You are on page 1of 34

KLASIFIKASI TANAH

Proses Pembentukan Tanah


BATUAN: bagian dari kerak bumi yang mengandung satu macam
atau lebih mineral yang terikat sangat kuat.Berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikategorikan sebagai: Batuan Beku (Igneous Rock) Contoh: granite, andesite, basalt Batuan Endapan (Sedimentary Rock) Contoh: claystone, siltstone, sandstone, shales, limestone, coal Batuan Metamorf (Metamorphic Rock) Contoh: gneiss, quartzite, slate, marble

Tanah: hasil pelapukan batuan berupa kumpulan butiran-butiran partikel


dengan ikatan antar butir yang lemah

Pembagian Kelompok Tanah


Berdasarkan Proses Transportasi:
Tanah Residual Tanah Colluvial Tanah Endapan Air (Alluvial Soils) Tanah Endapan Angin (Eolian Soils) Tanah Endapan Sungai Es (Glacial Soils)

Tanah Residual: hasil pelapukan batuan dasar dan masih berada di


tempat asalnya. Contoh: Tanah merah/tanah laterit hasil dekomposisi batuan di daerah tropis. Tanah merah lebih banyak mengandung lempung kaolinite, tidak begitu aktif, dan non-swelling.

Pembagian Kelompok Tanah


Tanah Colluvial: terbentuk dari tanah yang berpindah dari tempat asalnya
akibat gaya gravitasi pada saat kejadian keruntuhan lereng

Tanah Alluvial (endapan air): terbentuk dari tanah yang berpindah dari
tempat asalnya akibat terbawa air yang mengalir

Fluvial: tanah deposit endapan sungai Lacustrine: tanah deposit endapan danau Coastal: tanah deposit endapan di tepi pantai Marine deposits: offshore deposits

Tanah Eolian (endapan angin): tanah deposit yang ditransportasikan


oleh angin

Sand dunes Loess (silty) Volcanic dust


4

Pembagian Kelompok Tanah


Tanah Glacial: tanah yang terbentuk karena terbawa oleh perpindahan/gerakan
massa es dan oleh air dari lelehan massa es tersebut

Tanah Khusus:
Tanah Expansive: tanah yang berpotensi mengembang (peningkatan volume) akibat terjadi peningkatan kadar air dan menyusut bila kadar air berkurang. Clay shales dan tanah lempung montmorillonite

Tanah Collapsible: tanah yang berpotensi mengalami pengurangan volume yang besar bila terjadi peningkatan kadar air tanpa adanya perubahan beban luar.
5

Distribusi Butiran Tanah

Klasifikasi Tanah Berdasar Ukuran Butiran

Tanah kohesif
(Cohesive soils)

Tanah non kohesif


(Granular soils or Cohesionless soils

)
Kerakal Batuan (Boulder)

Lempung

Lanau

Pasir

Kerikil

(clay)

(silt)
0.002 0.075

(sand)
4.75

(gravel)

(Cobble)
75 200

Ukuran butiran (mm)


Tanah berbutir halus Tanah berbutir kasar

Ukuran Partikel Tanah

Penentuan Distribusi Butiran Tanah


Penentuan distribusi butiran:
Pada tanah berbutir kasar ... Dengan analisa saringan Pada tanah berbutir halus . Dengan analisa hydrometer
hidrometer Tumpukan saringan
Penggetar saringan

suspensi tanah-air Analisa Saringan

Analisa hidrometer

Pengujian Untuk Klasifikasi Tanah


Uji Saringan dan Atterberg Limit

Uji Saringan (Distribusi Ukuran Partikel) ASTM D422


Nomor Saringan Ukuran lubang (mm)

4
10 20 40 60 100 140 200

4.75
2 0.85 0.425 0.250 0.15 0.106 0.075
10

Kurva distribusi butiran tanah


100

80

hydrometer
% lolos saringan

saringan
pasirs kerikil

60

butir halus

40

20
D 30

D10 = 0.013 mm D30 = 0.47 mm D60 = 7.4 mm


0.01 0.1 1 10 100

0
0.001

Ukuran butiran (mm)

11

Parameter Bentuk Kurva Distribusi Ukuran Partikel Tanah


Koefisien keseragaman (coefficient of uniformity) Cu
D60 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 60 persen D10 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 10 persen Cu = 1 adalah tanah yang memiliki satu ukuran butir Cu = 2 atau 3 adalah tanah bergradasi buruk Cu >15 adalah tanah bergradasi baik

D60 Cu D10
12

Parameter Bentuk Kurva Distribusi Ukuran Partikel Tanah


Koefisien kelengkungan (coefficient of curvature) Cc D30 = diameter butir yang lolos saringan sebanyak 30 persen

Cc = 1 - 3 adalah tanah yang memiliki gradasi baik jika Cu > 4 untuk kerikil Cu > 6 untuk pasir

D Cc D10 D60
13

2 30

Tanah bergradasi baik dan bergradasi buruk


Tanah bergradasi baik Adanya rentang yang lebar sebaran ukuran butiran Kerikil: Cc = 1-3 & Cu >4 Pasir: Cc = 1-3 & Cu >6 Tanah bergradasi buruk Gradasi lain, termasuk dua kasus khuusu berikut: (a) Begradasi Uniform
ukuran butiran cenderung sama

(b) Bergradasi Gap tidak ada butiran dalam wilayah ukuran butiran
tertentu

14

Kecenderungan Distribusi Ukuran Partikel Tanah


Boulders Cobbles

Gravel Coarse

Sand Fine
40 60 100 200

Fines Silt Sizes Clay Sizes

Fine Coarse Medium US Standard Sieves


4 6 10 20

3 2 1 3/4 3/8 100 90 80

Weight by Weight Finer by % Finer %

70 60 50 40 30 20 10 0 1000 100 10 1 0.1 0.01 0.001

Uniform Well Graded

Grain Grain Diameter Diameter in in (mm) (mm)


15

Kecenderungan Distribusi Ukuran Partikel Tanah

16

Karakteristik Butiran Kasar (Granular Soils) Kepadatan relatif (Dr)


Mengukur seberapa padat butiran menyatu pada tanah berbutir kasar dalam %.
0 100

Paling lepas

em ax e Dr em ax em in

Paling padat

Dr juga disebut sebagai indeks kepadatan (ID).


17

Konsistensi Tanah Berbutir Kasar (granular soils) menurut Dr


menurut AS1726 - 1993
Kepadatan relatif Dr (%)
0-15 15-35 35-65 65-85 85-100

Konsistensi
Sangat lepas lepas padat sedang padat sangat padat

18

Batas Atterberg (ASTM D 4318)


Dilakukan pada material tanah yang lolos saringan No. 40 (ukuran 0.425mm)

SL

PL

LL

19

Karakteristik Tanah Berbutir Halus


dengan kriteria

Batas Atterberg
Batas cair (wL atau LL):
Lempung mengalir sebagaimana cairan saat w > LL

Batas plastis (wP atau PL):


Kadar air lebih sedikit, lempung masih plastis

Batas susut (wS atau SL): Pada w<SL, tidak ada pengurangan volume saat pengeringan
20

Indeks Plastisitas (PI)


Batas kadar air dimana tanah masih berperilaku plastis
Indeks plastisitas = Batas cair Batas plastis

Batas susut
(shrikage limit)

Batas plastis
(Plastic limit)

Batas cair
(Liquid limit)

Kadar air

plastis

21

Batas Atterberg (ASTM D 4318)


Plasticity Index:

PI LL PL
w PL LI LL PL

Liquidity Index:

PL

LL
22

Uji Batas Cair (liquid limit)

Batas Atterberg (ASTM D 4318)

Plastic Limit

23

Uji Batas Atterberg

24

Batas Atterberg (ASTM D 4318)


LIQUID LIMIT TEST
TEST NO. NO. OF BLOWS

PLASTIC LIMIT TEST

Flow Graph

WATER CONTENT
61.13 53.73 47.24 43.53 % % % %

TEST NO.

WATER CONTENT

65

1 2 3 4

6 15 27 39

5 6

23.75 24.85

% % %
60

24.30

Water Content (%)

MEAN VALUE

% % % %

55

LQUID LIMIT PLASTC LIMIT PLASTICITY INDEX

wL : wP : IP :

48.06 24.30 23.76

50

NOTE:

Batas cair (liquid limit)

45

40 1 10
Number of Blows

25

100

25

Klasifikasi tanah berbutir halus


Hanya berdasarkan nilai LL dan PI
Intermediate plasticity
60

Low plasticity

High plasticity

(PI)

40

Lempung
(Clays)

Indeks plastisitas

20

Lanau
(silts)
0 20 35 50 Batas cair (liquid limit) 100

26

Diagram Plastisitas (ASTM, Casagrande) Untuk tanah berbutir halus dan bagian butir halus dari tanah berbutir kasar

27

Sistem Klasifikasi Tanah


Sistem USCS (Unified Soil Classification System)
Digunakan oleh ASTM (American Society for Testing and the Uniform Building Code (UBC) Materials) dan

Sistem AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials)


Digunakan terutama untuk mengklasifikasikan tanah subgrade

Sistem Departemen Pertanian Amerika (United States Department of Agriculture)

28

Klasifikasi Tanah Menurut USCS


Simbol utama : G = Gravel (kerikil) S = Sand (pasir) M = Mohs (silt, lanau) C = Clay (lempung) Pt = Peat (gambut) O = Ogranic (organik) Simbol keterangan : W = well graded (gradasi baik) P = poorly graded (gradasi jelek) M = Mohs (silt, lanau) C = Clay (lempung) H = High consistency L = Low consistency

Contoh : GW (well graded gravel, kerikil bergradasi baik) SM (silty sand, pasir ke-lanau-an) CH (high consistency clay, lempung dengan konsistensi tinggi) OL (low consistency clay, tanah organik dengan konsistensi rendah)
29

Klasifikasi Tanah menurut USCS

30

Klasifikasi Tanah Menurut USCS

31

KLASIFIKASI TANAH AASHTO

32

KLASIFIKASI TANAH AASHTO

33

Klasifikasi Tanah AASHTO

Penentuan Klasifikasi Group A-4 s/d A-7


34

You might also like