You are on page 1of 22

PROPOSAL TESIS PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF SERTA MENYENANGKAN (PAKEM) DAN KEDISIPLINAN GURU TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( S K I ) DI MADRASAH TSANAWIYAH ASSAKINAH BANDUNG BARAT A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya membahas pertanyaan apa, siapa, mengapa, bagaimana dan seberapa baik tentang pembelajaran. Pertanyaan " apa " berkaitan dengan sisi atau materi pembelajaran. Pertanyaan " siapa " berkaitan dengan guru dan siswa sebagai subyek dari kegiatan pembelajaran. Bagaimana kualifikasi, kompetensi dan prilaku seorang guru yang lebih baik. Bagaimana cara memotivasi siswa untuk belajar. Bagaimana guru membangkitkan partisipasi siswa sehingga dapat mengembangkan potensi individunya secara optimal. Pertanyaan " mengapa " berkaitan dengan penyebab atau alasan dilakukannya proses pembelajaran. Bagaimana proses pembelajaran untuk semua mata pelajaran harus dilakukan. Pertanyaan " bagaimana " berkaitan dengan proses pembelajaran yang lebih baik. Bagaimana guru menciptakan proses pembelajaran yang relevan dengan kehidupan siswa di masa kini dan masa mendatang. Bagaimana strategi, metode dan tekhnik pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk belajar lebih baik. Pertanyaan " seberapa baik " berkaitan dengan penilaian proses pembelajaran, yaitu sejauh mana siswa belajar dan guru mengajar. Kegiatan ini meliputi tekhnik penilaian untuk menilai kompetensi siswa. Seberapa mampu guru merencanakan dan mengimplementasikan proses pembelajaran dikelas dan mendapatkan umpan baliknya berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran1.
Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung : CV Wahana Prima ) 2008. hlm,xi
1

Berkaitan dengan posisi guru sebagai figur sentral pelaksana pendidikan, akan memunculkan suatu tanggung jawab professional agar dapat mengefektifkan kegiatan pembelajaran dan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Dengan demikian, guru dituntut untuk mau dan mampu menganalisis secara konseptual mengenai hakikat pembelajaran dalam kerangka pencapaian tujuan yang ditetapkan. Analisis proses ini diartikan sebagai salah satu upaya pemecahan masalah (problem solving) untuk mencari beberapa kemungkinan pelaksanaan proses pembelajaran secara efektif dan efisien2. Dengan kata lain, bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara oftimal. Dengan proses analisis tersebut, guru sebagai pelaksana dapat menentukan berbagai strategi dan pendekatan ( approach ), metode ( method ) dan tehnik yang mana yang baik dan tepat digunakan, serta dipandang efektif dan efisien perencenaan pengajaran ( lesson plan ) 3. Di tengah-tengah pesatnya inovasi pendidikan tertutama dalam konteks pengembangan proses pembelajaran sering kali guru SKI merasakan kebingungan dalam memnghadapinya apalagi inovasi pendidikan tersebut cenderung top down dengan strategi power coersive atau strategi pemaksaan dan atas (pusat) yang berkuasa. Inovasi ini sengaja diciptakan oleh atasan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu SKI atau meningkatkan efisiensi serta efektifitas pembelajaran pada mata pelajaran SKI dan sebagainya, Inovasi seperti ini, dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan bahkan memaksakan apa yang menurut penguasa itu baik untuk kepentingan bawahannya4.
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam persefektif Islam, ( Bandung: Remaja Rosda Karya)2004, hlm.45 3 Uzer Usman Moh. Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: Sinar Baru) 1989 hlm 2 4 Setiawati lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ( Bandung: Remaja Rosda Karya ) 1992, hlm. 5
2

dalam

mencapai tujuan pendidikan, yang kemudian diaplikasikannya dalam

Dari pemaparan tersebut muncul sebuah pemahaman, bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang integrative yaitu belajar mengajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada disekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri5. Upaya meningkatkan keberhasilan pembelajaran, merupakan tantangan yang selalu dihadapi oleh setiap orang yang berkecimpung dalam profesi keguruan dan kependidikan. Banyak upaya yang telah dilakukan, banyak pula keberhasilan telah dicapai, meskipun disadari bahwa apa yang telah dicapai belum sepenuhnya memberikan kepuasan sehingga menuntut renungan, pemikiran dan kerja keras untuk memecahkan masalah yang dihadapi, mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) sering dianggap siswa sebagai mata pelajaran yang membosankan. Untuk menghilangkan kesan membosankan, maka dianggap perlu adanya modifikasi sistem pembelajaran. Menganalisa upaya yang meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran, pada intinya tertumpu pada suatu persoalan, yaitu bagaimana guru memberikan pembelajaran memungkinkan bagi siswa terjadi proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM )6. PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan ) salah satu model pembelajaran yang banyak dikembangkan pada saat ini terutama di satuan pendidikan tingkat Menengah ( SMP/MTs ). Aktif dimaksud adalah dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan dan mencari data dan
Syah Muhibbin, Psikologi belajar , ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada ) 2010. hlm.63 6 Haris Abdul Strategi dan model-model Paikem, ( Jakarta : Ditjen Pendais Kemenag RI ) 2011,hlm.38
5

informasi yang mereka perlukan

untuk memecahkan masalah. dari

Belajar

memang merupakan suatu proses aktif

si pembelajar dalam

membangung pengetahuannya, bukan poses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan aktif dari siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar 7. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu mengahsilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Guru Kreatif dimaksud adalah guru yang mampu menciptakan atau mencetuskan sesuatu yang baru dan unik. Dalam Proses Pembelajaran, Guru Kreatif dapat mengkondisikan siswa untuk belajar dengan cara-cara yang unik dan menarik. Pembelajarannya terasa segar dan merangsang karena ia senantias menggunakan cara-cara yang baru dan unik. Guru kreatif mampu mengemukakan dan menghasilkan berbagai cara, strategi, dan karya yang sangat bermanfaat untuk keperluan pendidikan. Oleh sebab itu, guru kreatif biasanya inovatif. Guru Kreatif kaya akan gagasan dan cara dalam mengahadapi setiap persoalan. Ditangan guru kreatif, pembelajaran selalu terasa menarik dan menggairahkan. Setiap keburukan yang menimpa dijadikannya sebagai peluang untuk mencapai kebaikan. Ia melahirkan banyak gagasan dan karya baru yang unik8 . Guru Menyenangkan ditopang oleh dua faktor utama, yakni kepribadian dan Kompetensi. Pribadi guru menyenangkan adalah pribadi positif , yaitu pribadi yang memancarkan sikap positif dalam proses pembelajaran. Sedangkan Kompetensi Guru menyenangkan adalah kompetensi yang memenuhi standar pembelajaran dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan ilmu didaktik yang benar.9
Ditpais, Kemenag RI, Strateti dan Model- Model Pakem ( Jakarta : Kemenag RI ) 2011 hlm. 31 8 Sukadi, Guru malas Guru Rajin ( Bandung : MQS Publishing ) 2010, hlm. 74. 9 Ibid hlm.76
7

Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa10. Sekolah / Madrasah adalah sebuah lembaga yang dapat membentuk prilaku, hal ini menjadi suatu yang sangat penting untuk dikaji, terutama terkait bagaimana pembelajaran Sejarah kebudayaan Islam di MTs Assakinah. MTs Assakinah adalah sebuah lembaga pendidikan tingkat Menengah yang berlokasi di daerah Ngamprah Bandung Barat, lembaga tersebut terletak di Jalan H. Gofur RT 01 RW 07 Kp. Rawa Tengah Desa Tani Mulya Kec. Ngamprah Kabupaten Bandung Barat yang didirikan pada 1 Juli 2009. Salah satu alasan penulis untuk melakukan penelitian di MTs Assakinah Ngamprah Bandung Barat adalah bahwa lembaga ini masih baru, sehingga merasa perlu diteliti sejauh mana tingkat keberhasilan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam tersebut untuk dijadikan dasar atau acuan di masa yang akan datang. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan serta melihat fenomena diatas, tampaknya menarik untuk lebih lanjut diteliti sejauh mana PENGARUH TERHADAP PEMBELAJARAN (PAKEM) PRESTASI AKTIF, DAN KREATIF, EFEKTIF, GURU MATA MENYENANGKAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM

BELAJAR

PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MADRASAH TSANAWIYAH ASSAKINAH BANDUNG BARAT.

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990), hlm. 22

10

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah? 2. Bagaimana kedisiplinan guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat? 3. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat? 4. Bagaimana pengaruh pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terhadap kedisiplinan guru dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat? Adapun model penelitian sebagai berikut :

Pembelajaran PAKEM Prestasi Belajar Siswa Kedisiplinan Guru

C. Tujuan Penelitian Pada dasarnya tujuan penelitian ini diarahkan pada penyusunan suatu deskripsi yang mengungkap hasil dilapangan. Dengan mengacu pada rincian permasalahan diatas, maka deskripsi hasil penelitian ini untuk mengetahui :
6

1. Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah?

dalam mata

2. Kedisiplnan guru Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat? 3. Prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat? 4. Pengaruh pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terhadap kedisiplinan guru dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Assakinah Kabupaten Bandung Barat? D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, penelitian ini untuk mengembangkan teori pembelajaran, khususnya tentang pembelajaran

aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM ), sedangkan secara praktis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi sebagai berikut : 1. Memberi informasi bagi pengelola pendidikan dalam upaya memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Assakinah Bandung Barat. 2. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi untuk mencapai prestasi belajar siswa dan kedisiplinan guru mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Assakinah Bandung Barat. E. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis nol (Ho) yaitu tidak adanya pengaruh pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
7

menyenangkan terhadap kedisiplinan guru mata pelajaran SKI dan Prestasi

Belajar Siswa di Madrasah Tsanawiyah Assakinah,

sedangkan

alternatifnya ( Ha) adalah pengaruhnya pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terhadap kedisiplinan guru dan prestasi siswa dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah Assakinah Bandung Barat. Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya dalam dunia pendidikan digunakan istilah proses belajar mengajar dan pengajaran. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction11. Menurut Gagne, Briggs dan Wager pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Istilah pembelajaran mengacu pada kegiatan yang berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa12. Sehingga pada akhirnya indikator pembelajaran yang efektif dapat dijelaskan sebagai berikut : (1) penekanan terhadap belajar, (2) Ekspektasi dalam pembelajaran yang tinggi,(3) perhatian terhadap ekspektasi guru, (4) komunikasi antara guru dan murid sebagai bagian yang saling mengisi bukan antara subyek dengan obyek, dan (5) evaluasi terus menerus terhadap hasil yang dicapai oleh para siswa pada proses belajar mengajar13. Disiplin adalah berkaitan dengan mental seorang individu yang dalam hal ini adalah guru sebagai pendidik untuk focus pada satu arah dalam mencapai tujuan tanpa terjadi penyimpangan- penyimpangan dari tujuan yang lainnya14. Dalam pandangan lain kedisiplinan dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan
11

yang telah disepakati bersama dalam

Hery Noer Alif, Watak Pendidikan Islam, ( Jakarta : Friska Agung Islami ) 2008, hlm.11 12 Sumiati, Metode Pembelajaran, ( Bandung : CV Wacana Prima ) 2008, hlm. 2 13 Ad Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, ( Jakarta : Gramedia) 1984, hlm. 97 14 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya , Jakarta : Rineka Cipta, 1995.hlm.74

melaksanakan kegiatan atau aktivitas, agar pemberian sanksi dapat dihindari15. Disiplin yang berdayaguna bermaksud untuk menumbuhkan dinamika pekerjaan, dan berbagai macam aktivitas. Dari disiplin bekerja inilah guru yang berfungsi dan bertugas sebagai ujung tombak pendidikan dapat melaksanakan pekerjaan nya dengan baik. Namun sebagian kecil terkadang masih terdapat para guru juga belum melaksanakan disiplin pekerjaan di tempat dinasnya. Dalam hal ini pula masalah disiplin bekerja mendapatkan perhatian untuk ditingkatkan16. Prestasi adalah suatu hasil atau nilai yang didapatkan setelah melakukan sesuatu usaha yang dalam hal ini adalah karena belajar. Jika dihubungkan dengan belajar maka akan tampak adanya perbedaan antara kemampuan seseorang dengan orang lain setelah mengalami proses belajar. Berhasil atau tidaknya seorang dalam belajar, akan mempengaruhi terhadap prestasi belajar. Jadi prestasi belajar merupakan wujud akhir atau hasil akhir dari proses belajar17. Menurut Prof. Muhibbin syah, faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah18 : 1. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa 2. Faktor Ekstrnal ( Faktor dari luar siswa). Yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa 3. Faktor pendekatan belajar siswa ( approach to learnig ), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi, metode yang digunakan siswa untuk kegiatan pembelajaran siswa.

15 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya , Jakarta : Rineka Cipta, 1995, hlm 83 16 Jl Hasibuan, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya) 1986, hlm. 69 17 Depag, Pembelajaran Yang Efektif, (Jakarta : Dirjen Binbaga Agama Islam) 2001, hlm. 187 18 Syah Muhibbin, Psikologi Belajar. ( Jakarta: Rajawali Pers) 2009, hlm.127.

F. Hipotesis Menurut Dalen, Mc. Milan dan Schumacher, yang dikutip oleh Ibnu Hajar,19 yang dimaksud hipotesis adalah pemecahan sementara atas masalah penelitian. Ia merupakan pernyataan sementara tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis harus dibuktikan, tidak hanya menjadi praduga dan persangkaan belaka. Bila tidak dibuktikan dan diuji, tentu tidak dapat diketahui sejauh mana kebenaran ilmiahnya20. Hal ini bersesuaian dengan firman Allah Taala :


Dan mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. mereka tidak lain
hanyalah mengikuti persangkaan sedang Sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran. (QS. An-Najm [54] : 28)

Dan firman-Nya :

.....
dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanya menduga-duga saja (QS. Al-Jatsiyah [45] : 24).

Kata persangkaan dan duga-duga dalam ayat di atas berarti hipotesa, yang harus diuji dan dibuktikan kebenaran ilmiahnya.21 Sesuai dengan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif, ( Jakarta: Raja Grafindo. 1999), hlm. 61. 20 Inu Kencana Syafii, Al-Quran Sumber Segala Disiplin Ilmu , (Gema Insani Press: Jakarta. 1994), hlm. 18. 21 I b i d, hlm. 19.
19

10

1. Jika pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan berjalan dengan baik dan kedisiplinan guru juga baik, maka prestasi siswa dalam mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bandung Barat akan tinggi. 2. Semakin baik pembelajaran aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan semakin baik kedisiplinan guru, semakin tinggi prestasi siswa dalam mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bandung Barat akan tinggi. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran aktif, kreatif, efektif, serta menyenangkan dan kedisiplinan guru terhadap prestasi siswa dalam mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bandung Barat.
D. Langkah-langkah Penelitian

1. Lokasi Penelitian Penelitian yang diusulkan ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Assakinah Kabupaten Bandung Barat. Penulis beranggapan, bahwa di sekolah tersebut cukup tersedia sumber data yang diperlukan, yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi " Populasi adalah sekelompok subyek, baik manusia, gejala nilai test, benda-benda atau peristiwa."22. "Yang dimaksud dengan subyek
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, (Tarsito: Bandung. 1994), hlm. 93.
22

11

adalah individu yang ikut serta dalam penelitian, dari mana data akan dikumpulkan. Sedangkan populasi adalah kelompok besar individu yang memiliki karakter yang sama".23 Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bandung Barat, yang berjumlah 155 orang.

b. Sampel "Sampel adalah kelompok kecil yang dilibatkan langsung dalam penelitian, yang dipilih dari kelompok yang lebih besar (populasi), di mana pemahaman dari hasil penelitian akan diberlakukan". 24 "Sampel dikatakan representative dari populasi, bila subyek yang dipilih mempunyai karakter yang mencerminkan semua karakter yang dimiliki oleh populasi".25 Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang, yaitu 20% dari jumlah populasi, dengan perhitungan sebagai berikut : 455 x 20% = 91 dibulatkan menjadi 100. Angka 100 berada di antara 20% - 25% dari jumlah populasi. Hal ini didasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto dan Winarno Surakhmad. Menurut Suharsimi Arikunto, "Bila subyek penelitian berjumlah besar, maka diambil sample antara 10-15% atau 20-25% atau lebih dari jumlah populasi. Apabila jumlah populasi kurang dari 100, maka semuanya dijadikan sampel (total sampling)".26 Sedangkan menurut Winarno Surakhmad27, "Apabila populasi berjumlah di bawah 100, dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dan di atas 1000 sebesar 15%.
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif, hlm. 133. I b i d, hlm. 133. 25 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , (Jakarta: Rineka Cipta. 1993), hlm. 102. 26 I b i d, hlm. 107. 27 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, hlm. 100.
24 23

12

3. Metode Penelitian Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan korelasional. "Metode deskriptif adalah metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang"28. Tujuan utama penelitian deskriptif adalah untuk memberikan gambaran yang jelas dan akurat tentang material atau fenomena yang diselidiki dan berfungsi sebagai dasar pijakan bagi penelitian lain, dalam hal ini penelitian koresional. Dijelaskan oleh Nana Syaodih Sukmadinata, bahwa penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka.29 Penelitian korelasional berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Tingkat atau derajat hubungan tersebut ditentukan oleh koefisien korelasi (angka indeks korelasi) yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut (Borg & Gall).30 Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab-akibat dari suatu variabel terhadap variabel yang lainnya. Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel
I b i d, hlm. 139. Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009), cet. ke-5, hlm. 54. 30 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metode Penelitian Kwantitatif, hlm. 277.
29 28

13

lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.31 4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, akan digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi

Yakni teknik pengumpulan data, di mana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki32 b. Interview Interview atau wawancara adalah teknik komunikasi langsung antara peneliti dengan subyek atau sampel secara langsung.33. Interview merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.

c. Angket Angket adalah cara pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang.34 Cara ini dapat juga dipandang sebagai interview tertulis, dengan beberapa perbedaan. Pada angket, yang disebut juga quesioner, sampel dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis.
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan , hlm. 56. Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, hlm. 162. 33 I b i d, hlm. 174. 34 Faisal Sanafiah, Dasar dan Teknik Menyusun Angket , (Jakarta: Usaha Nasional. 1981), hlm. 2.
32 31

14

5. Pengolahan Data Setelah data terkumpul dan dilakukan pensekoran, data akan dianalisa melalui dua tahap. Yaitu analisis parsial dan koresional.

a. Analisis Parsial Tahap ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran dari realitas kondisi masing-masing variabel, baik variabel X1 dan X2 variabel Y. maupun

b. Analisis Korelasional Analisis ini bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh antara dua variabel bebas, yaitu variabel X1 (Pembelajaran Paikem) dan variabel X2 (Kedisiplinan Guru) secara simultan, terhadap variabel terikat Y (Prestasi Siswa Dalam Mata Pelajaran SKI), dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment (Product Moment Correlation), dengan langkah-langkah sebagaimana yang dikemukakan oleh Anas Sudijono35 dan Riduan36 sebagai berikut :
Langkah 1: Membuat H1 dan H0 dalam bentuk kalimat: H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran

Paikem dan Kedisiplinan Guru terhadap Prestasi Siswa

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo. 1996), hlm.191 36 Riduan, Metode dan Teknik Menyusun Tesis, (Bandung: Alfabeta. 2008), hlm. 142.

35

15

Dalam Mata Pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah


Assakinah Kabupaten Bandung Barat. H0: Tidak Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pembelajaran

Paikem dan Kedisiplinan Guru terhadap Prestasi Siswa Dalam Mata Pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah
Assakinah Kabupaten Bandung Barat. Langkah 2: Membuat H1 dan H0 dalam bentuk statistik: H1 : r 0 H0: r = 0 Langkah 3: Membuat tabel kerja atau tabel perhitungan (proses tabulasi)

Langkah 4: Mencari angka indeks korelasi "r" Product Moment antara variabel X1 dengan variabel Y (yaitu rx1y), dengan rumus :

rx1.y = Angka indeks korelasi antara variabel X1 dengan variabel Y. n = Jumlah sampel

x12 = Jumlah deviasi skor X1 setelah terlebih dahulu dikuadratkan. y2 = Jumlah deviasi skor Y setelah terlebih dahulu dikuadratkan. Langkah 5: Mencari angka indeks korelasi "r" Product Moment antara variabel X2 dengan variabel Y (yaitu rx2y), dengan rumus :
16

= Angka indeks korelasi antara variable X2 dengan variabel Y. n = Jumlah sampel

x22 = Jumlah deviasi skor X2 setelah terlebih dahulu dikuadratkan. y2 = Jumlah deviasi skor Y setelah terlebih dahulu dikuadratkan. Langkah 6: Mencari angka indeks korelasi "r" Product Moment antara variabel X1 dengan variabel X2 (yaitu rx1x2), dengan rumus :

Langkah 7:

Mencari angka indeks korelasi antar variabel dan korelasi ganda dengan rumus :

Langkah 8: Menguji signifikansi dengan kaidah pengujian signifikansi: Jika robservasi rtabel, maka hipotesis kerja (H1) diterima atau

terbukti kebenarannya. Artinya ada korelasi yang signifikan


17

antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y. Sebaliknya jika robservasi rtabel, maka hipotesis nihil (H0) ditolak. Artinya tidak

ada korelasi yang signifikan antara variabel X1 dan X2 dengan variabel Y .

Langkah 9: Memberikan interpretasi terhadap rx1x2y atau robservasi, dapat dilakukan dengan cara sederhana atau dilakukan dengan berkonsultasi pada nilai "r" Product Moment, serta menarik kesimpulannya. Untuk analisis data, sesuai dengan pendapat Nana Syaodah Sukmadinata, berlansung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang diperoleh.37 Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini : (1) Pengumpulan data dan pengamatan dokumen dengan cara triangulasi, yaitu data pada pertemuan pertama belum dicatat, tetapi data pada pertemuan-pertemuan selanjutnya dicatat, disusun, dikelompokan secara intensif kemudian diberi kode. (b) Sementara pengumpulan data terus berjalan, analis data mulai dilakukan dan keduanya dilakukan berdampingan sampai tidak ditemukan data baru lagi. (c) Setelah data tersusun peneliti membuat diagram-diagram, tabel, dan bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram,bagan, dan tabel tersebut dinterpertasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip. (d) Kesimpulan pada dasarnya merupakan generalisasi dari hasil interpretasi terhadap temuan-temuan penelitian, yaitu menemukan

Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, Thn 2007), hlm.114.

37

18

hal-hal yang esensial atau prinsipil dari suatu deskripsi.38 Interpretasi dalam penelitian kualitatif mencakup : melihat hubungan antar unsur, segi, aspek, bagian, variabel, atau komponen, dan menarik makna dari adanya hubungan-hubungan tersebut.39 H. Telaah Pustaka Penulis menyadari, telah banyak tulisan-tulisan yang mengkaji tentang proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan ( PAKEM ), tetapi yang membahas tentang Pengaruh Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan (Pakem) dan Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam belum banyak yang membahasnya. Oleh sebab itu penulis merasa perlu untuk meniliti tentang konsep Pengaruh Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan ( Pakem ) Dan Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan. Untuk menjaga keaslian serta menghindari penggandaan dalam penelitian tesis ini, penulis terlebih dahulu memaparkan beberapa tulisan yang berkaitan dengan judul diatas , diantaranya adalah : 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional guru terhadap Kualitas Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) yang ditulis oleh Nurhabibah, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2009. 2. Pendekatan Contextual teaching and learning dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ( SKI ) yang ditulis oleh Abdullah Zuhri, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun 2009. 3. Pengaruh disiplin belajar dan kepribadian siswa terhadap prestasi belajar siswa dalam bidan studi PAI, yang ditulis oleh Hanida Sadiyah, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung Tahun.
38 39

Ibid., hlm.290. Ibid., hlm.303.

19

4. 5.

Pengaruh disiplin belajar dan partisipasi mentoring keagamaan. yang ditulis oleh Caswanda, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pengaruh disiplin dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar dalam bidang Studi Al-Qur an hadits, yang ditulis oleh Eulis Nurliyah, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

6.

Pengaruh kegiatan ekstrakurikuler terhadap disiplin belajar dan prestasi belajar siswa, yang ditulis T. Kurniati, Tesis UIN Sunan Gunung Djati Bandung . Dalam tesis Aktif, ini penulis lebih menekankan Menyenangkan pada Pengaruh Dan

Pembelajaran

Kreatif,

Efektif,

(Pakem)

Kedisiplinan Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

20

DAFTAR PUSTAKA Ad Rooijakkers, Mengajar dengan Sukses, ( Jakarta : Gramedia) 1984, Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta : Raja Geafindo Persada) 2002 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi Bidang Ilmu Agama Islam, (Jakarta ; Logos, 1999), Cet. Ke-2. Depag, Pembelajaran Yang Efektif, (Jakarta : Dirjen Binbaga Agama Islam) 2001 Ditpais, Kemenag RI, Strateti dan Model- Model Pakem ( Jakarta : Kemenag RI ) 2011 . Hasibuan Jl, Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Remaja Rosdakarya) 1986, Hery Noer Alif, Watak Pendidikan Islam, ( Jakarta : Friska Agung Islami ) 2008, Haris Abdul Strategi dan model-model Paikem, ( Jakarta : Ditjen Pendais Kemenag RI ) 2011. Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung : Mandar Maju, 1990), Cet.KE-6. Lexi J.Meleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004). Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : Remaja Rosda Karya, Thn 2007). Syah Muhibbin, Psikologi Belajar. ( Jakarta: Rajawali Pers) 2009. Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta, 1995. Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990).

21

Sukadi, Guru malas Guru Rajin ( Bandung : MQS Publishing ) 2010, Setiawati lilis, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, ( Bandung: Remaja Rosda Karya ) 1992. Sumiati, Metode Pembelajaran,( Bandung : CV Wahana Prima ) 2008. Witherington, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bulan Bintang, 1991), Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam persefektif Islam, ( Bandung: Remaja Rosda Karya)2004 Uzer Usman Moh. Menjadi Guru Profesional, ( Bandung: Sinar Baru) 1989.

22

You might also like