You are on page 1of 8

A.

Pengertian Dewasa Dewasa adalah merupakan satu tahap yang dianggap kritikal selepas alam remaja karena disebabkan pada waktu ini manusia berada pada tahap awal pembentukan kerja dan keluarga. Pada tahap ini, manusia mulai menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Kelompok dewasa, menurut kasali (2005:200) terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: 1. Masa transisi yaitu orang dewasa usia 17 hingga 23 tahun. 2. Masa pembentukan keluarga yaitu orang dewasa usia 24 hingga 30 tahun. 3. Masa peningkatan karir yaitu orang dewasa usia 31 hingga 40 tahun. 4. Masa kemampanan yaitu orang dewasa usia 41 hingga 50 tahun. 5. Masa persiapan pension yaitu orang dewasa usia 51 hingga 60 tahun atau dalam pembahasa dikategorikan sebagai kelompok setengah baya. B. Masalah pada Usia Dewasa 1. Karier Laki-laki dan wanita muda berharap mempunyai karier yang memungkinkan mereka mewujudkan impian kesehatan sejak mereka kecil. Pekerjaan yang sukses tidak hanya menjamin keamanan ekonomi tetapi juga hubungan yang akrab, aktifitas sosial, dukungan dan penghormatan dari teman sejawat. Pernikahan dengan pasangan bekerja meningkat dan memiliki keuntungan dan liabilitas. Di samping peningkatan dasar keuangan keluarga, orang yang bekerja diluar rumah, dapat memperluas persahabatan, aktifitas dan minat. Akan tetapi, stress dapat terjadi dalam keluarga dengan pasangan bekerja. Stressot ini dapat diakibatkan oleh perpindahan kekota baru; peningkatan pengeluaran energi fisik , mental, atau energi emosional; kebutuhan perawatan anak; atau kebutuhan rumah tangga. Disaat kebutuhan perawatan anak dan kebutuhan rumah tangga tidak ada yang mengurus akibat kesibukan dari pasangan suami istri, bagi beberapa keluarga, solusinya mungkin dengan membatasi pengeluaran rekreasi dan menyewa orang untuk melakukan pekerjaan rutin rumah tangga. Keluarga lain mungkin membagi tugas pekerjaan rumah tangga, berbelanja dan memasak.

2. Seksualitas Perkembangan karakteristik seksual sekunder terjadi selam masa adolesens. perkembangan fisik diikuti oleh kemampuan menampilkan tindakan seksual. Dewasa awal biasanya mempunyai kematanga emosi untuk menambah kemampuan fisik dan karena itu dapat mengembnagkan hubungan seksual yang matang. Akan tetapi, dewasa yang gagal mencapai tugas perkembangan integrasi personal mengembangkan hubungan secara super fisial dan stereotip. (haberet al , 1992). Untuk mempertahankan kesehatan total, dewasa harus dianjurkan untuk menggali berbagai aspek seksualnya dan disadarkan terhadap kebutuhan dan kepedulian seksual yang berkembang. Sejalan dengan ratarata awal hubungan seksual dini terus meningkat, dewasa muda berisiko terjangkit penyakit menular. Konsekuensinya mereka membutuhkan pendidkan mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengenalan gejala dan penatalaksanaanya. 3. Siklus kelahiran anak Konsepsi, kehamilan, kelahiran dan puerperium adalah fase-fase utama siklus melahirkan. Terjadi perubahan kompleks selama fase tersebut. Pendidikan seperti kelas Lamaze dapat mempersiapkan wanita hamil, pasangannya dan pendukung lain untuk berpartisipasi dalam proses melahirkan. Dukungan social juga dilaporkan mempunyai dampak pada wanita hamil dan keluarganya. Coffman, Levitt dan Brown (1994) mengatakan bahwa pasangan yang mengetahui mereka dapat bergantung satu sama lain menemukan kepuasan hubungan yang lebih positif dan sikap menjadi orang tua. 4. Tipe keluarga Selama masa dewasa awal, kebanyakan individu mengalami masa lajang dan kesempatan hidup mandiri. Mereka yang akhirnya menikah mengalami beberapa perubahan yang menyebabkan mereka mendapat tanggung jawab yang baru. Banyak pasangan yang menikah memilih

menjadi orang tua. Dewasa tengah yang tetap sendiri mengalami tantangan yang unik dan kesempatan yang sama. 5. Pernikahan Tugas-tugas utama dewasa ini menuntut maturitas dan kepercayaan diri yang dapat dipertimbangkan. Akan tetapi, ketika telah selesai, mereka meletakkan dasar hubungan yang stabi. Pertumbuhan dalam perniakahan memanjang lebih dari beberapa tahun. Keberhasilan pemecahan masalah yang dihadapi yang terjadi dalam perkawinan menimbulkan saling perngertian pada masing-masing pasangan pernikahan. Hubungan pernikahan mencakup tahapan perkembangan yang berbeda. Tahap permulaan mulai saat pernikahan dan berlanjut sejalan dengan usaha pasangan. Mereka mempelajari pola mengekspresikan seksualitas dan cara hidup intim satu sama lain. Mereka harus mempelajari gaya penyelesaian konflik, pembuatan keputusan dan pola peran. Selain itu setiap pasangan mungkin mengalami rasa kehilangan individualitas dan diri dalam transisi dari saya menjadi kita. Tahapan orientasi keluarga ditunjukan pada aktivitas menanti kelahiran anak dan mengasuh anak. Peranan orang tua harus dipahami dan dipraktekan. Kebutuhan pengasuhan dan sosialisasi bagi anak dapat menjadi tekanan pada hubungan intim pasangan. Selain itu, citra orang tua tentang orang tua yang sempurna menjadi konflik dengan kenyataannya. 6. Masa menjadi orang tua Tersedianya kontrasepsi membuat pasangan masa kini lebih mudah memutuskan kapan dan jika memulai sebuah keluarga. Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut adalah alasan menginginkan anak. Tekanan social dapat mendorong pasangan untuk mempunyai anak ataupun mempengaruhi mereka membatasi jumlah anak. Pertimbangan ekonomi sering kali mempengaruhi proses mempengaruhi proses pembuatan keputusan karena memiliki dan membesarkan anak itu mahal. Status kesehatan umum dan usia juga menjadi pertimbangan dalam

memutuskan menjadi orangtua sebab pasangan yang akan menikah kemudian dan menunda kehamilan. 7. Masalah psikossosial Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan stres, seperti stres karena pekerjaan dan keluaraga. Stres dapat memiliki nilai sebab dapat memotivasi untuk berubah. Akan tetapi, dapat berlarut dan klien tidak mampu beradaptasi terhadap stresor, dapat terjadi masalah kesehatan. 8. Stress pekerjaan Stres situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat atau seorang pekerja diberi tanggung jawab besar. Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tipe stresor bervariasi pada setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan. 9. Stress keluarga Stresor situasi terjadi pada peristiwa seperti kelahiran, kematian, penyakit, perkawinan dan kehilangan pekerjaan. Ketika seorang klien mencari perawatan kesehatan dan menunjukkan gejala terkait stresor, perawat harus mengkaji terjadinya peristiwa perubahan kehidupan, mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk sistem pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota keluarga. C. Rekreasi 1. Pengertian Rekreasi
Rekreasi adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok)

yang hilang akibat aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia.

2. Karakteristik Rekreasi pada Orang Dewasa Dewasa sudah memiliki pekerjaan tetap dan masuk dalam usia produktif sehingga kesempatan rekreasi merupakan hal yang langka dan ditunggu. Perencanaan perjalanan harus dilakukan karena berkaitan dengan waktu cuti dan pendanaan. Orang dewasa yang berpasangan dan menikah biasanya memiliki pendapatan yang cukup dan hasil kerjanya dihabiskan untuk kesenangan dan melakukan perjalanan rekreasi lintas Negara dan keputusan perjalanan bukan merupakan keputusan yang sulit diambil. Fasilitas yang dibutuhkanpun disesuaikan dengan anggaran rekreasi. Tetapi ketika ia menjadi pasangan dengan anak, ia juga memiliki penghasilan yang cukup memadai tetapi kebutuhan harianyapun cukup besar terutama untuk pendidikan anak-anak dan kebutuhan hidup lainnya sehingga pilihan rekreasinya terbatas pada perjalanan dalam negeri atau kalaupun luar negeri, destinasi yang dipilih tidak terlalu jauh. Fasilitas yang dipilih harus bisa memenuhi kebutuhan bapak, kebutuhan ibu, kebutuhan kakak dan adik. Rekreasi keluarga sudah menjadi bagian utama. Dewasa yang berkarir dan mapan biasanya memiliki anak remaja juga memiliki pendapatan yang sangat memadai. Tetapi banyak kendala untuk melakukan kegiatan rekreasi. Rekreasi menjadi kegiatan yang sulit dilakukan karena anak remaja lebih mengutamakan berlibur dengan teman daripada berlibur dengan orang tua yang sering dianggap membatasi ruang gerak ia. Pilihan tempat liburan juga harus bisa memenuhi bergam kebutuhan. Destinasi luar negeri dan dalam negeri tidak menjadi masalah tetapi umumnya orang dewasa dengan anak remaja mencari tempat yang bisa memberikan wawasan baru. Interaksi sosial dengan masyarakat menjadi keharusan agar pengetahuan anak-anak ia menjadi lebih banyak.

Usia dewasa memiliki ciri-ciri tersendiri dalam hal-hal yang mendukung pemenuhan kebutuhan rekreasinya yaitu: 1. Dewasa mempunyai pendapatan yang cukup tinggi namun waktu rekreasi terbatas. 2. Umumnya memiliki kondisi fisik yang baik sehingga mampu melakukan kegiatan yang berpetualang tetapi tidak terlalu ekstrim. 3. Dalam pemilihan fasilitas dan pelayanan, ia mempunyai preferensi sendiri-sendiri, terutama jika ia melakukan perjalanan dengan kelompoknya atau keluarganya. 4. Minat terhadap alam dan budaya biasanya cukup menonjol dan bahkan ia senang mempelajari sesuatu secara mendalam. Interaksi sosial dengan masyarakat dan budaya menjadi focus perjalanan sehinga lintas budaya pasti dilakukan. 5. Dalam pembuatan keputusan liburan, banyak factor yang harus ia pertimbangkan sehinga rencana liburan harus dibuat jauh-jauh hari dan ia cenderung membuat reservasi atas setiap fasilitas dan kegiatan. 6. Dibandingkan dengan remaja atau anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, kaum dewasa cenderung tidak aktif. Semakin bertambahnya usia, mereka lebih suka menyalurkan kepuasan rekreasi melalui program televisi, bioskop, buku-buku dan majalah. Jenis-jenis rekreasi yang mereka minati umumnya bersifat positif berupa hiburan. D. Kasus Tn.D berumur 27 tahun. Dia merupakan dosen muda di sebuah perguruan tinggi negeri di kota Semarang. Dia adalah pekerja yang rajin dan tekun. Setiap hari dia bekerja dari pagi sampai sore, bahkan di hari libur pun dia memilih untuk bekerja sampingan sebagai guru les privat. Sehingga dia jarang sekali meluangkan waktunya untuk menghilangkan kepenatannya dan sekedar refreshing dengan teman-temannya ataupun keluarganya. Padahal teman-teman

dan keluargamya sering mengajaknya untuk sekedar kumpul bersama menghilangkan kepenatannya ataupun pergi berlibur. Tetapi dia menolak ajakan mereka dengan alas an banyak pekerjaaan E. Analisa Kasus : Berdasarkan teori yang telah kita paparkan, banyak sekali masalah yang dihadapi oleh usia dewasa, salah satunya karier. Pada usia dewasa, baik laki laki maupun perempuan mereka mempunyai keinginan untuk mencapai karier yang baik yang dapat menjamin kebutuhan ekonominya dimasa depan, khususnya setelah mereka berkeluarga, karena itulah pada usia dewasa tersebut mereka bekerja keras untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Mereka berfikir memiliki pekerjaan yang sukses tidak hanya menjamin ekonomi tetapi juga hubungan yang akrab, aktifitas social dukungan dan penghoramatan dari teman sejawat. Mereka jauh lebih merasa dihormati dan dihargai apabila karier mereka sukses dan memiliki kedudukan. Hal inilah yang dialami oleh Tn. D pada kasus diatas. Tn. D mengorbankan waktu dan kesenangannya sendiri dengan keluarga maupun teman-temannya demi kariernya yang sedang melejit. Sehingga Tn. D tidak begitu memikirkan kenyamanan dirinya sendiri dan jarang sekali meluangkan waktu untuk keluarga dan teman-temannya walaupun hanya sekedar kumpul bersama berbagi cerita ataupun rekreasi bersama. Seharusnya Tn. D harus bisa mengatur waktu antara bekerja dengan rekreasi. Tujuan dari rekreasi tersebut agar menigkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya kreativitas yang hilang akhibat aktivitas rutin sehari-hari. Rekreasi itu tidak harus diwujudkan dengan pergi keluar ke tempat-tempat wisata. Tetapi rekreasi dapat diwujudkan dengan cara-cara yang lebih simple menyesuaikan dengan jadwal Tn. D yang padat setiap harinya. Rekreasi dapat dilakukan dengan menyalurkan hobi Tn. D misalnya: membaca buku, menonton film, dan lain-lain. Pada intinya tujuan dari rekreasi dapat terwujud yaitu mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia.

Daftar Pustaka Ismayanti.2009.Pengantar Pariwisata.Gasindo: Bandung

You might also like