You are on page 1of 15

MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN II

Eksploitasi Lahan Gambut


Dosen Pembimbing :

Raharjo Samiono,Ir.MT

Purwanto : 09224002

Fakultas Teknologi Industri Teknik Elektro

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


Jalan Moh. Kahfi II Srengseng Sawah

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah PENGETAHUAN LINGKUNGAN II yang berjudul Eksploitasi Lahan Gambut. Penyusunan laporan Tugas ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Jurusan Teknik Elektro ISTN. Berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka selesailah penyusunan Tugas ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Raharjo Samiono,Ir.MT ,Dosen Pengetahuan Lingkungan Jurusan Teknik Elektro yang telah memberikan persetujuan dalam Tugas ini. 2. Teman-teman jurusan ELEKTRO angkatan ke 7.yang selalu memberikan dukungan kepada saya dalam penyusunan makalah ini.

Jakarta, Agustus 2010

Purwanto

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Permasalahan 1.3 Pembatasan Masalah 1.4 perumusan Masalah 1.5 Tujuan ............................................................................ i ............................................................................ ii ............................................................................ 1 ............................................................................ 1 ............................................................................ 1 ............................................................................ 2 ............................................................................ 2 ............................................................................ 2

BAB II ISI

............................................................................ 3 ........................................ 3 ..................... ..............4-7

2.1.Eksploitasi Hutan Untuk kelapa Sawit & Pulp 2.2Bukti pelanggaran yang dilakukan Sinar Mas group 2.3. Efek Negatife 2.4. Penanganan BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan 3.2 Daftar Pustaka

.........................................................................7-10 ............................................................................10 ............................................................................11 ............................................................................11 ........................................................................... 12

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pada tahun 2009, Institut sains dan teknologi nasional ( ISTN ) mulai menerapkan system KBK yang mewajibkan mahasiswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.Oleh karena itu, mahasiswa diwajibkan membuat makalah untuk dipresentasikan sehingga mahasiswa benar-benar mengerti maksud dan tujuan program studi yang diajarkan. Eksploitasi (Inggris: exploitation) adalah politik pemanfaatan yang secara sewenangwenang terlalu berlebihan terhadap sesuatu subyek eksploitasi hanya untuk kepentingan ekonomi semata-mata tanpa mempertimbangan rasa kepatutan, keadilan serta kompensasi kesejahteraan). Permintaan global untuk minyak kelapa sawit melonjak; minyak sawit sangat pesat menjadi pilihan minyak nabati untuk digunakan dalam pembuatan makanan, kosmetik dan bahan bakar nabati (biofuel). Pada perkembangannya saat ini, permintaan minyak sawit diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat pada 2030 dan tiga kali lipat pada tahun 2050.6 Dalam laporan UNEP tahun 2007 ditemukan fakta bahwa perkebunan kelapa sawit adalah faktor utama dari perusakan hutan tropis di Malaysia dan Indonesia. Dengan gambaran seperti di atas penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan yang sebenarnya ,Yaitu Eksploitasi Lahan Gambut yang dilakuklan oleh SINAR MAS harus menjadi perhatian.

1.2 Permasalahan
Saat ini Indonesia menorehkan diri sebagai 4egara dengan kerusakan hutan yang paling cepat di antara 4egara-negara lainnya yang memiliki hutan.Guinnes Book of Record bahkan mencatat prestasi ini dengan berkurangnya 2% lahan hutan Indonesia setiap tahunnya.Perusakan hutan tropis untuk 4egara4u kelapa sawit, pulp dan kertas merupakan bencana ekologis dan menjadi 4egara4utor utama emisi gas rumah kacadengan menempatkan Indonesia sebagai 4egara ketiga pengemisi gas rumah kaca terbesar di dunia setelah China dan USA.Selama setengah abad, lebih dari 74 juta hektar hutan Indonesia seluas lebih dari dua kali ukuran 4egara Jerman telah ditebang, dibakar atau rusak 1

Sinar Mas adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar di Indonesia. Yang meyediakan untuk bahan baku makanan, minuman, kosmetik dan biofuel perusahaanperusahaan di seluruh dunia - termasuk Nestl. Perlu diperhatikan bahwa Sinar Mas melanggar hukum dengan menghancurkan dan membakar hutan Indonesia hanya untuk perkebunan kelapa sawit. Greenpeace meluncurkan laporan terbaru - 'Tertangkap Basah: Bagaimana eksploitasi minyak kelapa sawit oleh Nestl memberikan dampak kerusakaan bagi hutan tropis, Iklim dan Orang-utan' - memperlihatkan hubungan antara Nestl dan pemasok minyak kelapa sawit, termasuk Sinar Mas, yang memperluas perkebunan mereka yang kaya akan karbon dari lahan gambut dan hutan tropis. Tidak hanya daerah-daerah yang di hancurkan tetapi habitat utama orangutan, juga daerah yang kaya karbon; penghancuran sumber karbon adalah penyebab utama tingginya tingkat emisi karbon..

1.3 Pembatasan Masalah


Mengingat luasnya permasalahan yang menyangkut Sinar Mas , maka penulis membatasi masalah hanya pada eksploitasi minyak kelapa sawit dan pulp yang memberikan dampak kerusakaan bagi hutan tropis, Iklim ,Orang-utan';dan penghancuran sumber karbon adalah penyebab utama tingginya tingkat emisi karbon..

1.4 Perumusan Masalah


Adapun dalam pentusunan makalah ini penulis dapat merumuskan masalah untuk mempermudah pembahasan dalam makalah ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana Sinar Mas mengeksploitasi hutan untuk lahan kelapa sawit dan pulp 1.2.2 Bukti pelanggaran yang dilakukan Sinar Mas group 1.2.3 Pembahasan mengenai Efek Negatife yang ditimbulkannya dan bagaimana penanganannya 1.2.4 Kesimpulan

1.5 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah adalah : 1. Mengetahui kegunaan hutan untuk keseimbangan ekosistem 2. Mengetahui Efek Negatife dari eksploitasi hutan secara berlebihan 3. Ikut memberikan dorongan dalam upaya pelestarian hutanyang semakin menyempit. 2

Bab.II ISI
2.1. Eksploitasi hutan untuk lahan kelapa sawit dan pulp
Sinar Mas Group adalah produsen terbesar minyak sawit, pulp dan kertas di Indonesia. Di sektor kelapa sawit, kekuasaan grup usaha ini telah mencapai 406.000 hektar lahan perkebunan kelapa sawit dan mengklaim diri sebagai perusahaan minyak sawit dengan lahan simpanan yang paling luas di dunia..dengan 1,3 juta hektar [dari] tanah tersedia untuk digarap. Lahan simpanan ini berada di provinsi dengan lahan hutan yang sangat luas yaitu Kalimantan dan Papua. Sinar Mas Group, menurut salah satu investor bank Prancis BNP Paribas, terlibat dalam program penanaman baru yang paling agresifdi antara perusahaan perkebunan lainnya. Permintaan global untuk minyak kelapa sawit melonjak; minyak sawit sangat pesat menjadi pilihan minyak nabati untuk digunakan dalam pembuatan makanan, kosmetik dan bahan bakar nabati (biofuel). Pada perkembangannya saat ini, permintaan minyak sawit diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat pada 2030 dan tiga kali lipat pada tahun 2050.6 Dalam laporan UNEP tahun 2007 ditemukan fakta bahwa perkebunan kelapa sawit adalah faktor utama dari perusakan hutan tropis di Malaysia dan Indonesia.

2.2. Bukti pelanggaran yang dilakukan Sinar Mas group


Pada 2008, peneliti Greenpeace mengeluarkan sebuah peta yang menunjukkan letak habitat orangutan di Kalimantan dengan peta yang menunjukkan letak lahan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh pemasok Nestl, Sinar Mas. Hal ini menunjukkan bahwa areal perkebunan Sinar Mas tidak hanya tumpang tindih dengan habitat orangutan tetapi penebangan hutan telah menghancurkan habitat ini. Konsultan Unilever, yang memeriksa buktibukti dari Greenpeace menyatakan bahwa: Setidaknya tiga dari empat areal perkebunan Sinar Mas yang dikunjungi [Maret 2009] memiliki atau sebelumnya memiliki habitat orangutan..beberapa habitat sudah diganti dengan lahan yang ditanami kelapa sawit oleh perusahaan

Sinar Mas, dengan industri pulp dan kertasnya,juga telah melakukan ekspansi ke habitat orangutan Sumatera di sekitar Taman Nasional Bukit Tigapuluh sebuah kawasan bernilai konservasi tinggi dan lokasi satu-satunya program di dunia yang berhasil melakukan pengembalian orangutan yang ditangkar ke alam bebas. Kawasan hutan ini juga merupakanhabitat penting sekitar 100 dari 400 harimau Sumatera yang tersisa dan hampir punah di alam bebas sekitar 40-60 gajah Sumatra terancam yang menghabiskan sebagian besar waktu mereka di hutan-hutan yang berada di luar taman nasional di mana lahan itu sudah dikuasai oleh Sinar Mas39. Perusahaan ini juga telah mengatakan niatnya untuk menggunduli hutan areal ini.40 Ekspansi terhadap habitat orangutan ini menunjukkan ketidakpedulian Sinar Mas untuk memenuhi standar lingkungan Dilihat dari cara-cara yang sudah dilakukan dan lokasi lahan simpanan yang berada di areal hutan tropis, sebagian besar ekspansi lahan ini akan menyebabkan deforestasi, sejumlah lahan gambut yang mengandung karbon jumlah besar serta mengancam habitat orangutan.. Catatan buruk yang dimiliki grup usaha ini dalam industri pulp dan kertasnya juga 4

melakukan bisnis dengan anak perusahaannya, Asia Pulp dan Paper (APP).15 APP adalah produsen pulp dan kertas terbesar Indonesia dan terus memperluas lahan

perkebunannya ke dalam hutan. Rencana ekspansi lahan ini sekarang mengancam satusatunya areal pelepasan orang-utan yang berhasil ditangkar di Indonesia, yang lokasinya berada di Sumatera PERUSAKAN HUTAN GAMBUT Greenpeace telah mencatat sejumlah pembukaan lahan milik pemasok Nestl, Sinar Mas dan konsultan Unilever juga memberi keimpulan dalam auditnya: Sinar Mas sudah melakukan pembukaan lahan dan menanami [sejumlah] lahan gambut. Luas total lahan gambut tidak dapat ditentukan karena perusahaan tidak memberi penjelasan dalam peta lahannya. Pada tahun 2009, FFI melakukan penilaian terhadap Nilai Konservasi tinggi di lahan perkebunan yang dimiliki oleh Sinar Mas (PT Kartika Prima Cipta). Hasilnya menunjukkan bahwa areal perkebunan ini memiliki gambut yang dalam (sedalam sekitar tujuh meter di beberapa tempat dan harus dilindungi menurut hokum Indonesia), dan pembukaan di areal ini sudah berlangsung.51 Selama konsultasi publik mengenai masalah ini, terungkap bahwa Sinar Mas telah setuju untuk menghentikan pembukaan areal perkebunan berikut saat kunjungan lapangan pertama FFI. Namun pada kunjungan verifikasi data berikutnya pada Agustus 2009 yang dilakukan FFI Sinar Mas menyatakan bahwa pembukaan hutan gambut yang terus berlangsung sejak kunjungan pertama dan drainase gambut telah digali. Di Sumatera saja, Greenpeace mempekirakan emisi rata-rata tahunan Sinar Mas dari perusakan lahan gambut di areal perkebunan kelapa sawit di satu propinsi (Riau) adalah 2,5 juta ton CO2 setara dengan emisi rata-rata tahunan hampir setengah juta mobil

. Cahaya yang dipantulkan diperkuat dengan piranti gandengan muatan ( CCD ), yang mengarahkan berkas laser. Pangkalan terpisah memberikan toner biru, merah, kuning, dan hitam untuk menghasilkan gambar berwarna. PEMBAKARAN HUTAN Sementara perusakan hutan tropis dan lahan gambut yang menyimpan karbon sudah berlangsung selama puluhan tahun, pembakaran hutan melepaskan zat-zat tersebut ke atmosfer dengan cepat dan merusak kemampuan ekosistem untuk pulih. Meskipun praktek pembakaran hutan di Indonesia telah dilarang,54 terhitung sekitar 70% nya berasal dari pembakaran gambut.Greenpeace telah memetakan beberapa titik pembakaran di areal perkebunan Sinar Mas dan konsultan Unilever menyatakan bahwa: Greenpeace mengklaim telah menemukan sejumlah titik pembakaran di areal perkebunan Sinar Mas... pada tahun 2006-2007 itu benar. Sinar Mas tidak memenuhi persyaratan kebijakan dan mekanisme pencegahan kebakaran yang resmi secara hokum.

PELANGGARAN HUKUM Penyelidikan Greenpeace telah mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan Sinar Mas telah terus-menerus melanggar hukum dan peraturan kehutanan Indonesia dalam pembukaan lahan hutan untuk sejumlah perkebunan kelapa sawit. Greenpeace merilis bukti tersebut pada akhir tahun 2009 yang menunjukkan bahwa Sinar Mas telah gagal mematuhi peraturan Departemen Kehutanan dalam beberapa kasus dan gagal untuk mengajukan permohonan izin yang dikenal sebagai Izin pemanfaatan (IPK),sebelum pembukaan hutan di sejumlah areal perkebunan Taman Nasional Danau Sentarum di Kalimantan Barat. Menurut hukum Indonesia, sebelum mendapatkan hak untuk 6

mengembangkan perkebunan (Izin Usaha Perkebunan) dan sebelum memulai setiap pembukaan lahan, perusahaan harus melakukan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan telah disetujui oleh otoritas lokal. Pada tahun 2009, Greenpeace menggunakan citra satelit untuk mengungkapkan bagaimana sebuah perusahaan Sinar Mas (PT Agro Lestari Mandiri) telah mulai membersihkan lahan sebelum menjadi 4000 hektar sebelum mendapatkan persetujuan dari AMDAL. Dalam kasus lain, sebuah perusahaan Sinar Mas (PT. Graha Cantik Kenana) memulai pembukaan lahan dua tahun sebelum AMDAL disetujui.

2.3.Efek Negatif
Dampak Negatif terhadap ekosistem disekitar Hutan 1. MASYARAKAT SEKITAR Konflik sosial, termasuk sengketa hak tanah dan sumberdayanya sering disebabkan oleh ekspansi lahan perkebunan. Ada lebih dari 500 kasus konflik sosial di sector perkebunan kelapa sawit Indonesia, terutama soal hak atas tanah, sengketa tenaga kerja, ketidakharmonisan kemitraan perusahaan dengan komunitas, kriminalisasi penduduk desa, dan skandal politik tingkat tinggi termasuk penerbitan izin ilegal untuk konversi hutan alam untuk perkebunan kelapa sawit dan areal perkebunan di kawasan hutan yang dilindungi dan taman-taman nasional.

Menggiring Habitat Orang Utan Pada Kepunahan Orang-utan hanya dapat ditemukan di kawasan hutan tropis Kalimantan dan sumatera yang secara cepat hilang. Penebangan hutan yang dialihfungsikan menjadi perkebunan adalah salah satu penyebab utama penurunan drastis jumlah orangutan dalam beberapa tahun belakangan. Perkiraan terbaru mengatakan bahwa antara 45.000 dan 69.000 orangutan di Kalimantan dan tidak lebih dari 7.300 orangutan Sumatera yang ada di alam bebas.26 Badan Lingkungan PBB (UNEP) mengkategorikan jumlah orangutan Kalimantan berada dalam bahaya, artinya resiko kepunahan terjadi dalam waktu dekat jumlah orangutan Sumatera dikategorikan kritis sehingga resiko kepunahannya sangat tinggi. Di saat orangutan kehilangan hutan, merekapun kehilangan sumber makanan alami dan harus berjuang untuk bertahan hidup dengan memakan tanaman kelapa sawit yang masih muda. Akibatnya, orangutan yang kelaparan itu dipandang sebagai hama oleh produsen sehingga pekerja-pekerja perkebunan membunuh orangutan untuk menjaga lahan. Menurut Pusat Perlindungan Orangutan, setidaknya 1.500 orangutan mati di tahun 2006 akibat serangan yang disengaja oleh pekerja perkebunan dan hilangnya habitat akibat perluasan perekebunan kelapa sawit.

HUTAN-HUTAN Hutan-hutan di dunia adalah rumah bagi sekitar dua-pertiga dari semua spesies tanaman dan hewan di darat. Mereka membentuk berbagai ekosistem yang paling 8

beragam di dunia dan sangat penting untuk kesehatan planet ini. Sementara spesies baru untuk ilmu pengetahuan masih terus ditemukan, banyak spesies yang lebih terkenal, termasuk orangutan, badak Jawa dan harimau Sumatera beresiko punah karena hilangnya habitat alami mereka

ANCAMAN MATA PENCAHARIAN Selama beberapa dekade terakhir perluasan kelapa sawit Sinar Mas telah menimbulkan peningkatan konflik sosial. Dengan jutaan orang yang menggantungkan mata pencahariannya pada hutan, penebangan hutan lindung yang diubah menjadi monokultur telah menyebabkan perselisihan dan memaksa penduduk untuk mengubah cara hidup mereka. Di Kalimantan Barat Sinar Mas memperluas operasinya di sekitar Taman Nasional Danau Sentarum - sebuah situs lahan basah yang diakui secara internasional. Penilaian yang dilakukan oleh Flora dan Fauna Internasional (FFI) mengungkapkan bahwa pada tahun 2009 Sinar Mas telah membangun kanal-kanal saluran di wilayah areal perkebunan untuk mengeringkan rawa-rawa gambut dan menggantinya dengan perkebunan kelapa sawit. Menurut Kepala Taman Nasional, mengusik dan mencemari lahan

IKLIM Kerusakan hutan adalah salah satu penyebab utama perubahan iklim dunia, faktor kedua setelah konsumsi energy manusia. Setiap tahun, sampai sekitar 1,8 miliar ton dari emisi rumah kaca penyebab perubahan iklim yang dilepaskan karena perusakan dan pembakaran lahan gambutsekitar 4% dari total emisi gas rumah kaca dari lahan yang kurang dari 0,1% luas bumi. Padahal ini dianggap pelanggaran alam hukum Indonesia yang melarang alih fungsi lahan gambut sedalam 3 meter atau lebih dengan cara pembakaran untuk membersihkan lahan,35 sementara perusahaan perkebunan acapkali menggunakan kedua cara tersebut

2.4.Penanganan
melakukan aksi menghentikan perusakan hutan yang terjadi di hutan gambut Hal tersebut kemudian memaksa Menteri Kehutanan menghentikan sementara izin "Perusahaan-perusahaan multinasional harus melakukan tindakan karena mereka tidak mau lagi terhubung dengan perusakan hutan dan perubahan iklim, dan kita berharap perusahaan lain akan mengikuti langkah itu. Peraturan Pemerintah tentang lahan gambut yang sebenarnya dilarang dalam hukum Indonesia untuk pembangunan atau pengalihan fungsi. Pemerintah telah menetapkan bahwa lahan gambut sedalam tiga meter atau lebih harus dilindungidan tidak boleh dijadikan perkebunan Untuk melindungi Hutan yang masih tersisa,Perusahaan-perusahaan multi nasional harus: 1.Menghentikan Masalah :Tidak ada lagi perdagangan dengan SINAR MAS GROUP. (Menghentikan perdagangan dengan perusahaan yang masih ada dalam group sinar Mas, Termasuk golden Agri dan anak perusahaannya yang dikenal dengan nama Sinar Mas Forestry dan Asia pulp & paper (App)) 2.Mulai memberikan solusi,dengan mendukung NOL DEFORESTASI (Deforestasi adalah perubahan secara permanen dari areal berhutan menjadi tidak berhutan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia. Sedangkan Degradasi hutan adalah penurunan kuantitas tutupan hutan dan stok carbon selama periode tertentu yang diakibatkan oleh kegiatan manusia)

Demi melindungi hutan Indonesia yang tersisa, dan memenuhi

10

BAB III PENUTUP


3.1.Kesimpulan
1. Permintaan minyak kelapa sawit telah meningkat sehingga perusahaan-perusahaan yang menjual minyak kelapa sawit itu menghancurkan hutan di Indonesia untuk membuka perkebunan kelapa sawit.. 2. Hutan memainkan peran penting dalam mengatur iklim dan menyerap CO2. Perusahaan yang memproduksi minyak kelapa sawit menebang paru-paru planet kita dan memberikan kontribusi menjadikan Indonesia sebagai negara penyumbang emisi karbon terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Cina.. 3. Indonesia memiliki laju deforestasi tercepat di dunia - dan tercantum di The Guinness Book of World Records. Hutan tropis di Indonesia layak mendapatkan istirahat. 4.Solusinya adalah Meminta mereka untuk membatalkan kontrak dengan pemasok yang buruk, seperti Sinar Mas dan menyerukan pemerintah Indonesia untuk melakukan perlindungan hutan dan lahan gambut dengan segera mengakhiri deforestasi.

11

3.2.Daftar Pustaka
1. http://www.greenpeace.org/seasia/id/news/penghancuran-tempattinggal-harimausumatra 2. http://www.tebarnasi.com/archive/index.php/t-1201.html 3. http://www.greenpeace.org/raw/content/seasia/id/press/reports/tertangkap-basaheskploitasi-minyak-kelapa-sawit-nestle.pdf 4. http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Pendidikan/deforestasi-hutan

12

You might also like