Professional Documents
Culture Documents
Jeni Oktiasari Melati Fusvitasari Muriani Rifa Nurul Rizka Sabtia Salimah
Pendahuluan
Kata anestesi berasal dari bahasa yunani yang
anestesi lokal dan anestesi umum. Pada anestesi lokal hilangnya rasa sakit tanpa disertai hilangnya kesadaran, sedangkan pada anestesi umum hilangnya rasa sakit disertai hilangnya kesadaran.
Anestesi umum
Anestesi umum adalah tindakan menghilangkan rasa nyeri/sakit secara sentral disertai hilangnya kesadaran dan dapat pulih kembali (reversible). Komponen trias anestesi ideal terdiri dari hipnotik, analgesik, dan relaksasi otot.
Stadium anestesi
Stadium I
(analgesia)
Stadium analgesia
Pada stadium awal ini, penderita mengalami analgesi tanpa disertai kehilangan kesadaran. Pada akhir stadium ini, baru didapatkan amnesia dan analgesi
Stadium delirium
Pada stadium ini, penderita tampak delirium dan gelisah, tetapi kehilangan kesadaran. Volume dan kecepatan pernafasan tidak teratur, dapat terjadi mual. Inkontinensia urin dan defekasi sering terjadi. Karena itu, harus diusahakan untuk membatasi lama dan berat stadium ini, yang ditandai dengan kembalinya pernafasan secara teratur
Stadium pembedahan
Stadium ini ditandai dengan pernafasan yang teratur. Dan berlanjut sampai berhentinya pernafasan secara total. Pada stadium III ini digambarkan dengan perubahan pergerakkan mata, dan ukuran pupil, yang dalam keadaan tertentu dapat merupakan tanda peningkatan dalamnya anestesi.
Klasifikasi
Anestesi inhalasi
Anestesi intravena
Onset lebih cepat Lebih menyenangkan
Onset lambat
untuk pasien
Diberikan intravena Golongan barbiturat
Gas : nitros oksida (N2O) Cair: dietiilleter, halotan, enfluran, isofluran & metoksiflluran
berwarna, berbau manis, tidak iritatif, tidak berasa, lebih berat dari pada udara, tidak mudah terbakar/meledak dan tidak bereaksi dengan soda lime absorber (pengikat CO2).
Halotan
Halotan merupakan cairan tidak berwarna, berbau enek, tidak iritatif,
mudah menguap, tidak mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengan soda lime, dan mudah diuraikan cahaya. Halotan merupakan obat anestetik dengan kekuatan 4-5 kali eter atau2 kali kloroform. mengiritasi jalan nafas, bronkodilatasi, pemulihan cepat, proteksi terhadap syok, jarang menyebabkan mual/muntah.
dan relaksasi yang kurang, harus dikombinasikan dengan obat analgetik dan relaksan, harga mahal,menimbulkan hipotensi, aritmia, dll.
Etil Klorida
Merupakan cairan tidak berwarna, sangat
mudah menguap, dan mudah terbakar. Anestesi dengan etil klorida cepat terjadi namun cepat hilang. Induksi dapat dicapai dalam 0,5-2 menit dengan waktu pemulihan 2-3 menit sesudah pemberian anestesi dihentikan.
Etil klorida sudah tidak dianjurkan digunakan
sebagai anestesi umum. Sebagai anestesi lokal etil klorida digunakan dengan cara disemprotkan pada kulit sampai beku.
Enfluran (ethran) Merupakan obat anestetik eter berhalogen berbentuk cairan, mudah menguap, tidak mudah terbakar, tidak bereaksi dengan soda lime. Induksi dengan enfluran cepat dan lancar. Obat ini jarang menimbulkan mual dan muntah serta masa pemulihannya cepat. Isofluran (forane) Merupakan eter berhalogen, berbau tajam dan tidak mudah terbakar. Keuntungan penggunaan isofluran adalah irama jantung stabil dan tidak terangsang oleh adrenalin serta induksi dan masa pulih anestesi cepat. Sevofluran Obat anestesi ini merupakan turunan eter berhalogen yang paling disukai untuk induksi inhalasi, induksinya enak dan cepat terutama pada anak.
air menjadi larutan 2,5% atau 5%. Indikasi pemberian tiopental adalah induksi anestesi umum, operasi/tindakan yang singkat(reposisi fraktur, insisi, jahit luka, dilatasi serviks, dan kuretase), sedasi pada analgesi regional, dan untuk mengatasi kejang-kejang eklampsia atau epilepsi. Kontra indikasinya adalah status asmatikus, syok, anemia, disfungsi hepar, asma bronkial, miastenia gravis dan riwayat alergi terhadap tiopental.
ada delirium, masa pemulihan cepat, tidak ada iritasi mukosa jalan napas. Sedangkan kerugiannya adalah dapat menyebabkan depresi pernapasan, depresi kardiovaskuler, cenderung menyebabkan spasme laring, relaksasi otot perut kurang dan bukan analgetik.
Ketamin
Indikasi pemakaian ketamin adalah prosedur dengan pengendalian jalan napas yang sulit, prosedur diagnosis, tindakan ortopedi, pasien resiko tinggi, tindakan operasi sibuk, dan asma. Kontra indikasinya adalah tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolik 100 mmHg, riwayat penyakit serebrovaskular, dan gagal jantung.
Droperidol adalah turunan buturofenon dan merupakan antagonis reseptor dopamin. Obat ini digunakan sebagai premedikasi (antiemetik yang baik) dan sedasi pada anestesi regional. Obat anestetik ini juga dapat digunakan untuk membantu prosedur intubasi, bronkoskopi, esofagoskopi, dan gastroskopi. Droperidol dapat menimbulkan reaksi ekstrapiramidal yang dapat diatasi dengan pemberian diphenhidramin.
propofol)
Propofol adalah campuran 1% obat dalam air dan emulsi berisi 10% minyak kedelai, 2,25% gliserol, dan lesitin telur. Propofol menghambat transmisi neuron yang dihantarkan oleh GABA.
Obat premedikasi
Pemberian obat premedikasi bertujuan:
a) Menimbulkan rasa nyaman pada pasien (menghilangkan
b) Memudahkan/memperlancar induksi, dan sadar dari c) Mengurangi jumlah obat-obatan anestesi d) Mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardi, mual,
e) Mengurangi stress fisiologis (takikardia, nafas cepat, dll) f) Mengurangi keasaman lambung
Obat-obat yang dapat diberikan sebagai premedikasi pada tindakan anestesi A.Analgetik Narkotik
Morfin
Dosis premedikasi dewasa 5-10 mg (0,1-0,2 mg/kgBB) intramuskular. Diberikan untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan pasien menjelang operasi, dan agar anestesi berjalan dengan tenang dan dalam.
Petidin
Dosis premedikasi dewasa 50-75 mg (1-1,5 mg/kgBB) intravena. Diberikan untuk menekan tekanan darah dan pernafasan serta merangsang otot polos.
B.Barbiturat
Pentobarbital dan Sekobarbital
Diberikan untuk menimbulkan sedasi. Dosis
dewasa 100-200 mg, pada anak dan bayi 1 mg/kgBB secara oral atau intramuskular.
diperpanjang dan kurang menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan. Yang mudah didapat adalah fenobarbital dengan efek depresan yang lemah terhadap pernafasan dan sirkulasi serta jarang menyebabkan mual dan muntah.
C.Antikolinergik
Atropin
Diberikan untuk mencegah hipersekresi
kelenjar ludah dan bronkus selama 90 menit. Dosis 0,4-0,6 mg intramuskular bekerja setelah 10-15 menit.
D.Obat Penenang
Diazepam
Diazepam (valium) merupakan golongan
benzodiazepin. Pemberian dosis rendah bersifat sedatif sedangkan dosis besar hipnotik.
intramuskular atau 5-10 mg oral (0,2-0,5 mg/kgBB) dengan dosis maksimal 15 mg. Dosis sedasi pada analgesi regional 5-10 mg (0,040,2 mg/kgBB) intravena. Dosis induksi 0,2-1 mg/kgBB intravena.