You are on page 1of 5

GEOLOGI REGIONAL DIY

Daerah Yogyakarta secara umum terbentuk akibat pengangkatan Pegunungan Selatan serta Pegunungan Kulon Progo. Pengangkatan ini diperkirakan terjadi pada Kala Pleistosen awal. Pengangkatan tersebut membentuk suatu cekungan. Cekungan ini lalu disebut sebagai Cekungan Yogyakarta. Setelah pengangkatan kemudian terjadi penggenangan air pada kaki pegunungan hingga Gantiwarno dan Baturetno. Pada 42.000 tahun yang lalu di dalam Cekungan Yogyakarta muncul sebuah gunungapi. Gunungapi ini dikenal sebagai Gunung Merapi saat ini. Munculnya gunungapi ini mempengaruhi kondisi geologi daerah ini pada 6210 hingga 310 tahun yang lalu. Berikut adalah ulasan umum mengenai geomorfologi, stratigrafi, serta struktur geologi regional Daerah Istimewa Yogyakarta: I. Geomorfologi Regional Daerah Istimewa Yogyakarta secara umum merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Selatan (pegunungan yang terletak pada bagian Selatan Jawa Tengah, mulai dari bagian Tenggara Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memanjang ke arah Selatan Jawa Timur. Secara morfologis daerah Pegunungan Selatan merupakan rangkaian pegunungan yang dapat dibedakan menjadi 3 satuan morfologi utama, antara lain yaitu: I.1 Satuan Morfologi Perbukitan Berelief Sedang Sampai Curam Satuan ini berada di sekitar daerah sekitar Imogiri Barat kemudian memanjang ke Utara hingga Prambanan, membelok ke Timur (Pegunungan Baturagung) dan melewati Perbukitan Panggung, Plopoh, Kambangan hingga di kawasan yang terpotong oleh jalan raya Pacitan-Slahung. I.2 Satuan Dataran Tinggi Satuan ini meliputi daerah Gading, Wonosari, Playen hingga Semanu. Daerah ini rata-rata memiliki ketinggian 200 m di atas muka laut, dengan topografi yang hampir datar.

I.3 Satuan Perbukitan Kerucut Satuan ini meliputi Timur Parangtritis memanjang ke daerah Baron, menerus ke arah Timur melalui Punung hingga ke daerah Pacitan. Daerah ini tersusun oleh bukit-bukit kecil kerucut karst Zona Pegunungan Selatan Wonosari mempunyai keunikan serta

kelengkapan relief, genetik bentuklahan, dan proses. Keunikan dan kelengkapan relief tercermin dari adanya dataran hingga pegunungan. Sedangkan genetik bentuklahan di sini mencakup struktural, denudasional, fluvial, marin, eolian, solusional, serta antropogenik. Pada masa lalu dijumpai pula bentuklahan volkanik dan organik dimana saat ini hanya dapat dijumpai sia-sisanya. Secara proses dapat dikaji peranan tenaga endogen yang mengakibatkan pengangkatan yang menimbulkan gempa bumi, pensesaran, fracturing zone, dan lain sebagainya. Sementara itu, peranan tenaga eksogen yang dapat dikaji berupa pelapukan, erosi dan gerakan massa. Bentuklahan sebagai objek kajian ilmu geomorfologi dapat dirinci sesuai skala. Misalnya bentuklahan fluvial di daerah muara Sungai Opak dapat dirinci menjadi tanggul alam, dataran banjir, serta dataran banjir. Pada masing-masing bentuklahan yang ada dapat dijumpai fenomena-fenomena antropogenik. Sebagai contoh pada daerah dataran banjir muara Sungai Opak berkembang lahan pertanian. Berkembangnya lahan pertanian pada lokasi tersebut dikarenakan daerah dataran banjir banyak mengandung humus yang bermanfaat bagi kesuburan tanaman-tanaman pertanian.

II.

Stratigrafi Regional Zona Pegunungan Selatan Gunungkidul mempunyai keunikan stratigrafis yang dapat digunakan untuk merekonstruksi terbentuknya sebagian besar Pulau Jawa. Formasi batuan di zona ini dari tua ke muda disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Karakteristik Formasi Batuan pada Zona Pegunungan Selatan Gunungkidul Formasi Umur Paleosen, eosen, oligosen Litologi Lingkungan Pembentukan

Tuf, batu pasir tuf, batu apung, Gunungapi Kebo Butak batu lempung, bawah laut aglomerat Tuf, batu pasir Oligosen akhir- tuf, batu apung, Gunungapi Semilir Miosin awal batu lempung, bawah laut aglomerat Breksi vulkanik, Oligosen-miosen endapan lava, Gunungapi di Nglanggran tengah aglomerat, pasir laut tuf Sambipitu Napal, lempung, Miosin awalpasir Laut dengan gampingan, arus aktif Miosin tengah pasir tufaan Batugamping frakmental, pasiran, Laut dangkal, Oyo Miosin tengah gampingan, karbonat konglomerat bersispan volkan gamping, napal, tuf Batugamping terumbu Laut dangkal, Wonosari Miosin tengah berlapis, napal, murni karbonat konglomerat gamping Lempung, napal Miosin akhirpasiran, Kepek Laguna Pliosen batugamping berlapis Breksi volkan, Wuni Miosin tengah tuf, lanau, pasir Laut dangkal tuf, batugamping Abu gunungapi Tuf Slawu Plistosen awal Tuf pasiran Darat Lempung hitam, PlistosenEndapan kwarter pasir, lanau, Endapan sungai Holosen konglomerat (Sumber: www.wingmanarrows.files.wordpress.com)

III.

Struktur Geologi Regional Struktur geologi yang berkembang di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya memperlihatkan pengaruh langsung dari menunjamnya Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia pada bagian Selatan Pulau Jawa. Penunjaman lempeng-lempeng tersebut menghasilkan jalur magmatik Pulau Jawa, palung laut, jalur busur luar kepulauan, pensesaran yang aktif, maupun gempa bumi. Jalur busur luar kepulauan yang terbentuk akibat suduksi Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia tidak menghasilkan kepulaan seperti yang ada di Barat Daya Sumatera (Pulau Nias, Siberut, Pagai, dan lain-lain). Sesar Opak yang membujur dari Prambanan hingga Parangtritis di bagian Timur Kota Yogyakarta merupakan salah satu sesar utama yang ada. Sesar ini kemudian diikuti dengan puluhan sesar dengan posisi tegak lurus Pegunungan Baturagung. Selain itu ada pula sesar yang membatasi Pegunungan Kulon Progo dengan dataran Yogyakarta pada bagian Barat Kota Yogyakarta. Puluhan sesar-sesar kecil berarah Barat Daya tegak lurus dengan Pegunungan Kulon Progo mengikuti sesar Pegunungan Kulon Progo tersebut. Kedua sesar utama ini menyebabkan dataran Yogyakarta bagian Selatan ambles (dikenal sebagai Graben Bantul). Graben Bantul bila ditarik ke arah Utara melalui Gunungapi Merapi, Gunungapi Ungaran, serta Kota Semarang akan membentuk suatu kelurusan yang membagi Pulau Jawa menjadi sisi Barat dan Timur.

DAFTAR PUSTAKA

http://aryadhani.blogspot.com/2009/05/geologi-regional-gunung-kidul.html Diakses pada: Jumat, 29 Maret 2013 pukul 19.07 WIB http://wingmanarrows.files.wordpress.com/2009/10/100709_0904_sejarahgeol 4.png?w=630 Diakses pada: Jumat, 29 Maret 2013 pukul 18.32 WIB http://www.scribd.com/doc/68470453/Geologi-Regional-Daerah-Yogyakarta Diakses pada: Jumat, 29 Maret 2013 pukul 18.59 WIB

You might also like