You are on page 1of 19

LAPORAN KELOMPOK PPK DI PUSKESMAS NGLUWAR MAGELANG

Di susun oleh : Nama : Rico Irawan Ade Riza A. Yudha AP Kelompok Tutorial Tutor : 15 : dr. Vita 06711005 08711061 08711234

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011/2012


1

PENDAHULUAN Latar belakang Masalah


Memelihara kebersihan lingkungan dan badan adalah hal yang sangat penting karena dengan memelihara kebersihan, setidaknya kita dapat mengurangi resiko penyakit yang diakibatkan bakteri atau kuman yang terdapat lingkungan yang tidak bersih. Beberapa jenis bakteri dan kuman dapat menimbulkan berbagai penyakit dari penyakit ringan sampai penyakit berat bahkan mengakibatkab kematian. Salah satu penyakit yang sering kita dengar akibat ketidakbersihan lingkungan adalah diare. Diare adalah suatu keadaan dimana feses yang dikeluarkan cair dan frekuensinya dalam sehari lebih sering. Diare dapat juga merupakan gejala dari penyakitpenyakit tertentu. Diare dapat menyebabkan dehidrasi berlebihan sehingga menjadi salah satu penyebab kematian

Dasar teori
Definisi Diare adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dengan konsistensi feses cair dengan atau tanpa darah, biasanya disebabkan oleh proses infeksi. Gejalagejala penyerta meliputi demam, menggigil, anoreksia, muntah, dan malaise. Etiologi Berdasarkan penyebabnya, diare akut dapat dibedakan menjadi empat jenis gastroenteritis dan diare adalah - Diare viral akut Bentuk diare yang paling umum, biasanya terjadi selama 1-3 hari, dan dapat sembuh sendiri (self-limited). Menyebabkan sejumlah perubahan pada morfologi sel usus halus seperti pemendekan villi dan peningkatan jumlah sel kripta.

- Diare bakterial Bentuk diare dapat dicurigai apabila terdapat riwayat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri. Diare berkembang dalam 12 jam setelah makan yang Diakibatkan oleh ingestitoksin bakteri. - Diare et causa protozoa Pada diare yang disebabkan oleh infeksi protozoa, misalnya oleh Giardia lamblia, menyebabkan diare dengan feses cair dan berkepanjangan, biasanya didapat setelah berkunjung ke area endemik dimana suplai air pada area tersebut telah terkontaminasi. - Diare akibat enterotoksin. Penyebabnya adalah kuman-kuman yang membentuk enterotoksin, yang terpenting adalah E. coli dan Vibrio cholerae. Toksin melekat pada sel-sel mukosa dan merusaknya, diare ini bersifat selfmiting yaitu akan sembuh sendiri tanpa pengobatan setelah sel mukosa yang rusak diganti dengan yang baru. Penyebab Diare akut: - Faktor malabsorbsi a. Malabsobsi karbohidrat: disakarida(intoleransi laktosa, maltosa dam sukrosa), monosakarida ( intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi yang paling penting adalah intoleransi laktosa. b. c. Malabsorbsi lemak Malabsorbsi protein Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah: 1. Gangguan osmotik Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. 2.Gangguan sekresi

Patofisiologi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus. 3.Gangguan motilitas usus Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula. Manifestasi Klinis Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,

tenesmus,hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseoran yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam (pernapasan Kussmaul). Penatalaksanaan Prinsip Penatalaksanaan Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas: 1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi. 2. Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi. 4

3. Memberikan terapi simtomatik 4. Memberikan terapi definitif.

STATUS KELUARGA DAN STATUS PASIEN A. IDENTITAS I. KEPALA KELUARGA 1. Nama 2. Umur 3. Jenis kelamin 5. Agama 6. Suku bangsa 7. Pendidikan 8. Pekerjaan 9. Alamat lengkap II. PROFIL KELUARGA
No Nama Um ur Pend. Pekerjaan Hubungan Keluarga Status Perkawinan Keteterangan Kesehatan

II. PASANGAN Sukinem 50 tahun P Menikah Islam Jawa SD Ibu rumah tangga Canggalan,kab.magelang

: Mursahid : 47 tahun :L : Islam : Jawa : SD : Ngojek : Canggalan,kab.magelang

4. Status perkawinan : Menikah

1 2 3 4 5

Mursahid Sukinem Lina sulistiyawati Dwi nurhidayah Trimanto

47 th 50 th 27 th 25 th 23 th

SD SD

Ngojek

Ayah

Kawin Kawin Kawin Kawin Belum Kawin

Sehat Diare Sehat Sehat Sehat Sehat

SMA SMA SMA SMA

Ibu rumah Ibu tangga Buruh tani Anak Kandung Buruh tani Anak Kandung Buruh tani Anak Kandung

Tri susilowati

21 th

Buruh tani

Anak Kandung

Kawin

III. Genogram Keluarga

Ket: = Laki- laki = Perempuan = Pasien yang sakit = Tinggal serumah

B. Denah rumah dari puskesmas Ngeluwar

Keteranagan : = Puskesmas Ngluwar

= Pasar = Jembatan

= Lokasi Pasien
B. EKONOMI KELUARGA 1.Rumah (permanen, semidarurat, temlan) 2.Barang mewah (TV, Video, AC, Kulkas, Setrika Listrik, dll) 3. Daya listrik (cantolan, KPA) 4. Lain-lain Tidak termasuk penilaian: - Penghasilan keluarga perbulan - Pengeluaran keluarga perbulan C. PERILAKU KESEHATAN KELUARGA 1. Pelayanan promotif dan preventif bayi dan balita 2. Pembinaan kesehatan keluarga lainnya 3. Pelayanan pengobatan 4. Jaminan kesehatan D. POLA MAKAN KELUARGA Bayi, balita, anak, dewasa, usia lanjut anggota Baik Pengetahuan kesehatan didapatkan dari petugas Puskesmas, dalam keadaan baik Praktek dokter umum Mengikuti ASKES

Rumah permanen dinding dari bata dan semen, lantai dari semen. TV, setrika listrik Cukup memadai Tidak pasti

Pola makan 3 kali sehari menggunakan nasi, sayur, lauk-pauk: tahu, tempe

E. AKTIVITAS KELUARGA/PENGISIAN WAKTU LUANG 1. Aktivitas fisik

Pasien bangun jam 04.00, kemudian sholat subuh.Pasien berangkat kerja jam 05.00. Jualan sayur-sayuran.

2. Aktivitas mental

Keluarga pasien taat beribadah ke masjid, ikut pengajian di sekitar RT, tidak ada jadwal rekreasi/liburan keluarga secara khusus. Jarak antara rumah yang satu dengan yang lain berdekatan,. Hubungan antar tetangga baik, tidak pernah ada konflik dalam

F. LINGKUNGAN 1. Sosial rumah asal

hubungan kemasyarakatan. 2. Sosial tempat kerja Selama bekerja pasien tidak pernah membuat konflik, baik-baik saja sikap sosial terhadap lingkungan tempat kerja, tidak ada permasalahan lain. Luas bangunan 9x6 m2 Jumlah ventilasi kecil dan pencahayaan kurang Cukup bersih, jauh dari limbah kotor, hanya dekat lingkungan sekitar banyak kandang sapi, jamban di dalam rumah, dalam keadaan bersih. Cukup layak, tetapi lingkungan banyak terdapat kandang sapi. Air dari sumur, tetapi sumur berdekatan dengan kandang sapi. Tiap bulan sudah dapat kaporit dari bidan yang keliling. Ayah: Sehat Ibu : Diare Anak: - Anak pertama pernah mengalami typus - Anak keempat pernah mengalami typus Penyakit keturunan: DM (-), Jantung koroner (-), Kanker (-). Penyakit keluarga: Jantung koroner (-), hipertensi (-), DM (-), Asma (+), alergi (+).

3. Fisik rumah asal: - luas bangunan - ventilasi dan cahaya - limbah dan jamban

- tempat bermain - sumber air bersih

G. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

H. DAFTAR PERMASALAHAN DALAM KELUARGA


No 1 Jenis Permasalahan Terdapat anggota keluarga yang sakit Typus (riwayat) Waktu Terjadinya 1tahun terakhir Rencana Penatalaksanaan Menigkatkan fungsi keluarga bagi yang sehat Edukasi pola hidup sehat Berobat ke provider kesehatan Sasaran Anggota keluarga sakit yang

Bapak kurang bertanggung jawab terhadap keluarga

Mencoba saling Keluarga mengobrol dan berkumpul tentang masalah yang sedang dihadapi Edukasi dan motivasi untuk memperbaiki kondisi kebersihan rumah tangga dan lingkungan Tetangga dan masyarakat setempat untuk dapat membantu antar sesam,bekerja lebih giat,berdoa dan mudah-mudahan diberi rezki lebih. Keluarga

3 Lingkungan rumah tempat tinggal yang kurang terjaga kebersihannya 4 Ekonomi kurang

Keluarga

10

DIAGNOSIS KELUARGA Keluarga inti lengkap terdiri dari suami,istri,dan 4 orang anak dengan permasalahan kepala keluarga kurang bertanggung jawab,adanya penyakit yang diderita keluarga yaitu istri dan anak dan lingkungan yang kurang bersih serta permasalahan dalam financial. PROGNOSIS Gangguan kesehatan yang diderita oleh anggota keluaraga mempunyai prognosi baik jika pasien yang sakit teratur dalam minum obat,makan teratur dan gizi terpenuhi serta menjaga kebersihan baik di rumah maupun di lingkungan sekitar. Tata Laksana Keluarga dan Pasien Permasalahan : Ekonomi kurang : tetangga dan masyarakat setempat untuk dapat membantu antar sesama, ikut program pemerintah bantuan langsung tunai. Bapak kurang bertanggung jawab terhadap keluarga : mencoba saling mengobrol dan berkumpul sama anak dan menantu untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Riwayat typus pada anak : meningkatkan fungsi keluarga bayi sehat, edukasi pola hidup sehat dan bersih, berobat ke provider kesehatan Lingkungan rumah tempat tinggal yang kurang terjaga kebersihannya : edukasi dan motifasi untuk memperbaiki kondisi kebersihan rumah tangga.

Medikamentosa dan/atau tindakan : Untuk diare Yang sudah dilakukan : farmakologi Pertama kali kunjungan pasien dikasih obat Yang kedua kali, pasien diberi obat oleh dokter puskesmas metronidazol 500mg, dan cimetidine 200 mg 11

Yang akan dilakukan Famakologi


Anti biotik

Ciprofloksasin 500mg oral di minum 2x sehari, 3 5 hari : buat bakteri Campylobacter, Shigella atau salmonella spp Tetrasiklin 500 mg oral 4x sehari, 3 hari Doksisiklin 300mg Eritromisin 250 mg oral Oral, dosis tunggal : buat bakteri Vibrio Cholera

Metronidazole 250-500 mg, 4xsehari, 7-14 hari, 7-14 hari oral atau IV Obat antidiare Loperamid 2 4 mg/ 3 4x sehari dan lomotil 5mg 3 4 x sehari

Non farmakologi Selalu minum air yang telah direbus (air masak atau air matang) Makan makanan yang bersih Cuci tangan dengan sabun sebelum makan Sayuran, buah dan bahan makanan harus dicuci sebelum dimasak atau dimakan

Memasak makanan dengan cara yang benar Makanan harus dilindungi dari hinggapan lalat dan kecoa Istirahat total

Pemeriksaan Laboratorium Evaluasi laboratorium pasien tersangka diare infeksi dimulai dari pemeriksaan feses adanya leukosit. Kotoran biasanya tidak mengandung leukosit, jika ada itu dianggap sebagai penanda inflamasi kolon baik infeksi maupun non infeksi. Karena netrofil akan berubah, sampel harus diperiksa sesegera mungkin. Sensitifitas lekosit feses terhadap 12

inflamasi patogen (Salmonella, Shigella dan Campylobacter) yang dideteksi dengan kultur feses bervariasi dari 45% - 95% tergantung dari jenis patogennya. Darah Hb, Ht.
EDUKASI DAN PEMBINAAN Diharapkan setiap anggota keluarga dapat meningkatakan kesehatan nya dengan memperhatikan kebersihan rumah maupun lingkungan sekitar rumah sesuai dengan pola hidup sehat, menjaga dan mengobati secara teratur dan tuntas untuk keluarga yang mempunyai penyakit lama, berkomunikasi secara baik dengan suami dalam menyeleseikan permasalahan yang berkaitan dengan kurang tanggung jawab nya suami terhadap keluarga,berdoa dan berusaha dalam meningkatkan taraf hidup yang lebih baik dari segi agama dan ekonomi terutama.

PEMBAHASAN HOME VISIT Evaluasi kasus pasien Pasien sudah menderita diare sejak 1 minggu, pertama 2 x sehari diare disertai demam, pasien beli obat diwarung tetapi tidak kunjung sembuh. Diare semakin memberat sampai 7 x sehari, lalu ke puskesmas untuk berobat, setelah itu agak membaik, diare seperti bubur tidak ada lendir dan darah. Seperti disebutkan oleh (Alsagaff, 2008) bahwa saat kondisi tubuh turun maka daya tahan tubuh juga akan ikut menurun sehingga memudahkan kuman patogen untuk menginfeksi usus. Daya tahan tubuh dapat turun dikarenakan faktor lingkungan misalnya daerah pemukiman padat penduduk, kumuh dan faktor psikologis penderita yang sedang mengalami gangguan. Daerah tempat tinggal pasien merupakan daerah yang padat penduduknya, rumah-rumah saling berdempetan satu sama lain, rumahnya pasien dengan kandang sapi saling berdekatan,di belakang, depan, samping rumah pasien terdapat kandang sapi tetangga. Banyak hal-hal yang dapat menimbulkan diare, diantaranya : makan tanpa cuci tangan yang bersih, minum air mentah, minum air yang sumurnya berdekatan dengan kandang sapi, makan makanan yang dihinggapi oleh lalat, lingkungan yang kumuh dan kotor. Hal- hal tersebut bisa terjadi terhadap pasien karena jarak rumah pasien dengan kadang sapi amatlah dekat. Selain itu tetangga pasien ada satu yang mengalami diare yang sama, tetapi beli obat di warung sembuh. Menurut (Bustan, 2006) keadaan lingkungan yang kotor dan juga padat

13

penduduk dapat mempengaruhi status kesehatan dari orang-orang di sekitar lingkungan tersebut. Setelah dari puskesmas, hari berikutnya pasien datang lagi ke puskesmas mengeluhkan dada dan perut pasien merasa panas,ini bisa dikarenakan naiknya asam lambung merupakan akibat kegagalan otot sphincter kerongkongan untuk berfungsi dengan benar. Karena produksi asam tidak normal, proses pencernaan terpengaruh dan menyebabkan rasa panas di perut, dada, dan bahkan sampai ke kerongkongan, ternyata pasien sudah memiliki maag lama dan diberi obat antasid, pasien juga mempunyai alergi dingi, apabila dingin pasien merasakan gatal-gajal dan minum ctm sembuh, biasanya tidak minum sembuh sendiri, kita tahu alegri akan hilang dengan sendirinya seiring hilangnya faktor resiko yang menimbulkannya. Dari faktor psikologis pasien, pasien merasakan kesepian karena dari 4 anaknya 3 diantaranya sudah berkeluarga sendiri dan jarang menjenguk pasien, biasanya Cuma 1 minggu sekali, terkadang malah 1 bulan sekali, sedangkan suami pasien jarang pulang kerumah, dan sudah kurang harmonis lagi hubungan pasien dengan suami. Kata anak nya pasien yang waktu itu ada disitu, sang ayah akan menikah lagi.

Faktor resiko Diare 1. Faktor sosial ekonomi Berhubungan dengan keadaan rumah, kepadataan hunian, lingkungan tempat tinggal, lingkungan dan sanitasi yang buruk dapat memudahkan bakteri masuk. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan diare, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup layak dengan memenuhi syaratsyarat kesehatan. 2. Faktor lingkungan dan perilaku : Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dua faktor yang dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia Apabila faktor 14

lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula. Yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.

Penanganan Manajamen stress. 1. Mengisi waktu dengan melakukan kegiatan yang berguna seperti mengikuti pengajian, forum-forum pertemuan dengan tujuan untuk mengurangi beban pikiran. 2. Ikhlas dalam menerima cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. 3. Memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah SWT agar diberikan jalan keluar terbaik dari permasalahan yang ada. 4. Berbagi pemikiran (sharing) dengan orang yang dipercaya sehingga beban pikiran dapat sedikit berkurang. Diare Prinsip pengobatan diare adalah : 1. Mengganti cairan yang keluar. Oleh karena itu berikan : a. Larutan oralit/larutan gula garam, atau b.Cairan dari bahan makanan, seperti sup, air tajin dan (susu asam), atau c. Air putih masak. 2. Antibiotik 3. Obat antidiare
Kelompok antisekresi selektif

minuman

yoghurt

15

Terobosan terbaru dalam milenium ini adalah mulai tersedianya secara luas racecadotril yang bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja kembali secara normal. Perbaikan fungsi akan menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga keseimbangan cairan dapat dikembalikan secara normal. Di Indonesia saat ini tersedia di bawah nama hidrasec sebagai generasi pertama jenis obat baru anti diare.

Kelompok opiat Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil). loperamid 2 4 mg/ 3 4x sehari dan lomotil 5mg 3 4 x sehari. Efek kelompok obat tersebut meliputi penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekwensi diare.

DIAGNOSIS KERJA Aksis I : Diare sejak 1 minggu yang lalu. Aksis Aksis Aksis Aksis II : Tidak ada gangguan pada aksis II III : Gastritis. IV: Menjual sayur-sayuran di pasar dengan kesehatan kurang,stressor psikologis dari suami dan permasalahan dalam keadaan ekonomi. V : 81-90.

PROGNOSIS Baik apabila pasien melakukan perubahan pola hidup menjadi lebih baik.

16

LAMPIRAN

17

DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008. Semarang: Dinas Keshatan Jawa Tengah. Heru, A., 2002. Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Kirschner, B. S., Black, D. D., 2010. Nelson Esensi Pediatri (4th ed). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Sagala,K. H., et. al., 2004. Diare Akut Disebabkan Bakteri . repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3371/1/penydalamumar5.pdf. (diakses pada 1 Oktober 2011). Simadibrata, M., Daldiyono., 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 4. Jilid 1. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

18

Widjaja, M.,C, 2002. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita . Jakarta: Kawan Pustaka. World Health Organization, 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO.

19

You might also like