Professional Documents
Culture Documents
460/J/05/11
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN,
Menimbang
a.
bahwa dengan Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor 71/Per/KP.460/J/6/10 telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Penyuluhan Pertanian; bahwa agar Pedoman seperti tersebut di atas dapat lebih aplikatif dalam pelaksanaannya, maka perlu menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian; Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4279);
b.
Mengingat
1.
2. Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4297); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5018); 5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 6. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara; 7. Keputusan Presiden Nomor 157/M Tahun 2010 tentang Pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkup Kementerian Pertanian; 8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/02/MENPAN/2/2008 tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya; 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/11/2008 tentang Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta;
LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN NOMOR TANGGAL : 92/Per/KP.460/J/05/11 : 2 Mei 2011
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN SERTIFIKASI PROFESI PENYULUH PERTANIAN I. Pendahuluan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K) menyatakan bahwa pekerjaan Penyuluh Pertanian merupakan profesi. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan menyatakan bahwa setiap Penyuluh PNS yang telah mendapat sertifikat profesi sesuai dengan standar kompetensi kerja dan jenjang jabatan profesinya, diberikan tunjangan profesi Penyuluh. Sebagai tindak lanjut dari semangat melaksanakan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah tersebut telah ditetapkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Sektor Pertanian Bidang Penyuluh Pertanian melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : KEP. 29/MEN/III/2010. Agar sertifikasi profesi Penyuluh Pertanian dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, telah ditetapkan Peraturan Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian Nomor : 71/Per/KP.460/J/6/10 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian. Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi serta penjaminan mutu pelaksanaan sertifikasi perlu ditetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian. II. Dasar Hukum 1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : KEP. 29/MEN/III/2010, tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Sektor Pertanian Bidang Penyuluhan Pertanian. 2. Peraturan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Nomor 71/Per/KP.460J/6/10 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian. 3. Keputusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Daya Manusia Pertanian Nomor 48/Kpts/OT.160/J/03/11, tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 (LSP-P1) bagi Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil. 4. Pedoman Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Nomor : 206/2007 tentang Persyaratan Umum Tempat Uji Kompetensi (TUK). III. Kuota Peserta 1. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Badan PPSDM Pertanian), Kementerian Pertanian cq. Pusat Penyuluhan Pertanian menetapkan kuota calon peserta untuk setiap propinsi.
1
2. Pusat Penyuluhan Pertanian memberitahukan kuota setiap propinsi kepada kelembagaan/instansi yang menangani penyuluhan pertanian di propinsi. 3. Kelembagaan/instansi yang menangani penyuluhan pertanian di propinsi menetapkan kuota calon peserta sertifikasi untuk setiap Kabupaten/Kota. 4. Kelembagaan/instansi yang menangani penyuluhan pertanian di Kabupaten/Kota menetapkan jumlah dan nama calon peserta sertifikasi di wilayah kerjanya. 5. Kabupaten/Kota yang menginginkan jumlah peserta lebih besar dari kuota yang telah ditetapkan, terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Petanian cq. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (Badan PPSDM Pertanian).
IV. Kualifikasi/Level Profesi Penyuluh Pertanian. Kualifikasi/Level Profesi Penyuluh Pertanian yang selanjutnya disebut Level Profesi, terdiri atas 3 level yaitu : 1. Level Profesi Penyuluh Pertanian Fasilitator Level ini untuk kelompok Penyuluh Pertanian Terampil, yaitu : a. b. c. d. Penyuluh Pertanian Pelaksana Pemula; Penyuluh Pertanian Pelaksana; Penyuluh Pertanian Pelaksana Lanjutan; Penyuluh Pertanian Penyelia.
2. Level Profesi Penyuluh Pertanian Supervisor Level ini untuk kelompok Penyuluh Pertanian Ahli, yaitu : a. Penyuluh Pertanian Pertama; b. Penyuluh Pertanian Muda. 3. Level Profesi Penyuluh Pertanian Advisor Level ini untuk kelompok Penyuluh Pertanian Ahli, yaitu : a. Penyuluh Pertanian Madya; b. Penyuluh Pertanian Utama.
V. Materi Uji Kompetensi (MUK) 1. Kompetensi Umum Kompetensi Umum berlaku bagi semua level Penyuluh Pertanian, terdiri atas materi : a. Mengaktualisasikan nilai-nilai kehidupan b. Mengorganisasikan pekerjaan c. Melakukan komunikasi dialogis d. Membangun jejaring kerja e. Mengorganisasikan masyarakat 2. Kompetensi Inti a. Bagi Penyuluh level Fasilitator 1) Merencanakan penyuluhan pertanian 2) Melaksanakan penyuluhan pertanian 3) Mengevaluasi penyuluhan pertanian 4) Mengembangkan penyuluhan pertanian
b. Bagi Penyuluh level Supervisor 1) Menyiapkan penyuluhan pertanian 2) Melaksanakan penyuluhan pertanian 3) Mengembangkan penyuluhan pertanian 4) Mengevaluasi penyuluhan pertanian c. Bagi Penyuluh level Advisor 1) Menyiapkan penyuluhan pertanian 2) Melaksanakan penyuluhan pertanian 3) Mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan penyuluhan pertanian 4) Mengembangkan penyuluhan pertanian 3. Kompetensi Khusus a. Bagi Penyuluh Fasilitator. Memilih satu (1) Sub Sistem Agribisnis pada kolom 4 dan satu (1) unit kompetensi pada kolom 3 sesuai dengan Sub Sistem Agribisnis yang telah dipilih yang terdapat pada Lampiran 3. b. Bagi Penyuluh Supervisor Memilih dua (2) Sub Sistem Agribisnis pada kolom 4 dan satu (1) unit kompetensi pada dari setiap Sub Sistem yang terdapat pada Lampiran 3. c. Bagi Penyuluh Advisor Memilih tiga (3) komoditas Agribisnis pada kolom 4 dan satu unit kompetensi untuk setiap jenis agribisnis yan terdapat pada kolom 3 Lampiran 3.
VI. Metode Uji Kompetensi/Asesmen 1. Kompetensi Umum Metode yang digunakan untuk melakukan Asesmen Kompetensi Umum terdiri atas : a. Wawancara b. Penilaian dari orang lain, yaitu oleh : (a) atasan langsung; (b) teman sejawat sebanyak dua orang, dan (3) tiga orang petani di wilayah kerjanya. 2. Kompetensi Inti Metode yang digunakan untuk melakukan Asesmen Kompetensi Inti antara lain : a. Aktivitas Praktek b. Demonstrasi c. Pemeriksaan Produk d. Tes tertulis e. Portofolio 3. Kompetensi Khusus/Pilihan Metode yang digunakan untuk melakukan Asesmen Kompetensi Khusus antara lain : a. Aktivitas Praktek b. Demonstrasi c. Pemeriksaan Produk d. Tes tertulis e. Portofolio
VII. Kelembagaan Sertifikasi A. Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). 1. Lembaga Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian yang selanjutnya disebut LSP-P1 dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Daya Manusia Pertanian Nomor 48/Kpts/OT.160/J/03/11, tentang Pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak 1 (LSP-P1) bagi Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil. 2. LSP-P1 bertugas melaksanakan sertifikasi profesi Penyuluh Pertanian PNS sampai dengan terbitnya Sertifikat Profesi serta pemeliharaan sertifikat profesi (survilen). 3. Sekretariat LSP-P1 berkedudukan di Badan PPSDM Pertanian cq. Pusat Pendidikan, Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian. 4. LSPP-P1 dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan PPSDM Pertanian. B. Lembaga Diklat Profesi Penyuluh Pertanian (LDP3) 1. LDP3 ditetapkan oleh Peraturan Kepala Badan PPSDM Pertanian berdasarkan usulan LSP-P1. 2. LDP3 bertugas melaksanakan Pelatihan Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian bagi Penyuluh Pertanian. C. Tempat Uji Kompetensi (TUK) 1. TUK yaitu tempat dilaksanakannya uji kompetensi profesi penyuluh pertanian. 2. Calon TUK diverifikasi oleh LSP-P1 berdasarkan kriteria TUK yang telah ditetapkan. 3. LSP-P1 mengusulkan TUK yang memenuhi kriteria kepada Kepala Pusat Pendidikan Standardisasi dan Sertifikasi Profesi Pertanian untuk disyahkan an. Kepala Badan PPSDM Pertanian. 4. Tugas dan kewajiban TUK diatur melalui Pedoman Kriteria TUK yang diterbitkan oleh LSP-P1. 5. TUK melaporkan pelaksanaan uji kompetensi kepada LSP-P1 paling lambatnya 2 (dua) minggu setelah uji kompetensi selesai dilaksanakan.
VIII. Tahapan sertifikasi A. Pendaftaran 1. Penyuluh Pertanian yang mengajukan uji kompetensi diwajibkan : a) Mengisi Formulir Pendaftaran FR-APL-01 (Lampiran 1) b) Mengisi Formulir Asesmen Mandiri FR-APL.02 (Lampiran 2) c) Melampirkan bukti fisik administrasi yang terdiri dari; 1) Fotokopi ijazah terakhir yang telah dilegalisir oleh pejabat yang menangani kepegawaian. 2) Sertifikat Diklat Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian bagi penyuluh yang diangkat untuk pertamakalinya setelah ditetapkannya Permenpan Nomor : 02/MENPAN/2/2008. 3) Surat rekomendasi/persetujuan dari pimpinan unit kerja 4) Fotokopi Surat Keputusan Fungsional Penyuluh yang terakhir dan telah dilegalisir oleh pejabat yang menangani kepegawaian. 5) Fotokopi SK Kepangkatan/Golongan terakhir yang telah dilegalisir 6) Fotokopi DP3 dua (dua) tahun terakhir dengan rata- rata bernilai baik yang telah dilegalisir.
2. Formulir FR-APL-01 dan FR-APL-02 dengan bukti pendukungnya (Lampiran 6) dan bukti fisik administrasi diserahkan kepada BPP/BP3K untuk diteruskan kepada Kelembagaan/instansi yang menangani penyuluhan pertanian di tingkat Kabupaten/Kota; 3. Instansi atau lembaga yang menangani penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten/kota meneruskan usulan tersebut kepada instansi atau lembaga yang menangani penyuluhan pertanian di tingkat propinsi; 4. Instansi atau lembaga yang menangani penyuluhan pertanian di tingkat propinsi meneruskan usulan tersebut kepada LSP-P1, dengan tembusan Kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (tanpa lampiran bukti fisik dan bukti pendukung). B. Konsultasi Pra Asesmen 1. Calon peserta uji kompetensi (asesi) yang telah memenuhi persyaratan akan dipanggil oleh LSP-P1 untuk mengikuti proses Konsultasi Pra Asesmen. 2. Konsultasi Pra Asesmen dimaksudkan untuk menentukan kelayakan calon peserta mengikuti tahapan sertifikasi berikutnya. 3. Waktu pelaksanan Konsultasi Pra Asesmen ditetapkan oleh LSP-P1. 4. Pelaksanaan Konsultasi Pra Asesmen dilakukan di TUK. 5. Konsultasi Pra Asesmen dilakukan oleh Asesor Kompetensi berdasarkan Surat Perintah Tugas yang dikeluarkan oleh LSP-P1. 6. Satu orang Asesor dalam satu hari wajib menyelesaikan 5-10 orang calon peserta sertifikasi. 7. Hasil Konsultasi Pra Asesmen diberitahukan kepada calon peserta dan instansi pengirim serta dilaporkan kepada LSP-P1. C. Pelatihan Sertifikasi 1. Calon peserta sertifikasi yang telah mengikuti Konsultasi Pra Asesmen dan dinyatakan layak mengikuti tahap sertifikasi berikutnya berhak menjadi peserta pelatihan sertifikasi. 2. Waktu pelaksanaan pelatihan sertifikasi ditetapkan bersama antara LDP dengan LSP-P1 sesuai dengan periode waktu sertifikasi. 3. Pelatihan sertifikasi dilakukan di Lembaga Diklat Profesi Penyuluh Pertanian (LDP3). 4. LDP3 ditetapkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian atas usul LSP-P1. 5. Fasilitator Diklat Profesi Penyuluh Pertanian harus memiliki sertifikat kompetensi sebagai fasilitator diklat profesi penyuluh pertanian. 6. Bilamana belum tersedia fasilitator yang sudah bersertifikat, maka dapat dilakukan outsourcing. D. Asesmen 1. Peserta yang telah mengikuti pelatihan dan memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan Pelatihan (STTPP) berhak menjadi peserta uji kompetensi. 2. Asesmen dilakukan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) oleh Asesor Kompetensi. 3. Waktu pelaksanaan Asesmen ditetapkan oleh LSP-P1. 4. Satu orang Asesor Kompetensi dalam satu hari wajib menyelesaikan asesmen bagi 3-5 orang peserta (Asesi). 5. Hasil Asesmen dirangkum dalam suatu rekomendasi yang menyatakan peserta (Asesi) Kompeten atau Belum Kompeten dan dilaporkan kepada LSP-P1. 6. LSP-P1 mengadakan Rapat Pleno untuk menetapkan hasil Asesmen, yang dihadiri oleh Unsur LSP, LDP, TUK, dan Pusat Penyuluhan Pertanian.
5
E. Penerbitan Sertifikat Sertifikasi. 1. Penyuluh Pertanian yang telah dinyatakan Kompeten dalam proses Asesmen berhak diberikan Sertifikat Profesi sebagai bukti telah mengikuti seluruh tahapan sertifikasi. 2. Sertifikat Profesi diterbitkan oleh LSP-P1 dan ditandatangani bersama oleh Kepala LSP-P1 dan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian.
IX. Cara Pengisian Formulir Pendaftaran A. FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI. Bagian 1 : Rincian Data Peserta 1. Data Pribadi 1) Nama ditulis lengkap dengan gelar (jika ada). 2) Lainya cukup jelas 2. Data Pendidikan Lampirkan foto copy ijazah yang telah dilegalisasi oleh lembaga pendidikan yang mengeluarkan ijazah atau sekurang-kurangnya pejabat kepegawaian di tempat yang bersangkutan bekerja. 3. Data Pekerjaan Sekarang 1) Nama Lembaga/Perusahaan Diisi dengan nama instansi tempat bekerja (misalnya Balai Penyuluhan) 2) Jabatan Diisi dengan level Jabatan Fungsional yang terakhir Lampirkan foto copy SK Jabatan Fungsional yang telah dilegalisasi oleh pimpinan unit kerja di tempat bekerja. 4. Data Permohonan Sertifikasi 1) Tujuan asesmen Beri tanda V pada kotak sertifikasi 2) Skema Sertifikasi Diisi dengan Unit Cluster 3) Acuan Pembanding Diisi dengan SKKNI BIDANG PENYULUHAN PERTANIAN sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep.29/Men/III/2010. 4) TUK Kosongkan Bagian 2 : Daftar Unit kompetensi Untuk mengisi Tabel dilakukan dengan cara sebagai berikut; a) Untuk Kompetensi Inti bagi Penyuluh Pertanian Fasilitator mengisi sesuai dengan Lampiran 3. b) Untuk Kompetensi Inti bagi Penyuluh Pertanian Supervisor mengisi sesuai dengan Lampiran 4. c) Untuk Kompetensi Khusus, bersifat pilihan; Bagi Penyuluh level Faslitator memilih 1 (satu) unit kompetensi untuk diujikan dari 1 (satu) Sub Sistem Agribisnis (Lihat Lampiran 3, No. C1-20, kolom Unit Kompetensi) Bagi Penyuluh level Supervisor memilih masing-masing 1 (satu) unit kompetensi untuk diujikan dari 2 (dua) Sub Sistem Agribisnis (Lihat Lampiran 4, No. C1-20, kolom Unit Kompetensi). Bagi Penyuluh level Advisor memilih masing-masing 1 (satu) unit kompetensi untuk diujikan dari 4 (empat) Sub Sistem Agribisnis (Lihat Lampiran 5, No. C1-24, kolom Unit Kompetensi). d) Contoh mengisi : Tabel 1. Form. FR-APL-01.
6
Tabel 1. Contoh Bagi Penyuluh Pertanian Level Fasilitator JUDUL UNIT diisi dari kolom unit kompetensi Lamp.1. Keterangan (standar khusus/internasional)
No 1
2. TAN.PP02.003.01 3. TAN.PP02.006.01 2 Cluster Kompetensi Melaksanakan Penyuluhan Pertanian 1. TAN.PP02.008.01 2. TAN.PP02.010.01 3. TAN.PP02.012.01 3 Cluster Kompetensi Mengevaluasi Penyuluhan Pertanian TAN.PP02.015.01
1. Mengumpulkan dan Mengolah Data Potensi Wilayah 2. Menyusun Programa Penyuluhan Pertanian 3. Menyusun Materi Penyuluhan Pertanian
Standar khusus
Membuat Dan Menggunakan Media Penyuluhan Pertanian Menerapkan Metode Penyuluhan Pertanian Menumbuhkembangkan Kelembagaan Petani
Standar khusus
Cluster Unit Mengembangkan Penyuluhan pertanian TAN.PP02.021.01 Melaksanakan Kegiatan Pengembangan Keprofesian Penyuluhan Pertanian Mengelola Sub Mengelola Kegiatan Produksi Sistem Agroinput *) Bibit Ternak
Standar khusus
Standar khusus
*) Penyuluh memilih Sub Sistem Agroinput dan memilih Unit Mengelola Kegiatan Produksi Bibit Ternak.
Bagian 3: Kompetensi dan Bukti Pendukung LIHAT Form APL-01 TABEL 2. a. Kolom Unit Kompetensi Tuliskan kembali nama unit kompetensi yang ada pada kolom Judul Unit dari Tabel 1. b. Kolom Bukti Yang Dipersyaratkan Isikan nama bukti yang dimiliki dengan referensi Lampiran 6. c. Kolom Kesesuaian Bukti Isi dengan tanda V pada setiap kolom jika bukti yang dilampirkan sesuai dengan yang dipersyaratkan pada lampiran 4. d. Kolom Asesmen lanjutan diisi oleh Asesor. e. Contoh mengisi Tabel 2. Form FR-APL-01. Tabel 2. Contoh Bagi Penyuluh Pertanian level Fasilitator Bukti yang dipersyaratkan (Skema sertifikasi) 1. Keragaan Data potensi wilayah kerja 2. Sertifikat Diklat Fungsional Kesesuaian bukti V A C S v v v v Asesmen lanjut x
dst f. LIHAT FORM FR-APL-01 TABEL 3. Diisi oleh Asesor, kecuali bagian Asesi diisi nama dan tanda tangan oleh Asesi. B. FR-APL-02. ASESMEN MANDIRI 1. Umum. a. Formulir FR-APL-02 dibuat untuk setiap Unit Kompetensi (Cluster Kompetensi) yang akan diujikan. b. Setiap calon peserta membaca dan/atau memilki daftar unit kompetensi yang terdapat pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep. 29/Men/III /2010 Tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia ( SKKNI ) Bidang Penyuluhan Pertanian. c. Sebelum calon peserta mengisi Formulir FR-APL-02 bacalah dengan teliti Lampiran 9. (Contoh Unit Kompetensi) dan Lampiran 10. (Contoh Asesmen Mandiri) d. Lampiran 10. Contoh Asesmen Mandiri dibuat berdasarkan Unit Kompetensi pada Lampiran 9. (Contoh Unit Kompetensi). 2. Mengisi Formulir FR-APL-02. a. Tuliskan nama Saudara sebagai peserta, tanggal/waktu dan tempat uji kompetensi dilaksanakan. b. Tuliskan nama Asesor jika sudah diketahui, jika belum dikosongkan. c. Unit kompetensi Nomor dan Judul diambil dari Kolom Kode Unit dan Judul Kompetensi pada ; 1) Lampiran 3 bagi Penyuluh Fasilitator; 2) Lampiran 4 bagi Penyuluh Supervisor; 3) Lampiran 5 bagi Penyuluh Advisor; d. Mengisi tabel (Lihat contoh Lampiran 9 dan 10);
8
1) Baris elemen kompetensi diisi judul elemen kompetensi yang diambil dari Unit Kompetensi yang telah ditulis pada Unit Kompetensi. 2) Baris Kriteria Unjuk Kerja pada kolom Daftar Pertanyaan ; Daftar pertanyaan dibuat berdasarkan KUK. Daftar pertanyaan dibuat sebanyak Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dari setiap Elemen Kompetensi (EK). Setiap KUK dibuat satu pertanyaan. Untuk membuat daftar pertanyaan periksalah kata kerja pasif. pada KUK dan ubahlah menjadi kata kerja aktif. Kata kerja aktif digunakan untuk membuat pertanyaan. Contoh; Elemen Kompetensi (EK); Merencanakan kegiatan fasilitasi akses sumber informasi dan teknologi pertanian Kriteria Unjuk Kerja (KUK); Kebutuhan informasi dan teknologi pertanian diidentifikasi. Pertanyaan : Apakah anda dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi dan teknologi pertanian?
Setelah EK yang pertama selesai dibuatkan daftar pertanyaan, dilanjutkan dengan EK yang kedua dan seterusnya sampai dengan EK yang terakhir. 3) Baris Batasan Variabel pada Kolom Daftar Pertanyaan. Periksalah Lampiran 9. Contoh Unit Kompetensi pada bagian Batasan Variabel . Daftar pertanyaan dibuat yang terkait dengan Kontek Variabel. Daftar Pertanyaan diawali dengan kata-kata Apakah Anda dapat......................................? Daftar pertanyaan dibuat sebanyak kontek variabel yang tertulis. Contoh;
Kontek variabel: Unit ini berlaku untuk melaksanakan pengelolaan kegiatan fasilitasi akses informasi dan teknologi pertanian. Pertanyaan :
Apakah anda dapat melaksanakan pengelolaan kegiatan fasilitasi akses informasi dan teknologi pertanian?
4) Baris pengetahuan dan keterampilan pada Kolom Daftar Pertanyaan. Periksalah Lampiran 9. Contoh Unit Kompetensi pada bagian Panduan Penilaian. Daftar pertanyaan dibuat yang terkait dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
9
Daftar Pertanyaan untuk aspek pengetahuan dapat diawali dengan kata-kata Apakah Anda mengetahui....................... ? sedangkan aspek keterampilan dapat digunakan kata-kata Apakah Anda dapat melaksanakan ...................................? Daftar pertanyaan dibuat sebanyak pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Contoh;
Aspek pengetahuan:
Organisasi dan kelembagaan. Pertanyaan :
dialogis?
Pertanyaan:
5) Baris Aspek Kritis pada Kolom Daftar Pertanyaan. Periksalah Lampiran 9. Contoh Unit Kompetensi pada bagian Panduan Penilaian . Daftar pertanyaan dibuat yang terkait dengan Aspek Kritis . Daftar Pertanyaan untuk aspek kritis dapat diawali dengan kata-kata Apakah Anda dapat.....................................................? Daftar pertanyaan dibuat sebanyak jumlah Aspek Kritis yang telah ditetapkan. Daftar pertanyaan dibuat sebanyak jumlah Aspek Kritis yang telah ditetapkan. Contoh;
Aspek Kritis : Merumuskan kebutuhan informasi dan teknologi pertanian Pertanyaan : Apakah anda dapat melaksanakan teknik merumuskan kebutuhan informasi dan teknologi pertanian?
6) Kolom Penilaian (K/BK) Setiap Penyuluh Pertanian yang mengajukan sertifikasi profesi pada dasarnya telah mempersiapkan diri dan menilai dirinya kompeten. Setiap pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya akan dijawab Kompeten dan isikan tanda K pada kolom penilaian.
10
b. Data Pendidikan (Hanya diisi dengan pendidikan formal terakhir dan dilampiri bukti dokumen) Nama Sekolah/ Lembaga Jurusan/Program Strata (Untuk S1 keatas) : : :
Tahun lulus :
c. Data Pekerjaan Sekarang Nama Lembaga/ Perusahaan Jabatan Alamat No. Telp/Fax/E-mail : : : Kode pos : :