You are on page 1of 6

FRENEKTOMI LABIAL

Attachment frenal labial terdiri dari band tipis jaringan fibrosa yang ditutupi dengan mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar. Tingkat attachment frenal dapat bervariasi dari ketinggian vestibulum ke puncak alveolar ridge, bahkan mungkin sampai ke daerah papilla insisal di anterior rahang atas. Frenum yang memanjang hingga (turun) sampai midline insisiv dapat menyebabkan diastema. Keadaan ini tidak menjadi masalah dan tidak perlu dilakukan perawatan selama penderita tidak mengeluhkan keadaan (efek psikososial) dan tidak menganggu pertumbuhan dan perkembangan gigi. Namun, pergerakan jaringan lunak yang berdekatan dengan frenum dapat menciptakan ketidaknyamanan dan ulserasi dan dapat mengganggu seal perifer pada gigi tiruan sehingga mudah lepas.

Tiga teknik bedah yang efektif dalam menghilangkan attachment frenal: (1) teknik eksisi sederhana (elips), (2) teknik Z-plasty, dan (3) a lokal vestibulo-plasty dengan epitelisasi sekunder. Teknik eksisi sederhana (elips) dan Z-plasty efektif ketika band jaringan mukosa dan fibrosa relatif sempit, sedangkan yang ketiga (vestibuloplasty lokal dengan epitelisasi sekunder) sering digunakan ketika attachment frenal memiliki basis yang luas. Pemberian anastesi lokal sebelum melakukan insisi harus dilakukan dengah hatihati untuk menghindari infiltrasi anestesi yang berlebihan secara langsung di daerah frenum, karena dapat mengaburkan anatomi yang harus divisualisasikan pada. Untuk eksisi sederhana teknik insisi berbentuk bulat panjang sempit (elips) di sekitar wilayah frenal ke periosteum (Gambar 13-25). Frenum fibrosa kemudian dibedah tajam dari dasar periosteum dan jaringan lunak, dan margin dari luka tersebut dirusak perlahan. Penempatan jahitan pertama harus berada di pada kedalaman maksimal vestibulum dan harus mencakup kedua tepi mukosa dan dasar periosteum pada ketinggian vestibulum di bawah tulang nasal anterior (lihat Gambar. 13-25). Hal ini akan mengurangi pembentukan hematoma dan memungkinkan untuk adaptasi jaringan dengan ketinggian maksimal vestibulum. Sisa dari insisi kemudian harus ditutup dengan jahitan interrupted.

Dalam teknik Z-plasty dilakukan suatu eksisi jaringan ikat fibrosa, mirip dengan yang di prosedur eksisi sederhana yang baru saja dijelaskan. Setelah eksisi jaringan fibrosa, dua insisi miring dibuat dalam bentuk Z, pada setiap ujung dari daerah sebelumnya yang eksisi (Gambar 13-26). Kedua flaps runcing kemudian dengan perlahan ditutup dengan gerakan memutar untuk menutup insisi vertikal horizontal awal. Kedua ekstensi oblique juga perlu ditutup. Teknik ini dapat mengurangi jumlah ablasi (kerusakan) vestibular. Teknik ketiga untuk menghilangkan frenum melibatkan vestibuloplasty lokal dengan epitelisasi sekunder. Prosedur ini sangat menguntungkan bila dasar attachment frenal sangat luas, seperti dalam attachment mandibula frenal anterior. Pembiusan lokal diinfiltrasi terutama di daerah supraperiosteal sepanjang margin attachment frenal. Insisi dibuat melalui jaringan mukosa dan dasar jaringan submukosa, tanpa perforasi periosteum. Sebuah pembedahan supraperiosteal diselesaikan dengan merusak jaringan mukosa dan submukosa dengan gunting atau oleh tekanan digital, spons ditempatkan terhadap periosteum. Setelah lapisan periosteal bersih diidentifikasi, tepi flap mukosa dijahit ke periosteum pada kedalaman maksimal vestibulum dan diperbolehkan terkena periosteum untuk sembuh dengan epitelisasi sekunder (Gambar 13-27). Teknik ini juga berguna dalam otot attachment berbasis luas lokalized, seperti yang sering terlihat di daerah maksila lateral.

FRENEKTOMI LINGUAL

Attachment frenal normal lingual biasanya terdiri dari mukosa, jaringan ikat fibrosa padat, dan kadang fiber dari otot Genioglossus. Attachment ini mengikat ujung lidah ke permukaan posterior ridge alveolar rahang bawah. Bahkan ketika tidak ada prosthesis diperlukan, attachment tersebut dapat mempengaruhi kemampuan berbicara. Setelah hilangnya gigi, ini attachment frenal mengganggu stabilitas gigi tiruan, karena setiap kali lidah dipindahkan, attachment frenal tegang dan gigi tiruan copot. Blok lingual Bilateral dan infiltrasi lokal di daerah anterior memberikan anestesi yang memadai untuk frenectomy lingual.

Ujung lidah paling baik dikontrol dengan jahitan traksi. Release bedah dari attachment frenum lingual diinsisi dari jaringan ikat fibrosa di dasar lidah secara melintang, diikuti dengan arah linear untuk membebaskan bagian anterior lidah (Gambar 13-28). Hemostat dapat ditempatkan di attachment frenal di dasar lidah selama kurang lebih 3 menit, sehingga terjadi vasokonstriksi mengurangi risiko perdarahan selama prosedur pembedahan. Setelah hemostat dilepas, insisi dibuat melalui daerah yang sebelumnya ditutup dalam hemostat tersebut. Perhatian harus diberikan pada dasar mulut dan duktus submandibula, yang harus dilindungi selama insisi dan penjahitan. Lidah ditarik ke superior dan margin dari luka perlahan dirusak dan kemudian dibuat sejajar dengan garis tengah lidah. Kadang , pembebasan frenum lingual juga harus disertai dengan pembukaan duktus submandibula dan aspek lingual mandibula. Jika akses tersedia, hal ini dapat dilakukan dengan cara yang sama dengan pembebasan di atas. Namun, jika hanya sebuah band jaringan pendek, diseksi supraperiosteal lokal untuk membebaskan attachment fibrosa dari aspek lingual dari ridge alveolar sudah cukup.

You might also like