You are on page 1of 4

PENGOLAHAN MINYAK BUMI: PELUMAS

A. Bahan Baku, Kualitas, Penggunaan dari Pelumas Bahan baku minyak pelumas terdiri dari dua bagian, yaitu minyak dasar dan aditif. Minyak dasar yang digunakan berasal dari pengolahan minyak bumi. Fraksi minyak bumi yang digunakan sebagai bahan pelumas ialah fraksi yang lebih berat. Minyak dasar terdiri dari 80-90% volume minyak dan aditif 10-20% sisanya. Ada lima kelompok dari minyak dasar, yaitu: kelompok I, II, III, IV dan V. Kelompok I hingga III merupakan hasil penyulingan minyak mentah yang mengandung ter, aspal, lilin, aromatik dan pengotor. Minyak mentah "dibersihkan", dengan menggunakan hydrocracking, penyaringan dan hydroisomerization. Kelompok III merupakan minyak dasar yang terbaik dari genre ini. Namun, mereka masih mengandung molekul berukuran bervariasi dan beberapa kontaminan yang dapat mengakibatkan lumpur, pernis dan deposit di mesin. Selain itu, kualitas minyak dasar kelompok III sangat bervariasi karena perbedaan dalam kombinasi bahan baku dan metode pemurnian digunakan. Minyak sintetis kelompok IV ialah Polyalphaolefins (PAOs) dan kelompok V ialah ester. PAOs dan ester merupakan minyak sintetis "buatan manusia" yang memiliki struktur molekul seragam sehingga secara signifikan meningkatkan efisiensi dan efektivitas minyak. Lebih khusus lagi, minyak sintetis ini memiliki koefisien gesekan yang sangat rendah, sifat termal (panas) dan tuangkan-titik (kinerja cuaca dingin) daripada minyak bumi. Akhirnya, minyak sintetik tidak memiliki lilin, ter, atau kontaminan lainnya untuk lumpur atau pernis mesin Anda. 1. Pelumas Mineral Pelumas mineral atau pelumas konvensional umumnya terdiri dari 90% minyak dasar (crude oil), hasil pengolahan dan penyulingan minyak bumi dengan ditambahkan 10% campuran bahan kimia aditif. Zat aditif yang biasanya digunakan berupa deterjen, antioksidan, dan indeks viskositas improver (campuran peningkat kekentalan). Mineral
yang terbaik digunakan untuk pelumas mesin-mesin diesel otomotif, kapal, dan industri.

Page 1

PENGOLAHAN MINYAK BUMI: PELUMAS

2. Pelumas Semi Sintesis Pelumas ini dibuat dengan menggunakan minyak dasar dan dicampur dengan bahan kimia berupa mineral. Mineral ini berasal dari hasil olahan minyak bumi dengan penambahan bahan sintesis lain untuk mencapai standar mutu yang lebih baik.

3. Pelumas Sintesis Bahan baku pelumas sintetis yang digunakan hampir semuanya atau keseluruhannya terdiri atas bahan-bahan aditif. Jumlahnya menentukan jenis pelumas sintesisnya. Pada pelumas sintesis penuh (full-synthetic oil) mengandung 100% bahan aditif, yaitu minyak dasar bahan kimia yang bukan dihasilkan dari penyulingan minyak bumi. Pelumas atau oli sintesis biasanya disarankan untuk mesin-mesin berteknologi terbaru (turbo, supercharger, dohc) dan mesin yang membutuhkan pelumas yang baik (racing). Mesin berteknologi baru memiliki celah antar (part) logam lebih kecil atau sempit, sehingga hanya oli sintesis yang bisa melapisi dan mengalir sempurna. Oli sintesis tidak disarankan untuk mesin-mesin yang berteknologi lama, dimana celah part biasanya sangat besar atau renggang. Penggunaan oli sintesis biasanya menjadi lebih boros karena oli ikut masuk ke ruang pembakaran dan ikut terbakar sehingga oli cepat habis. Keuntungan oli sintesis ini dibandingkan dengan oli mineral antara lain: Oli sintesis lebih stabil pada temperatur tinggi Mencegah dan mengontrol terjadinya endapan karbon pada mesin, Sirkulasi lebih lancar pada waktu start di pagi hari atau cuaca dingin Melumasi dan melapisi logam lebih baik Mencegah terjadinya gesekan antara logam yang berakibat kerusakan mesin Tahan oksidasi sehingga lebih tahan lama Lebih ekonomis dan efisien serta dapat pula menguranggi terjadinya gesekan, meningkatkan tenaga dan mesin lebih ringan.

Page 2

PENGOLAHAN MINYAK BUMI: PELUMAS

B. Gugus Fungsi dan Struktur Kimia dalam Deterjen


Deterjen merupakan salah satu bahan adikti pada pelumas yang berfungsi mengurangi timbulnya deposit dari ruang bakar maupun dari bagian mesin lainnya. Minyak pelumas yang diberi aditif ini bekerja untuk mesin yang beroperasi pada temperatur tinggi. Jenis deterjen yang digunakan adalah sulfonat, fosfonat, dan fenat.

1. Sulfonat Ion sulfonat merupakan ion yang mempunyai gugus fungsi -S(=O)2-O. Formula umumnya adalah RSO2O, dengan R adalah gugus alkil. Sulfonat merupakan basa konjugasi asam sulfat dengan rumus RSO2OH. Sebagai basa
Gambar 1. Gugus sulfonat

lemah, sulfonat merupakan senyawa yang baik dalam reaksi kimia Sn1, Sn2, E1 dan E2.

2. Fosfonat Fosfonat adalah senyawa organik


2

yang

mengandung satu atau lebih C-PO (OR)

(di mana R =

hidrogen untuk asam fosfonat dan alkil atau aril dari fosfonat). Fosfonat mudah larut dalam air, sedangkan asam
Gambar 2. Gugus fosfonat

yang sedikit larut.

3. Fenat Fenat merupakan senyawa organik yang mengandung benzene yang berikatan dengan atom oksigen. Alkil yang disubtitusi akan berikatan dengan atom oksigen. Apabila alkil
Gambar 3. Gugus fenat

yang disubtitusikan berupa atom hidrogen, maka akan terbentuk fenol.

Page 3

PENGOLAHAN MINYAK BUMI: PELUMAS

4. Salisilat Gugus salisilat merupakan senyawa organic yang mengandung benzene, gugus karboksilat ( - COOH) dan

RR

gugus eter ( - O - ). Alkil yang akan ingin disubtitusi akan menggantikan posisi R pada gambar di atas. Apabila R

Gambar 4. Gugus salisilat

disubtitusi dengan atom hidrogen, maka akan terbentuk asam salisilat.

REFERENCE Anonim. Pengetahuan Umum tentang Lubricating Oil. http://gudangpelumas.wordpress.com/ diakses pada 15 April 2013. Saleh, Chairul. Peramalan Penjualan Pelumas MESRAN pada PT MajuJaya di Kota Dumai. http://chairuldoang.blogspot.com/ diakses tanggal 15 April 2013. Saputra, A. Handya. 2000. Sekilas tentang Minyak Pelumas. Dimensi, vol 3 no 2, 34-36.

Page 4

You might also like