 10 = 29875.9 kg. Vu < VuMak, maka penampang cukup. 0.6*vc/2 = 3035.19 kg. 0.6*Vc = 6070 kg Vu > (0.6*Vc/2), maka penampang perlu tulangan geser, Vu < 0.6*Vc, maka perlu tulangan geser minimum,3035 kg av = (d / 2 * b) / (3 * fy) = 5.88 dia.sengkang = ((aV / 2) / (0.25 * 22 / 7))^0.5 = 1.93 mm. *** Sehingga digunakan sengkang 2 kaki D 10 - 200 ***
5. Perhitungan Struktur Kolom

Data-data kolom Mutu baja (fy) Mutu beton (fc) : 390 MPa : 18.6 Mpa

Kolom dihitung dengan program PCA-COL dengan memasukan data-data diatas. Kolom aman bila tanda + berada didalam grafik. Gambar penulangan kolom didapat langsung dari SANSPRO. Yang terlampir berikut ini adalah lembar pengecekan kekuatan tulangan kolom lantai 1 pada as I dengan ukuran kolom K 25X40 dan K 60x60.

28

6. Pembebanan Pada Frame Tiap Lantai

a. Beban Lantai 6 1) Beban Mati Berat Plat ME Berat Plat t-10 Dinding Atap Tangga 2) Beban Hidup Tangga Berat Plat ME Berat Plat t-10 b. Beban Lantai 5 1) Beban Mati Berat Plat Dinding Atap Partisi Tangga 2) Beban Hidup Tangga Berat Plat c. Beban Lantai 4 1) Beban Mati Berat Plat Dinding Atap = 150 kg/cm2 = 250 kg/cm2 * 4 = 7500 kg/cm2 = 150 kg/cm2 = 1000 kg/cm2 = 7500 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 250 kg/cm
2

= 100 kg/cm2 = 100 kg/cm2 = 250 kg/cm2 * 4 = 6150 kg/cm2 = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 500 kg/cm
2

= 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2 = 150 kg/cm2 = 1000 kg/cm2 = 6150 kg/cm2 = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/c = 500 kg/cm2 = 150 kg/cm2 = 500 kg/cm2

Berat Plat Gondola = 150 kg/cm2

= 150 kg/cm2

Berat Plat Gondola = 500 kg/cm2

= 150 kg/cm2 = 250 kg/cm2 * 4 = 7500 kg/cm2 = 4800 kg/cm2 = 20000 kg/cm2

= 150 kg/cm2 = 1000 kg/cm2 = 7500 kg/cm2 = 4800 kg/cm2 = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm = 250 kg/cm2

29

Partisi Tangga 2) Beban Hidup Tangga Berat Plat d. Beban Lantai 3 1) Beban Mati Berat Plat Dinding Atap Partisi Tangga 2) Beban Hidup Tangga Berat Plat e. Beban Lantai 2 1) Beban Mati Berat Plat Dinding Atap Partisi Tangga 2) Beban Hidup Tangga Berat Plat
B. SISTEM PONDASI

= 4800 kg/cm2 = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 250 kg/cm2

= 4800 kg/cm2 = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 250 kg/cm2

= 150 kg/cm2 = 250 kg/cm2 * 4 = 7500 kg/cm2 = 4800 kg/cm2 = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 250 kg/cm2

= 150 kg/cm2 = 1000 kg/cm = 7500 kg/cm = 4800 kg/cm = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 250 kg/cm2

= 150 kg/cm2 = 250 kg/cm2 * 4 = 7500 kg/cm2 = 4800 kg/cm2 = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 250 kg/cm2

= 150 kg/cm2 = 1000 kg/cm = 7500 kg/cm = 4800 kg/cm = 20000 kg/cm2 = 36000 kg/cm2 = 250 kg/cm2

Berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang dilaksanakan oleh PT Selimut Bumi, Semarang merekomendasikan pondasi berupa Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL). Guna meminimalkan resiko beda penurunan pondasi, pondasi didirikan

30

pada lapisan pendukung yang relatif aman dan memberikan kemudahan pelaksanaan yakni -2.25 meter dengan tegangan ijin tanah = 3 kg/cm2 dan conus resistant qc = 120 kg/cm2. Pada struktur ini digunakan dilatasi untuk mengantisipasi beda penurunan antara bangunan. Pemilihan struktur pondasi KSLL juga didasarkan pada lokasi proyek yang berada di area rumah sakit yang memerlukan tingkat kebisingan penggerjaan rendah. KSLL dimodelkan sebagai sebuah konstruksi menerus berupa balok rib yang memiliki kedalam (H) 115 cm dan 225 cm dengan lebar 11 cm. Konstruksi ini mempunyai rongga-rongga berbentuk segitiga yang nantinya diisi dengan tanah urug yang memiliki kualitas daya dukung tanah yang baik. Pada lapisan diatas tanah urug diberi material pasir urug kemudian dicor dengan beton dalam bentuk plat dengan kedalaman 12 cm. KSLL merupakan sistem pondasi yang berlisensi, sehingga dalam perhitunganya tidak boleh dijabarkan secara umum. Penggunaan sistem pondasi KSLL ini harus mendapat ijin dari penemu. Namun untuk kepentingan proyek akhir ini, dapat dilakukan perencanaan sistem pondasi KSLL dengan permodelan sendiri. Sistem pondasi KSLL ini dadpat demodelkan dengan Sturktur Analysis Program (SAP) dengan versi 8. spring untuk menahan moment yang besar. Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut: a. Membentuk permodelan konstruksi KSLL dengan kombinasi elemen frame dan shell. b. Menentukan joint-joint yang akan diberi beban reaksi tumpuan kolom. c. Tumpuan pondasi KSLL berupa spring dengan nilai ks (modulus subgrade rection) diambil clay d. Pengecekan penulangan balok dan plat serta tegangan ijin tanah dibawah pondasi digunakan program SAP 2000. 2,5 kg/cm2/cm untuk jenis tanah medium sistem pondasi KSLL dalam SAP dimodelkan sebagai sebuah plat dengan sistem joint

31

C. SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL

Surakarta terletak pada wilayah gempa 2, sehingga desain gaya-gaya yang terjadi diperhitungkan terhadap gempa. Sistem struktur dengan kolom dan balok dipilih untuk menahan beban lateral yang ada akibat gempa maupun akibat beban gravitasi.
D. PERHITUNGAN GEMPA 1. Perhitungan Beban Gempa

Besarnya beban Gempa Nominal yang digunakan untuk perencanaan struktur ditentukan oleh tiga hal, yaitu oleh besarnya Gempa Rencana, oleh tingkat daktilitas yang dimiliki struktur, dan oleh nilai faktor tahanan lebih yang terkandung di dalam struktur. Berdasarkan pedoman gempa yang berlaku di Indonesia yaitu Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI 03-1726-2002), besarnya beban gempa horisontal V yang bekerja pada struktur bangunan, ditentukan menurut persamaan :
V =

C .I Wt R

Dimana,
I adalah Faktor Keutamaan Struktur menurut Tabel 1, Tabel 1. Faktor Keutamaan untuk berbagai kategori gedung dan bangunan
Kategori gedung/bangunan Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran. Monumen dan bangunan monumental Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun. Cerobong, tangki di atas menara Faktor Keutamaan (I) 1,0 1,6 1,4 1,6 1,5

C adalah nilai Faktor Respon Gempa yang didapat dari Respon Spektrum Gempa

Rencana menurut peta wilayah gempa (Gambar 2). Untuk menentukan pengaruh

32

Gempa Rencana pada struktur gedung, yaitu berupa beban geser dasar nominal statik ekuivalen pada struktur bangunan gedung beraturan, dan gaya geser dasar nominal sebagai respons dinamik ragam pertama pada struktur bangunan gedung tidak beraturan, untuk masing-masing Wilayah Gempa ditetapkan Spektrum Respons Gempa Rencana C-T seperti ditunjukkan dalam Gambar 3. Dalam gambar tersebut C adalah Faktor Respons Gempa yang dinyatakan dalam percepatan gravitasi, dan T adalah waktu getar alami struktur gedung yang dinyatakan dalam detik.

Gambar 2. Peta Wilayah Gempa Indonesia

33

Gambar 3. Spektrum Respon Gempa Rencana berdasarkan Zona Peta Wilayah Gempa

34

Wt ditetapkan sebagai jumlah dari beban-beban berikut :

Beban mati total dari struktur bangunan gedung Jika digunakan dinding partisi pada perencanaan lantai, maka harus diperhitungkan tambahan beban sebesar 0,5 kPa Pada gudang-gudang dan tempat penyimpanan barang, maka sekurangkurangnya 25% dari beban hidup rencana harus diperhitungkan Beban tetap total dari seluruh peralatan dalam struktur bangunan gedung harus diperhitungkan

R disebut faktor reduksi gempa yang nilainya dapat ditentukan menurut

persamaan : 1,6 R Rm R = 1,6 adalah faktor reduksi gempa untuk struktur gedung yang berperilaku elastik penuh, sedangkan Rm adalah faktor reduksi gempa maksimum yang dapat dikerahkan oleh sistem struktur yang bersangkutan seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Faktor daktilitas maksimum (m), faktor reduksi gempa maksimum (Rm ), faktor kuat lebih struktur (f1)
Sistem dan subsistem struktur gedung 3. Sistem rangka pemikul momen (Sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Beban lateral dipikul rangka pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur) Uraian sistem pemikul beban gempa 1. Rangka pemikul momen khusus (SRPMK) a. Baja b. Beton bertulang 2. Rangka pemikul momen menengah beton (SRPMM) 3. Rangka pemikul momen biasa (SRPMB) a. Baja b. Beton bertulang 4. Rangka batang baja pemikul momen khusus (SRBPMK) Rm 8,5 8,5 5,5 4,5 3,5 6,5

Berdasarkan fungsi gedung adalah sebagai hunian maka diambil nilai keutamaan (I)=1, sedangkan untuk sistem pemikul beban gempa digunakan sistem SRPMM dengan faktor reduksi gempa (R) =5,5 (daktalitas terbatas). Kota Surakarta termasuk zona 2 menurut peta wilayah gempa Indonesia seperti pada

35

Gambar 2 sehingga digunakan spektrum respon gempa rencana wilayah 2 seperti pada Gambar 3 untuk mencari nilai faktor respon gempa (C). Perhitungan gaya gempa yang bekerja dilakukan dengan analisis dinamik Ragam Spektrum Respons tiga dimensi dengan menggunakan Respons Dinamik terbesar dari seluruh mode yang memiliki konstribusi berarti terhadap respon total struktur (Effective Mass Modal mencapaui sekurang-kurangnya dari 90%). Respons Modal dari setiap mode dihitung dengan menggunakan koordinat Spektrum Respons Rencana (C) dari Peraturan Indonesia yang nilainya tergantung dari periode getar. Semua mode yang dominan dipertimbangkan sehingga paling sedikit 90% dari massa yang berpartisipasi ikut diperhitungkan pada waktu menentukan respons dari setiap arah utama gempa.
2. Persyaratan Kekakuan Struktur

Dalam perencanaan struktur bangunan gedung terhadap pengaruh Gempa Rencana, pengaruh keretakan beton pada unsur-unsur struktur dari beton bertulang, beton pratekan dan baja komposit harus diperhitungkan terhadap kekakuannya. Untuk itu, momen inersia penampang unsur struktur dapat ditentukan sebesar momen inersia penampang utuh dikalikan dengan suatu persentase efektifitas penampang sebagai berikut : untuk kolom dan balok rangka beton bertulang terbuka untuk dinding geser beton bertulang kantilever untuk dinding geser beton bertulang berangkai : komponen dinding yang mengalami tarikan aksial komponen dinding yang mengalami tekanan aksial komponen balok perangkai dengan tulangan diagonal komponen balok perangkai dengan tulangan memanjang : 50% : 80% : 40% : 20% : 75% : 60%

Untuk mencegah penggunaan struktur bangunan gedung yang terlalu fleksibel, nilai waktu getar alami fundamental T1 dari struktur bangunan gedung harus dibatasi, bergantung pada koefisien untuk Wilayah Gempa dan jenis struktur bangunan gedung, menurut persamaan :

36

T1 < H3/4

Dimana H adalah tinggi total struktur dalam meter dan koefisien ditetapkan menurut Tabel 4.
Tabel 4. Koefisien yang membatasi waktu getar alami struktur bangunan gedung Wilayah Gempa dan Jenis Struktur

Sedang & ringan; rangka baja Sedang & ringan; rangka beton dan RBE Sedang & ringan; bangunan lainnya Berat; rangka baja Berat; rangka beton dan RBE Berat; bangunan lainnya

0,119 0,102 0,068 0,111 0,095 0,063

Untuk perencanaan struktur Gedung Rawat Inap RSI Surakarta dengan ketinggian H=28,00 meter, maka getar alami fundamental (T1) < H3/4< 0,102.283/4 < 1,24 detik.
3. Arah Pembebanan Gempa

Struktur dianalisis dan dirancang terhadap gempa yang bekerja pada setiap arah utama gedung, namun persyaratan efek orthogonal harus dipenuhi dengan cara merencanakan semua elemen terhadap 100% gaya gempa dalam satu arah dengan 30% arah gempa yang tegak lurusnya.
4. Kombinasi Pembebanan

Desain beton bertulang didasarkan pada metode kekuatan batas. Kombinasi pembebanan dan faktor reduksi beban hidup didasarkan pada peraturan Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI-032847-2002) Disain penulangan dari seluruh elemen struktur didasarkan pada 9 kombinasi pembebanan sebagai berikut : A. Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L dan juga beban atap A atau beban ujuan R paling tidak harus sama dengan :

37

U = 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)

(1)

B. Bila ketahanan struktur terhadap beban angin W harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka pengaruh kombinasi beban D, L, dan W berikut harus ditinjau untuk menentukan nilai U yang terbesar, yaitu :
U = 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R)

(2)

C. Kombinasi beban juga harus memperhitungkan kemungkinan beban hidup L yang penuh dan kosong untuk mendapatkan kondisi yang paling berbahaya, yaitu :
U = 0,9 D 1,6 W

(3) Perlu dicatat bahwa untuk setiap kombinasi beban D, L dan W, kuat perlu U tidak boleh kurang dari persamaan 2. D. Bila ketahanan struktur terhadap beban gempa E harus diperhitungkan dalam perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai :
U = 1,2 D + 1,0 L 1,0 E

(4) atau
U = 0,9 D 1,0 E

(5) dalam hal ini nilai E ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F,
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung atau

penggantinya. E. Bila ketahanan terhadap tekanan tanah H diperhitungkan dalam perencanaan, maka pada persamaan 2,3 dan 5 ditambahkan 1,6H kecuali bahwa pada keadaan dimana aksi struktur akibat H mengurangi pengaruh W atau E, maka beban H tidak perlu ditambahkan pada persamaan 3 dan 5.

38

E. SOFTWARE ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR

Untuk mendesain struktur gedung beton bertulang ini akan digunakan software SANSPRO Versi 4.7.6 ESRC Nathan Madutujuh Bandung Indonesia. Langkah-langkah dalam perencanaan Struktur Gedung Rawat Inap RSI Surakarta dengan software sanspro: 1. Membuat permodelan struktur gedung. Langkah awalnya adalah membuka program sanspro. Pada layar akan tampak panel tombol yang harus di klik untuk mengaktifkannya. Untuk menmbuat permodelan Strutur Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta adalah sebagai berikut: a. Menentukan batas-batas area, dengan mengaktifkan tombol working
coordinate range. Pada tombol tersebut akan tampil Drawing Axis Name and Location yang berupa sumbu X dan Y yang harus diisi

dengan koordinat kartesian lokasi titik-titik node. b. Aktifkan tombol Show Gridlines untuk menampilkan node-node yang telah dibuat. c. Untuk menambah jumlah node sesuai dengan yang dikehendaki maka klik tombol XY kemudian klik tombol add dan tempatkan sesuai dengan koordinat yang diinginkan. 2. Memasukkan jumlah tingkatan/lantai yang dikehendaki. Sanspro membedakan tinggi antar tingkat menjadi 3 bagian: a. Tinggi tingkat paling bawah (lowest floor) b. Tinggi tingkat tipikal (floor to floor height) c. Tinggi tingkat paling atas. Cara mengisikan tinggi tingkat adalah dengan mengaktifkan tombol Building Parameter dengan mengisi : Jumlah tingkat/lantai (no. of storey/floor) Jumlah layout kolom ( no. of Column layout) Jumlah layout balok ( no. of beam layout) =7 =7 =7

39

Jenis plat (no. of slab data)

=2

Kemudian klik Building>Storey Data. Pada tiap lantai diisikan jarak ketinggian antar lantai. Memasukkan data reduksi beban hidup yaitu 0.6. 3. Kombinasi Beban. Untuk Kombinasi Pembebanan aktifkan tombol Parameter>Load Cases and
Combination Parameters. Pilih pembebanan Self+Dead+Live+EQX,EQZ Load. Kombinasi pembebanannya adalah:

Self Weight 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2

Dead Load 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2

Live Load 1.6 1 1 1 1 1 1 1 1 1

Earthq-X 0 1 1 -1 -1 0.3 -0.3 0.3 -0.3 0

Earthq-Y 0 0.3 -0.3 0.3 -0.3 1 1 -1 -1 0

4. Menentukan jumlah dan jenis penampang (section property data). a. Terlebih dahulu menentukan mutu beton dengan cara klik
Property>Material klik generate pilih mutu beton K-225.

b. Kemudian menentukan jenis penampang untuk kolom dengan mengaktifkan


Property>Section>Add,

pilih

Biaxial

Column

kemudian masukkan jenis kolom. c. Menentukan jenis penampang untuk balok dengan mengaktifkan
Property>Section>Add, pilih Girder Sloof kemudian masukkan jenis

balok.

40

d. Menetukan jenis dan ukuran plat dengan mengaktifkan Property >Section>Add>Thickness. Ukuran plat yang dipakai adalah 12 cm. 5. Pembebanan Beban Frame : Pada frame akan memikul beban bekerja pada balok dan ringbalk. Beban tersebut antara lain : a. Beban setengah bata sebesar 250 kg/m dikalikan dengan tinggi bata. b. Beban partisi sebesar 100 kg/m dikalikan dengan tinggi partisi. c. Beban lisplank sebesar A x 2400 kg/m didapat beban sebesar 192 kg/m dikalikan dengan tinggi.lisplank. d. Beban tangga, DL sebesar 4200 kg/m dan LL sebesar 12280 kg/m. e. Beban atap diambil 1000 kg/m. Beban Joint : Pada joint akan memikul beban ME berupa Lift. Untuk Lift dengan kapasitas 9 penumpang pada tiap joint diberi pembebanan sebesar 12400 kg. dan untuk Bed Lift diberi pembebanan 24000 kg. Setelah semua data dimasukkan maka dilakukan perhitungan secara otomatis dengan cara : File>ExportsSans>Analisys Menu>Start Analisys. Dari hasil analysis akan tampil beberapa data yang telah diproses. Data tersebut antara lain: Data reaksi tumpuan (support reaction) Data nomer joint dan frame. Data material balok, kolom, plat yang digunakan.

Setelah analisys selesei dilakukan pembentukan bentuk bangunan (building) dengan cara : building> start design> concret. Dari proses tersebut dapat dilihat struktur penulangan dari kolom dan balok. Untuk lebih mengetahui secara detail bentuk penulangan dari balok dan kolom dapat dilihat dengan mengaktifkan view rebar x-x, y-y.

41

Gambar penulangan balok dan kolom dapat dilihat semua dan dapat dipindah (transfer) ke dalam format CAD. Dari gambar SANSPRO nantinya dapat di jadikan acuan untuk menggambar lebih lanjut pada format CAD. Proses memasukkan data-data pada program SANSPRO ada dua pilihan, yaitu sesuai dengan urutan yang berlaku ataupun secara acak. Pilihan ini ditampilkan pada awal saat akan melakukan input data. Selain dapat dipindah dalam format CAD, program SANSPRO juga dapat melakukan perhitungan biaya struktur secara automatis.. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan program SANSPRO memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya : Langkah-langkah dalam memasukkan dta input dapat dilakukan secara acak atau tidak urut. Permodelan strukturnya lebih mudah karena dimodelkan dengan sumbu kartesian. Panel-panel pada layar jelas dan mudah dimengerti bagi pemula. Hasil dari perhitungan langsung dapat diketahui. Penulangan balok maupun kolom lagsung dapat dilihat bentuknya, jarak dan jumlah serta ukuran tulanganya. Gambar penulangnya bisa di transfer dalam format CAD, sehingga mudah untuk digambar ulang. Dapat menghitung secara tepat volume dan biaya struktur. Hasil-hasil dari output langsung dapat di print.

Ada bebarapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan SANSPRO, yaitu: Perlu kejelian dan kecermatan dalam memasukkan data permodelan. Perlu kesabaran dalam penggunaan progran ini.

BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA


A. PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN 1. Pekerjaan Persiapan a. Pembersihan Lahan b. Direksi keet c. Penyediaan air kerja d. IMB 2. Pekerjaan Bangunan Utama Pekerjaan beton bertulang lantai 1 a. Pondasi struktur bawah KSLL b. Beton kolom struktur c. Beton tangga Pekerjaan beton bertulang lantai 2 a. Beton kolom struktur b. Beton balok induk c. Beton balok anak d. Beton plat lantai e. Beton parapet f. Beton plat dak canopy g. Beton balok dak canopy h. Beton tangga i. Beton lift Beton kolom Beton balok Pas. Bata 1 : 5 Plesteran 1 : 5 j. Water profing dak = 2,52 m3 = 0,85 m3 = 8,49 m3 =84,9 m3 = 396,5 m3 = 53,68 m3 = 54 m3 = 18,39 m3 = 106,8 m3 = 12,6 m3 = 2,7 m3 = 3,66 m3 = 4 m3 = 1 ls = 89 m3 = 4 m3 = 1 ls = 1ls = 1 ls = 1 ls

42

43

Pekerjaan beton bertulang lantai 3 a. b. c. d. e. f. g. Beton kolom struktur Beton balok induk Beton balok anak Beton plat lantai Beton parapet Beton tangga Beton lift Beton kolom Beton balok Pas. Bata 1 : 5 Plesteran 1 : 5 Pekerjaan beton bertulang lantai 4 a. b. c. d. e. f. g. Beton kolom struktur Beton balok induk Beton balok anak Beton plat lantai Beton parapet Beton tangga Beton lift Beton kolom Beton balok Pas. Bata 1 : 5 Plesteran 1 : 5 Pekerjaan beton bertulang lantai 5 a. b. c. d. e. f. Beton kolom struktur Beton balok induk Beton balok anak Beton plat lantai Beton parapet Beton tangga = 38,84 m3 = 41,05 m3 = 14,84 m3 = 64,44 m3 = 12,26 m3 = 4 m3 = 2,52 m3 = 0,85 m3 = 8,49 m3 =84,9 m3 = 38,84 m3 = 41,05 m3 = 14,84 m3 = 64,44 m3 = 12,26 m3 = 4 m3 = 2,52 m3 = 0,85 m3 = 8,49 m3 =84,9 m3 = 38,84 m3 = 41,05 m3 = 14,84 m3 = 64,44 m3 = 12,26 m3 = 4 m3

44

g.

Beton lift Beton kolom Beton balok Pas. Bata 1 : 5 Plesteran 1 : 5 = 2,52 m3 = 0,85 m3 = 8,49 m3 =84,9 m3 = 41,63 m3 = 10 m3 = 41,05 m3 = 13,28 m3 = 16,6m3 = 4 m3 = 2,52 m3 = 0,85 m3 = 8,49 m3 =84,9 m3 = 16,93 m3 = 13,44 m3 = 27,1 m3 = 14,13 m3 = 6,5 m3 = 3,54 m3 = 8,4 m3 =25,2 m2 = 2,52 m3 = 0,85 m3 = 8,49 m3

Pekerjaan beton bertulang lantai 6 a. Beton kolom struktur b. Beton balok induk c. Beton balok anak d. Beton plat lantai e. Beton parapet f. Beton tangga g. Beton lift Beton kolom Beton balok Pas. Bata 1 : 5 Plesteran 1 : 5

Pekerjaan beton bertulang lantai ruang mesin a. Beton kolom struktur b. Beton plat lantai c. Beton balok induk d. Beton balok anak e. Beton plat dak f. Beton balok dak g. Beton ring balk h. Water profing dak i. Beton lift Beton kolom Beton balok Pas. Bata 1 : 5

45 Plesteran 1 : 5 Pekerjaan Atap a. Kuda-kuda baja ringan b. Atap genteng metal dek c. Bubungan genteng metal d. Corong talang 3 PVC e. Saringan talang f. Lisplank = 768,9 m2 = 768,9 = 92 m = 560 m = 20 buah = 214 m2 =84,9 m3

III.

Pek. Finshing arsitektur a. Lantai i 1) Pek. Pondasi batu belah 1 Galian tanah 2 Urugan kembali 3 Pondasi batu belah 1:5 4 Aanstamping 5 Urug pasir + rolag 6 Urug peninggian tanah bangunan 2) Pek. Pas. Bata/plesteran. 1 Rolag batu bata 1 : 3 2 Pas. bt. bata 1:3 3 Plesteran 1:3 4 Pas. bt. bata 1:5 5 Plesteran 1:5 6 Plesteran beton 7 Sponengan sudut 8 Beton sloof, kolom, balok latei praktis 3) Pek. kusen 1 J1 = 32 buah Kusen aluminium 4" 656 m' 12.33 m3 14.6 m3 243.333 m2 98.1 m3 1635 m2 780.78 m2 2075.7 m' 7.37 m3 334.11 m3 161.22 m3 102.8 m3 46.73 m3 27.47 m3 380 m3

46

Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant Karet kaca 2 P1 = 1 buah Kusen aluminium 4" Pintu swing (T250 x L187) Handle stainless steel Kunci 5132 Engsel 4" Acrilic Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 3 P2 = 2 buah Kusen aluminium 4" Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 4 P3 = 4 buah Kusen aluminium 4" Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 5 P4 = 6 buah Kusen aluminium 4"

252.16 m2 800 m' 1824 m'

14.4 m' 2 bh 2 bh 2 bh 8 bh 8 bh 11.63 m2 54.8 m' 20.1 m'

19.2 m' 2 unit 2 bh 11.8 bh 2.14 m2 22.4 m' 29.2 m'

37 m' 4 unit 4 bh 25.5 bh 2.95 m2 40 m' 65 m'

26 m'

47

Pintu swing (T210 x L90) Handle swing Kunci 51234 Engsel 4" Acrilic Mohair Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 6 P5 = 2 buah Kusen aluminium 4" Daun pintu metal Kunci tanam Casement (T50 x L90) Engsel jungkit Rambuncis Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 4. Pek. plafond 1 Plafond kalsiboard 2 List tepi gypsum 5. Pek. Pasang lantai dinding 1 Urug pasir bawah lantai 2 Lantai kerja 1:3:5 bwh lantai 3 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 4 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 5 Dinding granit 6 Dinding clading Lt. 2 s/d Lt. 6 7 Lt. Granit tile 40/40 cm

6 bh 6 bh 6 bh 15 bh 15 bh 10.5 bh 7.8 m2 55 m' 52 m'

12.6 m' 2 unit 2 bh 5.6 bh 2 bh 2 bh 10.2 m2 0.94 m2 10.4 m' 35.6 m'

851.64 m2 252.24 m'

76.18 m3 38.09 m3 21.6 m2 50.81 m2 236 m2 65 m2 740.28 m2

48

8 Lantai keramik tangga 30/30 cm 6. Pek. sanitair 1 Closet duduk 2 Saringan air st.st. 3 Kran air 4 Urinoir 5 Wastafel 6 Sekat urinoir 7 Kaca cermin 8 Meja beton wastafel 7. Pek. cat 1 Cat tembok exterior 2 Cat tembok interior 3 Cat plafond c. Lantai 2 1. Pek. Pas. Bata/plesteran 1 Pas. bt. bata 1:3 2 Plesteran 1:3 3 Pas. bt. bata 1:5 4 Plesteran 1:5 5 Plesteran beton 6 Sponengan sudut 7 Beton, kolom, balok latei praktis 2. Pek. kusen 1 Type P1 = 1 buah Kusen aluminium 4" Pintu sliding (T220 x L200) Handle stainless steel Kunci 4123 Engsel 4" Kaca rayband Tebal 5 mm

12.39 m2

4 bh 6 bh 6 bh 2 bh 2 bh 2 bh 1 bh 1 m'

850 m2 4428 m2 851.64 m2

11.4 m3 190 m2 45.15 m3 752 m2 511.58 m2 1363.54 m' 5.36 m3

14.4 m' 2 bh 2 bh 2 bh 8 bh 11.63 m2

49

Karet kaca Sealant Arcilic 2 Type J3 = 18 buah Frame curtain wall Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant tebal 3 Type J4 = 2 buah Frame curtain wall Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant tebal 4 Type J5 = 1 buah Frame curtain wall Kaca stopsol green Tebal 8 mm Sealant 5 Type P2 = 3 buah Kusen aluminium 4" Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 6 P3 = 6 buah Kusen aluminium 4" Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant

54.8 m' 20.1 m' 8 bh

748.98 m' 327.42 m2 2100.96 m'

87.8 m' 30.1 m2 254 m'

381.1 m' 176.18 m2 988 m'

28.8 m' 3 unit 3 bh 17.7 bh 3.21 m2 33.6 m' 43.8 m'

44.4 m' 6 unit 6 bh 30.6 bh 3.54 m2 48 m' 78 m'

50

7 P4 = 8 buah Kusen aluminium 4" Pintu swing (T210 x L90) Handle swing Kunci 51234 Engsel 4" Acrilic Mohair Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 8 Type PT1 = 2 buah Partisi double kalsiboard List partisi bawah 9 Type PT2 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 10 Type PT3 = 1 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5 mm Karet kaca Sealant Kusen aluminium 4" 11 Type PT4 = 3 buah Kusen aluminium 4" Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 24 m' 22.23 m' 12.6 m2 17.31 m' 10.4 m2 1 unit 1 bh 5 m2 0.55 m2 5.6 m' 13 m' 7.2 m' 35.1 m2 21.6 m' 30.2 m2 18.6 m' 41.6 m' 8 bh 8 bh 8 bh 24 bh 24 bh 16.8 bh 12.48 m2 88 m' 83.2 m'

51

Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu 12 Type PT5 = 3 buah Kusen aluminium 4" Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 13 Type PT6 = 4 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 3. Pek plafond 1 Plafond kalsiboard 2 List tepi gypsum 4. Pek. Lantai dinding 1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 3 Lantai granit tile 40x40 cm 4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 5 Water proofing km/wc 5. Pek. sanitair 1 Closet duduk 2 Saringan air st.st. 3 Kran air 4 Wastafel 5 Kaca cermin

3 unit 3 bh 16.2 m2

24 m' 22.23 m' 12.6 m2 3 unit 3 bh 16.2 m2 2.43 m2 21.6 m' 41.4 m'

31.2 m' 19.2 m2

519.17 m2 296.5 m'

34.14 m2 98.81 m2 491.34 m2 12.4 m2 34.14 m2

10 bh 12 bh 12 bh 2 bh 1 bh

52

6 Meja beton wastafel 6. Pek cat 1 Cat tembok exterior 2 Cat tembok interior 3 Cat plafond d. 1. Lantai 3 Pek. Pas. Bata/plesteran 1 Pas. bt. bata 1:3 2 Plesteran 1:3 3 Pas. bt. bata 1:5 4 Plesteran 1:5 5 Plesteran beton 6 Sponengan sudut 7 Beton, kolom, balok latei praktis 2. Pek. Pas. kusen : 1 Type J5 = 1 buah Frame curtain wall Kaca stopsol green Tebal 8 mm Sealant 2 Type J7 = 1 buah Kusen aluminium 4" Casement (T50 x L85) Casement (T120 x L85) Engsel 20" Engsel 10" Rambuncis Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 3 Type P3 = 3 buah Kusen aluminium 4"

1 m'

505.43 m2 758.15 m2 519.17 m2

14.8 m3 246.83 m2 41.53 m3 692.16 m2 511.24 m2 1259.84 m' 6.12 m3

381.1 m' 176.18 m2 988 m'

11.1 m' 5.4 bh 8.2 bh 2 bh 2 bh 4 bh 3.24 m2 28.8 m' 14.8 m'

22.2 m'

53

Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 4 Type P4 = 8 buah Kusen aluminium 4" Pintu swing (T210 x L90) Handle swing Kunci 51234 Engsel 4" Acrilic Mohair Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 5 Type P5 = 10 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Daun pintu metal Kunci tanam Casement (T50 x L90) Engsel jungkit Rambuncis Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 6 Type PT1 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah

3 unit 3 bh 15.3 bh 1.77 m2 24 m' 39 m'

41.6 m' 8 bh 8 bh 8 bh 24 bh 24 bh 16.8 bh 12.48 m2 88 m' 83.2 m'

63 m' 10 unit 10 bh 28 bh 10 bh 10 bh 51 m2 4.7 m2 52 m' 178 m'

30.2 m2 18.6 m'

54

7 Type PT7 = 4 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 8 Type PT7' = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 9 Type PT8 = 4 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 10 Type PT8' = 1 buah 32 m' 9.48 m' 4.4 m2 4 unit 4 bh 21.6 m2 3.24 m2 28.8 m' 55.2 m' 8 m' 2.37 m' 1.1 m2 1 unit 1 bh 5.4 m2 0.81 m2 7.2 m' 13.8 m' 32 m' 9.48 m' 4.4 m2 4 unit 4 bh 21.6 m2 3.24 m2 28.8 m' 55.2 m'

55

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 11 Type PT9 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 12 Type PT10 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 13 Type PT11 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 14 Type PT12 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 15 Type PT13 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm

8 m' 1.72 m' 0.7 m2 1 unit 1 bh 5.4 m2 0.81 m2 7.2 m' 13.8 m'

36.4 m2 22.4 m'

13.66 m2 8.4 m'

11.38 m2 7 m'

7.2 m' 7.07 m' 4.1 m2 1 unit 1 bh 5 m2 0.55 m2 5.6 m' 13 m'

7.2 m' 7.07 m'

56

List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 16 Type PT14 = 4 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 3. Pek. plafond 1 Plafond kalsiboard 2 List tepi gypsum 4. Pek. Pas. Dinding/lantai 1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 3 Lantai granit tile 40x40 cm 4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 5 Water proofing km/wc 5. Pek. sanitair 1 Closet duduk porselin 2 Saringan air st.st. 3 Kran air 4 Urinoir 5 Wastafel 6 Sekat urinoir 7 Kaca cermin 8 Meja beton wastafel 6. Pek. cat 1 Cat tembok exterior 2 Cat tembok interior

4.1 m2 1 unit 1 bh 5 m2 0.55 m2 5.6 m' 13 m'

70.2 m2 43.2 m'

525.25 m2 408 m'

47.54 m2 147.3 m2 456 m2 12.4 m2 47.54 m2

14 bh 16 bh 16 bh 4 bh 2 bh 4 bh 1 bh 1 m'

481.36 m2 722.04 m2

57

3 Cat plafond e. 1. Lantai 4 Pek. Pas. Bata/plester 1 Pas. bt. bata 1:3 2 Plesteran 1:3 3 Pas. bt. bata 1:5 4 Plesteran 1:5 5 Plesteran beton 6 Sponengan sudut 7 Beton, kolom, balok latei praktis 2. Pek. Pas. kusen 1 Type P3 = 3 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 2 Type P4 = 8 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Pintu swing (T210 x L90) Handle swing Kunci 51234 Engsel 4" Acrilic Mohair Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 3 Type P5 = 10 buah

525.5 m2

14.8 m3 246.83 m2 41.53 m3 692.16 m2 511.24 m2 1259.84 m' 6.12 m3

22.2 m' 3 unit 3 bh 15.3 bh 1.77 m2 24 m' 39 m'

41.6 m' 8 bh 8 bh 8 bh 24 bh 24 bh 16.8 bh 12.48 m2 88 m' 83.2 m'

58

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Casement (T50 x L90) Engsel jungkit Rambuncis Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 4 Type PT1 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 5 Type PT7 = 4 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 6 Type PT7' = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant

63 m' 28 bh 10 bh 10 bh 51 m2 4.7 m2 52 m' 178 m'

30.2 m2 18.6 m'

32 m' 9.48 m' 4.4 m2 4 unit 4 bh 21.6 m2 3.24 m2 28.8 m' 55.2 m'

8 m' 2.37 m' 1.1 m2 1 unit 1 bh 5.4 m2 0.81 m2 7.2 m' 13.8 m'

59

7 Type PT8 = 4 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 8 Type PT8' = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 9 Type PT9 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 10 Type PT10 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 11 Type PT11 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 12 Type PT12 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 7.2 m' 11.38 m2 7 m' 13.66 m2 8.4 m' 36.4 m2 22.4 m' 8 m' 1.72 m' 0.7 m2 1 unit 1 bh 5.4 m2 0.81 m2 7.2 m' 13.8 m' 32 m' 9.48 m' 4.4 m2 4 unit 4 bh 21.6 m2 3.24 m2 28.8 m' 55.2 m'

60

Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 13 Type PT13 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 14 Type PT14 = 4 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 3. Pek. plafond 1 Plafond gypsum board rangka hollow 2 List tepi gypsum 4. Pek. Pasang lantai/dinding 1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 3 Lantai granit tile 40x40 cm 4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 5 Water proofing km/wc 5. Pek sanitair

7.07 m' 4.1 m2 1 unit 1 bh 5 m2 0.55 m2 5.6 m' 13 m'

7.2 m' 7.07 m' 4.1 m2 1 unit 1 bh 5 m2 0.55 m2 5.6 m' 13 m'

70.2 m2 43.2 m'

525.25 m2 408 m'

47.54 m2 147.3 m2 456 m2 12.4 m2 47.54 m2

61

1 Closet duduk porselin 2 Saringan air st.st. 3 Kran air 4 Urinoir 5 Wastafel 6 Sekat urinoir 7 Kaca cermin 8 Meja beton wastafel 6. Pek. cat 1 Cat tembok exterior 2 Cat tembok interior 3 Cat plafond f. 1. Lantai 5 Pek. Pas. Bata/plester 1 Pas. bt. bata 1:3 2 Plesteran 1:3 3 Pas. bt. bata 1:5 4 Plesteran 1:5 5 Plesteran beton 6 Sponengan sudut 7 Beton, kolom, balok latei praktis 2. Pek pas. kusen 1 Type P3 = 3 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 2 Type P4 = 8 buah

14 bh 16 bh 16 bh 4 bh 2 bh 4 bh 1 bh 1 m'

481.36 m2 722.04 m2 525.5 m2

14.8 m3 246.83 m2 41.53 m3 692.16 m2 511.24 m2 1259.84 m' 6.12 m3

22.2 m' 3 unit 3 bh 15.3 bh 1.77 m2 24 m' 39 m'

62

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Pintu swing (T210 x L90) Handle swing Kunci 51234 Engsel 4" Acrilic Mohair Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 3 Type P5 = 10 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Casement (T50 x L90) Engsel jungkit Rambuncis Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 4 Type PT1 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 5 Type PT7 = 4 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca

41.6 m' 8 bh 8 bh 8 bh 24 bh 24 bh 16.8 bh 12.48 m2 88 m' 83.2 m'

63 m' 28 bh 10 bh 10 bh 51 m2 4.7 m2 52 m' 178 m'

30.2 m2 18.6 m'

32 m' 9.48 m' 4.4 m2 4 unit 4 bh 21.6 m2 3.24 m2 28.8 m'

63

Sealant 6 Type PT7' = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 7 Type PT8 = 4 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 8 Type PT8' = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant

55.2 m'

8 m' 2.37 m' 1.1 m2 1 unit 1 bh 5.4 m2 0.81 m2 7.2 m' 13.8 m'

32 m' 9.48 m' 4.4 m2 4 unit 4 bh 21.6 m2 3.24 m2 28.8 m' 55.2 m'

8 m' 1.72 m' 0.7 m2 1 unit 1 bh 5.4 m2 0.81 m2 7.2 m' 13.8 m'

64

9 Type PT9 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 10 Type PT10 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 11 Type PT11 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 12 Type PT12 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 13 Type PT13 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 14 Type PT14 = 4 buah Partisi double kalsiboard 6 mm 70.2 m2 7.2 m' 7.07 m' 4.1 m2 1 unit 1 bh 5 m2 0.55 m2 5.6 m' 13 m' 7.2 m' 7.07 m' 4.1 m2 1 unit 1 bh 5 m2 0.55 m2 5.6 m' 13 m' 11.38 m2 7 m' 13.66 m2 8.4 m' 36.4 m2 22.4 m'

65

List partisi bawah 3. Pek. plafond 1 Plafond kalsiboard 2 List tepi gypsum 4. Pek. Pas lantai/ dinding 1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 3 Lantai granito 60x60 cm 4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 5 Water proofing km/wc 5. Pek. sanitair 1 Closet duduk porselin 2 Saringan air st.st. 3 Kran air 4 Urinoir 5 Wastafel 6 Sekat urinoir 7 Kaca cermin 8 Meja beton wastafel 6. Pek. cat 1 Cat tembok exterior 2 Cat tembok interior 3 Cat plafond g. 1. Lantai 6 Pek. Pas. Bata/plester 1 Pas. bt. bata 1:3 2 Plesteran 1:3 3 Pas. bt. bata 1:5 4 Plesteran 1:5 5 Plesteran beton 6 Sponengan sudut

43.2 m'

525.25 m2 408 m'

47.54 m2 147.3 m2 456 m2 12.4 m2 47.54 m2

14 bh 16 bh 16 bh 4 bh 2 bh 4 bh 1 bh 1 m'

481.36 m2 722.04 m2 525.5 m2

5.18 m3 96.83 m2 28.9 m3 481.3 m2 452.84 m2 922.02 m'

66

7 Beton, kolom, balok latei praktis 2. Pek kusen 1 Type P4 = 6 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Pintu swing (T210 x L90) Handle swing Kunci 51234 Engsel 4" Acrilic Mohair Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 2 Type PT4 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu 3 Type PT14 = 2 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 4 Type PT15 = 2 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm

1.65 m3

31.2 m' 6 bh 6 bh 6 bh 18 bh 18 bh 12.6 bh 9.36 m2 66 m' 62.4 m'

8 m' 7.41 m' 4.2 m2 1 unit 1 bh 5.4 m2

35.1 m2 21.6 m'

16 m' 8.32 m' 4.4 m2 1 unit 1 bh 10.8 m2 1.62 m2

67

Karet kaca Sealant 5 Type PT16 = 1 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 6 Type PT17 = 1 buah Partisi double kalsiboard 6 mm List partisi bawah 7 Type J4 = 2 buah Frame curtain wall Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant tebal 8 Type J5 = 1 buah Frame curtain wall Kaca stopsol green Tebal 8 mm Sealant 9 J6 = 32 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant Karet kaca 10 Type J7 = 3 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Casement (T50 x L85) Casement (T120 x L85) Engsel 20" Engsel 10" Rambuncis Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant

14.4 m' 27.6 m'

17.55 m2 10.8 m'

4.88 m2 3 m'

87.8 m' 30.1 m2 254 m'

381.1 m' 176.18 m2 988 m'

512 m' 168 m2 627 m' 1440 m'

33.3 m' 16.2 bh 24.6 bh 6 bh 6 bh 12 bh 9.72 m2 86.4 m' 44.4 m'

68

3.

Pek. plafond 1 Plafond gypsum board rangka hollow 2 List tepi gypsum 532.64 m2 183.4 m'

4.

Pek.pas.dinding/lantai 1 Lantai keramik 20x20 cm lavatory 2 Dinding keramik 20x25 cm Lavatory 3 Lantai granito 60x60 cm 4 Lantai keramik tangga 30/30 cm 5 Water proofing km/wc 26.64 m2 67.3 m2 515.5 m2 13.4 m2 26.64 m2

5.

Pek. sanitair 1 Closet duduk porselin 2 Saringan air st.st. 3 Kran air 4 Urinoir 5 Wastafel 6 Sekat urinoir 7 Kaca cermin 8 Meja beton wastafel 4 bh 6 bh 6 bh 4 bh 2 bh 4 bh 1 bh 1 m'

6.

Pek. cat 1 Cat tembok exterior 2 Cat tembok interior 3 Cat plafond 373.67 m2 560.5 m2 532.64 m2

h. 1.

Ruang mesin Pek. Pas. Bata/plester 1 Pas. bt. bata 1:5 2 Plesteran 1:5 3 Plesteran beton 4 Sponengan sudut 5 Beton, kolom, balok latei praktis 34 m3 566 m2 141 m2 184.8 m' 0.84 m3

2.

Pek. Pas. kusen 1 P3 = 1 buah

69

Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Daun pintu metal Kunci tanam Tatapan pintu Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 2 Type J7 = 1 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Casement (T50 x L85) Casement (T120 x L85) Engsel 20" Engsel 10" Rambuncis Kaca rayband T 5mm Karet kaca Sealant 3 J2 = 2 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant Karet kaca 4 BV1 = 32 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant Karet kaca 5 BV2 = 2 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Kaca rayband Tebal 5 mm Karet kaca

7.4 m' 1 unit 1 bh 5.1 bh 0.59 m2 8 m' 13 m'

11.1 m' 5.4 bh 8.2 bh 2 bh 2 bh 4 bh 3.24 m2 28.8 m' 14.8 m'

12 m' 4.5 m2 12 m' 12 m'

169.6 m' 33.6 m2 300.8 m' 332.8 m'

15.8 m' 3.3 m2 33 m'

70

6 BV1 = 4 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Kaca rayband Tebal 5 mm Sealant Karet kaca 7 BV2 = 8 buah Kusen aluminium 4" YKK YS 1 Kaca rayband Tebal 5 mm Karet kaca 3. Pek. plafond 1 Plafond exspose 4. Pek. Pas. Dinding/lantai 1 Lantai rabat beton 6. Pek. cat 1 Cat tembok exterior 2 Cat tembok interior 3 Cat plafond IV. Pek. Lain-lain 1 Railing tangga stainless steel Lt. 1 ke Lt. 2 2 Railing tangga stainless steel Lt. 2 ke Lt. 3 3 Railing tangga stainless steel Lt. 3 ke Lt. 4 4 Railing tangga stainless steel Lt. 4 ke Lt. 5 5 Railing tangga stainless steel Lt. 5 ke Lt. 6 Railing tangga stainless steel Lt. 6 ke Lt. R. 6 mesin 7 Pekerjaan Lift a b c Lift 630 kg/ 9 org ( pengunjung ) Lift bed 1800 kg ( pasien ) Pemesanan, testing comissioning, ijin dll Penyambungan pipa tinja ke pipa IPAL ( PVC 4" 8 + accesoris ) 4 unit 2 unit 1 unit 1 ls 10 m' 10 m' 10 m' 10 m' 10 m' 10 m' 280 m2 420 m2 306 m2 5.6 m3 306 m2 63.2 m' 13.2 m2 129.6 m' 21.2 m' 4.2 m2 37.6 m' 41.6 m'

71

BAB V RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PASAL 1

: PENJELASAN UMUM

(1) Peraturan Umum Tata cara dalam pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan peraturan-peraturan sebagai berikut: i. Undang-Undang No. 9 tahun 1999 tentang Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. ii. Undang-Undang No. 18 tahun 2000 tentang Jasa Konstruksi. iii. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Serta Masyarakat Jasa Konstruksi. iv. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi. v. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. vi. Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. vii. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.

332/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. viii. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 120 tahun 2003 tentang Pedoman Penatausahaan Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Jawa Tengah. ix. Peraturan-Peraturan Pemerintah setempat. (2) Kegiatan Kegiatan yang dimaksud dalam dokumen lelang ini adalah kegiatan Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta yang berlokasi di jalan Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta.

90

91

(3) Pemilik/Pemberi Tugas/Pengguna Anggaran Yang dimaksud dengan pemberi tugas/pengguna jasa adalah Direktur Utama RSI Surakarta Selaku Pengguna Anggaran Kegiatan Pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap RSI Surakarta bertindak untuk atas nama Yayasan Rumah Sakit Islam Surakarta (YARSIS) dengan alamat domisili Jl. jalan Ahmad Yani, Pabelan, Surakarta, selanjutnya disebut Pengguna Anggaran. (4) Panitia Pengadaan Barang/Jasa Yang dimaksud dengan Panitia Pengadaan Barang/Jasa adalah sebuah Panitia yang dibentuk dan ditugasi oleh Pengguna Anggaran untuk melaksanakan proses pengadaan jasa Pemborongan. (5) Peserta Lelang Yang dimaksud dengan peserta lelang adalah pemborong yang telah mendaftar pada Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk ikut serta dalam pelelangan Pengadaan Barang/Jasa dan memenuhi persyaratan pelelangan. PASAL 2 : DOKUMEN LELANG

(1). Satu set dokumen Lelang yang terdiri dari: 1.1 Contoh Surat Penawaran. 1.2 Syarat-Syarat Administrasi Pelelangan. 1.3 Syarat-Syarat Administrasi Pelaksanaan. 1.4 Spesifikasi Teknik dan Gambar. 1.5 Lampiran-Lampiran. 1.6 Catatan Harga. 1.7 Daftar Uraian Pekerjaan (Bill of Quantity). 1.8 Formulir Isian Kualifikasi. (2). Lampiran-lampiran Penawaran adalah penjelasan-penjelasan secara tertulis mengenai keterangan-keterangan tambahan, pembatalan, perbaikan dan penjelasan dari dokumen lelang, gambar-gambar, spesifikasi dan Risalah Rapat Penjelasan (Aanwijzing) serta jawaban-jawaban yang tertulis yang dikeluarkan selama Masa Pelelangan Pekerjaan.

92

Lampiran-lampiran yang telah disahkan oleh Panitia Pengadaan barang/Jasa itu akan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Dokumen lelang/Kontrak. (3). Peserta lelang berkewajiban untuk mempelajari dan memahami dengan seksama seluruh Dokumen Lelang ini. (4). Peserta lelang dapat mengambil Dokumen Lelang pada alamat dan waktu seperti tercantum dalam Undangan lelang. PASAL 3 : PENJELASAN LELANG (AANWIJZING)

(1) Penjelasan lelang (Aanwijzing) diadakan pada waktu dan tempat seperti yang tercantum didalam surat undangan. Peserta Lelang diharuskan mempelajari dengan seksama isi Dokumen Lelang dan bila ada pertanyaan dapat diajukan secara lisan dan tertulis pada saat acara penjelasan lelang. (2) Sebelum memasukkan penawaran, peserta lelang harus sudah membaca dan mempelajari seluruh isi Dokumen Lelang. Jika ditemukan adanya kekurangan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis (spesifikasi Teknis) dan Gambar-gambar Lelang yang akan memberitahukan ke Panitia Pengadaan pada saat Aanwijzing. Jika Peserta Lelang tidak memberikan pemberitahuan mengenai kekurangan-kekurangannya tersebut kepada Panitia Pengadaan, maka segala akibatnya menjadi tanggung jawab Peserta Lelang. (3) Berita Acara Penjelasan dan perubahan-perubahan yang harus dilaksanakan merupakan lampiran mengikat. (4) Seluruh Peserta Lelang akan menerima Jawaban Pertanyaan dari Peserta Lelang lainnya. Jawaban Pertanyaan tersebut yang merupakan lampiran berita acara penjelasan (BA Aanwijzing) dapat diambil sesuai dengan jadual dan tempat yang ditetapkan pada saat Aanwijzing. PASAL 4 : PENINJAUAN TEMPAT PEKERJAAN

(1). Peserta lelang harus menghitung Quantity dan setiap Uraian Pekerjaan dari Bill of Item berdasarkan Gambar, Spesifikasi Teknis dan Catatan Harga yang dilampirkan dalam Dokumen Lelang.

93

(2). Harga Penawaran yang diajukan Peserta Lelang berdasarkan Gambar Lelang, Spesifikasi Teknis dan diuraikan pada setiap pokok-pokok (item) yang tercantum dalam Daftar Uraian Pekerjaan (Bill of Quantities/BQ) yang kemudian nilai/jumlahnya dipindahkan dalam Jumlah Total (Rekapitulasi). (3). Harga satuan dalam BQ Merupakan bagian yang tidak mengikat dari dokumen lelang. BQ sebagai dasar/pedoman dalam pengajuan penawaran dan merupakan dasar/pedoman di dalam pembayaran sesuai prosentase prestasi kemajuan pekerjaan. Total harga Penawaran mengikat sebagai Harga kontrak untuk pelaksanaan Pekerjaan ini. (4). Dokumen kontrak, Gambar Pelaksanaan, Spesifikasi Teknis, Addendum, Jawaban Pertanyaan Tertulis, Risalah Rapat Aanwijzing, Klarifikasi dan Negosiasi adalah merupakan Pedoman yang mengikat di dalam Pelaksanaan Pekerjaan ini. (5). Peserta Lelang diharuskan memerikas dan meneliti seluruh isi Dokumen Lelang termasuk Bill of Item. Jika didalam waktu Pelaksanaan terdapat perbedaan Spesifikasi Material, Spesifikasi Teknis, BQ dan Gambar Kontrak, maka dianggap kualitas dari material yang paling tinggi adalah yang menentukan untuk digunakan atau dipakai dalam pekerjaan tanpa ada penambahan biaya di dalam Kontrak. (6). Jika terdapat Pokok Pekerjaan yang tidak tercantum di dalam Spesifikasi Teknis, BQ dan Gambar Kontrak, tetapi untuk kesempurnaan pekerjaan dan untuk pemenuhan terhadap standar kemanan serta dapat

berfungsinya/beroperasinya sistem, atau bagian pekerjaan sebagaimana mestinya dimana hal ini harus dilaksanakan, maka dianggap bahwa semua Nilai Pekerjaan yang tercantum dalam Dokumen Lelang termasuk hal tersebut diatas telah tercantum didalam Perincian Penawaran. (7). Volume dan Pokok (item) Pekerjaan yang tercantum didalam BQ adalah lump sum kecuali untuk bagian pekerjaan yang diberi tanda Provosional termasuk pekerjaan tambah/kurang atas instruksi tertulis dari MK yang disahkan Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atau Wakilnya. Penyimpangan

94

Volume terlaksana terhadap Volume dalam Kontrak tidak menyebabkan penambahan biaya dalam kontrak. (8). Jika Peserta Lelang tidak mengisi harga pada salah satu pokok (item) atau terdapat pokok (item) pekerjaan yang tidak tercantum dalam BQ tersebut, maka dianggap bahwa pokok item tersebut oleh Peserta Lelang telah dihitung, atau sudah tercantum/dimasukkan kedalam harga dan pokok item lain. (9). Peserta Lelang tidak diperkenankan menambah, mencoret, menghapus, mengganti sebagian atau semua kata-kata yang terdapat dalam kalimatkalimat dalam Daftar Urutan Pekerjaan (BQ) maupun Dokumen Lelang. (10). Harga satuan akan dipergunakan sebagai dasar dalam menghitung pekerjaan tambah dan kurang sekiranya ada instruksi perubahan (variation order/VO). Setiap Harga Satuan Pekerjaan sudah termasuk harga bahan, upah, hak patent, biaya perlengkapan, pengangkutan, resiko, bea materai, biaya-biaya umum, biaya-biaya kewajiban umum kepada Pemerintah yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut (bila ada), PPh, Overhead dan diluar PPN 10%. PASAL 5 : TATA CARA PEMASUKAN SURAT PENAWARAN HARGA (1) Contoh Formulir Surat Penawaran Harga dan lampirannya disediakan oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa dalam Dokumen Lelang. Peserta Lelang diwajibkan menggunakan bentuk Contoh Formulir tersebut. Peserta Lelang juga harus mengisi formulir kualifikasi dan melampirkan dalam penawaran dilengkapi surat pernyataan di atas materai bahwa informasi dalam isian formulir tersebut benar. Apabila ditemukan penipuan atau pemalsuan dalam informasi tersebut perserta lelang akan dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku. (2) Surat Penawaran terdiri dari : 1 asli lengkap dengan Dokumen yang bertandatangan asli dan 4 copy Surat Penawaran dengan dilampiri seperti butir 3 dibawah ini dengan ketentuan sebagai nerikut:

95

a. Surat Penawaran Asli harus memakai kertas dengan kepala/kop Surat Perusahaan, ditandatangani dan bermaterai Rp 6000,- dan diberi tanggal serta diberi cap Perusahaan. b. Ditandatangani oleh pimpinan/direktur utama atau penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama. c. Jangka waktu berlakunya surat penawaran tidak kurang dari waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang. d. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak melebihi jangka waktu yang ditetapkan dalam dokumen lelang. e. bermaterai dan bertanggal. (3) 1 set berkas penawaran asli dan 4 set copy yang dimasukkan dalam amplop terdiri dari: a. Surat Penawaran Harga & Lampiran Surat Penawaran. b. Surat jaminan Penawaran (copy), asli diserahkan panitia. c. Daftar Uraian dan Volume Pekerjaan (Bill of Quantity). d. Lampiran A Daftar Harga Satuan. e. Lampiran B Daftar Upah Tenaga dan sewa Peralatan. f. Lampiran C Analisa Harga Satuan. g. Lampiran D (Daftar Rencana Sub Kontraktor/Supplier berikut Surat Dukungan dari Subkon atau Suplier tersebut). h. Lampiran E (Metode Pelaksanaan, Jadwal Pelaksanaan dan Network Planning). i. Lampiran F (Struktur Organisasi Kegiatan dan Personil yang akan ditugaskan lengkap dengan CV, diutamakan berpengalaman bangunanbangunan besar, dilengkapi surat pernyataan Tenaga Ahli yang bersangkutan). j. Lampiran G (daftar Peralatan, Mesin-mesin yang akan digunakan).

96

k. Lampiran H (foto copy brosur). l. Formulir isian kualifikasi disertai surat pernyataan seperti didalam pasal 7 ayat 1. m. 1 (satu) Disket berisi RAB penawaran (point c, d, e, f). (4) Semua surat Penawaran dan lampirannya seperti tercantum pada pasal 7 ayat 2 dan 3 harus dimasukkan kedalam sampul penawaran (warna putih tidak tembus kaca). Pada amplop penawaran tidak diperkenankan memakai tanda apapun, amplop tersebut harus tertutup dan dilak pada lima tempat. (lihat contoh surat penawaran). (5) Semua surat Penawaran, dan lampirannya yang dimasukkan dalam sampul penawaran, diserahkan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa, pada alamat dan pada waktu yang telah ditentukan didalam Undangan lelang. untuk Jaminan Penawaran asli tidak ikut dimasukkan dalam sampul penawaran. (6) Suatu penawaran dinyatakan tidak sah apabila: 6.1 Surat-surat yang tidak menggunakan kertas kop perusahaan sesuai dengan pasal 7 ayat 2. 6.2 6.3 Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup. Surat Penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB serta surat-surat lainnya khusus halaman pertama tidak dibuat diatas kertas kop pemborong yang bersangkutan. 6.4 tidak ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama atau penerima kuasa dari pemimpin/direktur utama yang namanya tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya yang diangkat oleh kantor pusat atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama (associatioan agreement) adalah yang berhak mewakili asosiasi (pejabat dari perusahaan utama /lead firm). 6.5 surat penawaran tidak diberi materai Rp 6000,- tidak diberi tanggal dan tidak terkena tanda tangan penawar, tidak ada cap perusahaan. 6.6 Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun huruf (buram/sama sekali tidak dapat dibaca).

97

6.7

Terdapat

salah

satu

lampiran

surat

penawaran

yang

tidak

ditandatangani oleh penawar dan dan tidak diberi cap dari pemborong yang tidak diundang. 6.8 6.9 Surat penawaran dari pemborong yang tidak diundang. Surat penawaran yang tidak lengkap lampirannya.

6.10 Tidak mencantumkan masa berlakunya penawaran, atau mencantumkan kurun waktu kurang dari yang diminta dalam dokumen lelang. 6.11 Jaminan penawaran tidak dikeluarkan oleh bank Pemerintah atau Lembaga Keuangan. 6.12 Besaran jaminan kurang dari nominal yang dipersyaratkan dalam dokumen. 6.13 Masa berlakunaya kurang dari yang dipersyaratkan dalam dokumen lelang. 6.14 tidak ada daftar kuantitas dan harga (BQ). CONTOH SURAT PENAWARAN :

KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN


Nomor : Lamp : Perihal : Surat Penawaran Pekerjaan Kepada .. Jl. . SEMARANG Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada hari.tanggal bulan.tahun. dengan mengambil tempat di.yang bertanda tangan bawah ini: Nama Jabatan Alamat : . : . : . di

Berkedudukan : .

98

Dengan ini menyatakan : 1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan-bangunan negara. 2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam

dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal .. 3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang mungkin ada atas dasar bestek. 4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak. 5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank sebesar Rp 6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan kontrak. 7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk : a. Pekerjaan b. Lokasi c. Denagn harga borongan d. Jangka waktu pelaksanaan : : : Rp : ( (terbilang) ) hari kalender ( ) hari

e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : kalender

Semarang, Hormat Kami, CV/ PT.

2004

Materai Rp. 6000,Cap perusahaan

Nama Terang Direktur

99

PASAL 6

: HARGA PENAWARAN

(1) Harga penawaran harus dicantumkan dalam surat Penawaran Asli dalam Rupiah dan jumlahnya dibulatkan ke bawah dalam ribuan. (2) Harga Penawaran bersifat Lump Sum (fixed Price) yang meliputi Nilai semua pekerjaan yang tercantum dalam Gambar, Spesifikasi Teknis, Berita Acara Aanwijzimg, jawaban-jawaban Pertanyaan Tertulis, Addendum dan semua isi Dokumen Lelang. (3) Harga penawaran bersifat Lump Sum Fixed Price dan tidak akan berubah karena kenaikan /fluktuasi harga bahan, material, peralatan, upah, jasa, tarif listrik, BBM, HPS semen, Pajak-pajak, fluktuasi nilai kurs mata uang Rupiah terhadap mata uang asing. Kebijakan pemerintah dalam bidang moneter. (4) Harga penawaran dan segala biaya dan harga lainnya yang dicantumkan adalah lump sum/jumlah tetap dan tidak berubah. Pada item pekerjaan tertentu atau perubahan atau tambahan pekerjaan berdasarkan instruksi tertulis dari MK yang akan dihitung sebagai Pekerjaan Tambah atau kurang berdasarkan harga satuan dalam Bill of Quantity (BQ). (5) Harga Penawaran tetap sesuai dengan yang dimaksud dalam dokumen lelang ini meskipun Peserta lelang telah (ada) menambah, mencoret, atau mengganti sebagian atau seluruhnya dari kalimat-kalimat yang tertera dalam Dokumen lelang ini (keterangan tambahan dapat dilihat pada pasal 5 butir (9). (6) Peserta Lelang diharuskan untuk memberikan harga Penawaran dalam batasbatas yang wajar dan dapat dipertanggung jawabkan Panitia Pengadaan barang/jasa mempunyai hak untuk mendiskualifikasi Peserta Lelang, jika dianggap bahwa Penawaran Harga diajukan diluar batas-batas yang wajar. (7) Bilamana terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam angka dan huruf maka nilai penawaran yang diakui adalah nilai dalam tulisan huruf. Kesalahan Aritmatik tidak akan mengubah peringkat dan akan

diperhitungkan dalam klarifikasi. PASAL 8 : PEMBUKAAN SURAT PENAWARAN

(1) Pada akhir batas penyampaian dokumen penawaran , panitia membuka rapat pembukaan dokumen penawaran, menyatakan dihadapan para peserta

100

pelelangan bahwa saat pemasukan dokumen penawaran telah ditutup sesuai waktu yang disepakati, serta menolak dokumen penawaran yang terlambat dan atau tambahan dokumen penawaran, kemudian membuka dokumen penawaran yang masuk. (2) Bagi penawaran yang disampaikan melalui pos dan diterima terlambat, panitia membuka sampul luar dokumen penawaran untuk mengetahui alamat peserta lelang. Panitia segera memberitahukan kepada calon pemborong (penyedia jasa) yang bersangkutan untuk mengambil kembali seluruh dokumen penawaran. Pengembalian dokumen penawaran disertai dengan serah terima. (3) Panitia akan menunjuk 2 (dua) wakil dari peserta pelelangan yang hadir sebagai saksi. (4) Panitia membuka kotak dan sampul dokumen penawaran dihadapan para peserta lelang. Setelah sampul dokumen penawaran dibuka, Panitia akan memeriksa, menunjukkan dan membacakan dihadapan para peserta pelelangan mengenai dokumen penawaran. PASAL 9 : PENILAIAN PENAWARAN

(1) Semua penawaran yang masuk akan dievaluasi dan diteliti oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa. Hasil evaluasi dokumen penawaran akan

dilaporakan kepada pemberi Tugas/Pengguna Jasa. Pemberi Tugas/Pengguna Jasa mempertimbangkan usulan Panitia Pelelangan untuk ditetapkan pemenangnya. (2) Penetapan Pemenang didasarkan atas: 2.1 2.2 2.3 Penawaran memenuhi Syarat-syarat Administrasi dan dinyatakan sah. Penawaran secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Harga penawaran dapat dipertanggungjawabkan setelah diadakan proses penilaian dengan ketentuan bahwa penunjukan Pemenang Lelang terikat pada Penawaran yang terendah. PASAL 10 : KEPUTUSAN HASIL PELELANGAN

(1) Penetapan Pemenang oleh Pemberi Tugas/Pengguna Jasa

101

Atas penetapan tersebut kepada peserta diberi waktu 5 (lima) hari untuk mengajukan sanggahan dalam hal prosedur pelelangan menyimpang dari ketentuan. (2) Surat keputusan ini berikut penetapan Pemenang Pelelangan, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) serta Dokumen Pelelangan lainnya merupakan dasar dari Perjanjian Kontrak. PASAL 11 : PELELANGAN ULANG/PEMBATALAN LELANG

(1) Pelelangan dinyatakan gagal atau pelelangan diulang apabila: 1.1 1.2 1.3 1.4 Penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga). Tidak ada penawaran yang memenuhi persyaratan. Nilai penawaran yang masuk kesemuanya melebihi dana yang tersedia. Pemenang yang ditunjuk mengundurkan diri dan calon pemenang berikutnya tidak bersedia melaksanakan pekerjaan tersebut. 1.5 Kesalahan prosedur pelelangan yang menyebabkan pelelangan harus diulang. 1.6 Sanggahan peserta lelang atas kesalahan prosedur atau pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN yang ternyata benar. 1.7 Sehubungan dengan butir-butir tersebut diatas pada pasal ini disebabkan oleh sesuatu hal Pemberi Tugas/Pengguna jasa terpaksa membatalkan Pelelangan, maka Peserta Lelang tidak dapat menuntut ganti rugi kepada Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atas biaya/kerugian yang telah dikeluarkan oleh peserta lelang. Pemberi Tugas/Pengguna Jasa berhak untuk mengadakan Pelelangan Ulang dengan mengikutsertakan Peserta Lelang yang baru, dan berhak untuk tidak mengikutsertakan Peserta Lelang yang telah diundang dalam Pelelangan sebelumnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. PASAL 12 : SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

(1) Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) ditandatangani maka Perjanjian Pemborongan (kontrak) harus sudah ditandatangani.

102

(2) Selambat-lambatnya 14 hari sejak tanggal penandatanganan Perjanjian Pemborongan (kontrak), maka Pemberi Tugas/Pengguna Jasa akan menerbitkan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja). (3) Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) Pemborong harus sudah mulai pekerjaan lapangan.

SPESIFIKASI STRUKTUR
PASAL 1 : PENJELASAN UMUM 1. Rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan struktur (Spesifikasi Struktur) ini, dibuat dengan maksud agar Konstruksi Struktur yang akan dikerjakan memenuhi kualitas/Persyaratan-persyaratan yang tertuang dalam gambar danspesifikasi struktur ini serta Berita Acara. 2. Pemborong berkewajiban untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan struktur sesuai dengan spesifikasi struktur ini dan gambar-gambar struktur terlampir serta Berita Acara Rapat Penjelasan. 3. Walaupun ada Direksi/MK dengan tugas pengawasannya, Pemborong wajib mempunyai Bagian/ Team Quality Control tersendiri yang khusus mengawasi pekerja-pekerja dan produknya agar sesuai dengan Spesifikasi dan gambar Struktur serta Berita Acara Rapat Penjelasan. 4. Pemborong berkewajiban memeriksa kesesuaian gambar-gambar struktur, Arsitektur, Mechanical dan Electrical beserta spesifikasinya masing-masing dan melaporkan kepada Direksi/MK apabila terdapat ketidaksesuaian. PASAL 2 1. : PEKERJAAN PENDAHULUAN

Pekerjaan Stripping Seluruh Tapak Bangunan ditambah 3 M dari sisi-sisi Tapak Bangunan harus dibersihkan dari humus dan Lumpur dengan cara stripping. a. Stripping/Penebasan/Pembabatan tersebut harus dilakukan terhadap semua sampah-sampah, puing-puing, semak-semak belukar dan tanaman-tanaman kecuali apabila ada beberapa tanaman yang dipertahankan sesuai gambar dan atau petunjuk Direksi/MK.

103

b.

Semua sisa tanaman seperti akar-akar harus dihilangkan sampai kedalaman minimum 50 cm dibawah permukaan tanah setelah Stripping.

2.

Pengukuran Tapak Kembali a. Pemborong diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keteranganketerangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon, letak batasbatas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya. b. Ketidakcocokkan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Direksi/MK untuk dimintakan keputusannya. c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya boleh dilakukan dengan alat-alat waterpas/theodolit yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan. d. Segala pekerjaan pengukuran tapak menjadi tanggungan

Pemborong. 3. Tugu Patokan Dasar (Reference Bench Mark) a. b. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Direksi/MK. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurangkurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam tanah dengan bagian yang menonjol diatas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya. c. d. Tugu patokan dasar harus dibuat permanen, Segala pekerjaan pembuatan/pemasangan tugu patokan dasar menjadi tanggungan Pemborong. e. Pada waktu pematokan (penentuan) peil dan setiap sudut-sudut tapak (perpindahan) Pemborong wajib membuat Shop Drawing dahulu sesuai keadaan lapangan. 4. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank) a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patokan kayu semutu Meranti Merah dengan ukuran kaso (5/7 cm),yang tertancap dalam

104

tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain. b. Papan dasar pelaksanaan/Bouwplank dibuat dengan kayu meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpas). c. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi atau sejauh jarak tertentu sehingga tidak terganggu oleh pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan. d. Pada papan dasar pelaksanaan harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan semua asas bangunan dan peil 0.00 atau peil reference lainnya dengan cat berwarna jelas dan tidak boleh hilang apabila terkena air/air hujan.peil 0.00 adalah peil lantai dasar bangunan. e. Setelah selesai pemasangan papan pelaksanaan, Pemborong harus melapor kepada Direksi/MK. PASAL 3 1. : PEKERJAAN GALIAN PONDASI

Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/peralatanperalatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik. b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi/ basement untuk pekerjaan sub struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi/MK, termasuk didalamnya adalah pada pekerjaan resevoir, pit, saluran-saluran dan pekerjaanpekerjaan lain sesuai gambar yang memerlukan galian. c. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara pelaksanaannya (jika ada) terutama untuk galian yang membahayakan bangunan eksesting dan pekerja. d. Pembangunan sisa galian yang disetujui Direksi/MK atas biaya pemborong.

2.

Syarat-syarat Pelaksanaan

105

a.

Galian tanah untuk Resevoir, saluran air, pondasi dan galian-galian lainnya harus sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar.

b.

Apabila penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan, maka pemborong harus mengisi/mengurug kembali daerah tersebut dengan bahan pondasi yang sama untuk daerah yang bersangkutan.

c.

Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan selapis demi selapis, dan di tumbuk sampai padat sesuai dengan yang disyaratkan pada pasal 04 mengenai Pekerjaan Urugan dan Pemadatan.

d.

Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan tebal setiap lapisan 15 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi struktur pada pasal 04.

e.

Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada waktu pekerjaan struktur harus disediakan pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindari tergenangnya air lumpur pada dasar galian.

PASAL 4 1.

: PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.

2.

Persyaratan Bahan Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Jenis tanah adalah Sandy Clay atau pasir urug.

106

b. Tanah harus tidak mengandung akar, kotoran seperti puing bekas bongkaran, bekas dinding bata, beton dan bahan organis lainnya. c. Tidak mengandung batuan yang lebih besar dari 10 cm. d. Terlabih dahulu diadakan test Kepadatan Maksimum pada kadar air. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal max. tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan test kepadatan optimum harus mengikuti ASTM.D-1557-70. b. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Pemborong harus membuat saluran-saluran sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut misalnya dengan bantuan pompa air. c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan sebagainya. d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi/MK maka pemadatan pada material urug dari atau Sandy Clay tidak boleh dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat/compactor. e. Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan, harus diurug kembali sehingga mencapai kerataan yang ditetapkan dengan bahan urugan yang dipadatkan, kecuali untuk daerah galian pondasi harus mengikuti pasal 03 mengenai Pekerjaan Galian Pondasi. f. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan adalah 50 mm terhadap kerataan yang ditentukan. g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi/MK. Semua hasil-hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patokpatok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanaga tersebut.

107

h. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kapadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya. i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi/MK atas biaya Pemborong. PASAL 5 : PEKERJAAN URUGAN PASIR URUG / SIRTU PADAT

1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik. b. Pekerjaan urugan pasir urug/sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah seperti pondasi, lantai basement, pile cap dll. 2. Persyaratan Bahan a. Sirtu kelas A yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan keras, bebas dari lupur, tanah lempung, dan lain sebagainya. b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi/MK. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5 cm, hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar. b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui Direksi/MK. PASAL 6 : PEKERJAAN URUGAN KEMBALI BEKAS GALIAN PONDASI 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini

108

dengan baik. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan kembali bekas galian, yaitu bekas galian pile Cap, Tie Beam, Septictank dan semua pekerjaan ynag ditujukkan dalam gambar struktur atau sesuai petunjuk Direksi/MK. 2. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Kayu-kayu bekas bekisting atau lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada waktu pengurugan dilaksanakan kecuali jika ada persetujuan tertulis dari Direksi/MK. b. Syarat-syarat lain yang harus sesuai dengan yang diuraikan dalam pasal 04 butir 3 ayat a s/d n. PASAL 7 1. : PEKERJAAN ACUAN/BEKISTING

Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton.

2.

Persyaratan Bahan Bahan dalam bentuk: Beton, baja, pasangan bata, yang diplester atau kayu.

3.

Syarat-syarat Pelaksanaan a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain. b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam gambar stuktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran/finishing. f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat seperti potongan-potongan kawat, paku, tahi gergaji, tanah dan sebagainya. g. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran, kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.

109

i.

Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

k.

Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.

l.

Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger besi (scalfolding).

4. Pembongkaran a. Pembongkaran dilakukan bila cetakannya dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya. b. Cetakan-cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut : - Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari. - Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani 21 hari. c. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak bergelombang, berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala keropos/tidak sempurna. d. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat pemindahan. e. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh Direksi/MK sehingga tidak mengganggu lahan kerja. f. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Direksi/Mk mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat sebagai berikut : Konstruksi beton yang keropos yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.

110

Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah direncanakan.

Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang memperlemah kekuatan konstruksi.

PASAL 8 1.

: PEKERJAAN LANTAI KERJA

Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing/struktur pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2.

Persyaratan Bahan a. b. c. d. Semen Portland harus memenuhi Pedoman beton 1989. Pasir Beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 dan PB 1989. Krikil/split harus memenuhi PUBI 82 dan Pb 1989. Air kerja harus memenuhi persyaratan yang memenuhi PB 1989.

3.

Syarat-syarat Pelaksanaan a. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas,tetapi dibutuhkan untuk menyelesaikan penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh Direksi/MK. b. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung maksimal. c. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan krikil atau split dengan perbandingan 1:2:3 atau dapat menggunakan beton mutu B0 (Tanpa Tulangan).

111

PASAL 9 1.

: PEKERJAAN BETON BERTULANG

Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang tercantum dalam gambar, baik untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi maupun Struktur Atas.

2.

Peraturan-peraturan Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut: Standar Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI.03-1726-2003. Tata Cara Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung, SNI.1727.1989-F

3. Keahlian dan Pertukangan Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan, termasuk ketentuan, tolerensi dan penyelesaian. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak langsung di atas tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan beton mutu B0 (tanpa tulangan) setebal minimum 5 cm atau seperti tercantum pada gambar pelaksanaan. 4. Persyaratan Bahan a. Semen Semua semen yang digunakan adalah semen portland setara semen Holcim. b. Agregat (Aggregates).

112

Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotorankotoran lainnya). Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm c. Air Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali), tulangan, minyak atau lemak. d. Besi Beton (Steel Bar) Semua besi beton yang digunakan bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya). Jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan, mempunyai penampang yang sama rata. e. Kualitas Beton 1) Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah beton Ready Mix K-225 (tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari). 2) Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh direksi/MK dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton

karakteristiknya. 5. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix : 1. Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready mix dilakukan pada Supplier Beton Ready Mix yang stabilitas mutunya, kontinuitas penyediaannya dan mempunyai/mengambil material-material dari tempat tertentu ynag tetap dan bermutu baik. 2. Direksi/MK akan menolak setiap Beton Ready Mix yang sudah mengeras untuk tidak digunakan dalam pengecoran.

113

3. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari Pemborong. b. Adukan Beton Yang Dibuat di tempat (Site Miking) Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat : Semen diukur menurut berat. Agregat diukur menurut berat. Pasir diukur menurut berat. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (concrete batching plant). c. Test Beton (Pengujian Mutu Beton) 1) Untuk benda uji kubus, cetakan harus berbentuk kubus dengan ukuran 15 cm x 15 cm x 15 cm, sedangkan untuk benda uji berbentuk silinder. 2) Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan juringnya harus dibawah pengawasan Direksi/MK. 3) Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal pengecoran, bagian struktur yang

bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat. d. Pengecoran Beton 1) Pemborong harus mengajukan permohonan tertuliskepada Direksi/MK minimal 3 (tiga) izin pengecoran hari sebelum

tanggal/hari pengecoran. 2) Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor terlebih dahulu dibersihkan dari segala kotoran-kotoran (potongan kayu, batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air semen. 3) Pengecoran dilakukan selapis demi selapis. 4) Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus (continue/tanpa berhenti), adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit selam pengangkutan, tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.

114

e.

Pemadatan Beton 1) Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran yang sesuai selama pengecoran berlangsung. 2) Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey comb), yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka. 3) Pemborong harus menyiapkan vibrator-vibrator dalam jumlah yang cukup untuk masing-masing ukuran yang diperlukan untuk menjamin pemadatan yang baik. Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan kearah horisontal karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan. 4) Saat pengecoran pemborong harus menyediakan paling sedikit 2 (dua) vibrator cadangan.

f.

Siar Pelaksanaan dan Urutan/Pola Pelaksanaan Permukaan dari beton lama supaya dibersihkan dangan seksama dan dikasarkan. Kotoran-kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar tampak.

h.

Curing Dan Perlindungan Atas Beton 1) Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. 2) Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari. 3) Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin. Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki.

i.

Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton 1) Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti/tepat pada posisi pembengkokan sesuai gambar. 2) Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan gambar dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.

115

3) Pemasangan selimut beton (beton deking) harus sesuai dengan gambar detail standard penulangan. 4) Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain ynag dapat mengurangi daya lekat. 5) Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam pemanpang beton, sehingga tidak menonjol kepermukaan beton. 6) Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai dengan gambar. 7) Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih dari semua kotoran-kotoran. PEKERJAAN ARSITEKTUR PEKERJAAN UBIN KERAMIK 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan Ubin Keramik/Ceramik Tile untuk pekerjaan Finishing Lantai, Dinding dan/atau seperti tercantum dalam Gambar Kerja. 2. Persyaratan Pelaksanaan Adukan yang dipakai 1 PC : 4 Pasir, tebal 2 cm diberi campuran additive calbond. Pasir yang dipakai mempunyai gradasi 2 mm, harus dicuci dan disaring. Tidak dibenarkan menyiram Air Semen ke permukaannya. Pola pemasangan Ubin Keramik harus sesuai dengan Gambar Kerja / Shop Drawing atau sesuai dengan petunjuk pabrik. Toleransi kecekungan adalali 2,5 mm untuk setiap 2 m2. Garis-garis tepi Ubin Keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar siar harus sama yaitu maximum 3 mm dengan kedalaman 2 mm. Persyaratan pelaksanaan aduk & pengisi aduk perekat harus sesuai dengan spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik. PEKERJAAN DINDING BATU BATA 1. Lingkup Pekerjaan

116

Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi / MK. 2. Syarat.-syarat Pelaksanaan a. Seluruh dinding dari pasangan batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 3 PSR : 10 KPR, kecuali pasangan batu bata semen trasram b. Untuk dinding trasram/rapat air dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 200 cm di atas permukaan lantai setempat untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (toilet, kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata di bawah permukaan tanah. c. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam atau drum hingga jernih. d. Setelah batang terpasang dengan aduk, naad/siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air. e. Dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu dan siar-siar dibersihkan. f. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maximum 24 lapis per harinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu yang luasnya maksimal 9" harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 15 x 15 cm dengan tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm beugel diameter : 6 mm jarak 10 cm, sedangkan jarak antar kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter. g. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan batu bata sama sekali tidak diperkenankan. h. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang

117

terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan hal lain hal ditentukan lain oleh Direksi / MK. i. Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah lebih dari dua.

j. Pasangan dinding batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. lantai k. Pasangan batu bata trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diisi dengan adukan 1PC : 4 pasir. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi : Berapen Plesteran Plesteran kedap air Plesteran halus/aci halus

Dan/atau seperti ketentuan dalam Gambar Kerja Pekerjaan plesteran ini, untuk semua permukaan pasangan batu bata baru serta permukaan beton yang terlihat dinyatakan tampak ataupun yang diperlukan untuk difinish. 2. Persyaratan Bahan a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah yang cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit b. Berapen adalah plesteran kasar dengan campuran aduk kedap air yaitu 1 Pc : 4 Psr dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan batu bata yang tertanam dalam tanah hingga ke permukaan tanah dan/atau lantai. c. Plesteran adalah campuran 1 Pc: 3 Psr : 10 Kpr. d. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian dalam bangunan terkecuali yang dinyatakan kedap air seperti tercantum dalam Gambar Kerja. e. Plesteran kedap air adalah campuran 1 Pc : 4 Psr.

118

f. Aduk plesteran ini untuk menutup semua permukaan dinding pasangan batu bata bagian luar/tepi luar bangunan, semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan batu bata seperti tercantum dalam Gambar Kerja. g. Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga mendapat campuran yang homogen. Plesteran ini adalah pekerjaan finishing yang dilaksanakan setelah aduk plesteran sebagai lapisan dasar beruinur 7 hari (sudah kering benar) h. Semua jenis aduk plesteran di atas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu segar, belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. i. Permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaann plesteran tersebut khususnya plesteran halus harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga serta berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun benda-benda lain yang membuat cacat. j. Sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran pada permukaan pasangan batu bata dan beton, permukaan beton harus dibersilikan dari sisa-sisa bekisting kemudian di ketrek/scratched. k. Semua lubang-lubang bekas pengikat existing atau formite harus tertutup aduk plesteran. l. Pekerjaan plesteran halus adalah semua permukaan pasangan batu bata dan beton yang akan difinish dengan cat. m. Semua permukaan yang akan menerima bahan finishing, misalnya ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesteran harus diberi alur-alur garis horisontal untuk memberi ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material finishing tersebut. Pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan finishing tersebut cacat. n. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan

dinding/kolom/lantai yang dinyatakan dalam Gambar Kerja dan/atau sesuai peil-peil yang diminta dalam Gambar Kerja.

119

o. Tebal plesteran minimal 1 cm, maksimal 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 3 cm, maka diharuskan menggunakan kawat ayam yang diikatkan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan untuk memperkuat daya lekat plesteran. p. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi perlengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm , untuk setiap jarak 2 M. Sponengan harus rapi dan lurus. q. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar, tidak secara tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. r. Pembasahan tersebut adalah selama 7 hari setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu mcnyiram dengan air sekurang-kurangnya dua kali sehari sampai jenuh. Jika terjadi keretakan, Kontraktor harus membongkar dan MK. s. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing pernuikaan plesteran dilakukan sebelum plesteran beruinur lebih dari 2 minggu. t. Untuk perbaikan bekas bobokan instalasi ME sebelum diplester kembali harus menggunakan kawat ayam yang dikaitkan ke permukaan pasangan bata/beton. PEKERJAAN DINDING KERAMIK 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan dinding keramik meliputi seluruh detail yang memperbaiki sampai hasilnya dinyatakan diterima oleh Direksi /

disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/MK. 2. Lingkup Pekerjaan a. Jenis : Ceramic tile

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini hams sesuai dengan peraturan peraturan ASTM, Peraturan keramik Indonesia (Nl-19) dan dari distributor

120

Laticrete harus memberikan supervisi dan garansi pemasangan selama 5 tahun c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi / MK. d. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi/MK. e. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi/MK. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pada permukaan dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung diletakkan, dengan menggunakan perekatan seperti contoh di atas, sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar. b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya akan ditentukan kemudian. c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari jenis produk yang berlainan) kepada Direksi/MK dan Perencana untuk memperoleh persetujuan. d. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola pemasangan bahan yang disetujui oleh Direksi/MK dan Perencana e. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu , sesuai petunjuk pabrik. f. Pemasangan harus diiakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam pemasangan keramik. g. Bidang dinding keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

121

h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi/MK sebelum pekerjaan pemasangan dimulai. i. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam nodanoda yang melekat. j. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jernih. k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar. PEKERJAAN DAUN PINTU KAYU 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna. b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kayu dipasang pada seluruh detail sesuai yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan rangka dari kayu Jati yang telah dikeringkan dengan oven, dianti rayap, mutu A, kelas kuat I-II dan kelas awet I. b. Mutu dan kualitas kayu dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5 (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan dalam SII 0458-81. c. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. d. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %. e. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan /pelekatan lembaran panil dan rangka, apabila diperlukan digunakan lem kayu produk dalam negeri yang bermutu baik, harus yang disetujui Direksi/MK sesuai dengan contoh yang diajukan Kontraktor. f. Bahan finishing daun pintu : - cat kayu melamic. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan

122

a. Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan/material yang digunakan kepada Direksi/MK untuk mendapatkan persetujuannya. b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-ganibar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubanglubang). c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban. d. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka kayu dan penguat lain, agar tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan, tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan. e. Semua permukaan kayu harus diserut halus, rata. lurus dan siku sisi-sisinya satu sama lain. f. Daun pintu setelah dipasang halus rata, tidak bergelombang, tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan sempurna. PEKERJAAN KUSEN KAYU 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan pembuatan kasen kayu meliputi seluruh detail yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan kosen dari kayu Jati yang telah dikeringkan/oven, mutu kelas A, kelas kuat I-II dan kelas awet 1. b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat dan peraturan kayu bangunan untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI, PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458-Sl. c. Persyaratan pengawetan bahan kayu harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Standard Kehutanan Indonesia (SKI) No. C-M-001 : 1987.

123

Bahan pengawet yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam tabel I dan 2. d. Pengawet kayu Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan "Tanalith CT 116/Diffusol CB concetrate" atau cara-cara lain dari pengawetan kayu yang diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi / MK. e. Ukuran finish kosen sesuai detail gambar. .

f. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dan NI-5, (PKKI tahun 1961), PUBI 82 pasal 37 dan memenuhi persyaratan SII 0458-81. g. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. h. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu kosen yang digunakan. i. Accessories. Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis. Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja dipakai ketebalan 2 mm. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-

lubang) termasuk mempelajari bentuk pola, lay out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai garnbar. b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dari kerusakan dan kelembaban. c. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.

124

d.

Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-sisinya dan di Iapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.

e. f.

Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan pintu/jendela

g.

Detail kosen dan sanibungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type pintu/jendela yang akan terpasang.

h.

Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus lurus dan siku, sehingga mekanisme pembuatan pintu/jendela bekerja dengan sempurna.

i.

Kosen tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing lainnya sebelum diperiksa dan diteliti Direksi / MK.

j.

Semua kosen yang melekat pada dinding beton/bata diberi penguat angker diameter minimum 10 mm. Pada setiap sisi kosen pintu yang tegak dipasang 3 angker dan untuk sisi kosen jendela 2 angker.

k.

Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

PEKERJAAN CERMIN 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan cermin sebagai pelengkap wastafel. Ukuran cermin 50 x 60 cm, dipasang pada setiap wastafel. KERJAAN PINTU DAN JENDELA DAUN KACA 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail yang dinyatakan/ditunjukkan dalam ganibar.

125

2. Persyaratan Bahan a. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercakbercak, tidak bergelombang dan harus mcmenuhi standar bahan yang berlaku di Indonesia. b. Rangka mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang digunakan untuk kosen. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. 3. Syarat-syarat Pelaksnaan a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar kerja, persyaratan-persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian. b. Syarat dan Mutu Dimensi. Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm. Kesikuan.

c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1.5 mm/in, kecuali disyaratkan lain oleh direksi. d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan gambar kerja, buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk Direksi/MK. e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaea khusus, sesuai standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak akibat pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk tembereng. f. Pekerjaan Pemasangan Kaca. Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka pemegang tersebut. Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang harus diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan rangka seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.

126

g. Kualitas Pekerjaan Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list maupun skrup. Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser dari rangka pemegang dan list yang ada. Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan tergores. Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah. Kontraktor wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan dari kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar mudah terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung jawab kontraktor untuk memperbaiki sampai pekerjaan selesai. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI 1. Lingkup Pekerjaan a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahanbahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna. b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alatalat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar. 2. Lingkup Pekerjaan a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan. yang telah disetujui Direksi/MK. b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gambar. c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel.

127

d. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu e. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali. f. Pemasangan door closer pada batang kosen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan baik. g. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop, dipasang dengan baik pada lantai dengan menggunakan sekrup. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. b. Apabila dianggap perlu, Direksi /MK dapat meminta untuk mengadakan testtest laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut. d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah dan pintu semua. e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat. f. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat, misalnya Stainlees steel. PEKERJAAN PLAFOND ASBES PLAT 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pemasangan plafond asbes plat seperti yang yang ditunjukkan dalam gambar kerja

128

2. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Pada pekerjaan plafond perlu diperhatikan adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat. b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang terletak di atas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l : elektrikal, AC, sound system, tire alarm/fire detector, sprinkler dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan. c. Apabila pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum dalam Gambar Rencana Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar instalasi yang lain.

d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar Kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana.
PEKERJAAN CAT EMULSI 1. Lingkup Pekerjaan Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar 2. Syarat-syarat Bahan a. Semua bahan cat yang digunakan adalah: cat produk Mowilex atau setara Cat dinding luar/exterior. b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pada pasal 54 dan NI-4. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah). b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan. c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotorankotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.

129

d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan. e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/MK. f. Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, kontraktor harus

menyerahkan/mengirimknn contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi/MK, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan. g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya. h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan. i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraklor untuk mendapatkan persetujuan Direksi/MK sebelum pekerjaan

dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan. j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain. k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan. l. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya. m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja

terampil/berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan sempurna. PEKERJAAN PENGECATAN KAYU ACID CURING (MELAMIC) 1. Lingkup Pekerjaan

130

Pekerjaan pengecatan ini dilakukan meliputi pengecatan permukaan kayu yang nampak serta pada seluruh detail yang disebut/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi/MK. 2. Persyaratan Bahan a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik. Harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak cacat. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut diatas mengenai kemurnian cat yang akan digunakan. 3. Syarat-syarat Pelaksanaan Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan pecah-pecah). Bidang permukaan pengecatan harus dibuat rata dan halus dengan bahan amplas besi dan setelah memenuhi persyaratannya barulah siap untuk dimulai pekerjaan pengecatan dengan persetujuan Direksi/MK. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang pengecatan. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotorankotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan serta dalam keadaan kering. Hasil akhir finishing melamic harus rata, permukaannya halus dan intensitas warna untuk setiap bagian interior, furniture harus sama (disesuaikan colour scheme material). PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN a. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup pekerjaan seperti yang tercantum di gambar kerja dan terurai dalam buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi menjadi tanggung jawab kontraktor.

131

b. Selama pembangunan berlangsung kontraktor harus menjaga keamanan bahan/material maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima. c. Kontraktor harus membuat pengamanan terhadap barang/material yang terpasang dari kerusakan-kerusakan untuk meminimalkan pekerjaan perbaikan d. Kontraktor harus membuat pagar pengaman sementara dari kayu ataupun material lain untuk melindungi atau menghindarkan adanya kecelakaan akibat adanya lubang shaft, lubang tangga atau bagian bangunan yang belum selesai yang bisa menyebabkan seseorang terjatuh ke dalamnya. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL KETENTUAN UMUM 1. Ketentuan Pemborong Pemborong atau sub pemborong untuk pekerjaan instalasi Mekanikal dan elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut : a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku, antara lain : Instalasi listrik dan penangkal petir. SIKA / SPI dari PLN Jateng Instalasi Air / Plumbing / Deep Well TDR dari Jateng Ijin kerja dari PAM Jateng Ijin kerja pembuatan sumur bor b. Pemborong atau Sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan instalasi mekanikal dan elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan : Ketentuan umum ini Uraian dan ketentuan teknis Gambar-gambar bestek Ketentuan administrasi Perintah Konsultan Pengawas di lapangan baik tertulis maupun lisan

2. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan untuk pemasangan instalasi adalah : a. Untuk instalasi listrik :

132

Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987 (PUIL 1987) Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978) Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No. 024PRT/1978) Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 59/PD/1980.

b. Untuk Instalasi Plumbing dan Deep well : Pedoman Plumbing Indonesia 1979 (PPI 1979) Peraturan Pokok Teknik Penyehatan Mengenai Air Minum dan Air Buangan : Rancangan 1968. (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan). c. Ketentuan dari PAM setempat.

Untuk Instalasi Penangkal Petir : PUIL 1987 Pedoman Instalsi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 28/DP/1978. Pedoman 699.887.2. Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC

d. Untuk Instalasi Telepon : Peraturan Instalasi SLTO/STLTD dan Peraturan Sentral Telepon Langganan, PT Telekomunikasi. Pedoman pemasangan saluran rumah gedung bertingkat Perumtel. Spesifikasi Sentral Telepon Langganan Otomat/tidk Otomat Litbangel Perum. Telekomunikasi. Petunjuk yang diberikan oleh pabrik pemuat.

3. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan. Ketentuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan : a. Lingkup Pekerjaan. Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.

133

Pengurusan

izin-izin

sampai

memperoleh

izin/sertifikat

yang

diperlukan kepada Badan/jawatan yang berwenang untuk instalasi dan Jawatan Keselamatan Kerja. Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang terpasang. Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga mengenai betul seluruh instalasi. Penyambungan PLN. PAM, telepon penyambungan dan pemasangan (jasa pengurusan).

b. Penjelasan Umum Pekerjaan : Semua ketentuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat pemborong dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini. Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera dibicarakan dengan konsultan pengawas. Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan, pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada konsultan pengawas. c. Syarat Mengenai Bahan : Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas. Apabila peralatan tersebut menurut pendapat konsutan pengawas tidak memenuhi syarat, maka pihak pemborong harus segera menyingkirkan bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik. d. Syarat Keselamatan Kerja Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja yang memenuhi syarat-syarat/peraturan perburuhan, disamping syarat-

134

syarat indikator yang dapat mengukur/menunjukkan adanya tegangan / arus listrik. e. Serah Terima Pekerjaan. Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh Konsultan Pengawas. Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan

penerimaan oleh pihak pemberi tugas. f. Gambar Revisi Pemborong diwajibkan untuk membuat gambar-gambar revisi instalasi yang dipasang/as built drawing untuk : Arsip pemberi tugas (3 set) Keperluan pengurusan izin-izin, sebanyak yang diperlukan.

PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI LISTRIK 1. Lingkup Pekerjaan a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commissioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan. Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari : Sub Panel Panel-panel cabang sesuai single line diagram Kabel Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency lightning) Pentanahan

b. Testing dan Commisioning. 2. Ellektrode Konduktor Pengetanahan.

135

Pipa Galvanized 2 dengan bar copper electrode ukuran 50 mm2 dan dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan pengetanahan max. 1 ohm. Kontrol box dengan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton, pengetanahn untuk pengaman harus terpisah dengan pengetanahan netral trafo, generator maupun penangkal petir. 3. Persyaratan teknis system ditribusi listrik tegangan rendah. Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi utama tegangan rendah (LVMDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar one line diagram. 4. Persyaratan Bahan. a. Panel Listrik Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama. Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam jenis master key. Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat. Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia. Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Braker, harus buatan Merlin Gerin atau sederajat. b. Kabel Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut : System MDP MDP sub Panel Kabel untuk kotak-kontak khusus Kabel penerangan dan kotak-kontak biasa Kabel lampu luar bangunan Jenis kabel NYFGBY NYY NYY NYM NYY

136

Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari LNK/SPLN. Penarikan kabel NYM dalam pipa PVC ex ega type AW. Diatas kabel DUCT.

c. Lampu-lampu (lighting fixtures) Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Lampu TL Lampu tabung merek Philips type cool daylight atau sederajat. Ballas elektronik merk Philips, arto light, LOMM atau sederajat. Body lampu dibuat dengan plat baja dengan ketebalan minimum 0,7 mm dan dicat dengan cat baker, warna putih merk LOMM atau sederajat. Lampu holder (FITTING lampu) buatan Philips atau sederajat.

Lampu pijar Philips atau sederajat Lampu langit-langit buat armature, imlex atau esderajat d. Saklar dan kotak kontak : Merk yang digunakan adalah berker, clipsal, legrand, atau sederajat 5. Persyaratan Pemasangan a. Panel Konstruksi penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang, aman dan mudah diperbaiki Tiap-tiap harus ditanahkan dengan tahanan pertanahan maksimal 5 ohm, diukur setelah tidak hujan minimum selama 2 hari b. Kabel Kabel utama Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan persyaratan umum yang berlaku. Semua penarikan kabel harus menggunakan system roll untuk memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan puntiran.

137

Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya. Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada sambungan. Semua penyambungan ke terminal bus bar di panel harus menggunakan kabel schoen dengan system pres dan patri.

Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat, terpasang pada bagian bangunan. Konduit kabel mempunyai diameter minimum 2,5 x diameter kabel. Kabel dalam bamgunan. Kabel-kabel yang turun ke kotak kontak dan saklar harus menggunakan conduit PVC/setara. Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box metal exLICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup dengan las dop 3 m.

Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari 2 jalur harus berada diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, bersifat uenis nobi dengan lebar 2 x jumlah lebar kabel.

Kotak kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai. Kapasitas kontak 10 CMP, dan untuk kotak kontak khusus 16 AMP. Saklar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas 6 AMP dan 10 AMP. Tiap grup penerangan diperkenakan maksimum 12 titik nyala. Semua imnstalasi dalam titik ruangan harus merupakan pemasangan tanah (inbow).

INSTALASI PENANGKAL PETIR 1. Pemasangan : a. Penangkal petir digunakan system sangkar Faraday dengan 14 splitz dan 2 arde pentanahan, dilaksanakan sesuai gambar dan sampai mendapat persetujuan dari instansi terkait (Depnaker).

138

b. Rod Electrode. Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga massif 1 sepanjang 60 cm). Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10 cm, bila dipakai tembaga massif bagian ujung diruncingkan sepanjang 10 cm. c. Pengukuran tahanan system : Pengukuran tahanan system dilakukan pada sambungan dalam bak control dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali pengukuran ). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R system 12 (satu) Ohm. 2. Pemborong telah menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang dicantumkan pada Ketentuan Umum. PEKERJAAN TEKNIS INSTALASI PLUMBING 1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama & siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari : a. Alat-alat Sanitair : Closet jongkok Meja cuci tangan (washtafel) Floor Drain Floor Clean out (tipe lantai) Janitor, Urinor, Skat Urinor dll Kaca cermin

b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas. Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, (bak cuci piring) dan floor drain sampai ke septicktank dan rembesan. c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar

139

d. System pembuangan pipa penguras dan over flow dari menara Air ke selokan terdekat. 2. Persyaratan bahan dan peralatan a. Alat-alat Sanitair : Merk: TOTO atau setara Closet jongkok CE 6 Washtafel L 511. V3 Cermin Urinior 57 M Wash Bak Floor drain TOTO Kraan b. Sistem Air Bersih 1) Pompa Penyalur (transfer Pump) Merk Type Daya Motor Head Kapasitas Kecepatan Pipa Tenaga Listrik Banyaknya GAE atau setara SM 441 5,5 HP 1,5 KW 15 meter 12 m3/h 1.450 rpm D 1,5 380 volt/660 volt/50 Hz 1 (satu) set

Pada pipa isap dilengkapi Strainer 1 buah Foot Valve 1 buah Stop Valve 1 buah

Pada pipa tekan dilengkapi Stop Valve 1 buah Check valve 1 buah

Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve. Pompa dilengkapi dengan water level control :

140

4 buah lower level, 2 untuk tangki atas dan 2 untuk tangki bawah 2 buah upper level, untuk tangki atas.

2) Booster pump 350 watt = 1 buah Sebagai penguat tekanan air Pempompaan air bersih pipa Pipa air bersih dipergunakan galvanized steel pipe BS 1387 das medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTHERS. Fitting T6 Untuk fitting pipa galvanized digunakan galvanized malleable iron 1560spi, screw type. Valve. Untuk valve sampai dengan diameter 2 dipergunakan bronze 150 spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas cast iron 150 spi, flange and ex KITAZAWA. c. Talang air hujan dan saringan Pipa talang disini digunakan bahan sebagai berikut : Untuk pipa dipergunakan pipa PVC sekualitas Wavin Klas AW atau yang setara Untuk fitting pipa dipergunakan PVC klas AW Wavin atau setara Saringan talang dapat dipessan dengan bahan besi cor atau dibuat dengan menggunakan pipa galvanized sesuai gambar. INSTALASI SISTEM FIRE EXTINGUISHER 1. Sistem Fire Extinguiser Yang dimaksud dengan Sistem Fire Extinguiser adaalah system pemadam kebakaran dengan mengguankan tipe portable atau beroda, dimana bahan pemadam kebakaran terdiri dari BCF, Co2 atau sejenisnya. 2. Persyaratan a. Pada umumnya berlantai lima yang luas lantainya lebih dari 200 m2 harus ada Pipa Splinkler dan alat pemadam. Pemadam kimia CO2 dengan ukuran minimal 2 kg atau alat pemadam lainnya yang sederajat pada setiap lias lantai 200 m2 dengan ketentuan minimal 2 buah untuk setiap lantai.

141

b. Titik Splinker harus ada tiap jarak 5 m dan alat pemadam portable harus ditempatkan pada tempat yng mudah terlihat dan berjarak maksimum 20 m dari setiap tempat. 3. Jenis Peralatan yang dipakai (Merk Chubbs). Type General Purpose Dry Chemical Agent Multi Purpose Dry Chemical Shell Material Iron Steel Capacity 4 kg Cargerd Weight Approx 8,0 kg Tes pressure 250 kg/cm2

PEKERJAAN AIR CONDITIONING DAN EXHAUST FAN 1. Syarat-syarat umum a. syarat umum merupakan bagian dari persyaratan dari kontrak ini apabila ada beberapa klausal-klausal dala spesifikasi ini, berarti menuntut perhatian khusus dari klausal-klausal tersbut dan berarti menghjilangkan klausal-klausal lainnya dari syarat-syarat umum. Klausal-klausal dari syarat-syarat umum hanya dianggap tidak berlaku apabila segala dalam spesifikasi ini. b. Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada agar dapat mengetahui hal-hal yang mengganggu mempengaruhi pekerjaan mechanical. Apabila timbul persoalan, kontraktor wajib mengajukan saran penyelesaian paling lambat seminggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan. c. Pada waktu pelaksanaan, kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar kerja (shop drawing) terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari konsultan, dan gambar-gambar tersebut harus diserahkan minimal dua minggu sebelum dilaksanakan. 2. Peraturan-peraturan, ijin-ijin dan standar-standar a. Instalasi yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus sesuai dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, dari jawatan keselamatan kerja.

142

b. Semua pekerjaan yang dinyatakan dalam persyaratan ini harus dilaksnakan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan atau peraturan-peraturan dari badan pem,erintah yang berwenang kontraktor ini harus menanggung biaya-biaya uintuk memperoleh ijin, pemeriksaan engujian dan lain-lain. Dan kontraktor ini harus meny\erahkan ijin-ijin atau keteranganketerangan resmi tentang instalasi kepada konsultan. 3. Petunjuk Khusus a. Gambar-gambar teersebut dibuat dengan tinta diatas kertas kalkir. b. Pemasangan out-door unit AC dan pemasangan pipanya, harus dilaksanakan serapi mungkin sesuai kebutuhan dalam gambar sehingga out-door Unit AC tersebut merupakan elelmen bangunan 4. Lingkup Pekerjaan a. Yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan AC split wall lantai 1, lantai 2 b. Penyerahan dan pemasangan lengkap alat-alat kontrol ysng dibutuhkan oleh sistem tata udara yang didinginkan sistem air. c. Starting, testing, servising dan maintenance. d. Melengkapi pekerjaan dan accesoriess tambahan yang diperlukan oleh seuruh sistem sehingga dapat berjalan dengan baik bila belum disebutkan dalam spesifikasi ini. e. Pemborong yang melaksanakan pekerjaan ini, diutamakan yang telah berpengalaman di bidang ini dan memiliki dan memiliki TDR bidang elektrical tata udara. 5. Pekerjaan Pipa, Pipa Air Dingin Pemborong harus menyediakan dan memasang sesuai dengan spesifikasi dan gambar senua pemipaan yang ada. 6. Pekerjaan Pipa Pengembunan a. Pekerjaan. Pemborong harus memasang pipa pengembunan (drain) dari mesin mesin air conditioning sampai ketempat pengembunan yang terdekat dalam saluran yang teresembunyi atau tidak dan tidak mengganggu .

143

Pemborong harus berkoordinasi, memberikan data-data ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan kepada pihak lain. b. Bahan. Sebagai pipa pengembunan (drain) dipergunakan pipa PVC (Poly Vinyl Choida) kelas AW bilamana tidak dinyatakan lain tersendiri. Pekerjaan Listrik 7. Pekerjaan listrik yang dimaksud ialah instalasi : a. Syarat-syarat Semua pekerjaan listrik yang ada harus di laksanakan sesuai dengan peraturan-peraturan PUIL 1977, persyaratan PLN, peraturan-peraturan pemerintah setempat dan jawatan keselamatan kerja. Kabel-kabel yang di sambungh harus color coded atau diberi nama. Selain dari pada itu harus pula memenuhi persyaratan standar negara dan pabrik pembuatnya. b. Bahan Semua bahan yng dipergunakan harus berkualitas yang terbaik, buatan Jerman atau USA atau yang sejenis kecuali dinyatakan lain sserta secara tersendiri. Pemborong harus berkoordinasi dengan pabrik-pabrik lain agar sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dari merk yang sama untuk seluruh proyek. c. Peralatan hendaknya di masing-masing unit terdapat sistem pengaman yang terpisah. Untuk setiap phase pada panel hendaknya diberi lampu indikator atau alat ukur lainya. Semua panel harus diberi lapisan cat anti karat. Semua panel, switch, indikator,alat-alat ukur yang ada harus diberi nama papan nama yang sejenis dan tidak mudah rusak. Semua alat-alat ukur yng terpasang harus dari daerah kerja yang sesui dengan ketelitian 2%. d. Pemyambungan kabel

144

Semua penyambungan kabel harus dilakukan sesuai dengan poersyaratan : Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung tembaga yang sesuai dan dilapisi timah putih. Penyambungan kabel berisolasi karet harus diisolasi karet. Penyambungan kabel berisolasi PVC harus diisolasi PVC. Kabel-kabel yang disambung harus color coded atau diberi nama.

e. Tarikan kabel Tarikan kabel yang berada diatas plafond harus terletak di dalam suatu cable duct sesuai dengan gambar dan spesifikasinya. Tarikan kabel dengan tarikan vertikal sepaya di klem pada dinding secara rapi dengan jarak klem 1,5 m. 2. Kipas Angin / Exhaust Fan a. Pekerjaan Penborong harus menyediakan dan m,emasang kipas angin dan exhaust fan sesuai dengan ganbar dan spesifikasi, rating CFM dengan toleransi 10%. b. Bahan Senua kipas angain dan exhauust fan yang dipasangh telah dibalans, dan diuji oleh pabriknya dan sesuai dengan gambar dan spesifikasinya, merk yang digunkan nasianal, KDK atau setara. c. Peralatan Semua kipas angin (fan) harus diberi peralatan damper otomatis yang akan membuka bila ran bekerja dan menutup bila fan berhenti. Semua kipas angin (fan) bila berhubungan langsung dengan udara luar harus diberi pelindung brid screen dari rangka alumunium atau galvanized iron mesh. Ducting yang digunakan sesuai aturan yang berlaku untuk pekerjaan AC. d. Mutu alat-alat dan bahan 1) Alat alat dan bahan yang diajukan bermutum tinggi, dimana bagian alat yang sama fungsinya harus dapat saling ditukar tukar tanpa mrnimbulkan kesulitan teknis

145

2) Alat alat harus tahan untuk dapat dipakai dalam cuca tropis. Terutama harus dipertitungkan adanya pengaruh negatif dari kelembapan yang tinggi dan harus dicegah timbulnya jamur. 3) Alat alat dan bahan bahan instalasi yang diajukan harus dalam keadaan 100 % baru. 4) Untuk penilaian mutu pada tahap permulaan, semua lat yang diajukan harus disertai dengn data teknis (brosur) agar jelas merk dan typenya. 5) Seluruh peralatan yang membangun sytem tata suara ini harus memenuhi sandard industri indonesia. 6) Saat serah terima harus dilampirkan surat garansi 1 (satu) tahun dari agen tunggal di indonesia . 7) Merk yang boleh ditawarkan adalah philips atau setaraf. e. Penjelasan sistem 1) Listrik Pengukuran dan pengujian kuat aras dan tegangan RPM setiap phase unit unit kompresor, motor dan system pengaturan listrik yang ada. Perbandingan dengan harga yang direncanakan atau data dari pabriknya. 2) Tenperatur Pengukuran dan pengujian temperatur dan kelembapan pada setiap ruang, difuser, griller, fresh air intake exhaust on dan aff koil pendingin, udara luar dan sistem pengukuran yang ada. Pengukuran dan pengujian temperatur, tekanan dan aliran yang masuk dan keluar setiap alat. f. Syarat Semua pengujian dilakuakan setelah system berjalan dengan baik secara kontinue selama 9 jam. Pengukuran dan pengujian harus dilakuakn setelah system balan sesuai atau mendekati persyaratan teknis yang direncanakan. Semua perelatan pengujian dan pengukuran harus dikalibrasi sebelum dan sesudah digunakan.

146

URAIAN DAN KETENTUAN TEKNNIS PEKERJAAN INSTALASI SOUND SYSTEM 1. Lingkup pekerjaan Pengadaan dan instalasi Back Ground Music lengkap dengan peralatan dan pengabelanya antara lain: 2. Pengujian Pekerjaan

Pemborong harus melaksanakan semua pengujian ( run test) dan balancing peralatan instalasi system air conditioning dengan disaksikan oleh pengawas yang berkepentingan . Direksi / Konsultan serta pihak pihak yang lain yang diperlukan kehadiranya. Semua kejadian tersebut dicacat dan dibuat berita acara. Jenis pekerjaan

Jenis pengerjaan pengujian balancing dan adjusting instalasi ini secara garis besarnya mencakup persoalan-persoalan sebagai berikut : a. Pipa Pengujian terhadap pada semua sambungan pipa. Music program tidak hanya diperkuat tetapi harus mempunyai derajad pengertian yang tinggi dan bebas dari gangguan listrik tegangan tinggi dan sinyal pemancar pemaqncar yang baik dalam gedung itu sendiri maupun diluar gedung seperti orari, krap dan sejenisnya. Tingkat kekerasan suara dari celling speker harus dapat diatur untuk dapat menyusuaikan dengan keadaan ruang antara lain level suara dengan volume control yang memiliki peredaran 3 db/ step. b. System pemanggilan System pemanggilan damaksudkan untuk melengkapi system komunitasi yang telah ada pada kantor tersebut. Pemanggilan adalah sarana komunitasi satu arah : Untuk menyampaikan informasi baik untuk perorangan maupun untuk selurauh karyawan.

147

Untuk mengalokasikan karyawan yang diperlukan pada saat mana tidak ada ditempat. Untuk menyampakan jalanya sidang paripurna keseluruh gedung. Berita yang disampakan harus mempunyai derajad pengertian ( intelligibility ) yang tinggi dengan kekerasan + 80 db diatas sinyal derau ( s/n rasio + /- 80 db) .

Hal ini diperlukan pengontrolan secara otomatis agar pada setiap dilaksanakan paging, volume control di by pass dan full power loud speker.

Untuk tidak menggangu kemmpuan system paging dan tidak menggangu suasana kerja seluruh lantai maka system harus direncanakan agar dapat paging perlantai dan atau seluruh lantai.

c. Emergency call Kebutuhan system tat a suara untuk satu gedung khususnya gedung bertingkat tidak terbatas untuk keperluan back ground music dan paging, tetepi juga untuk pemanggialn atau penyampaian berita darurat. Adapun berita yang disampaikan keseluruh gedung antara lain pengerahan karyawan dan atau tenaga lainya dalam keadaan evakuasi darurat. Instruksi instruksi lainya dapat disampakan keseluruh gedung.

d. Amplifer Rack ( untuk back ground music ) Amplifer rack antara lainberisi bagian bagian atau rungsi rungsi tersebut: 1) 1 (satu ) set input source, terdiri dari: 1 buah cassete deck double players. 1 buah table stand microphone. 1 buah hand held micropune.

2) 1 ( satu ) set amplification system, terdiri dari 1 buah system amplifer .

148

1 buah power amplifer 240 watt. 1 buah set swiching, monitor, rack dan accessories.

URAIAN DAN KETENTUAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI TELEPON 1. Lingkup Pekerjaan Yang termasuk didalam lingkup pekerjaan ini adalah a. Pengadaan / pemasangan instalasi / telepon termasuk pemasangan perelatan utama / instalasi pengabelan utama. b. Menyediakan tenaga-tenaga yang cukup ahli dalam bidangnya, untuk memasang peralatan dan perkabelan, melakukan pengukuran, testing dan penyetelan, sehingga seluruh sistem dapat berfungsi dengan memuaskan. 2. Uraian dan Persyaratan untuk perkabelan di dalam gedung. a. Umum Instalasi didalam gedung pada dasarnya terbuat dalam dua bagian : Kabel pokok, yang menhubungkan kotak pembagi ke tempat MDF Saluran penaggal, yang menghubungkan pesawat telepon ke kotak pembagi. Penarikan kabel ke out let sama dengan kabel untuk pesawat telepon sesuai dengan syarat-ayarat instalasi. b. Instalasi Instalasi pada dasarnya dilakukan menurut ketemtuan yang dikeluarkan oleh PERUMTEL. Pada prinsipnya seluruh instalasi dilakukan secara inbouw. Semua kabel, baik kabel pokok maupun seluruh penaggal, harus ditarik didalam pipa. Penyambungan pipa harus dengan soch atau T Doos. Penyambungan pipa harus dilem, T Doos harus ditutup. Didalam satu pipa hanya boleh ditarik sebanyak-banyaknya tiga kabel. Kabel pokok dari terminal box pada setip lantai yang menuju ke MDF, dan kabel yang dari terminal box sampai ke out let telepon tidak boleh ada sambungan. c. Kotak Pembagi Kotak dibuat dari plat besi (tebal minnimum 0,5 mm).

149

Kotak harus dapat ditutup dengan rapat dan diberi kunci. Untuk instalasi Inbouw. Dilemgkapi dengan terminal (sekrup solder) yang sesuai dengan ukuran kabel. Terminal untuk kabel masuk dan kabel keluar harus terpisah sedangkan penyambungannya dilakukan dengan jumpeiring. Kotak harus dicat disesuaikan dengan warna dinding. Contoh barang harus dimintakan persetujuan dahulu dari Direksi Pekerjaan. d. kabel Isolasi dan selubung luar dari PVC Tiap pasang harus dipuntir (twisted) dan mempunyai kode warna yang jelas untuk membedakan dari pasangan yang lain. Screen dari lembar aluminium atau timah putih. Kawat tembaga dengan ukuran 0,6 mm atau lebih. Sebelum pemasangan dimulai, contoh barang harus diserahkan kepada direksi pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan. e. Pipa dan konduit: Unutk seluruh instalasi dipakai pipa PVC Ega / setara. Ukuran pipa disesuaikan dengan ukuran kabel yang akan ditarik.

PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT YANG DIGUNAKAN 1. Peraturan Umum yang digunakan : a. A.V. (Algemene Voor Waarden de Uit Voering by Aaneming Van Openbare Werken in Indonesia) tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571. b. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971. c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 / 1961. d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) MI-6 1979. e. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979. f. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18 / 1970. g. Peraturan Cat Indonesia NI-4 1961.

150

h. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku. i. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. j. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan Indonesia tahun 1981. k. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964. l. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di Indonesia. PEKERJAAN LAIN-LAIN 1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksa dan diluluskan oleh Direksi. 2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaaan ditanggung oleh Pemborong. 3. Jika ada perbedaan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar detail maka segera dilaporkan untuk diputuskan dengan tetap mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri. 4. Apabila ada hal yang tidak tercamtum dalam gambar maupun RKS tetapi itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan. PENUTUP 1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk lingkup dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus menyelesaikan sesuai petunjuk, perintah Direksi ataupun Konsultan Manajemen Konstruksi baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan di dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ). 2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dengan dibuatkan berita acara yang disahkan oleh Pemilik Kegiatan/Direksi.

BAB VI PENUTUP
A. Simpulan 1. Untuk pembebanan struktur, perhitungannya menggunakan perhitungan manual dan dengan panduan buku-buku struktur bangunan gedung. 2. Untuk menghitung struktur yang sudah diberi pembebanan dengan menggunakan program SANSPRO Versi 4.7.6 ESRC Nathan Madutujuh Bandung Indonesia. 3. Untuk struktur atap menggunakan metal roof

4. Untuk struktur bawah menggunakan pondasi Konstruksi Sarang Labalaba.

5. Untuk plat lantai dan tangga menggunakan tebal plat 0,12 m. 6. Untuk lisplank menggunakan tebal plat 0,10 m.
B. Saran 1. Pelaksanaan projek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan. 2. Pelaksanaan pembangunan proyek diusahakan cepat dan tepat dalam

segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan. 3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya diperlukan kerjasama yang baik antara pihak pihak yang terkait dalam pembangunan proyek tersebut. 4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal, baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama bangunan yang telah berdiri digunakan.

DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Handy. 2004. Desain rangka dan Pondsi Beton Dengan SANSPRO 4.7. Bandung: Maxikom T. Kardiyono. 1998. Bahan Bangunan. Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang. Tri Cahyo, H. 2006. Diktat Kuliah Teknik Fondasi II. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang. DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU. Direktorat Penelidikan Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung. Bandung.

You might also like