Professional Documents
Culture Documents
2. Latar Belakang
antara sektor pertanian dan sektor industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok
rakyat.
Tetapi hal ini tidaklah selalu benar karena antara dua kepentingan ini bisa saling
sama-sama tercapai. Kuatnya saling interaksi dan ketergantungan antara dua faktor
kebutuhan generasi yang akan datang. Dengan kata lain pembangunan berkelanjutan
berarti memasukan linkungan kedalam sistim ekonomi. Dalam hal ini lingkungan
1
dipandang sebabagai aset utama yang menyediakan kebutuhan umat manusia.
Aktivitas ekonomi meliputi dua aspek yaitu aspek produksi dan aspek
barang dan jasa tersebut. Pada sisi lain lingkungan menyediakan tiga fungsi utama;
(1) sebagai tempat kembalinya limbah (sink). Aktivitas produksi dan konsumsi
barang-barang dan jasa menghasilkan limbah atau produk sisa (waste products) yang
melalui proses produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat; (3) sebagai sumber
hiburan atau kesenangan (estetic). Dalam hal ini lingkungan memberikan jasa secara
langsung kepada konsumen seperti pemandangan dan panorama yang indah, serta
diatas perlu adanya pengelolaan lingkungan seperti halnya usaha-usaha atau kegiatan
lain tentu memerlukan dana untuk membiayai kegiatan tersebut. Dalam kehidupan ini
tidak ada sesuatu yang sifatnya bebas tanpa biaya atau pengorbanan; demikian pula
2
diperlukan sumberdaya tidak hanya sumberdaya manusia, tetapi juga sarana dan
mengelola taman rekreasi diperlukan sarana dan prasarana yang memadai yang
semua itu memerlukan biaya dalam pengelolaannya dimana diperlukan suatu nilai
atau rasio yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar nilai guna atau
manfaat terhadap lingkungan dari kegiatan pemanfaatan jasa lingkungan sumber daya
tersebut,(suparmoko, 101;2000).
dahulu, “nilai apakah yang dapat diberikan kepada suatu sumber daya alam atau
lingkungan tersebut?”. Pada dasarnya nilai lingkungan dibedakan menjadi dua yaitu
nilai atas dasar penggunaan (instrumental value) dan nilai yang terkandung di
terkandung dalam lingkungan adalah nilai yang menempel pada lingkungan tersebut.
dibedakan atas dasar penggunaan langsung (direct use value), nilai penggunaan tidak
langsung (indirect use value), nilai atas dasar pilihan penggunaan (option use value),
dan nilai yang diwariskan (bequest value). Sebagai contoh dalam penelitian ini adalah
taman narmada, dimana air dan hasil perkebunan mempunyai penggunaan secara
langsung, kawasan taman untuk kegiatan rekreasi serta udara yang bersih untuk
rekreasi individual dimasa datang merupakan contoh yang memiliki nilai pilihan;
3
selanjutnya pemenuhan kebutuhan rekreasi, dan pelestarian pemenuhan kebutuhan
dimasa datang yang merupakan warisan dari generasi sebelumnya yang mempunyai
nilai warisan.
Nilai atas dasar tanpa penggunaan (intrinsic value / non-use value), nilai
lingkungan juga dibedakan menjadi nilai atas dasar warisan dari generasi yang
sebelumnya (bequest value) dan nilai karena keberadaannya saja (existence value).
Misal untuk taman narmada, keberadaan taman narmada yang dilestarikan dapat
berbagai macam penggunaan dan keberadaan itu ekonom berusaha memberikan nilai
dalam rupiah sehingga semua dampak akan dapat dievaluasi secara lebih jelas dan
pasti apabila ada kegiatan atau bencana. Jadi dalam menentukan nilai lingkungan
secara keseluruhan atau nilai totalnya, kita dapat menjumlahkan nilai penggunaan
4
Berikut ini adalah diagram konsep nilai suatu sumberdaya alam atau lingkungan.
Sumberdaya
lingkungan
MISALKAN
10;2000).
masuk. Hasil keseluruhan biaya masuk tersebut digunakan untuk mengelola taman-
mencerminkan nilai lingkungan dan kesediaan membayar oleh para pengunjung yang
5
Berikut ini adalah data jumlah kunjungan ke wisatawan ke Sumbawa Besar
2002-2006.
Wisatawan Wisatawan
No Tahun Domestik Mancanegara Jumlah
1 2002 11236 1856 13092
2 2003 17183 1876 19059
3 2004 28614 4471 33085
4 2005 25204 2595 27799
5 2006 20510 3559 24069
Jumlah
Total 102747 14357 117104
Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kab.Sumbawa Besar
Berdasarkan data pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa jumlah pengunjung
yang cukup tinggi yaitu pada tahun 2002 sebanyak 13.092 pengunjung, tahun 2003
sebanyak 19.059 pengujung, tahun 2004 sebanyak 33.085. pengunjung, tahun 2005
pengunjung.
Sumbawa :
6
Grafik 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik dan Mancanegara Ke obyek-obyek
wisata Di Sumbawa
140000
Jumlah Kunjungan
120000
Wisatawan Domestik
100000
80000
60000 Wisatawan
Mancanegara
40000
20000 Jumlah
0
2002 2003 2004 2005 2006 Jumlah
Total
Tahun
ke obyek-obyek wisata di Sumbawa besar dimana pada tahun 2005 dan 2006
mengalami fluktuasi kunjungan mencapai titik terendah masing masing dengan angka
sebesar 27.799 pengunjung dan 24.069 kunjungan, hal ini disebabkan kurangnya
Sumbawa, Saliper ate adalah salah satu obyek wisata alam yang memiliki potensi
ekonomi yang patut untuk di banggakan, akan tetapi dengan kian banyaknya obyek
wisata alam lainnya menyebabkan pengelolaan wisata alam ini sedikit terabaikan. Hal
ini terlihat dari tidak adanya data jumlah kunjungan wisatawan padahal jika di lihat
dari potensi kunjungan setiap harinya, obyek wisata ini selalu ramai dikunjungi oleh
7
wisatawan local, terutama pada saat hari-hari libur, potensi kunjungan selalu
melonjak tajam. Permasalahan ini menjadi menarik untuk menjadi bahan kajian
besar dimana, dana tersebut dapat berasal dari pemerintah maupun pendapatan yang
dihasilkan dari karcis masuk (entry fees) ke lokasi Wisata alam Saliper Ate. Namun
biaya masuk tersebut masih tergolong sangat rendah, sehingga pendapatan yang
diperoleh Obyek Wisata Saliper Ate belum dapat memenuhi untuk pengelolaan dan
untuk menghasilkan pendapatan yang lebih baik dalam mengelola kawasan Wisata
Alam Saliper Ate. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh adalah perlu dilakukan
pengunjung Wisata Alam Saliper Ate kecamatan Labuan Badas, Kabupaten Sumbawa
Besar.
3. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
8
4. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
2. Untuk mengetahui seberapa besar tambahan biaya masuk yang bersedia dibayar
a. Secara akademik untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai kebulatan
program study strata satu ( S-1 ) pada Fakultas Ekonomi Universitas Mataram.
b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang berminat untuk mengadakan
c. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi pihak-pihak
5. Tinjauan Pustaka
Abdul Manan, mahasiswa STIE Pariwisata API Yogyakarta pada Tahun 2006. “
9
Obyek wisata Pantai Tanjung Belandang sangat potensial untuk memberikan
kontribusi pendapatan bagi daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Hal ini tidak
berlebihan bila dilihat dari jumlah kunjungan setiap bulannya. Walaupun jumlah
pengunjung ke pantai ini belum dapat diketahui secara pasti karena penerapan tiket
masuk belum secara kontinyu, tetapi secara umum pengunjung yang datang
khususnya pada setiap akhir pekan dapat dikatakan cukup sifnifikan untuk ukuran
Ketapang, segmen pasar Pantai Tanjung Belandang saat ini adalah wisatawan lokal.
Tetapi untuk masa yang akan datang sangat mungkin obyek ini dan obyek wisata
besar, dimana dana tersebut dapat berasal dari pemerintah maupun pendapatan yang
dihasilkan dari biaya masuk (entry fees) ke lokasi wisata. Masalahnya adalah
Pemerintah Kabupaten Ketapang sendiri belum mempunyai dana yang cukup untuk
pengembangan kawasan, di sisi lain kawasan pantai ini belum menerapkan tiket
masuk sehingga belum ada alternatif pembiayaan. Dengan demikian harus dicari
alternatif yang dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan yang lebih baik
dalam mengelola kawasan ini. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah perlu
masuk secara kontinyu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui nilai manfaat
10
Sampel dari penelitian ini adalah pengunjung pantai, masyarakat dan berbagai pihak
seperti pemerintah, DPRD, LSM serta tokoh masyarakat. Sedangkan metode yang
valuation method).
skenario pasar hipotesis. Sedangkan travel cost method (metode biaya perjalanan)
tiket masuk dengan catatan bahwa kawasan ini perlu dilengkapi dengan fasilitas yang
Belandang adalah Rp. 5.000,- sebanyak 47,5 % Rp. 10.000,- sebanyak 23% Rp.
15.000,- sebanyak 20% Rp. 20.000 sebesar 5% dan Rp. 25.000,- sebanyak 4,5%,
diantaranya Analisis Tarif Gas Bumi berdasarkan Willingness To Pay oleh Talhah
Tamia Shahab (2007), Penelitian ini dimaksudakn untuk mengetahui seberapa besar
keinginanan para langganan gas bumi untuk membayar jasa yang telah diterimanya
dalam hal-hal yang perlu diperhatikan bagi perusahaan untuk meningkatkan atau
11
Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa WTP pelanggan terhadap
kenaikan tariff gas bumi sangat rendah, antara 0-2,9 persen. Survey juga
menunjukkan bahwa kualitas gas bumi yang disalurkan serta pelayanan penyaluran
kebijakan tarif yang berujung pada besarnya subsidi yang diterima DAMRI.
Tidak Jauh berbeda dengan Samiles, I Gede Made Oka Aryawan (2007), juga
Angkutan Kota Dengan Analisis Ability To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)
kota yang ditawarkan. Hasil studi menunjukkan bahwa 1) Tarif yang berlaku sudah
diatas tariff yang semestinya berlaku berdasarkan pendekatan biaya pokok produksi.
trayek Rp/Trayek, 62 persen, 42 persen dan 17perse, mempunyai ATP lebih besar dari
tariff Biaya Pokok Produksi (BPP), tariff resmi dan tariff nyata. 28 persen, 12 persen
dan 2,5 prsen responden mempunyai WTP lebih besar dari tariff BPP, tariff resmi dan
12
1.000.000,- per bulan dalam Rp/Trayek, 90 persen, 72 persen, dan 40 persen
mempunyai ATP lebih besar dari tariff BPP, tariff resmi dan tariff nyata. 19 persen, 9
persen dan 3 persen responden mempunyai WTP lebih besar dari tariff BPP, tariff
resmi dan tariff nyata. Hasil akhir dari studi ini adalah dengan adanya ATP dan WTP
lingkungan itu sangat komplek karena nilai keuntungan itu bukan hanya nilai moneter
(berupa uang) dari konsumen yang menikmati langsung (users) jasa perbaikan
kualitas lingkungan tetapi juga nilai yang berasal dari konsumen potensial dan orang
lain karena alasan tertentu (non-users) jasa tersebut mungkin juga memperoleh
Metode ini mendasarkan diri secara langsung pada harga pasar dan
lingkungan, pendekatan ini disebut juga dengan metode dosis-respon; kedua yang
13
menggambarkan hilangnya pendapatan dengan perubahan kondisi lingkungan; dan
Metode ini adalah suatu metode yang menganggap kualitas lingkungan sebagai
suatu faktor produksi. Misalnya kualitas air bagi industri yang menggunakan air
pasar yang mengaggu harga pasar, benefit dari peningkatan kualitas lingkungan itu
mengurangi atau mengatasi efek negatif dari polusi. Contoh kasus pencemaran udara
berkunjung ke dokter. Biaya berkunjung kedokter ini dianggap sebagai nilai dari
Method)
14
lingkungan seringkali sulit untuk dihitung, namun informasi mengenai pengeluaran
dapat diketahui lebih pasti. Pendekatan ini akan memberikan nilai yang lebih rendah
langsung. Beberapa metode yang digunakan dalam penentuan nilai lingkungan tidak
menanyakan penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap
komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan. Secara prinsip metode
penyediaan barang lingkungan dan juga mampu menetukan pilihan estimasi pada
Prinsip yang mendasari metode ini adalah bahwa bagi orang yang memiliki
preferensi yang benar tetapi tersembunyai terhadap seluruh jenis barang lingkungan,
ini,diasumsikan bahwa orang akan bertindak nantinya seperti yang dikatakan ketika
situasi hipotesis yang disodorkan akan menjadi kenyataan pada masa yang akan
15
datang. Dengan dasar asumsi ini,maka pada dasarnya metode MVC ini menilai
Berapakah jumlah tambahan uang yang ingin dibayar oleh seseorang atau
lingkungan.
Menurut Anwar (1994) dalam Safri et.al (1996) pendekatan ini dilakukan
Pendekatan ini dapat diterapkan pada keadaan yang dapat menimbulkan kesenangan
(estetic) seperti pemandangan alam, kebudayaan, historis dan karakteristik lain yang
hipotensi konsumen atau rekreasi (Hufschmidt et.al, 1987). Metode ini lebih fleksibel
dan diakui bersifat judgment value, sebab pertanyaan diperoleh dari pertanyaan
hipotesis.
Asumsi yang digunakan dalam metode kontigensi menurut Davis dan Johnson
16
c. Wawancara dan kuisioner secara obyektif dapat menentukan nilai manfaat
keuntungan adanya fasilitas rekreasi atau kesenangan yang diperoleh penghuni lokasi
pada gagasan bahwa barang pasar menyediakan pembeli dengan sejumlah jasa, yang
rumah dengan kualitas udara segar disekitarnya, pembelinya akan menerima senagai
pelengkap, mereka mau membayar lebih untuk rumah yang berada diarea dengan
kualitas lingkungan yang baik, dibandingkan dengan rumah kualitas yang sama pada
tempat lain yang kualitas lingkungannya jelek. Dengan anggapan bahwa orang akan
membuat pilihan seperti itu, misalnya membeli rumah sesuai persis seperti rumah
menggunakan informasi tentang jumlah uang yang dikeluarkan dan waktu yang
digunakan orang untuk mencapai tempat rekreasi untuk mengestimasi besarnya nilai
benefit dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari tempat rekreasi yang
dikunjungi
17
Metode ini didasarkan pada teori dalam pasar persaingan sempurna dimana
tingkat upah tenaga kerja akan sama dengan nilai produktivitas marginal tenaga kerja
tersebut, sedangkan penawaran tenaga kerja akan sesuai dengan kondisi kerja dan
taraf hidup disuatu daerah. Oleh karena tingkat upah yang tinggi diperlukan untuk
menarik tenaga kerja agar mau bekerja didaerah yang tercemar. Perbedaan tingkat
lingkungan (estetic) itu, mereka kadang-kadang mau membayar sebagi pilihan untuk
memanfaatkannya dimasa yang akan datang, sebagai contoh seorang yang memiliki
tersebut sebagai pilihan lain kalau suatu saat mobil itu mogok dan rusak.
Nilai atau harga yang diberikan oleh seorang terhadap eksistensi barang
lingkungan tertentu, spesies atau alam dengan didasarkan pada etika dan norma
tertentu, misalnya orang yang mau membayar ikan paus dilautan tetap ada atau hidup,
18
Orang bisa jadi membayar bagi ketersediaan barang-barang tertentu seperti
Pengunjung
19
Wisata Alam Saliper ate
Kesediaan Membayar
Tambahan Biaya
Masuk
1. Jenis Kelamin
2. Umur
3. Tingkat
Pendidikan
4. Tingkat
Pendapatan
5. Kepuasan
6. Model kunjungan
7. Lama Kunjungan
8. Jarak Lokasi
9. Anggota Assosiasi
20
Pengunjung Wisata alam Saliper Ate adalah orang-orang yang berada didalam
kawasan Wisata alam Saliper Ate. Setiap pengunjung Saliper Ate wajib dikenakan
biaya masuk kawasan taman. Dalam penelitian ini peneliti menganalisis pengunjung
Wisata Alam Saliper Ate untuk mendapatkan pengunjung yang bersedia membayar
tambahan biaya masuk dan besarnya tambahan biaya masuk yang pengunjung Wisata
Alam Saliper Ate bersedia membayar. Analisis ini ada dua kemungkinan respon atau
jawaban dari pengunjung Wisata Alam Saliper Ate yaitu “ bersedia “ atau “tidak
bersedia”. Jawaban atau respon pengunjung Wisata Alam Saliper Ate tersebut
lokasi, dan anggota assosiasi kelompok lingkungan. Dalam penelitian ini penelitian
narmada.
6. Perumusan Hipotesis
sebuah hipotesis: “diduga bahwa faktor-faktor seperti jenis kelamin, umur, tingkat
membayar tambahan biaya masuk dan besarnya tambahan biaya masuk yang
7. Metode Penelitian
21
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian diskriptif. Penelitian
diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai dari suatu variabel,
baik satu variabel (dependent) atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan
Penggunaan jenis penelitian ini didasarkan pada masalah yang dihadapi yaitu
pengunjung membayar Wisata Alam Saliper Ate. Dengan cara mengumpulkan data
data yang bekaitan dengan masalah tersebut kemudian data data tersebut diolah dan
ditarik kesimpulan.
sampel secara tidak acak), dengan pertimbangan bahwa kawasan Wisata Alam Saliper
Ate merupakan kawasan Wisata yang ramai dikunjungi oleh seluruh lapisan
Wisata Alam Saliper Ate terletak didesa Labuan kecamatan Labuan Badas
kabupaten Sumbawa Besar .Berjarak lebih kurang 15 km dari pusat kota Sumbawa
Besar, terletak pada ketinngian lebih kurang 50m diatas permukaan laut. Wisata
Saliper Ate berada di tepi jalan raya yang menghubungkan Desa Saliper denga desa-
22
7.3. Metode Pengumpulan Data
metode survei dimana metode survei merupakan penyelidikan yang diadakan untuk
keterangan secara faktual baik tentang institusi sosial, ekonomi, politik dari suatu
konsumen untuk memabayar atau kesediaan untuk memilih sejumlah barang dan jasa.
Penilaian yang berdasar survei ini telah diterapkan terhadap sumber daya milik
bersama atau barang yang tidak dapat dipisahkan, seperti kualitas udara dan air, juga
kebudayaan, ekologi dimana harga pasar tidak ada, ( John A. Dixon, 330;1993 ).
pengunjung yang berada didalam kawasan Wisata Alam Saliper Ate dengan kreteria
umur 17 th keatas (dewasa), dimana dari populasi tersebut akan diambil sampel 100
memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel yang meliputi purposive sampling yaitu teknik penentuan
23
7.5. Tehnik Dan Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data yang akan digunakan adalah
dengan cara:
atau instansi pemerintah, organisasi lain seperti dinas pariwisata seni dan budaya.
yang akan dijadikan sampel untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan
Alat pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
yang relevan dengan tujuan survey, dan memperoleh informasi dengan reabilitas dan
24
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Dalam data
mengenai umur, tingkat pendapatan, model kunjungan, lama kunjungan, dan jarak
lokasi.
kemudahan dalam menganalisa data yang diteliti meliputi jenis kelamin, tingkat
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari terbitan atau publikasi dari lembaga-
lembaga terkait.
Berdasarkan sumber data, maka data yang akan digunakan dalam penelitian
1. Data primer, diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden yang
2. Data sekunder, diperoleh dari hasil pengolahan fihak kedua atau data yang
diperoleh dari hasil publikasi fihak lain seperti : Dinas Pariwisata seni dan
25
7.7. Identifikasi Dan Klasifikasi Variabel
3. Jenis Kelamin
4. Umur
5. Tingkat Pendidikan
6. Tingkat Pendapatan
7. Kepuasan
8. Model Kunjungan
9. Lama Kunjungan
sebagai berikut :
26
1. Variabel bebas ( Independent Varaible ) merupakan variabel yang berubah ubah
tanpa adanya pengaruh dari variabel variabel lain meliputi Jenis Kelamin, Umur,
3. Jenis kelamin, dalam penelitian ini responden yang digunakan sebagai sampel
4. Umur adalah tingkat usia dari seluruh pengunjung kawasan taman narmada yang
meliputi usia anak-anak, remaja/dewasa, orang tua. Dalam penelitian ini penulis
27
7. Kepuasan adalah nilai (value) yang diberikan oleh pengunjung atas barang atau
jasa yang dinikmati. Dalam penelitian ini penulis mengukur tingkat kepuasan
9. Lama Kunjungan adalah waktu yang dipakai pengunjung selama berada di dalam
10. Jarak lokasi adalah jarak tempuh dari tempat tinggal pengunjung sampai ke lokasi
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah Analisis Regresi
pengaruh variable bebas terhadap variable terikat dimana nilai variable bersifat binary
yaitu 1 dan 0.
1
Pi = , (Gujarati,288;2003)
1 + e −w
28
1w
Pi =
1 + e −w
Probabilitas (w=1)=pi
Probabilitas (w=0)=1-pi
ew ew
Pi ew 1+ ew
= 1 + ew = 1 + e =
w w
x = ew = w
1 − Pi e 1 1+ ew 1
1−
1+ ew 1+ e
w
Pi
=w
1 − Pi
w= b0+b1X1+b2X2+ b3X3+b4X4+b5X5+e
w=1 →e=1-b0-biXi
w=0→e=0-b0-biXi
e= - b0-biXi
e = error
Analisis regresi linier berganda ini digunakan jika parameter dari hubungan
fungsional antara satu variabel dependen dengan lebih dari satu variabel independent.
29
Adapun rumus dibawah ini digunakan untuk menganalisis besarnya tambahan harga
Keterangan :
β0 = Konstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7, β8, β9 = koefisien regresi
X1 = Jenis Kelamin
X2 = Umur
X3 = Tingkat Pendidikan
X4 = Tingkat Pendapatan
X5 = Kepuasan
X6 = Model Kunjungan
X7 = Lama Kunjungan
X8 = Jarak/Lokasi
e = Erorr
30
9.3 Uji Karakteristik (First Order Test)
Untuk menguji ketepatan model dan pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat secara parsial dan simultan digunakan uji statistic yaitu uji t dan uji f dengan
variable Y)
3. Kriteria pengajian
Ho Diterima
Ha Ha
-tά /2,Diterima
(n-k) tά /2, (n-k) Diterima
Ho ditolak apabila : t hitung > tά /2, (n-k) dan –t hitung tά /2, (n-k)
31
b1
t hitung =
se(b1 )
5. Kesimpulan
berikut:
Langkah-langkah pengujian
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = β8 = β9 = 0, diduga secara
simultan X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9 tidak mempunyai
Ha : Other Wise, diduga secara simultan X1, X2 ,X3 ,X4 ,X5, X6, X7,
95%.
32
3. Kriteria pegujian
Ho
Ditolak
Ho diterima
f tab ( f ά : k-l. n-k)
4. Uji ststistic
R 2 /( k − l )
F hitung =
(1 − R 2 ) /( n − k )
Dimana
R2 = Koefisien determinasi
N = jumlah sampel
33
5. Kesimpulan
bersama-sama variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9 tidak
bersama-sama variabel X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9
R 2 memiliki nilai antara 0 dan 1 (0<R 2 <1), dimana bila semakin tinggi nilai R 2
suatu regresi tersebut semakin baik.Yang brarti bahwa keseluruhan variabel bebas
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah model yang diteliti
terhadap asumsi klasik ini perlu dilakukan. Asumsi klasik yang dipakai untuk
heteroskedastisitas.
34
9.5.1 Multikolinearitas
Salah satu asumsi yang digunakan dalam metode OLS adalah tidak ada hubungan
independen dapat terjadi dalam bentuk hubungan linear yang sempurna dan hubungan
linear yang kurang sempurna. Konsekuensinya terhadap estimator OLS jika terjadi
hubungan antara variabel independen di dalam satu model yaitu estimator masih
bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator = tidak bias, linear dan mempunyai
varian yang minimum). Namun, estimator mempunyai varian dan kovarian yang
9.5.2 Heteroskedastisitas
Suatu asumsi kritis dari model regresi linear klasik adalah bahwa gangguan
semuanya mempunyai varian yang sama, jika asumsi ini tidak terpenuhi akan terjadi
heteroskedastisitas atau dengan kata lain salah satu penyimpangan dalam asumsi
klasik, di mana kondisi tertentu (disturbance) mengandung varian yang tidak konstan.
9.5.3 Autokorelasi
35
Autokorelasi adalah gejala adanya korelasi (hubungan) antara residual satu
observasi dengan observasi yang lain yang berlainan watu. Salah satu asumsi penting
metode OLS berkaitan dengan residual adalah tidak adanya hubungan antara residual
36