You are on page 1of 28

BAB I PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk perwujudan dan pengamalan Dharma ketiga dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini juga dimaksud sebagai wadah pelatihan dan pemantapan kepribadian mahasiswa dan mahasiswi di dalam lingkungan kehidupan masyarakat, supaya dikemudian hari mereka menjadi sarjana yang berguna bagi Nusa dan Bangsa. Kuliah Kerja Nyata (KKN) juga merupakan sejalan dengan ketentuan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada masa Orde baru pada waktu lalu, sebagaimana dimaksud pada bagian arah dan kebijaksanaan pembangunan umum, yakni : Perguruan tinggi terus dikembangkan dan diarahkan untuk mendidik mahasiswa dan mahasiswi, agar mampu untuk meningkatan daya pengarahan, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan Bangsa dab Negara. Akan tetapi hingga saat ini, ada pula perguruan tinggi yang lainnya menerapkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi mahasiswa dan mahasiswi dilingkungan kampus masing-masing, termasuk juga di Universitas Palembang. Bahkan Kuliah Kerja Nyata (KKN) termasuk pula ke dalam ilmu akademik yang khusus dan terpisah dari ilmu-ilmu akademik yang diperoleh dari perguruan tinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan hingga penerapannya ke dalam lingkungan masyarakat sosial dan dapat bertanggung jawab di dalam lingkungan 1

masyarakat, berkepribadian sosial dan dapat bertanggung jawab di dalam lingkungan kelompoknya masing- masing. Selain dimaksud di atas, Kuliah Kerja Nyata (KKN) yakni sebagai salah satu penerapan dan perwujudan ilmu akademik yang telah diperolwh mahasiswa dan mahasiswi selama di perguruan tinggi, yang kemudian dapat berguna untuk ikut berperan aktif di dalam aktifitas kehidupan masyarakat dan membantu kerja Pemerintaha di lingkungan Kelurahan Kebun Bunga. dalam hal perwujudan pembangunan di segala bidang pada kehidupan masyarakat desa, terutama

I.2

Ruang Lingkup Pelaksanaan Ruang lingkup dalam melaksanakan kurikulum/akademik Kuliah Kerja Nyata (KKN) yakni meliputi : 1. Ruang Lingkup Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dilaksanakan pada semester VIII (delapan) yang di mulai pada tanggal 18 Februari 2013 s.d 23 Maret 2013. 2. Ruang Lingkup Wilayah Lokasi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bagi kelompok VIII (delapan) di daerah Kartapati tepatnya di : Kelurahan Kecamatan Kota Propinsi : : : : Kebun Bunga Sukarami Palembang Sumatera Selatan

I.3

Ruang Lingkup Permasalahan

Agar lebih terarah dan tidak menimbulkan pengertian terhadap penulisan ini, maka kami membatasi ruang lingkup pemahasannya yaitu hanya pada di RT. 68 dan RT. 69 RW. 14 Kelurahan Kebun Bunga Kota Palembang propinsi Sumatera Selatan. Yang menitik beratkan pada peranan masyarakat dan lembaga-lembaga formal secara fisik. Terkait pada perubahan tujuan dalam mengikutsertakan masyarakat agar tercapai dan terciptanya pembaharuan atau perubahan (reformasi) kearah yang kebih baik. Namun demikian sejauh rengkaian hendaknya dengan pembahasan ini, kami tidak menutupi kemungkinan hal-hal lainnya secara nyata sebagai kebutuhan masyarakat yang tidak biasa dipisahkan dengan keadaan perekonomian.

I.4

Ruang Lingkup Pembahasan Dalam laporan ini penulis membahas mengenai Infrastruktur RT setempat yaitu keadaan jalan, drainase dan tata letak rumah warga serta fasilitas penunjang lainnya.

I.5

Tujuan Laporan Adapun tujuan laporan yang telah kami buat antara lain : 1. Laporan ini bertujuan untuk memenuhi syarat kurikulum akademis mahasiswa Universitas Palembang, maka semua mahasiswa tingkat akhir diwajibkan mengikuti dan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan maksud untuk mendapatkan cara-cara mengaplikasikan teori yang di dapat di bangku kuliah dengan di lapangan pekerjaan diantaranya mempelajari aspekaspek administrasi, struktur organisasi, metode dan sistem

manajemen serta tahapan-tahapan yang digunakan dalam pembuatan tentang daerah yang komperatif dan fleksibel. 2. Pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kepada masyarakat dan universitas. 3. Memberikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah untuk meningkatkan kemajuan masyarakat setempat.

I.6

Metode Penulisan Laporan Penulis telah mengadakan survey dan pengumpulan data-data yang dilakukan secara langsung pengamatan di lapangan dan studi pustaka guna memperoleh data yang diperlukan. Adapun penyusun laporan ini pada kelompok VIII (delapan) Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XXVII Tahun 2013 di Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan melalui tahapan-tahapan sevagai berikut : 1. Observasi Langsung Yaitu pengambilan data langsung di daerah Kuliah Kerja Nyata (KKN) baik secara lisan menggali informasi dengan warga, pengambilan data ke instansi setempat maupun pengamatan langsung oleh penulis di lapangan. 2. Observasi Tidak Langsung Yaitu pangambilan data secara studi literatur baik dari internet maupun dari buku. 3. Analisis Data

BAB II PERMASALAHAN

II.1

Permasalahan Umum

Keadaan infrastruktur, seperti jalan, pelabuhan, bandara, sistem penyediaan tenaga listrik, irigasi, sistem penyediaan air bersih, sanitasi, dsb, memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan tingkat perkembangan suatu wilayah, yang antara lain dicirikan oleh laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa studi terdahulu bahwa daerah yang mempunyai kelengkapan sistem infrastruktur yang lebih baik, mempunyai tingkat laju pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik pula, dibanding dengan daerah yang mempunyai kelengkapan infrastruktur yang terbatas. Keadaan infrastruktur Indonesia secara keseluruhan jika dibanding dengan negara tetangga dapat dianggap belum maju. Hal ini diakibatkan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sehingga porsi pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur juga mengalami kecenderungan menurun. Meskipun sejak desentralisasi pemerintah pusat sudah memindahkan beberapa tanggung jawab ke pemerintah daerah namun pengeluaran infrastruktur pada tingkat pemda juga tidak meningkat banyak untuk menggantikan penurunan pengeluaran pemerintah pusat. Dapat dilihat juga terjadi ketimpangan pembangunan infrastruktur antara Kawasan Barat indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), secara umum diketahui bahwa infrastruktur di Pulau Jawa lebih maju jika dibandingkan dengan infrastruktur diluar Pulau Jawa. A. Infrastruktur Jalan Jalanmeupakan infrastruktur yang sangat dibutuhkan bagi

transportasi darat. Fungsi jalan adalah sebagai penghubung suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Dalam konteks pembangunan pertanian dan ekonomi.jaringan jalan sangat dibutuhkan untuk kelancaran arus faktor produksi maupun pemasaran hasil. Jalan merupakan infrastruktur penting untuk mempelancar distribusi barang dan faktor produksi antara daerah serta menningkatkan mobilitas penduduk. Secara umum kondisi

infrastruktur jalan di Indonesia masih sangat lambat dibanding dengan di negara-negara tetangga lainnya. Penyebaran pembangunan jaringan jalan juga tidak merata cenderung terpusat di Pulau Sumatera dan Jawa. Walaupun pembangunan jalan terus dilakukan namun selama ini pembangunan tersebut masih terfokus di Kawasan Barat Indonesia. Selain masalah pentingnya pembangunan jaringan jalan, pemeliharaan jaringan jalan yang sudah ada juga merupakan hal yang penting. Kurangnya pemeliharaan mengakibatkan kondisi jalan mudah mengalami kerusakan. B. Infrastruktu Listrik Listrik adalah salah satu sumber energi vital yang diperlukan sebagai sarana pendukung produksi atau kehidupan sehari-hari, dan tenaga listrik memegang peranan penting dalam upaya mendukung pembangunan nasional secara luas baik ekonomi, sosial maupun budaya. Dapat dilihat konsumsi listrik di indonesia terus meningkat, baik dari jumlah pelanggan rumah tangga, kelompok usaha dan lainnya. Namun peningkatan kkonsumsi seharusnya didukung oleh penambahan kapasitas produksi listrik dari pembangunan pembangikit-pembangkit listrik baru. Sehingga pemadaman akibat kekurangan listrik dapat dikurangi. Hal tersebut sudah mulai terasa di berbagai pulau di Indonesia, terutama di luar Pulau Jawasering terjadi pemadaman total (black out), contohnya di Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan dan Lampung. C. Infrastruktur Air Bersih Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di dunia ini. Kebutuhan akan air oleh manusia mmenyangkut dua hal, yaitu air untuk kehidupan kita sebagai makhluk hayati dan air untuk kehidupan sebagai manusia yang berbudaya. Kebutuhan akan air diperlukan dalam produksi bahan makanan kita, seprti untuk tanaman padi, sayur-sayuran, holitkultural, kehidupan ikan, ternak dan sebagainya. Usaha masyarakat untuk mendapatkan air bersih sangat beragam, dari mulai menggunakan

pompa, sumur, mata air sampai membeli air dari padagang keliling. Namun kalau dinilai dari negara lainnya Indonesia masih lemah dalam akses air bersih. D. Infrastruktur Telekomunikasi Penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia memang telah mengalami pembangunan yang cukup pesat. Awal pembangunan telekomunikasi diawali tahun 1882, yaitu saat didirikannya sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap pada masa pemerintahan kolonial belanda. Namun perkembangan infrastruktur telekomunikaasi saat ini dirasa masih kurang, melihat luas dan populasi indonesia yang sangat besar. Khususnya ketimpangan penyelenggaraan infrastruktur telekomunikasi yang sebagian besar akses masih dinikmati oleh warga perkotaan. E. Infrastruktur Kesehatan Salah satu faktor dalam membangun sumberdaya manusi adalah kesehatan, pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individu dan keluarga. Kesehatan adalah dasar dari produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih enerjic dan kuat, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Selanjutnya, anak yang sehat akan memiliki kemampuan belajar lebih baik dan akan tumbuh menjadi dewasa lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat, pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika dibanding dengan keluarga yang tidak sehat. Pada tinggkat makro, penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Dalam upaya

meningkatkan kesehatan masyarakat maka dibutuhkan juga infrastruktur kesehatan yang memadai. Fasilitas pelayanan kesehatan dasar, yaitu puskesmas yang diperkuat juga dengan Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. F. Infrastruktur Pendidikan Undang-Undang dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan bangsa serta memberi konstribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan transformasi sosial. Berbagai upaya telah dilakukan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan tarap pendidikan penduduk Indonesia termasuk pelaksanaan Wajib belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. G. Perumahan dan Permukiman Pembangunan dan pengelolaan infrastruktur perumahan dan permukiman yang mencakup perumahan, air minum, air limbah, persampahan dan drainase ditujukan untuk memenuhi standar pelayanan minimal dan memberikan dukungan terhadap pertumbuhan sektor riil. Permasalahan utama yang dihadapi dalam pembangunan perumahan dan permukiman adalah masih terdapatnya rumah tangga yang belum memiliki hunian yang layak, masih adanya rumah tangga yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi permukiman yang layak, serta masih kurangnya dukungan infrastruktur penyediaan air minum dan sanitasi dalam mendorong pertumbuhan sektor industri, pariwisata, dan perdagangan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan pelayanan infrastruktur sesuai dengan standar pelayanan minimal di bidang perumahan dan permukiman antara lain, 1) inflasi harga bahan bangunan dan menurunnya daya beli masyarakat 9

menjadi faktor yang menghambat masyarakat berpendapatan rendah untuk mengakses hunian yang layak dan terjangkau; 2) penyediaan kebutuhan rumah layak huni yang terjangkau belum dapat memenuhi laju pertumbuhan perumahan, kebutuhan rumah baik untuk mengatasi baru, backlog maupun mengantisipasi kebutuhan rumah

meningkatkan kualitas perumahan yang tidak layak huni; 3) terbatasnya penyediaan prasarana sarana utilitas permukiman menyebabkan belum dihuninya beberapa kawasan perumahan; 4) keterbatasan lahan di perkotaan menyebabkan tumbuhnya kawasan perumahan yang semakin jauh dari kota utama dan tempat pekerjaan; 5) belum optimalnya keterlibatan swasta dalam pembangunan rumah sederhana sehat; 6) masih rendahnya akses masyarakat berpendapatan rendah terhadap pembiayaan perumahan melalui jasa pelayanan perbankan dan nonperbankan; 7) lemahnya sistem administrasi kependudukan berpotensi menyebabkan subsidi yang salah sasaran. Hal ini ditunjukkan dengan kepemilikan rusunawa dan rusunami yang dimiliki oleh masyarakat berpenghasilan tinggi atau mereka yang sudah memiliki rumah; 8) masih terdapatnya rumah tangga yang kesulitan untuk mengakses pelayanan air minum yang layak; 9) belum optimalnya sistem perencanaan pelayanan air minum dan air limbah; 10) masih terbatasnya penyelenggaraan air minum dan air limbah yang kredibel dan berkualitas; 11) menurunnya kuantitas air baku; 12) belum optimalnya penanganan air limbah; serta 13) masih rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan persampahan yang layak dan aman terhadap lingkungan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan kebijakan peningkatan daya saing sektor infrastruktur riil, antara lain, 1) pertumbuhan kawasan permukiman yang berkembang sporadis dan tanpadidukungdengan keterpaduan berpotensi menyebabkan urban sprawl, kemacetan lalu lintas, dan pemborosan waktu; 2) tercemarnya air baku oleh air limbah yang tidak terkelola; serta

10

3) meningkatnya luas genangan banjir di perkotaan akibat sistem drainase yang tidak berfungsi optimal.

Dari data di atas dapat dikatakan bahwa keadaan infrastruktur Indonesia dari segi kuantitas maupun kualitas masih kurang baik. Selain itu, pembangunan infrastruktur yang kurang merata juga membuat disparitas ekonomi dan sosial antar wilaya di indonesia menjadi lebih besar.

II.2

Permasalahan Khusus Kota Palembang merupakan salah satu kota di Indonesia yang mengalami peningkatan infrastruktur yang begitu pesat. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam dibangunnya sarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu baik dalam bidang perekonomian, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya seperti banyaknya mal, hotel berbintang, rumah sakit taraf internasional, sekolah yang berkualitas Nasional dan internasional, fasilitas olahraga, Stadion Jakabaring, Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, serta akan dibangunnya Pelabuhan Tanjung Api-Api dan pabrik-pabrik bersekala besar. Prestasi ini sangatlah membanggakan bagi masyarakat Kota Palembang dan pada puncaknya kota Palembang mendapatkan pengharggaan sebagai tuan rumah PON ke 16, tuan rumah bersama Jakarta Sea Games ke 26 pada tahun 2011 dan diharapkan pada tahun 2014 dapat dipercaya kembali sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Mahasiswa ASEAN mendatang. Palembang dibagi kedalam 16 kecamatan dan 107 kelurahan. Kecamatan Ilir Timur I, Kecamatan Ilir Timur II, Kecamatan Ilir Barat I, Kecamatan Ilir Barat II, Kecamatan Seberang Ulu I,

11

Kecamatan Seberang Ulu II, Kecamatan Sukarame, Kecamatan Sako, Kecamatan Bukit Kecil, Kecamatan Kemuning, Kecamatan Kertapati, Kecamatan Plaju, Kecamatan Gandus, Kecamatan Kalidoni, Kecamatan Alang-alang lebar, Kecamatan Sematang Borang. Keberhasilan Kota Palembang harus terus ditingkatkan guna tercapainya masyarakat yang sejahtera di semua bidang dan bahkan yang paling penting tercapai sampai daerah pinggiran kota. Tercatat di Kota Palembang masih ada beberapa daerah pinggiran kota yang minim infrastruktur. Jalan masih terendam akibat tidak adanya drainase air dipinggiran jalan dan kondisi jalan rusak bahkan masih ada jalan yang belum mengalami perkerasan/hanya tanah dasar, tidak tersedianya tempat pembuangan sampah (TPS), tidak fasilitas olahraga desa dan sebagainya. Sehingga dibutuhkan lebih banyak kerja keras lagi di daerah pinggiran kota supaya masyarakat tersebut juga ikut merasakan nikmat dan keberhasilan Kota Palembang. Salah satu daerah pinggiran kota yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah RT.68 sampai dengan RT. 74 Kelurahan Kebun Bungan Kecamatan Sukarami. Keadaan daerah sekitar masih memperhatinkan dan perlu diadakannya peningkatan sarana prasarana. Kondisi Jalan sebagian besar masih tanah dasar dan hanya sedikit yang telah mengalami perkerasan dengan cor beton, tidak adanya drainase permanen dan hanya ada drainase galian tanah yang dibuat oleh masyarakat namun jika hujan jalan tanah tersebut menjadi becek sehingga susah untuk dilalui, serta tidak adanya tempat pembuangan sampah tetap yang dibuat dengan pasangan batu bata. Masyarakat banyak menggunakan karung bekas untuk dijadikan tempat sampah dan dampaknya mengganggu estetika serta bau sampah tidak sedap bahkan ada yang menumpuk sampah di lahan kosong milik warga tanpa diberikan perlakuan khusus sehingga membuat kesemerautan. Untuk itu pemerintah dan masyarakat serta lembaga sosial masyarakat ataupun lembaga lain harus bertindak untuk mengatasi permasalahan-permasalahan

12

yang ada dilingkungan RT.68 ssampai dengan RT. 74 Kelurahan Kebun Bungan Kecamatan Sukarami.

BAB III PEMBAHASAN

III.1 Keadaan Infrastruktur dan Penduduk A. Keadaan Geografis dan Penduduk


Kelurahan Kebun Bunga memiliki wilayah seluas 750 Ha Jarak Batas-batas

kelurahan. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan Sukarami 0,005 KM dan jarak dari pusat pemerintah kota Palembang 9 KM. Kelurahan Kebun Bunga antar lain : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Barat Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Gasing : Berbatasan dengan Jl. Kol. H. Burlian : Berbatasan dengan Kelurahan Talang Betutu : Berbatasan dengan Kelurahan Sukarami

Secara administrai Kelurahan Kebun Bunga dibagi menjadi 13 RW, dan 69 RT dengan jumlah penduduk sekitar 22560 orang tediri dari 16576

13

orang laki-laki dan 15994 orang penduduk perempuan dengan jumlah keluarga 6920 kepala keluarga laki laki dan 1031 kepala keluarga perempuan. Tabel 1 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut tingkat sosial ekonomi No 1 2 3 4 5 6
Kesejahteraan Keluarga Total

Jumlah keluarga prasejahtera Jumlah keluarga sejahtera 1 Jumlah keluarga sejahtera 2 Jumlah keluarga sejahtera 3 Jumlah keluarga sejahtera 3 plus Total jumlah kepala keluarga

550 keluarga 1856 keluarga 3012 keluarga 1213 keluarga 50 keluarga 6248 keluarga

Tabel 2 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut pendidikan No 1 2 3 4 5 SD SLTP SLTA SI SD
Pendidikan Total

3427 orang 4919 orang 9383 orang 2468 orang 3427 orang

Tabel 3 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut mutasi No 1 2 3 4 Penduduk Lahir Meninggal Datang Pindah Total 58 orang 8 orang 51 orang 27 orang

Tabel 4 : Gambaran penduduk Kelurahan Kebun Bunga menurut pekerjaan 14

No 1 2 3 4 5 PNS Wiraswasta Tani Buruh Pensiunan

Jenis Pekerjaan

Total 1326 orang 1014 orang 1890 orang 10439 orang 1678 orang

Hampir seluruh penduduknya, sekitar 90 % orang beragama Islam sedangkan yang lain beragama Kristen, katolik dan Budha, dengan jumlah rumah ibadah 23 masjid, 11 mushola dan 1 gereja kristen serta 1 wihara.

B. Bidang Pembangunan Tabel 5 : Sarana Kesehatan No 1 2 3 4 5 6 7 Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Pemerintah Jumlah Rumah Sakit Swasta Jumlah Klinik KB Jumlah Akseptor KB Posyandu Puskesmas Puskesmas Pembantu 3 2999 5 1 1 Total

Tabel 6 : Sarana Pendidikan No 1 2 3 TK Negeri TK Swasta SD Negeri Jenis Sarana Pendidikan 6 7 Total

15

4 5 6 7 8

SD Swasta SLTP Negeri SLTP Swasta SLTA Negeri SLTA Swasta

2 2 2

Tabel 7 : Sarana Olahraga No 1 2 Jenis Sarana Olahraga Jumlah Sarana olahraga Jumlah Sarana Kesenian 9 5 Total

Tabel 8 : Sarana Industri No 1 2 Jenis Sarana Industri Jumlah Jenis Usaha Industri Jumlah Usaha Industri 3 8 Total

Tabel 9 : Sarana Pertanian No 1 2 3 Padi Sayuran Buah Buahan Jenis Sarana Pertanian Total 20 Ha 37 Ha 3 Ha

Tabel 10 : Sarana Perikanan No 1 Jenis Sarana Perikanan Jumlah Jenis Usaha Perikanan Total 2 Jenis

16

Jumlah Usaha Perikanan

1 Ha

Tabel 11 : Sarana Perumahan No 1 2 3 Jenis Sarana Perumahan Jumlah Rumah Permanen Jumlah Rumah Semi Permanen Jumlah Rumah non Permanen 3871 260 169 Total

C. Bidang Kemasyarakatan Tabel 12 : Jenis Organisasi No 1 2 3 4 Pramuka Gudep LSM PKK DASAWISMA Jenis Organisasi 4 1 70 27 Total

D. Bidang Keamanan Tabel 13 : Jenis Keamanan No 1 2 3 Jenis Sarana Perumahan Jumlah hansip Jumlah alat pemadam kebakaran Jumlah pos kamling 126 12 Total

Sumber : Data Keseluruhan di atas diambil dari Profil desa & Kelurahan 2012 17

Gambar 1: Jalan Tanah Tanpa Saluran Air

Gambar 2: Jalan Beton Tanpa Saluran Air

Gambar 3: Jalan Belum Mendapatkan Perlakuakn Khusus

Gambar 4: Jalan Hancur Terkiskis 18

Gambar 5: Kondisi Jalan Seperti Ini Dapat Mengakibatkan Tanah Menjadi Lembik dan Banjir

III.2 Solusi Peningkatan Infrastruktur Penulis telah membahas di atas bahwa infrastruktur merupakan bagian yang sangat penting untuk mensejahterkan masyarakat. Banyak kegiatan dan pekerjaan yang telah dilakukan oleh berbagai pihak baik itu pemerintah maupun masyarakat setempat. Masyarakat dapat mengajukan permohonan kepada pemerintah supaya melaksanakan berbagai pekerjaan untuk meningkatkan infrastruktur Desa atau Kelurahan dan RW serta RT didalamnya. Atau pemerintah dapat mensurvei secara keseluruhan khususnya daerah pinggiran kota kemudian merencanakan peningkatan infrastruktur dan seterusnya dilanjutkan dengan pelaksanaan pekerjaan yang dapat

19

dilakukan secara keseluruhan atau sebagian dari berbagai item pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai dengan anggaran dana yang ditetapkan pemerintah sesuai dengan perencanaan. Dalam pengelolahan pekerjaan tersebut pemerintah dapat merapkan beberapa metode yang bisa menjadi pilihan diantaranya: 1. Pemerintah sepenuhnya melaksanakan pekerjaan dengan menunjuk pihak ketiga sebagai pelaksana lapangan. 2. Pemerintah sebagai pembimbing atau pemerintah menunjuk satu orang atau tim untuk mendampingi dan mengarahkan masyarakat dalam mengerjakan pelaksanaan. 3. Pemerintah memberikan sepenuhnya kepada masyarakat dan masyarakat menunjuk perwakilan sebagai penanggungjawab pelaksanaan pekerjaan.

III.3 Pekerjaan Fisik KKN UNPAL Salah satu peningkatan infrastruktur daerah dapat dilakukan dengan cara Pemberdayaan Program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada umumnya Kuliah Kerja Nyata merupakan bagian terpenting dalam peningkatan infrastruktur walaupun pada dasarnya tidak banyak yang dapat dilakukankan oleh kelompok mahasisiwa di dalam pembiayaan pelaksanaan peerjaan, tetapi kemampuan mahasiswa juga tidak bisa dianggap dengan sebelah mata karena kemauan, kemampuan dan kerja keras seorang anak muda/mahasiswa dapat melakukan sesuatu hal yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat setempat.

20

Adapun bergabagai kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN Universita Palembang Angkatan XXVII tahun 2013 adalah pekerjaan fisik dan pekerjaan non-fisik. Pada laporan ini penulis hanya membahas dua pekerjaan unggulan pekerjaan fisik.

III.3.1 Pekerjaan Pembuatan Lapangan Bola Voli Di RT. 68 RW. 14 Keluran Kebun Bungan Kota Palembang belum memiliki lapangan bola voli sehingga kelompok XIV KKN uneversitas Palembang berinisiatif membuatnya. Pelaksanaan pekerjaan di bantu oleh masyarakat setempat yang dikepalai oleh Pak RT. 68.

Alat dan Bahan Meteran Gergaji Besi Centong, Lingkis Ember Kuas Kaleng Cat 25 Kg Pipa Besi 2 Semen, Pasir, Koral, Air Paku

- Cat

21

Gambar 1: Persiapan awal pekerjaan pembuatan lapangan voli.


Masyarakat dikepalai oleh Pak RT. 68 membantu dalam pelaksanaan pembutan lapangan bola voli.

Gambar 2: Pemasangan Patok Garis Batas Lapangan Bola Voli.

Gambar 3: Pemasangan Garis dengan Menggunakan Batu Bata.

22

Gambar 4: Pemasangan Tiang Bola Voli. Foto Bersama Pak RT. 68. Bapak Zakaria Cek Mat.

Gambar 5: Masyarakat menikmati Permainan Bola Voli dan Bersilaturahmi di Sore Hari.

KECERIA ANAK-ANAK, PEMUDA-PEMUDI DAN ORANG TUA MENJADIKAN KAMI MAHASISWA MERASA PUAS DAN BANGGA SERTA BERSYUKUR KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

23

III.3.2 Pekerjaan Pembuatan Tong Sampah Dalam membantu peningkatan pelayanan kebersihan kelompok XIV KKN uneversitas Palembang membuat tong sampah sederhana yang beberapa material memanfaatkan barang bekas. Alat dan Bahan Meteran Gergaji Besi Centong Ember Kuas Lingkis Kaleng Cat 25 Kg Pipa 2 Semen, Pasir, Koral, Air Paku

- Cat Baut

Gambar 6:
Pemotongan Pipa Sebagai Tiang Penyangga Tong Sampah

24

Gambar 7: Pengecetan Tong Sampah dibantu AdekAdek setempat.

Gambar 8: Peengecoran Tong Sampah.

Gambar 9: Tong Sampah Siap Digunakan. Tong Smpah Terdiri Dari Dua Jenis Yaitu Sampah Organik dan Sampah Non Organik.

25

SAMPAH MERUPAKAN PERMASLAHAN YANG DIHADAPI MASYARAKAT RT. 68 DAN MERUPAKAN PROGRAM YANG DICANANGKAN OLEH PAK RT SEBAGAI KEMAJUAN MASYARAKAT DALAM KESEHATAN. DI DALAM TUBUH YANG KUAT TERDAPAT JIWA YANG SEHAT KUATNYA TUBUH TERGANDUNG DARI SEBERAPA BERSIH LINGKUNGAN SEKITAR

BAB. IV PENUTUP

IV.1

Kesimpulan Setelah penulis menyelesaikan pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan XXVII Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013 s.d 23 Maret 2013 di Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Sukarami Kota Palembang Propinsi Sumatera Selatan. Ditinjau dari berbagai pengamatan

26

(investigasi) dan penelitian (riset) yang dilakukan, maka Mengenai keadaan Infrastruktur masyarakat masih banyak yang harus ditingkat dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Peningktan Fasilitas Jalan dan Saluran Air Peningkatan Fasilitas Kesehatan Fasilitas Air Bersih Penataan Perumahan yang Modern

IV.2

Saran Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Palembang Angkatan XXVII Tahun 2013 adalah salah satu bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang harus tetap dilestarikan. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat bagi semua pihak. Bagi mahasiswa yang akan menjalani kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), terlebih dahulu harus mengadakan observasi yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena langkah awal ini sangat menentukan dalam ketercapainya pelaksanaan program yang akan dilaksanakan serta menjalin hubungan baik dengan semua pihak di Kelurahan Kebun Bunga. Di dalam meningkatkan kualitas sumber daya alam maupun sumber daya manusia di Kelurahan 15 Ulu, maka diperlukan berbagai usaha dan tindakan dari berbagai pihak ataupun instansi terkait, di antaranya adalah pemerintah, masyarakat setempat, lembaga sosial lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

27

Data Kelurahan Kebun Bunga Kecamata Sukarami Palembang Provinsi Sumatera Selatan . Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depertemen Pendidikan dan kebudayaan 2005, Pendoman pelaksana kuliah kerja nyata direktoral pembinaan penelitian dan pengabdian masyarakat. www.google.com

28

You might also like