You are on page 1of 9

TUGAS IKKOM

SKENARIO 1

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2 B NO NAMA NPM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NURUL KHOTIJAH FIRDA AMALIA RIANDY NOPRIDIO EKA RESTY MELATI SUCI LESTARI TITIN DAMAYANTI FAISHAL ARIF F. LUZI DARETA TIKA ESTETIKA PABIDANG I MADE AGUS HERMANTO CHRISTOPHORUS N H AHMAD HUDA PEMBIMBING : Prof. Rika

10700055 10700057 10700061 10700065 10700071 10700073 10700075 10700077 10700079 10700081 10700083

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2012 / 2013

LAPORAN INVESTIGASI KLB KERACUNAN PANGAN DI PERUSAHAAN X Tim Investigasi IKKOM 5 A 2 B

A. Pendahuluan Kejadian keracunan makanan, biasanya disebabkan karenan mengkonsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi dengan bakteri, parasit atau virus. Bahan kimia berbahaya juga dapat menyebabkan terjadinya keracunan makanan jika mereka mengkontaminasi makanan baik saat panen ataupun proses lainnya (Bekti, 2011). Makanan yang terkontaminasi dapat menimbulkan gejala penyakit baik infeksi maupun keracunan. Kontaminasi makanan adalah terdapatnya bahan atau organisme berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja. Bahan atau organisme berbahaya tersebut disebut kontaminan. Terdapatnya kontaminan dalam makanan dapat berlangsung melalui 2 (dua) cara yaitu kontaminasi langsung dan kontaminasi silang. Kontaminasi langsung, kontaminasi yang terjadi pada bahan makanan mentah, baik tanaman maupun hewan yang diperoleh dari tempat hidup atau asal bahan makanan. Kontaminasi silang adalah kontaminasi pada bahan makanan mentah maupun makanan masak melalui perantara. Bahan kontaminan dapat berada dalam makanan melalui berbagai pembawa antara lain serangga, tikus, peralatan ataupun manusia yang menangani makanan tersebut yang biasanya merupakan perantara utama (Purnawijayanti, 2001). Keracunan makanan masal sering terjadi pada masyarakat. Yang mengalaminya juga beragam tergantung dari mana sumber racun yang mereka peroleh. Kebanyakan keracunan masal yang terjadi di picu oleh makanan yang tidak higienis yang disediakan oleh pihak pihak tertentu. Hal tersebut bila tidak ditangani dengan serius mungkin saja

dapat menimbulkan dampak lain yang lebih fatal, karenannya perlu dirumuskan beberapa penyebab, pentalaksanaan serta program pencegahan jangka panjang untuk kasus kasus seperti ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang menyebabkan terjadinya diare, muntah, dan pusing (keracunan) dan makanan yang mungkin menyebabkan keracunan pada karyawan perusahaan X ? 2. Bagaimana penatalaksanaan untuk karyawan perusahaan X yang keracunan makanan 3. Langkah apa saja yang perlu dilakukan perusahaan ? 4. Bagaimana rencana program kesehatan untuk mencegah ini ? C. Tujuan 1. Mengidentifikasi penyebab keracunan makanan pada sejumlah karyawan serta makanan yang mungkin menyebabkan keracunan pada perusahaan X. 2. Menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat keracunan makanan pada sejumlah karyawan di perusahaan X. 3. Meberikan penatalaksanaan yang paling tepat untuk kasus tersebut 4. Memberikan langkah yang harus diambil perusahaan dan rencana program pencegahan D. Manfaat Penyelidikan 1. Mahasiswa mampu menganalisis penyebab keracunan makanan pada sejumlah karyawan di perusahaan X. 2. Mahasiswa dapat menganalisis dampak keracunan pada karyawan perusahaan X 3. Mahasiswa mampu memberikan penatalaksanaan yang tepat terhadap karyawan perusahaan X yang keracunan akibat makanan. 4. Mahasiswa mampu menyusun program pencegahan untuk kasus tersebut

PEMBAHASAN

I.

Teknik Penetapan Etiologi Keracunan Pangan A. Wawancara dan pemeriksaan fisik terhadap kasus-kasus yang dicurigai B. Distribusi gejala tanda kasus-kasus yang dicurigai C. Gambaran epidemiologi D. Pemeriksaan pendukung, termasuk laboratorium E. Penarikan Kesimpulan

II.

Hasil Penyelidikan A. Wawancara dan Pemeriksaan Kasus Dari investigasi dan wawancara dengan penyedia catering perusahaan X diketahui bahwa proses pengolahan kornet atau perkedel adalah sebagai berikut : 1. Pengolahan Daging Daging dibeli di pasar sekitar jam 10.30 pagi, namun kondisi daging saat itu terlihat tidak segar dan tetap dibeli. Daging diolah menjadi perkedel kornet sekitar jam 15.00. pengolahan dimulai dengan mencampurkan daging yang kurang segar dengan daging lain yang sudah disimpan dikulkas (pendingin atau freezer) lalu dicampur dengan bumbu bumbu yang juga dari pendingin. Semua dicampur jadi satu dengan menggunakan tangan yang dicuci dengan air kamar mandi di dekat dapur. Kemudian olahan tersebut dibiarkan ditempat terbuka selama berjam jam kemudian disimpan untuk besok digoreng dalam wajan besar. Semua bahan tersebut dimasak jam 08.15 pagi. 2. Penyajian Perkedel kornet di bungkus pada jam 10.00 pagi dan dibawa ke perusahaan X bersama makanan yang lainnya, dari hasil investigasi diketahui pula bahwa salah satu petugas catering yang mengkonsumsi perkedel kornet tersebut ternyata juga mengeluh sakit perut dan muntah. Lingkungan pengolahan makanan dianggap kurang memenuhi syarat kesehatan dimana sumur terletak di dapur yang cukup berdekatan dengan septi tank, begitu pula kamar mandi dan tempat cuci yang bersebelahan dan terletak didapur.

Berdasarkan wawancara petugas kesehatan dan pemeriksaan fisik penderita, maka gambaran klinis kasus-kasus adalah sebagai berikut : sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, pusing, dan diare. Dengan membandingkan kedua hasil wawancara (pengolah makanan dan petugas kesehatan termasuk pemeriksaan kepada penderita) dan mengingat masa paparan dan inkubasi maka diperkirakan etiologi keracunan berdasarkan wawancara adalah kuman bakteri: Baccilur cereus, Staphylococcus, Escherichia coli dan Vibrio parahaemolyticus. Baccilur cereus menunjukan gejala nyeri perut, mual, muntah, dan kadang diare. Staphylococcus aereus menunjukan gejala mual, muntah, sakit perut, diare dan prostration (muntah menyembur). Escherichia coli menunjukkan gejala sakit perut disertai diare. Vibrio parahemolitikus menunjukan gejala nyeri perut, mual muntah, diare, menggigil, sakit kepala, dan kadang-kadang badan panas (demam). Berdasarkan wawancara dan pemeriksaan fisik penderita disusun tabel sebagai berikut : Tabel 1 : Distribusi Gejala KLB Keracunan Pangan di Perusahaan X

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Gejala dan Tanda Mual Muntah Diare Nyeri Perut/ sakit perut Sakit Kepala Lemah Pusing Mengigigil Badan panas (demam)

Jumlah Kasus 8 10 32 15 6 8 8 0 0

% 12 % 15 % 49 % 23 % 9% 12 % 12 % 0 0

Pada tabel dapat dipelajari etiologi yang paling mungkin dari ketiga jenis penyakit yang ditetapkan sebagai diagnosis banding dan etiologi yang paling tidak mungkin

dapat disingkirkan sebagai etiologi KLB. Pada tabel tersebut gejala menggigil, demam tidak ada oleh karena itu etiologi Vibrio parahemolitikus dapat disingkirkan B. Kurva Epidemiologi Berdasarkan data yang diperoleh dibuat kurva epidemi sebagai berikut : Gambar 1 : Kurva Epidemi KLB Keracunan Pangan di Perusahaan X

30 25 25 20 15 15 10 10 5 5 0 0 Jam 13.00 Jam 13.30 Jam 14.00 Jam 14.30 Jam 15.00 Jam 15.30 Jam 16.00 0 10

Berdasarkan kurva epidemiologi diperoleh gambaran periode KLB adalah Jam 14.00 dan berakhir pada jam 16.00 WIB. Lebih lanjut dilakukan analisis masa inkubasi yang tampak pada grafik berikut : Gambar 2 : Kurva Masa Inkubasi KLB Keracunan Pangan di Perusahaan X

50 40 30 20 15 10 0 0 < 30 Menit 10 0 210 Menit 40

60 Menit

90 Menit Kasus

180 Menit

Berdasarkan grafik masa inkubasi diketahui masa inkubasi terpendek adalah 60 Menit dan terpanjang adalah 3 Jam.

Berdasarkan masa inkubasi terpendek dan terpanjang etiologi, maka dapat ditentukan perkiraan periode paparan KLB. Awal periode paparan KLB berdasarkan wawancara dengan penderita diperkirakan pada jam 14.30 WIB. Sedangkan akhir periode paparan KLB adalah waktu kejadian kasus pertama KLB dikurangi dengan masa inkubasi terpendek yaitu 14.30 dikurangi 30 menit adalah jam 14.00. Karena awal periode paparan KLB berada sebelum akhir periode paparan KLB maka diperkirakan periode paparan KLB adalah common source.

C. Penegakan diagnosis berdasarkan hubungan masa inkubasi etiologi diagnosis banding dan periode KLB pada jenis KLB common source

Tabel 2

Diagnosis Banding KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Masa inkubasi Penyakit dan Periode KLB di Perusahaan X

NO 1.

Nama Penyakit Staphylococcus aereus

Masa Inkubasi Terpendek Terpanjang 1 Jam 8 Jam (rata-rata 2-4 Jam) 5 Jam 48 Jam (rata-rata 12 Jam) selisih 7 Jam 4 Jam 30 Menit 45 Jam

Periode KLB

Disingkirkan

Belum

2. Baccilur cereus 3. Escherichia coli 3 Jam 30 Menit

1 Jam

Belum

Belum

Berdasarkan periode KLB dan Masa Inkubasi maka etiologi ketiga bakteri tersebut masih memenuhi syarat sebagai penyebab KLB Keracunan.

D. Penegakan diagnosis berdasarkan hubungan antar paparan, kasus pertama KLB dan masa inkubasi terpendek etiologi diagnosis banding Perkiraan terjadinya paparan pada Jam 13.30 Masa Inkubasi terpendek KLB adalah 30 Menit atau 1 Jam

Tabel 3

: Diagnosis Banding KLB Keracunan Pangan Berdasarkan Masa inkubasi Terpendek Penyakit dan Masa Inkubasi Terpendek KLB di Perusahaan X Nama Penyakit Staphylococcus aereus Baccilur cereus Escherichia coli Masa Inkubasi Terpendek 1 Jam 30 Menit 3 Jam 1 Jam Masa Inkubasi Terpendek KLB Disingkirkan Belum Disingkirkan Belum

NO 1. 2. 3.

Bila dilihat berdasarkan Masa Inkubasi terpendek penyakit dan masa inkubasi terpendek KLB maka Escherichia coli adalah paling memenuhi syarat sebagai penyebab KLB Keracunan namun untuk memastikan dilakukan pemeriksaan Laboratorium.

III.

Gambaran Epidemiologi Penderita pada KLB Keracunan makanan adalah mereka yang membeli dan mengkonsumsi perkedel kornet sejumlah 65 karyawan dengan rincian sebagai berikut

Tabel 4 NO 1 2 3

: Distribusi Penderita KLB Keracunan Pangan di Perusahaan X Golongan Karyawan Karyawan Tetap Jumlah Karyawan yang Makan 150 50 50 250 Jumlah Penderita 60 5 0 65 100 Attack Rate (%) 100 100

Karyawan Administrasi Karyawan Harian Jumlah

Pada tabel 4 terlihat bahwa keracunan pangan adalah pada karyawan tetap dan administrasi.

IV.

Pemeriksaan Laboratorium Sampel yang diambil untuk konfirmasi ke laboratorium kesehatan adalah perkedel kornet bersama bahan-bahan lainnya, air minum yang dipakai dan sisa muntahan penderita yang selanjutnya akan diperiksa sesuai dengan gejala yang timbul pada penderita kasus keracunan pangan dan kemungkinan penyebab berdasarkan penegakan diagnosis sebelumnya. Selanjutnya bila memungkinkan akan dilakukan rujukan ke Balai POM dan Labkes Dinkes Propinsi.

V.

Kesimpulan Etiologi KLB 1. Penyebab Keracunan Pangan di Perusahaan X adalah karena mengkonsumsi nasi perkedel kornet yang karena proses pembuatan dan penyimpanan yang kurang baik sehingga terkontaminasi kuman atau bakteri yang diduga adalah Escherichia coli dan atau staphylococcus aereus. 2. Kebiasaan menggunakan bahan makanan yang merupakan sisa sehari atau beberapa hari sebelumnya merupakan faktor yang sangat berperan terhadap terjadinya KLB keracunan pangan.

VI.

Saran dan Tindak lanjut yang telah dilakukan 1. Pemilik katering dihimbau agar tetap melakukan pengolahan makanan (perkedel kornet) dengan prosedur yang memenuhi syarat kesehatan 2. Pihak perusahaan diharapkan agar ikut menjaga kebersihan lingkungan dan makanan termasuk perlu mengetahui proses pengolahan makanan catering. 3. Petugas Puskesmas diharapkan agar ikut melakukan pengawasan dan penyuluhan terhadap pengolahan makanan oleh perusahaan atau perusahaan.

You might also like