You are on page 1of 3

KEKAMBUHAN (RELAPS) Berbagai definisi tentang kekambuhan telah dipublikasikan, meliputi munculnya kembali gejala setelah periode remisi,

pemondokan ulang, penahanan dengan undang-undang kesehatan mental, kunjungan ke cut day care center, perubahan atau peningkatan dosis antipsikotik, peningkatan kebutuhan perawatan dan peningkatan kebutuhan pertolongan, munculnya kembali atau meningkatnya gejala psikotik. Kekambuhan adalah terulangnya lagi gejala-gejala yang cukup mempengaruhi aktifitas sehari-hari (Stuart & Sunden, 1998). Tanda-tanda Kekambuhan Menurut Aart (1994) yang menyebutkan tanda-tanda kekambuhan pada penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA yaitu antara lain : a. Penyangkalan kembali; pecandu dan keluarga tidak mengakui bahaya dari kecanduan. b. Tingkat laku menghindari dan devensive; pasien menyadari atau terlalu yakin bahwa ia tidak akan pernah mengalami kecanduan lagi. c. Lahirnya krisis; rencana pasien kurang berhasil dan kurang mampu rencana yang kuat dan pasti. d. Kekurangan mobilitas; penderita tidak percaya bahwa masalahnya dapat diatasi, dia sering melamun. e. Kebingungan dan reaksi keterlaluan pecandu; kehilangan, bingung, cepat marah dan mudah tersinggung terhadap teman. f. Depresi pasien tidak mengambil tindakan, kurang tidur dengan baik, jadwal harian kacau dan mengalami depresi yang mendalam. g. Kehilangan control dalam tingkah laku; tidak ingin ikut kelompok saling mendukung, sikap cuek, menolak pertolongan orang lain dan merasa tidak puas. h. Kehilangan control sangat tampak; kasihan terhadap diri sendiri, berhayal dengan pemakaian zat secara sosial, menutupi dan berbohong serta hilang rasa percaya diri total. i. Pengurangan alternatif, pasien benci dengan orang lain tanpa alasan jelas, meninggalkan serta mengabaikan semua tindakan rehabilitasi, merasa kesepian, frustasi dan marah. Tanda ini merupakan tanda awal memulai kekambuhan. Faktor-faktor penyebab Kekambuhan Menurut Lidya, at all (2005) mengemukakan beberapa penyebab relaps antara lain :

a. Gagal memahami dan menerima bahwa adiksi adalah suatu penyakit akibatnya ia tidak merasakan memerlukan program pemulihan b. Menyangkal telah kehilangan kendali akibatnya ia dapat memakai NAPZA asalkan hati-hati c. Ketidakjujuran, ia menyangkal kenyataan, menyembunyikan perasaannya, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan NAPZA d. Keluarga yang tidak berfungsi normal e. Kurangnya program yang bersifat rohani; akibatnya pecandu tidak mempercayai sumber kekuatan baginya, kecuali dirinya sendiri. f. Stres bagi banyak orang, NAPZA merupakan cara utama mengatasi stres. Stres menyebabkan kembalinya rasa rindu terhadap NAPZA. g. Mengisolasi diri; menarik diri dari hubungan dengan program pemulihan, acuh terhadap diri. h. Adiksi silang (cross addiction); orang yang telah kecanduan terhadap salah satu jenis NAPZA tidak dapat menggunakan jenis lain, obat batuk, obat flu, obat alergi yang dibeli diwarung tanpa resiko relaps. i. Musim libur; dapat membangkitkan kenangan masa lalu sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman j. Gejala putus zat yang berlanjut; withdrawal biasanya berlangsung selama 4-5 hari dimungkinkan sesudah itu akan timbul gejala-gejala ringan yang bisa menyebabkan relaps. k. Rasa percaya diri yang berlebihan; pada awal pemulihan, segala sesuatu tampak terkendali membuat pecandu yakin semua akan baik baik saja. Ia akan mengabaikan kelemahannya dan melupakan ketergantungannya menjadikan ia yakin nahwa ia dapat memakai kembali sebagai pemakaian sosial tanpa masalah seperti dahulu. l. Kembali pada teman pecandu dan kebiasaan lama; pecandu yang sedang pulih berpikir bahwa ia dapat pergi keteman teman pecandunya dan ketempat tempat yang sering menggunakan NAPZA, tanpa adanya godaan untuk memakai lagi. Dan ia yakin dapat memakainya kembali dengan aman. m. Merasa bersalah tentang masa lalu; mengenai masa lalu tanpa kehati hatian yang pernah menyakitkan orang lain, dapat menuntun kepada relaps.

Sedangkan berdasarkan

penelitian

yang

telah dilakukan oleh Hawari (1990)

menyebutkan tiga faktor utama pada kejadian relaps yaitu: 1. Faktor teman; resident bergaul kembali dengan teman-teman sesama pemakaian NAPZA atau bandarnya. 2. Faktor sugesti (craving/desire); pasien tidak mampu lagi menahan keinginan (sugesti) untuk memakai lagi. 3. Faktor stress; pasien mengalami stress dan frustasi (suntuk) sehingga melarikan diri lagi ke NAPZA

You might also like