You are on page 1of 29

FITOTERAPI TERAPAN LIVER

Disusun oleh:

Evi Lestari Emy Dwi Frismandani Sherla Febriany Fadli Nugraha Nurul Hasanah

260112120501 260112120503 260112120505 260112120507 260112120509

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS FARMASI JATINANGOR 2013 1. PENDAHULUAN

Hati merupakan organ intestinal paling besar dalam tubuh manusia. Beratnya rata-rata 1,21,8 kg atau kira-kira 2,5% berat badan orang dewasa. Di dalamnya terjadi pengaturan metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks dan juga proses-proses penting lainnya bagi kehidupan, seperti penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol dan detoksifikasi racun atau obat yang masuk dalam tubuh. Gangguan fungsi hati seringkali dihubungkan dengan beberapa penyakit hati tertentu. Beberapa pendapat membedakan penyakit hati menjadi penyakit hati akut atau kronis. Dikatakan akut apabila kelainan-kelainan yang terjadi berlangsung sampai dengan 6 bulan, sedangkan penyakit hati kronis berarti gangguan yang terjadi sudah berlangsung lebih dari 6 bulan. Ada satu bentuk penyakit hati akut yang fatal, yakni kegagalan hati fulminan, yang berarti perkembangan mulai dari timbulnya penyakit hati hingga kegagalan hati yang berakibat kematian (fatal) terjadi dalam kurang dari 4 minggu. Beberapa penyebab penyakit hati antara lain: 1. Infeksi virus hepatitis, dapat ditularkan melalui selaput mukosa, hubungan seksual atau darah (parenteral). 2. Zat-zat toksik, seperti alkohol atau obat-obat tertentu. 3. Genetik atau keturunan, seperti hemochromatosis. 4. Gangguan imunologis, seperti hepatitis autoimun, yang ditimbulkan karena adanya perlawanan sistem pertahanan tubuh terhadap jaringan tubuhnya sendiri. Pada hepatitis autoimun, terjadi perlawanan terhadap sel-sel hati yang berakibat timbulnya peradangan kronis.

5. Kanker, seperti Hepatocellular Carcinoma, dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik antara lain aflatoksin, polivinil klorida (bahan pembuat plastik), virus, dan lain-lain. Hepatitis B dan C maupun sirosis hati juga dapat berkembang menjadi kanker hati.

Penyakit hati yang sering ditemukan, yaitu: A. Hepatitis Virus hepatitis terdiri dari beberapa jenis : hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Hepatitis A, B dan C adalah yang paling banyak ditemukan. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A), kronik (hepatitis B dan C) ataupun kemudian menjadi kanker hati (hepatitis B dan C). 1) Hepatitis A Hepatitis A pada anak-anak sering tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak akan berlanjut menjadi kronik. Penularan terjadi melalui makanan. Faktor risiko lain, meliputi : tempat-tempat penitipan/perawatan bayi atau batita, bepergian ke negara berkembang, perilaku seks oral-anal, pemakaian jarum bersama pada IDU (injecting drug user). Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A yang memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama. Untuk kekebalan yang lebih panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali.

2) Hepatitis B Gejala hepatitis B adalah lemah, lesu, sakit otot, mual dan muntah, kadang- kadang timbul gejala flu, faringitis, batuk, fotofobia, kurang nafsu makan, mata dan kulit kuning yang didahului dengan urin berwarna gelap. Manifestasi infeksi Hepatitis B adalah peradangan kronik pada hati. Virus hepatitis B termasuk yang paling sering ditemui. Sebagian penderita hepatitis B akan sembuh sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup, tapi sebagian lagi akan berkembang menjadi hepatitis kronik. Orang tersebut akan terus-menerus membawa virus hepatitis B dan bisa menjadi sumber penularan. Penularannya melalui darah atau transmisi seksual. Dapat terjadi lewat jarum suntik, pisau, tato, tindik, akupunktur atau penggunaan sikat gigi bersama yang terkontaminasi, transfusi darah, penderita hemodialisis dan gigitan manusia. Hepatitis B sangat berisiko bagi pecandu narkotika dan orang yang mempunyai banyak pasangan seksual. 3) Hepatitis C Hepatitis C adalah penyakit infeksi yang bisa tak terdeteksi pada seseorang selama puluhan tahun dan perlahan-lahan tapi pasti merusak organ hati. Biasanya orang-orang yang menderita penyakit hepatitis C tidak menyadari bahwa dirinya mengidap penyakit ini, karena memang tidak ada gejala- gejala khusus. Beberapa orang berpikir bahwa mereka hanya terserang flu. Gejala yang biasa dirasakan antara lain demam, rasa lelah, muntah, sakit kepala, sakit perut atau hilangnya selera makan.

B. Sirosis Hati Setelah terjadi peradangan dan bengkak, hati mencoba memperbaiki dengan membentuk fibrosis yang membuat hati lebih sulit melakukan fungsinya. Ketika kerusakan berjalan, semakin banyak fibrosis terbentuk dan mulai menyatu, dalam tahap selanjutnya disebut "sirosis". Sirosis merupakan penyakit hati kronis yang ditandai dengan regenerasi nodular dari hepatoksit dan difusi fibrosis. Hal ini disebabkan oleh nekrosis parenkimal diikuti dengan proliferasi nodular suatu hepatosit yang bertahan. Regenerasi nodul dan fibrosis yang menyertainya menyebabkan hambatan aliran darah yang melewati hati dan menyebabkan hipertensi portal, penurunan kerja hati, jaundice, dan asites. Pada sirosis, area hati yang rusak dapat menjadi permanen sehingga darah tidak dapat mengalir dengan baik pada jaringan hati yang rusak dan hati mulai menciut dan menjadi keras. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, alkohol, perlemakan hati atau penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu. Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi seperti muntah dan keluar darah pada feses, mata kuning serta koma hepatikum. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya sirosis hati adalah pemeriksaan enzim SGOT-SGPT, waktu protrombin dan protein (AlbuminGlobulin) Elektroforesis (rasio Albumin-Globulin terbalik) C. Kanker Hati Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC).

HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis. Pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi terjadinya kanker hati adalah AFP dan PIVKA II. D. Perlemakan Hati Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5% dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alcohol berlebih, disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol, disebut NASH (Non Alcoholic Steatohepatitis). Pemeriksaan yang dilakukan pada kasus perlemakan hati adalah terhadap enzim SGOT, SGPT dan Alkali Fosfatase. E. Kolestasis dan Jaundice
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan produksi dan/atau pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata (pada lapisan sklera) disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan feses lebih terang. Biasanya gejala tersebut timbul bila kadar bilirubin total dalam darah melebihi 3 mg/dl. Pemeriksaan yang dilakukan untuk kolestasis dan jaundice yaitu terhadap Alkali Fosfatase,

Gamma GT, Bilirubin Total dan Bilirubin Direk. F. Hemokromatosis Hemochromatosis merupakan kelainan metabolisme besi yang ditandai dengan adanya pengendapan besi secara berlebihan di dalam jaringan. Penyakit ini bersifat genetik atau keturunan. Pemeriksaan laboratorium untuk

mendeteksi terjadinya hemochromatosis adalah pemeriksaan terhadap Transferin dan Ferritin. G. Abses Hati Abses hati dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau amuba. Kondisi ini disebabkan karena bakteri berkembang biak dengan cepat, menimbulkan gejala demam dan menggigil. Abses yang diakibatkan karena amubiasis prosesnya berkembang lebih lambat. Abses hati, khususnya yang disebabkan karena bakteri, sering kali berakibat fatal.

2.

GEJALA KLINIS DAN DIAGNOSA Adapun gejala yang menandai adanya penyakit hati adalah sebagai berikut: a. b. c. Kulit atau sklera mata berwarna kuning (ikterus). Badan terasa lelah atau lemah. Gejala-gejala menyerupai flu, misalnya demam, rasa nyeri pada seluruh tubuh. Kehilangan nafsu makan, atau tidak dapat makan atau minum. d. e. Mual dan muntah. Nyeri abdomen, yang dapat disertai dengan perdarahan usus. Tungkai dan abdomen membengkak. f. Di bawah permukaan kulit tampak pembuluh-pembuluh darah kecil,

merah dan membentuk formasi laba-laba (spider navy), telapak tangan memerah (palmar erythema) dan kulit mudah memar. Tanda-tanda tersebut adalah tanda mungkin adanya sirosis hati. g. h. Darah keluar melalui muntah dan rektum (hematemesis-melena). Gangguan mental, biasanya pada stadium lanjut (encephalopathy hepatic). i. Demam yang persisten, menggigil dan berat badan menurun (gejala ini mungkin menandakan adanya abses hati). Untuk mendeteksi adanya kelainan patologis pada hati dapat dilakukan dengan evaluasi berikut ini: a. Evaluasi laboratorium, meliputi beberapa pemeriksaan biokimiawi yang mencakup enzim-enzim serum termasuk aminotransferase, alkaline

phosphatase dan 5-nukleotidase. b. Evaluasi radiographic, meliputi Ultrasonography (USG), Computed Tomography Scanning (CT-Scan), Magnetic Resonance Imaging (MRI), Scintigraphy hati-limpa, Percutaneous Transhepatic Cholangiography

(PTC) dan Endoscopic Retrogade Cholangio-pancreatography (ERCP).

3. TERAPI PENGOBATAN a. Terapi Non Farmakologis Terapi non farmakologis bagi penderita penyakit hati adalah dengan diet seimbang, jumlah kalori yang dibutuhkan sesuai dengan tinggi badan, berat badan, dan aktivitas. Pada keadaan tertentu, diperlukan diet rendah protein, banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan

untuk mencegah sembelit, menjalankan pola hidup yang teratur dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan. Tujuan terapi diet pada pasien penderita penyakit hati adalah menghindari kerusakan hati yang permanen, meningkatkan kemampuan regenerasi jaringan hati, mengurangi ketidaknyamanan (komplikasi ascites, varises esofagus dan ensefalopati hepatik yang berlanjut ke komplikasi hepatik hebat. Diet yang seimbang sangatlah penting. Kalori berlebih dalam bentuk karbohidrat dapat menambah disfungsi hati dan menyebabkan terjadinya penimbunan lemak pada hati. Selain itu penderita penyakit hati disarankan segera beristirahat bila merasa lelah dan menghindari minuman beralkohol.

b.

Terapi Farmakologis Golongan obat yang digunakan antara lain adalah aminoglikosida (digunakan

pada kasus abses hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri), antiamuba untuk abses hati (seperti dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate, emetine, etofamide, metronidazole), antimalaria untuk abses hati (klorokuin), antivirus (lamivudine, efektif untuk hepatitis B), diuretik (Spironolactone, dapat membantu mengatasi edema yang menyertai sirosis hati, dengan atau tanpa asites), kolagogum, koletitolitik dan hepatik protektor untuk melindungi hati dari kerusakan yang lebih berat akibat hepatitis dan kondisi lain, serta multivitamin dengan mineral. Selain pengobatan, adapula terapi dengan vaksinasi untuk pencegahan dan terapi dengan transplantasi liver untuk kegagalan hati yang tak dapat pulih dan untuk komplikasi- komplikasi penyakit hati kronis tahap akhir.

4. TERAPI DENGAN PENGOBATAN HERBAL Obat hepato-protektor herbal Nama Umum Black catnip Nama Latin
Phyllanthus amarus Liquorice Glycyrrhiza glabra Akar

Bagian Tumbuhan
Aerial

Konstituen
Tannin, flavonoid, lignan Triterpen saponin, flavonoid

Dosis Harian A

5-15 g

Milk thistle*

Silybum marianum

Biji

Flavonolignan (silymarin), flavonoid, minyak lemak

2-4 g

Picrorhiza Schizandra

Picrorhiza kurroa Schizandra chinensis

Rimpang Buah

Iridoid Minyak atsiri, asam askorbat, lignan

0.4-1.5 g 1.5-6 g

Soy

Glycine max

Lecithin dari kacang kedelai

Fosfolipid, minyak lemak, fitosterol Minyak atsiri, curcuminoid

Turmeric

Curcuma domestica

Rimpang

1.5.3

* disetujui oleh Komisi E Jerman untuk dyspeptic dan keluhan hati A. Belum ada informasi yang dapat dipercaya B. Dosis rata-rata dari fosfolipid adalah 3,5 g

Milk thistle Milk thistle merupakan buah tanaman Silybum marianum (L.) Gaertner (Fam.

Asteraceae), tanaman herbal yang berbentuk tabung berwarna ungu pada bunga dan daun dengan bintik-bintik putih. Tanaman ini berasal dari Eropa dan dibudidayakan di Afrika Utara dan Amarika Selatan. Diberi nama marianum karena ada cerita bahwa bintik-bintik putih pada daun tanaman tersebut berasal dari tetesan coklat Virgin Mary. Milk thistle mengandung silymarin, yang tersusun atas flavanolignan silybinin, silydianin, dan silychristin. Silybin merupakan kandungan kimia yang paling aktif dan melimpah (60-70% silymarin). Silymarin ditemukan pula pada daun dan biji, akan tetapi kandungan tertinggi silymarin terdapat pada buah. Konstituen lainnya yang terkandung adalah taxifolin dan flavonoid. Efek hepatoprotektor dari milk thistle dicapai melalui beberapa mekanisme kerja. Mekanismenya antara lain meningkatkan sintesis protein dalam hepatosit dan menstimulasi regenerasi hati, efek antioksidan, dan efek anti-inflamasi. Sintesis protein dapat terjadi karena silymarin memicu aktivitas RNA polymerase I dengan cara aktivasi promotor pada DNA yang digunakan sebagai cetakan untuk sintesis RNA ribosom. Kenaikan jumlah RNA ribosom menghasilkan stimulasi kapasitas regenerasi hati. Silymarin berfungsi sebagai antioksidan karena merupakan pengikat radikal bebas, dapat meningkatkan kadar glutation dalam hepar yang dapat mendetoksifikasi berbagai zat dalam hati, lambung, dan usus, dan dapat meningkatkan enzim superoxide dismutase (10 kali lebih poten dibandingkan vitamin E). Silymarin juga berfungsi sebagai anti-inflamasi karena dapat menstabilkan mast cell, menginhibisi migrasi neutrofil, menginhibisi sintesis leukotrien dan prostaglandin.

Milk thistle telah diujikan terhadap beberapa penyakit hati termasuk penyakit hati alkoholik kronis, viral hepatitis, sirosis alkoholik dan non-alkoholik, dan penyakit hati kronis non-spesifik (Box 22.1). Secara umum, efikasi klinis dari milk thistle belum diketahui secara jelas. Manfaatnya terhadap hati telah ditunjukkan (tetapi tidak konsisten), dengan adanya perbaikan jumlah aminotransferase, indicator kerusakan hati. Kelangsungan hidup dan hasil klinis lainnya telah dipelajari paling sering, dengan temuan baik positif dan negatif. Bukti yang tersedia tidak cukup untuk menunjukkan apakah milk thistle lebih efektif untuk penyakit hati daripada penyakit lainnya. Efektivitas mungkin terkait dengan durasi terapi atau kronisitas dan tingkat keparahan penyakit hati. Silybinin efektif sebagai racun dalam jamur Amanita phalloides. Bukti yang tersedia menunjukkan bahwa milk thistle menghasilkan sedikit/ minor efek yang merugikan. Efek samping dari penggunaan milk thistle secara oral adalah masalah pada gastrointestinal (mual, diare, dyspepsia, perut kembung, sakit perut, anoreksia, dan perubahan aktivitas usus), sakit kepala, reaksi pada kulit (pruritus, ruam/kemerahan, urtikaria, dan eksim), penyakit neurofisiologis (lemas, malaise, dan insomnia), arthralgia, rhinokonjuntivitis, impotensi dan anafilaksis. Kejadian tersebut sangat jarang. Pada dosis yang lebih tinggi (>1500 mg/hari) silymarin menghasilkan efek pencahar karena meningkatkan aliran empedu dan sekresi. Milk thistle dapat meningkatkan fungsi hati sehingga dapat mempengaruhi metabolism obat. Picrorhiza. Berasal dari rimpang Picrorhiza kurroa (Fam. Scrophulariaceae), tanaman

kecil yang tumbuh di utara-timur India di lereng Gunung Himalaya. Konstituen penting dari picrorhiza adalah iridoid glikosida picrosides I, II, dan kutkoside, yang terkumpul sebagai kutkin. Mekanisme proteksi picrorhiza terhadap hati belum diketahui secara jelas, akan tetapi beberapa kemungkinan telah diutarakan. Seperti milk thistle, picrorhiza memiliki aktivitas antioksidan, menstimulasi regenerasi hati dan memiliki aktivitas anti-inflamasi. Picrorhiza memiliki aktivitas yang lebih poten sebagai koleretik dan sebagai antikolestatik dibanding silymarin. Picrorhiza merupakan obat tradisional Ayurveda yang berasal dari India, tetapi belum ada data mengenai khasiatnya terhadap penyakit hati. Picrorhiza bersifat kurang larut dalam air dan larut dalam etanol. Oleh karena itu, picrorhiza sering diolah menjadi tincture dengan rasa yang sangat pahit. Untuk mengatasinya, picrorhiza dibuat dalam bentuk ekstrak enkapsulasi (4% kutkin, Picrovir). Dosis lazim untuk dewasa adalah 400-1500 mg/ hari. Berdasarkan Ayurveda, picrorhiza tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Black catnip. Berasal dari bagian aerial (bagian yang tumbuh di atas tanah) tanaman Phyllanthus amarus, sebuah tanaman Indan yang juga tumbuh di Afrika, Amerika, dan beberapa wilayah Asia. Konstituen penting dari tanaman ini adalah tannin, flavonoid, lignan, termasuk senyawa phyllanthin (0,8%) dan hypophyllanthin yang rasanya sangat pahit. Senyawa phyllanthin dan hypophyllanthin memiliki aktivitas antivirus. Ekstrak air Phyllanthus amarus dapat menghambat DNA polymerase dan ekspresi antigen permukaan dari virus hepatitis. Efek tersebut telah diuji pada 22 uji klinis terhadap 1947 pasien yang mengidap penyakit

hepatitis B kronis. Hasil dari perngujian tersebut menunjukkan bahwa spesies Phyllanthus (P. amarus, P. urinaria, P. niruri) positif meningkatkan klirens serum HbsAg jika dibandingkan dengan placebo atau tanpa perlakuan. Tidak ada perbedaan signifikan dari klirens serum hepatitis B surface antigen (HbsAg), antigen hepatitis Be (HBeAg) dan virus hepatitis B (HBV) DNA antara spesies Phyllanthus dengan obat standar (interferon). Phyllanthus memiliki efek klirens serum HbsAg, HBeAg, HBV DNA dan normalisasi enzim hati yang lebih baik daripada obat herbal lainnya. Namun, bukti tersebut tidak kuat karena kualitas metodologi umum dan variasi obat herbal yang rendah. Obat dapat diberikan dalam bentuk dekok (10 tanaman untuk 1 liter air). Dosisnya belum diketahui secara tepat. Schizandra (Wu-Wei-Zi). Schizandra chinensis (Turcz) Baillon (Fam. Schizandraceae) adalah tanaman merambat yang dapat ditemukan di Cina dan Korea. Konstituen penting dari tanaman ini adalah minyak atsiri, vitamin C, dan lignan (schizandrine A-C, schizandrol A dan B). Beberapa studi menunjukkan bahwa buah dari tanaman ini memiliki efek hepatoprotektor. Komponen lignan berperan menghambat peroksidasi lipid. Ekstrak etanol schizandrine dan schizandrol telah melalui uji klinis dan digunakan pada pengobatan hepatitis. Dosis harian: 1,5 6 gram simplisia utuh. Tidak ada efek samping dari ekstrak tanaman ini. Liquorice. Berasal dari akar dan rimpang tanaman Glycyrrhiza glabra L. (Fam. Fabaceae) yang dikeringkan. Kelompok saponin seperti glycyrrizhin dan lectin dari liquorice telah digunakan selama lebih dari 20 tahun untuk pengobatan viral

hepatitis kronis di Jepang. Ekstrak cairnya (lebih kuat dibanding Neo-Minophagen C), diberikan secara parenteral selama dua minggu dengan dosis harian 80 mg, dapat menormalkan aspartat transaminase dan alanin transaminase pada lebih dari 60% pasien hepatitis kronik. Analisis lainnya dilakukan terhadap 84 pasien hepatitis C kronis yang diberikan glycyrrizhin secara intravena 2-7 kali seminggu. Hasilnya, senyawa tersebut mampu menurunkan resiko hepatocellular carcinoma. Menurut Komisi E Jerman, dosis maksimum untuk glycyrrizhin yang dianjurkan adalah 100 mg/ hari karena memiliki aktivitas yang menyerupai aldosteron sehingga harus dipantau pemakaiannya pada penderita hipertansi, hiperkalemia, dan worsening ascites.

5.

GANGGUAN

EMPEDU

DAN

OBAT

CHOLAGOGUE/KOLERETIK Empedu disekresikan oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu. Empedu mengandung kurang lebih 65-90% garam empedu, 5-25% kolesterol dan 2-25% fosfolipid, bilirubin, asam lemak, elektrolit dan air. Empedu memiliki aktivitas sebagai surfaktan dalam mengemulsikan lemak dalam makanan, membuat lemak menjadi lebih sensitif terhadap enzim pankreatin lipase, juga memfasilitasi digesti dan absorpsi. Ketika empedu tidak dapat dihasilkan hati atau mengalami kesulitan untuk mencapai lumen usus (karena adanya batu empedu, inflamasi kolesistitis, atonia saluran empedu) menyebabkan kemungkinan rasa sakit pada bagian atas perut dan keluhan dispeptik. Jadi, dapat dikatakan bahwa gangguan empedu erat kaitannya dengan penyakit liver sehingga terdapat obat cholagogue/koleretik yang juga dapat berfungsi dalam pengobatan liver.

Cholagogue adalah senyawa-senyawa atau obat yang dapat menstimulasi aliran dari empedu yang sudah terbentuk, khususnya dengan cara memicu kontraksi kantung empedu. Koleretik adalah senyawa atau obat yang memicu sekresi empedu oleh hepatosit. Adapun obat cholagogue/koleretik herbal yang juga dapat berfungsi dalam pengobatan liver yaitu:

Nama umum Artichoke ** Boldo* Celandine * Curcuma* * Dandelion */** Devils claw* Fumitory*

Nama latin Cynara scolymus Peumus boldus Chelidonium majus Curcuma xanthorrhizia Taraxacum officinale Harpagophytum procumbens Fumaria officinalis Marrubium vulgare Helichrysum arenarium

Bagian tumbuhan Daun

Konstituen Derivate asam kafeat, flavonoid, sesquiterpen lakton Boldine, flavonoid, minyak atsiri Coptisine, berberine, chelidonine, protopin Minyak atsiri, curcuminoid Sesquiterpen lakton, triterpen dan steroid, flavonoid Iridoid, triterpen, fenol Flavonoid, alkaloid isokinolin, asam fumarat Marrubin, derivate asam kafeat, flavonoid Flavonoid, phtalides, pyrone, derivate

Dosis harian 6g

Daun Aerial Rimpang Akar, daun

2-3 g 2-4 g 2g 3-5 g

Akar sekunder Aerial

4.5 g 6g

Horehoun d* Immortell e*

Aerial

4.5 g

Bunga

3g

asam kafeat Japanese mint*/** Mentha arvensis var.piperascens Minyak dari bagian aerial Daun, minyak dari daun Mentol, menthone, limonene, - dan pinene Minyak atsiri (mentol, menthone, limonene, - dan pinene), flavonoid, asam kafeat Flavonolignan (silymarin), flavonoid, minyak lemak Minyak atsiri, curcuminoid Minyak atsiri, sesquiterpen pahit (absinthine) Minyak atsiri, sesquiterpen lakton, polyymes, flavonoid 3-6 tetes minyak

Peppermi nt*/**

Mentha piperita

3-6 g (0.6 ml minyak)

Milk thistle*

Silybum marianum

Buah

12-15 g

Turmeric Wormwoo d*/** Yarrow*/* *

Curcuma domestica Artemisia absinthium Achillea millefolium

Rimpang Aerial

1.5.3 3-5 g

Aerial

3-4.5 g

*didukung oleh Komisi E Jerman untuk keluhan dyspepsia **dianjurkan oleh Komisi E Jerman untuk keluhan hati dan kantung empedu Artichoke. Berasal dari tumbuhan Cynara scolymus L. (Fam. Asteraceae) segar atau yang telah dikeringkan, tumbuhan yang merupakan salah satu sayuran tertua di dunia, banyak tumbuh pada kekuasaan Yunani dan Romawi. Tanaman ini mengandung derivate asam kafeat, flavonoid dan lakton sesquiterpen. Uji klinis menunjukkan bahwa ekstrak daun artichoke menyebabkan peningkatan sekresi

empedu ke duodenum pada sukarelawan sehat. Aksi ini dapat menyebabkan meningkatnya produksi asam empedu. Pada pengamatan terhadap 553 pasien penderita sindrom dyspepsia, pengobatan menggunakan ekstrak artichoke secara signifikan mampu mengurangi beberapa gejala (muntah, mual, nyeri perut, sembelit, perut kembung, meteorism, intoleransi lemak). Komisi E Jerman menganjurkan dosis harian yang digunakan adalah 6 gram simplisia utuh. Obat ini memberikan sedikit efek samping seperti, perut kembung, lemas, dan lapar. Artichoke juga memiliki aktivitas hepatoprotektor. Menurut Komisi E Jerman, artichoke merupakan senyawa yang kontraindikasi dengan pasien yang mengidap cholelithiasis dan oklusi saluran empedu. Kolik dapat terjadi pada pasien yang menderita batu empedu. Pasien yang alergi terhadap Asteraceae berpotensi tinggi mengalami reaksi alergi terhadap artichoke. Boldo. Berasal dari daun Peumus boldus Mol. (Fam. Monimiaceae) yang dikeringkan, merupakan tanaman kecil (semak cemara) yang terdapat di Chili. Mengandung sekitar 2% minyak atsiri yang tersusun atas flavonoid

monoterpenoid dan alkaloid (0,2-0,5%) termasuk boldine. Boldine adalah komponen dari boldo yang memiliki aktivitas koleretik, dengan cara meningkatkan sekresi empedu pada tikus yang telah diberi anestesi. Ekstrak boldo juga mampu menghambat peroksidasi lipid pada kultur hepatosit tikus dan melindungi kerusakan hepatosit oleh xenobiotik. Boldo merupakan komponen obat yang sering digunakan untuk dyspepsia, combretum, kram perut, konstipasi, dan penyakit hepatic. Secara umum, boldo sering dikombinasikan dengan

cholagogue dan laksatif. Suatu uji klinis dilakukan (terhadap 359 subjek dengan gangguan saluran pencernaan ringan sampai berat) dengan kombinasi empat obat herbal (boldo, cascara, gentian dan rhubarb) menunjukkan perbaikan dari nafsu makan, dyspepsia dan konstipasi, bila menggunakan boldo secara tunggal maka gejala yang mampu diatasi hanyalah konstipasi. Boldo tidak boleh diberikan pada penderita batu empedu. Baik minyak boldo maupun boldo harus didestilasi karena masih mengandung ascaridole yang bersifat toksik.

Turmeric. Berasal dari rimpang Curcuma longa L. = Curcuma domestica Val. (Fam. Zingeberaceae) yang dikeringkan, merupakan tanaman yang dibudidayakan di India, Pakistan, Cina, dan Malaya. Rimpang primer dan sekundernya digali, direbus, kemudian dikeringkan. Turmeric memiliki bau yang khas dan rasa yang hangat dan sedikit pahit, merupakan komponen utama dari bubuk kari. Turmeric mengandung 5% curcuminoid (terutama curcumin), 4,2-14% minyak atsiri yang mengandung sesquiterpen (zingiberin), keton, monoterpen, gula (fruktosa 12%, glukosa 2%, dll). Turmeric banyak digunakan untuk obat pada berbagai kondisi penyakit hati. Beberapa percobaan menunjukkan bahwa turmeric meningkatkan sekresi empedu dan alirannya. Efek seperti ini disebabkan oleh kandungan minyak atsiri di dalamnya, efek kolekinetik disebabkan oleh adanya curcumin. Curcumin merupakan senyawa poten anti-inflamasi, mekanismenya antara lain: (i) aksi tak langsung melalui korteks adrenal, (ii) inhibisi metabolism kortison pada hati

sehingga meningkatkan sirkulasi kortison (iii) inhibisi produksi interleukin dan tumor necrosis factor (TNF). Curcumin aktif pada konsentrasi yang relative kecil, tetapi kurang baik diabsorbsi bila diberikan secara oral. Rendahnya absorpsi curcumin dan curcuminoid lainnya menunjukkan bahwa senyawa yang memiliki aktivitas paling kuat pada turmeric adalah minyak atsiri. Obat ini bisa digunakan untuk membantu pencernaan. Uji klinis dilakukan terhadap 116 pasien dyspepsia (acid dyspepsia, flatulent dyspepsia, atau atonic dyspepsia) yang diberi kapsul turmeric (2 g/ hari) atau placebo selama 7 hari. Hasilnya, pasien mengalami perbaikan yang lebih baik pada gejala-gejala yang timbul pada pemberian turmeric dibandingkan pada pemberian placebo. Karena baik minyak atsiri maupun curcuminoid larut dalam air, maka tanaman ini dapat dikonsumsi dengan cara diseduh oleh air seperti teh (jarang). Bentuk sediaannya yang lazim adalah tincture, ekstrak cair hidroalkohol, atau serbuk enkapsulasi. Dosisnya adalah 1,5-3 gram per hari. Turmeric tidak menimbulkan efek samping. Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan gangguan lambung. Individu dengan batu empedu atau penyumbatan saluran empedu harus menghindari konsumsi turmeric (atau bubuk kari yang mengandung 28% turmeric). Dandelion. Berasal dari akar (dan daun) Taraxacum officinale G.H. Weber (Fam. Asteracea) yang dikeringkan, merupakan tanaman yang berasal dari Eropa. Dandelion mengandung triterpenoid (taraxacin dan taraxerol), chlorogenic dan asam kafeat, inulin, vitamin, mineral, fitosterol, flavonoid, glikosida. Akarnya paling baik diambil pada bulan Juni hingga Agustus dimana rasanya lebih pahit

dibanding bulan-bulan lainnya. Dandelion telah digunakan pada perawatan hati, gangguan pencernaan, penambah nafsu makan, dan daunnya digunakan sebagai diuretic pada kasus edema. Dandelion juga berfungsi sebagai cholagogue dan koleretik. Percobaan-percobaan telah dilakukan untuk mendukung hal tersebut. Obat yang mengandung dandelion dan senyawa lainnya telah digunakan untuk pengobatan hepatitis. Obat dibuat dalam bentuk infuse atau dekok (3-5 gram akar kering dalam 150 ml air) tiga kali sehari dan tincture (3-4 mg dari simplisia utuh) tiga kali sehari. Penggunaan dandelion pada pasien oklusi saluran empedu, empiema dan ileus paralitik harus diawasi. Obat dapat menyebabkan keluhan lambung dan memiliki potensi yang lemah untuk menimbulkan reaksi sensitisasi.

Celandine Celandine (Greater celandine) terdapat pada bagian aerial tanaman Chelidonium majus L. (Fam. Papaveraceae), tanaman dengan tinggi sekitar 30120 cm ditemukan di seluruh Eropa dan wilayah beriklim sedang dan subarctic dari Asia. Akar dan rimpang segar secara tradisional digunakan untuk meringankan sakit gigi. Komponen pentingnya adalah alkaloid isokinolin [coptisine (paling banyak), berberine, chelidonine, sanguinarine, chelerythrine] dan derivate asam kafeat (coffeoyl-malic acid). Percobaan terhadap hewan telah dilakukan, hasilnya memberikan efek antispasmolitik pada otot halus dan menstimulasi aliran empedu sehingga mempengaruhi efikasi celandine dalam pengobatan dyspepsia. Uji klinis dilakukan terhadap 60 pasien dengan keluhan epigastrium dan kram pada daeah saluran cerna dan empedu. Setelah pengobatan

selama 6 minggu, pasien yang diberi celandine memberikan gejala penyakit lebih sedikit dibandingkan dengan placebo. Gejala yang hilang antara lain sakit perut, perut kembung, mual, sensasi kenyang. Celandine disetujui oleh komisi E Jerman untuk pengobatan hati dan kantung empedu. Namun, kemungkinan hepatitis akut setelah pengobatan dengan celandine telah diamati. Dosis harian untuk celandine adalah 2-4 gram simplisia utuh dalam ekstrak cair atau kental, setara dengan 1230 alkaloid total (chelidonine).

6. PRODUK HERBAL YANG ADA DI PASARAN a. Hepakur

Hepakur merupakan obat herbal sebagai hepatoprotektor yang melindungi hati dari racun akibat merokok, alcohol, dan lemak berlebihan. Obat herbal ini mengandung berbagai ekstrak seperti : Silymarin, Andrographis paniculata, Curcuma domestica dan Volatile oil Curcuma

xanthorrhiza terstandarisasi.

yang

telah

melalui

proses

teknologi

modern

yang

Komposisi: Silymarin 62.5 mg Andrographis paniculata 62.5 mg Curcuminoid 30 mg Oleum Curcumae 30 mg Sonjae semen 100 mg Ekstrak Andrographidis paniculata terbukti secara klinis kandungan andrographolide nya sebagai hepatotoksik. Aktifitasnya ditunjukkan dengan menstimulasi fungsi empedu dan mencegah pembentukan batu empedu. Andrographolide membantu mencerna sel lemak dan menjaga liver dari radikal bebas dan racun yang berbahaya. Silymarin memiliki zat aktif Sylibin. Zat ini berfungsi sebagai antioksidan dan hepatoprotektor yang memecah lemak dan peroksidasi. Curcuminoid merupakan zat aktif hasil ekstraksi Curcuma domestica rhizome. Zat ini berfungsi sebagai hepatoprotektor, antioksidan, menjaga liver dari radikal bebas. Oleum curcumae dari Curcuma xanthorrhiza berfunsi sebagai antibakteri yang melindungi liver. Sonjae semen mengandung phospholidycholine yang merupakan phospholipid untuk regenerasi membrane sel liver dan melindungi liver dari pengaruh racun. Dosis: Dewasa dan anak anak lebih dari 12 tahun: 1-2 kapsul 3 kali sehari Anak anak usia 5 12 tahun: 1 kapsul 3 kali sehari. b. XAMthone plus

XAMthone

Plus

mengandung ekstrak kulit buah manggis yang diproses


Plus

dengan tekhnologi modern. XAMthone

diramu berdasarkan standar

kualitas yang telah di tentukan , terjamin kemurnian bahan bakunya dengan kualitas terbaik , melalui serangakaian proses mutahir yang menjamin output produk XAMthone
Plus

yang memenuhi standar mutu baku dari permintaan

pasar domestik maupun internasional dalam menyongsong era pasar bebas dewasa ini. XAMthone
Plus

telah teruji secara klinis untuk mengobati

berbagai penyakit salah satu di antaranya adalah liver empedu.

Komposisi XAMthone Plus


Konsentrasi jus buah : keseluruhan bagian buah manggis ( garcinia mangostana ) Bunga roselle Apel Anggur Bahan pengawet di gunakan madu murni sehingga terbebas dari bahan kimia

Diproduksi oleh : PT Inti Kiat Alam Isi : 350 ml 11.84 fl.oz POM TR 083691231 Terdaftar di MUI No: 00120051100709

c. Spiruna

Nama dagang Klasifikasi obat No. Registrasi

: : :

Spiruna Jamu (tradisional lokal) POM TR: 093 305 861 DEPKES RI: 351/IKOT/JATIM/VIII?2008

Bentuk sediaan Komposisi Kemasan Khasiat Cara Pemakaian Diproduksi oleh Harga Isi

: : : : : : : :

Kapsul Tiap kapsul 650 mg mengandung spirulina 600mg Botol Membantu mengobati penyakit hati 3 x sehari, 1-2 kapsul, sebelum makan Nurusy Syifa, Jawa timur-Indonesia Rp. 75.000/botol 50 kapsul @ 650 mg

d. CURSIL dan CURSIL 70

No Registrasi: Cursil: Dus 8 blister @ 10 kapsul Depkes Rl No. TL921363681 Cursil-70: Dus 4 blister @ 10 kapsul Depkes Rl No. TL952376302 Dus 8 blister @ 10 kapsul Depkes Rl No. TL952376301 Bentuk Sediaan Kemasan Komposisi: Setiap kapsul Cursil / Cursil-70 mengandung: : Kapsul : Blister

Cursil Cursil-70 PhytoCur (Curcumae Extractum sice. More Soluble) 10 mg 20 mg Oleum Xanthorrhizae 20 mg 30 mg Silybum Marianum Extractum sice, setara Silymarin 35 mg 70 mg Indikasi : Penyakit kuning telah dikenal sebagai suatu pertanda adanya gangguan pada fungsi vital hati. Cursil/Cursil-70 dapat memperbaiki gangguan fungsi vital hati. Cursil : Mengobati gejala kuning dan radang hati (Inflamasl).

Cursil-70

: Dalam kasus radang hati kronis dibutuhkan kadar Silymarin & PhytoCur yang lebih tinggi Pemberian Cursil-70 dapat memenuhi kebutuhan pasien hepatitis kronis. : Obat Tradisional Impor : PT. Phyto Kemo Agung Farma, JAKARTA-INDONESIA

Klasifikasi Produsen

Cara Pemakaian/ Dosis: - Cursil : Jika tidak ada petunjuk lain, Cursil digunakan untuk kasus-kasus hepatitis akut dan gangguan hati ringan lainnya dengan dosis 3-4 kali sehari 1 kapsul setelah makan. - Cursil-70 : Dosis permulaan 3-4 kali sehari 1 kapsul. Dosis perawatan 2-3 kali Harga sehari 1 kapsul, digunakan setelah makan. : Harga per satuan kecil Rp 5.300,00

e. Gamafit Nurusy-Syifa

No Registrasi: POM TR. 103310371 DEPKES RI. 351/IKOT/VIII/2008 Bentuk Sediaan : Kapsul Kemasan Komposisi Indikasi: - Osteoporosis - Peregenerasi sel - Keluhan tulang dan sendi - Maag kronis dan Ambeien - Pasca operasi - Peninggi badan - Patah tulang - Kulit halus dan lentur : Botol isi 120 kapsul : GAMAT 100% 700 mg

Klasifikasi

: Obat Tradisional Lokal

Produsen Cara Pemakaian Harga

: NURUSY-SYIFA Madiun - Jawa Timur. : 3 x 1-2 kapsul sebelum makan. : Botol isi 120 kapsul Rp 125.000,00

You might also like