You are on page 1of 6

BAB 1 PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Penyebaran infeksi akibat virus merupakan ancaman yang berarti di bidang penyakit, sosial dan ekonomi masyarakat. Sebagai contoh yaitu penyebaran infeksi penyakit yang berpotensi menjadi pandemik adalah Black Death yang terjadi pada abad ke 14, penyebaran influenza pada tahun 1918, flu burung yang merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan oleh virus influenza tipe H5N1 dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) di akhir tahun 2002-2003. Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) adalah sebuah jenis penyakit pneumonia. SARS pertama kali muncul pada November 2002 di Provinsi Guangdong, Tiongkok. SARS disebabkan oleh virus coronavirus. WHO tengah berusaha mengidentifikasi spesies virusnya. Seperti virus lain, coronavirus menyebar lewat udara, masuk melalui saluran pernapasan lalu bersarang di paru-paru. Dalam tempo sekitar dua hingga tujuh hari, maka penderita SARS mengalami peradangan paru-paru dan bernapas kian sulit. Penularannya melalui udara serta kontak langsung dengan penderita atau terkena cairan penderita. Misalnya terkena ludah saat penderita bersin dan batuk. Gejala klinis dari penyakit SARS ini meliputi: suhu badan lebih dari 38 derajat, ditambah batuk, sulit bernapas, dan napas pendek-pendek. Gejala lainnya adalah sakit kepala, otot terasa kaku, diare yang tak kunjung henti, timbul bintik-bintik merah pada kulit, dan badan lemas beberapa hari. Ini semua adalah gejala yang kasat mata bisa dirasakan langsung oleh orang yang diduga menderita SARS. Tapi gejala itu tidak cukup kuat jika belum ada kontak langsung dengan penderita SARS ( Lingappa, JR, dkk, 2004). Cina berusaha tidak menginformasikan mengenai berita wabah SARS baik internal maupun internasional sehingga SARS menyebar sangat cepat dan mencapai negeri tetangga seperti Hong Kong dan Vietnam pada akhir Februari 2003, kemudian ke

2
negara lain melalui perjalanan wisatawan internasional. Kasus terakhir dari epidemik ini terjadi pada Juni 2003. Dalam wabah itu, 8.069 kasus muncul yang menewaskan 775 orang (Lingappa, JR, dkk, 2004). Dengan tidak adanya obat dan vaksin yang tepat dalam penanganan penyakit SARS, maka metode yang digunakan untuk mengontrol penyebaran infeksi penyakit SARS antara lain dengan mengisolasi individu yang terdiagnosa dan mengkarantina penderita yang dicurigai terkena virus tersebut (WHO, 2003). Selama program isolasi dan diagnosa tersebut pasien mendapat perawatan medis yang terbaik. Oleh karena itu perlu adanya kontrol yang optimal dari program isolasi dan karantina ini, dan salah satu metode untuk mengoptimalkan adalah optimal kontrol atau pengendalian optimal. Dengan metode ini diharapkan program isolasi dan karantina yang dilakukan dapat optimal. Beberapa contoh aplikasi metode optimal kontrol adalah dalam meminimumkan jumlah penderita TBC (Putri, 2010) dengan pemberian obat-obatan yang diminum secara teratur kepada orang-orang yang beresiko tinggi terkena tuberkulosis dengan menggunakan prinsip Pontryagins Maximum, serta pengendalian optimal pada hama serangga (Aini, 2010) melalui penyemprotan insektisida dengan menggunakan teori singular control dan bang-bang control. Dalam tugas akhir ini dibahas tentang strategi kontrol optimal yang dipengaruhi waktu pada penanganan penyakit SARS untuk meminimumkan jumlah populasi yang terdeteksi, terkarantina, terinfeksi dan terisolasi sehingga dapat meminimalisir penyebaran penyakit epidemik SARS dan meminimumkan biaya dalam menerapkan program karantina dan isolasi. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dibahas pada tugas akhir ini diantaranya: 1. Bagaimana bentuk optimal kontrol dari penanganan isolasi dan karantina pada model epidemik SARS

3
sehingga dapat meminimumkan jumlah populasi yang terdeteksi, terkarantina, terinfeksi dan terisolasi SARS. 2. Bagaimana performansi dari state variable, dan optimal control yang didapatkan. 1.3 Batasan Masalah Sejumlah permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini dibatasi ruang lingkup pembahasannya, antara lain: 1. Kontrol yang dapat diterima (admissible control) disimbolkan dengan 1 , 2 dalam keadaan terbatas dan kontinu . 2. State yang dipengaruhi oleh waktu (t ) dalam keadaan kontinu. 3. Individu susceptible dapat terinfeksi SARS melalui kontak dengan individu terdeteksi, individu terkarantina, individu yang terinfeksi SARS, dan individu yang terisolasi. 4. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software DOTcvpSB versi R2010_E3. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui bentuk optimal kontrol dari penanganan isolasi dan karantina pada model epidemik SARS sehingga dapat meminimumkan jumlah populasi yang terdeteksi, terkarantina, terinfeksi dan terisolasi SARS. 2. Mengetahui performansi dari state variable, dan optimal control yang didapatkan 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan dicapai dari usulan tugas akhir ini adalah memberi pengetahuan kepada pihak atau badan kesehatan tentang cara penanganan penyakit epidemik tanpa adanya obatobatan dan vaksin yang valid dengan menggunakan program karantina dan isolasi sehingga dapat meminimumkan jumlah

4
populasi yang terdeteksi, terkarantina, terinfeksi dan terisolasi SARS. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah dalam pemahaman serta penyajian laporan penulisan tugas akhir ini, maka diberikan sistematika dan gambaran secara umum sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai pedoman atau referensi untuk menyelesaikan permasalahan yang dibahas dalam laporan tugas akhir ini, meliputi Analisis Kestabilan Lokal, teori Prinsip Maksimum Pontryagins, software DOTCvpSB versi R2010_E3. : METODE PENELITIAN Berisi langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian pada tugas akhir ini. : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas analisa kestabilan model yang kemudian dilanjutkan menyelesaikan optimal kontrol dari model epidemik SARS dengan menerapkan Prinsip Maksimum atau Minimum Pontryagin pada state, co-state, fungsional, Hamiltonian, dan Lagrangian untuk mencari kontrol optimal, pengaplikasikan software DOTCvpSB versi

BAB III

BAB IV

5
R2010_E3 untuk mencari penyelesaian secara numerik dari strategi penanganan karantina dan isolasi terhadap wabah SARS, serta simulasi dari model tersebut dengan menggunakan Software DOTCvpSB versi R2010_E3. BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dari laporan Tugas Akhir ini serta saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

You might also like