You are on page 1of 5

>Buku kas piutang Buku ini berisi daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang

yang berutang, tanggal pelunasan dan sisa utang yang belum dilunasi. Informasi dalam buku ini harus selalu dalam keadaan mtakhir untuk melihat jumlah uang milik sekolah yang belum kembali. >Neraca percobaan Tujuan utama diadakanya neraca percobaan ialah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggung jawaban keuangan secara cepat, misalnya mingguan atau dua mingguan. Hal ini memungkinkan kepala sekolah sewaktu-waktu (selama tahun anggaran) menentukan hal yang harus didahulukan dan menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari pos tertentu. D. Rangkuman Pendidikan dipadang sebagai sektor yang strategis dan memiliki peran penting dalam menghasilkan sumber daya manusia dalam suatu bangsa. Bangsa-bangsa yang maju memiliki sumber daya manusia unggul dengan memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan, kreativitas dan inovasi melebihi bangsa lainya yang memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi sumber dyanya lemah. Kemampuan dan kesungguhan pemerintah untuk membiayai pendidikan sesuai dengan amanat UUD 1945 dan UU No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas mengingat legalitas formal, oleh karena dengan meyediakan anggaran yang sesuai dengan amanat merupakan suatu keniscayaan. Biaya atau uang yang disediakan pemerintah untuk pendidikan harus dimanfaatkan oleh lembaga penyelenggara pendidikan baik di pusat maupun didaerah. Uang merupakan sumber daya yang terbatas dan langka, maka perlu dikelola dengan baik dan benar. Uang tersebut digunakan oleh pemerintah untuk investasi fisik dan non fisik di bidang pendidikan, dan biaya operasional pendidikan menurut jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Pendidikan sebagai sector publik yang berorientasi pada pelayanan public dipandang sebagai sector public yang berorientasi pada nirlaba (non profit) berbeda dengan sektor publik lain seperti peruasahaan yang berorientasi keuangan, laba (profit). Tujuan manajemen keuangan pada intinya untuk menjamin agar dana yang tersedia dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien, memelihara barang-barang (aset) milik lembaga pendidikan, dan mejaga agar pengelolaan keuangn tersebut dengan peraturan yang berlaku. Kerangka manajemen keuangan di tingkat mikro (sekolah) meliputi buku catatan keuangan dan penerimaan dana sekolah. Untuk mengelola keuangan sekolah secara aman, kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik perbankan dan memanfaatkanya. Lebih lanjut dia perlu memahami tujuan dan fungsi pembukuan dan ditindak lanjuti dengan pemeriksaan (auditing) secara berkala, sehingga terhindar penyimpangan dan kekeliruan yang tidak diinginkan. Untuk mempermudah manajemen keuangan kepala sekolah dapat dibantu oleh staf di sekolah dengan prinsip jujur, transparansi, dan akuntabel.

E. Latiahan 1. Definisi Manajemen keuangan yang baik dan benar seSharusnya terintegrasi dan mendukung pembiayaan dan pelaksanaan Rencana Strategis (rentra) lembaga pendidikan. Setiap lembaga memiliki rencana strategis untuk jangka waktu tertentu katakana 5 tahun, yang dijabarkan dalam program dan sasaran tahunan. Semuanya dilandasi oleh kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh lembaga. Manajemen keuangan tidak dapat dipisahkan dari pembiayaan program di lembaga. 2. Masalah Rencanya Strategis seharusnya dimiliki oleh setiap lembaga, tetapi banyak yang belum memiliknya sehingga tidak terjadinya manajemen keuangan yang terpadu (teritegrasi) dengan renstra sekolah, tidak sesuai dengan prinsip dan peraturan keuangan yang berlaku. Dampaknya banyak terjadi inefisiensi, tumang tindih dan tidak menunjang keberhasilan program disekolah dan bahkan kekeliruan serta penyimpangan yang dspat merugikan lembaga. 3. Pokok Masslah Implementasi keuangan yang terpadu dengan rencana strategis dalam suatu lembaga yang didukung system akuntansi yang berlaku didalam lembaga pendidikan. 4. Alternatif Solusi a. Memadukan manajemen keuangan dengan rencana strategis (renstra) lembaga pendidikan secara bersamaan (simultan). b. Pembuatan rencana strategis terlebih dahulu baru manajemen keuangan. c. Pimpinan lembaga pendidikan membuat rencana strategis tanpa diintegrasikan dengan manajemen keuangan. 5. Solusi Memadukan manajemen keuangan dengan implementtasi rencana strategis (renstra) lembaga pendidik secara bersamaan (simultan). 6. Rekomendasi a. Pimpinan lembaga menerapkan manajemen keuangan sesuai dengan prinsip dan peraturan yang berlaku. b. Melibatkan staf dilembaganya untuk pelaksanaan program-program yang telah ditetapkan. c. Mengangkat dan menetapkan petugas pengelola keuangan yang jujur dan berdedikasi bagi kepentingan pendidikan.

Soal Latian 1. Jelaskan apa yang dimaksud pendidikan sebagai sektor publik berikut karakteristiknya? 2. Mengapa manajemen keuangan penting dilaksanakan dalam lembaga sekolah? 3. Apa yang dimaksud dengan penganggaran dan proses pelaksanaanya? 4. Sebutkan jenis dan bentuk anggaran pendidikan yang bias diadobsi oleh sekolah? 5. Sebutkan sistem pembukuan penting yang mendukung proses pembukuan di lembaga pendidikan. 6. Mengapa auditing menjadi penting dilaksanakan di sekolah? Berikan argument saudara! 7. F. Daftar Pustaka Arens dan loenbecke, (1991) Auditing, Pendekatan Terpadu, (edisi Indonesia), Prentice Hall, Salemba empat, Jakarta. Bastian Indra, (2007), Akuntasi Yayasan dan Lembaga Publik, PSASP, Erlangga, Jakatra. Fattah, Nanang, (2000), Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Rosda. Bandung. -----(2007), Manajemen Keuangan, Makalah, disampaikan dalam seminar MDC Kanwil Depag Jawa Barat Husnan Suad, (1992) Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, BPFE, Yogyakarta. Henke O. Emerson, (1988), Introduction to Nonprofit Organization Accounting, (third Edition), PWS-Kent Publishing Co., Boston. Jones. H. Thomas,(1995), Intoduction ro School Finance. Technique and Social Policy, MacMilan Publishing Company, New York. Matz Adolph, Et.al (1991), Akutansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, (edisi 9), Erlangga, Jakarta. Nordiawan Deddi, (2006), Akutansi Sektor Publik, Salemba Empat, Jakarta.

BAB 12 KERJASAMA SEKOLAH DAN MASYARAKAT


Oleh Dr. Nur Aedi, M.Pd. Elin Rosalin, M.Pd.

A. Pendahuluan Makin majunya perkembangan masyarakat diisyaratkan dengan makin besarnya tuntutan masyarakat terhadap perkembangan lembaga pendidikan, sehingga tidak menutup kemungkinan bagi lembaga yang tidak dapat mengakomodasi tuntutan masyarakat tersebut maka tidak mustahil akan berdampak pada pengucilan lembaga atau dengan kata lain lembaga tersebut akan mati bersamaan dengan memudarnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Tumbuh kembangnya kepercayaan masyarakat mengisyaratkan pula atas desakan kebutuhan lembaga untuk semakin berkembang guna menjawab tantangangan serta kebutuhan masyarakat sehingga pada giliranya masyarakat akan menentukan pilihan lembaga mana yang layak untuk diberikan kepercayaan mendidik masyarakat peserta didik. Desakan kebutuhan masing-masing baik lembaga ataupun masyarakat tentu berbeda walaupun pada prinsip dasarnya memiliki kesaman yakni mencerdaskan kehidupan anak bangsa yakni mendidik manusia Indonesia seutuhnya, dan cita-cita ini akan tampak hanya sebagai sebuah angan-angan jika antara masyarakat dan lembaga pendidikan tidak terjalin komunikasi dengan baik, sehingga lajim dikatakan bahwa keduanya merupakan sismbiosis mutualisme, yakni sebagai suatu keharusan yang menyatukan visi dan misi diantara keduanya sehingga satu dengan lainya tidak dapat melarikan diri. Dalam bahasa yang lebih dinamis dikatakan bahwa lembaga pendidian dan masyarakat bukan hanya sekedar menjalin hubungan, tetapi lebih kepada komunikasi, dan keluasn makna ini akan berdampak terhadap harmonisasi hubungan sekolah dan masyarakat sehingga pada giliranya dapat tercipta jika masing-masing elemen yang menjadi pelengkap hubungan tersebut dapat terpelihara serta masing-masing memberikan dukungan satu dengan lainya. Dengan kata lain, hubungan sekolah dengan masyarakat akan membuahkan hasil berupa kerjasama, dan kerjasama tersebut dapat terlaksana

dengan baik jika terjadi komunikasi yang kondusif yang mengarah kepada pemenuhan kebutuhan keduanya. B.Konsep Dasar Jika dilihat dari sisi maknanya, hubungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas sehingga masing-masing ahli memiliki persepsi yang berbeda-beda hal ini tentu disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda-beda, seperti diungkapkan bahwa Hubungan msyarakat dengan sekolah merupakankomunikasi dua arah antara organisasi dengan public secara timbale balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerjasama serta pemenuhan kepenntingan bersama (International Public Relation Association) Secara lebih umum dikatakan bahwa hubungan sekolah dan masyarakat diartikan sebagai suatu proses komunikasi dengan tujuan meningkatkan pengertian warga masyarakat tentang kebutuhan dan praktik pendidikan serta berupaya dalam memperbaiki sekolah (Soetopo dan Soemanto; 1992 : 236) Memaknai pengertian komunikasi, secara spesifik dikemukakan oleh Emerson Reck (1993 : 25) bahwa : Public relation is the continued process ofkeying policies, service and action to the best interest of those individual and group whose confidence and goodwill and individual or institution covets, and secondly,

You might also like