You are on page 1of 11

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Makna yang terkandung dalam penelitian tindakan kelas yaitu suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek pembelajaran yang pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang. Diajukannya alasan tentang pentingnya penelitian tindakan kelas sebagai suatu metodes dalam perbaikan ini antara lain sebagai berikut : 1. Berkembangnya tradisi penelitian tidak dapat dipisahkan dari munculnya gerakan emansipasi dalam proses pendidikan, dengan guru sebagai the librattion forces actor melalui peran gandanya yang bersifat dialektik sebagi peneliti ( The teacher as researcher) (Elliot, 1994:32). 2. Penelitian tindakan kelas membuat guru dapat meneliti dan mengkaji sendiri kegiatan praktik pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual. 3. Penelitian tindakan kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Suyanto,1996:52). Dengan melakukan penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih efektif.

33

Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis selain penelitian juga merangkap sebagai praktisi. Menurut Lawrence Stenhouse disebut guru peneliti (The teacher as researcher). Dengan demikian guru secara profesional dapat mengajar efektif sambil melakukan penelitian (Kasbolah, 1998:27). Penelitian tindakan ini dilakukan secara partisipatori dan kolaborasi dengan guru, yang proses pelaksanaannya dilakukan secara bersiklus (cycle). Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan. Paradigma penelitian ini mengadaptasi model siklus berbentuk spiral refleksi diri, sebagaimana yang dikembangkan oleh Kemis dan Taggart (dalam Hopkins, 1993:48) yang dimulai dari perencanaan (plan) kemudian pelaksanaan (act) dan pengawasan (observe), dilanjutkan refleksi (reflect), setelah itu perencanaan kembali, dan seterusnya. Siklus kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

34

Identifikasi Masalah

Penyusunan Rencana Tindakan

Refleksi

SIKLUS I Observasi Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Refleksi SIKLUS II Observasi

Pelaksanaan Tindakan

Hasil

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Taggart,1993)

35

3.2. Subjek Penelitian 3.2.1. Lokasi Lokasi penelitian yang dimaksud adalah tempat berlangsungnya proses belajar mengajar. Yang menjadi lokasi penelitian adalah SMPN Tunas Persada Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut. 3.2.2 Waktu Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan sesuai dengan jadwal pelajaran yang menjadi permasalahan penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di bawah ini: Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No 1 2 Siklus I II Hari/tanggal Rabu ,13-10-2010 Rabu , 20-10-2010 Mata Pelajaran IPS IPS Jam ke 2 s.d 4 2 s.d 4

3.2.3. Kelas Kelas yang dijadikan proses perbaikan adalah kelas VII yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.

3.2.4. Karakteristik Siswa Untuk tahun pelajaran 2010-2011 jumlah 195 orang siswa yang pada tahun pelajaran ini dipimpin oleh Subar Gunawan , S.Pd., M.Pd. Siswa yang bersekolah di SMP Tunas Persada mayoritas siswa yang tinggal di sekitar sekolah yaitu daerah malangbong dan sekitranya. Latar belakang sosial ekonomi siswa adalah menengah ke bawah. Untuk siswa kelas VII, terlihat banyak siswa yang kurang

36

termotivasi dalam proses belajar mengajar, terlihat apabila guru sedang menjelaskan materi siswa hanya bermain-main dan banyak yang ngobrol. Mereka tidak terfokus untuk belajar. Hal tersebut terjadi diakibatkan guru kurang memotivasi siswa untuk belajar dan guru terkesan hanya memberikan ceramah dalam proses pembelajaran, siswa kurang dilibatkan dalam belajar. 3.3 Prosedur Penelitian Dalam tahap pendahuluan peneliti mengidentifikasi permasalahan dan masalah yaitu mengadakan penginpentarisan mengenai keadaan sekolah yaitu seperti sarana yang dapat menunjang proses pembelajaran pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah ditetapkan, yaitu penggunaan model pembelajaran Think Paire Share. Penelitian ini menggunakan dua siklus setiap tindakan pembelajaran pada masing-masing siklus penelitian, dilakukan dalam empat tahap kegiatan, yang terdiri dari kegiatan (1) perencanaan pembelajaran,(2) pelaksanaan pembelajaran, (3) observasi dan pencatatan/perekaman pelaksanaan pembelajaran, dan (4) analisis serta refleksi pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi pembelajaran pada setiap tindakan pembelajaran, dijadikan rekomendasi untuk perencanaan tindakan pembelajaran berikutnya sampai akhirnya menetapkan rekomendasi hasil tindakan penelitian semua siklus penelitian. Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan pembelajaran adalah seperti di bawah ini:

37

a). Perencanaan Pembelajaran Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan (a) membuat rencana pengajaran dalam bentuk satuan rencana mengajar dengan menggunakan model Pembelajaran Think Paire Share 2, (b) mempersiapkan dan merencanakan tema-tema, (c) mempersiapkan media diperlukan, (d) menyediakan instrumen-instrumen penelitian. b). Pelaksanaan Pembelajaran Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan tindakan pengajaran yang

pembelajaran berdasarkan rencana pengajaran yang telah ditetapkan. disamping melaksanakan pembelajaran, guru melakukan pula pengamatan terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dan mencatat segala temuan, khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian. c). Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Selama guru melaksanakan tindakan pembelajaran, guru bertindak sebagai observer dan merekam atau mencatat segala temuan. tindakan peneliti merekam atau mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pengajaran dihubungkan dengan fokus penelitian. d). Analisis dan Refleksi Pembelajaran Peneliti bersama-sama dengan guru mitra melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil tindakan pembelajaran. untuk keperluan analisis, dilakukan kegiatan memeriksa lembar pengamatan atau catatan-catatan tentang data temuan, memutar ulang rekaman audio-visual pelaksanaan pengajaran,

38

mengkaji satuan rencana pengajaran, dan mengkaji hasil kegiatan siswa . hasil analisis dan refleksi tindakan penelitian dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan bahan perencanaan tindakan penelitian selanjutnya. 3.4. Pengumpulan Data Data yang hendak dihimpun dalam penelitian ini adalah data tentang prestasi belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Paire Share. infromasi tentang data tersebut bersumber dari guru yang menggunakan teknik pengumpulan datanya melalui teknik observasi dan diskusi dengan alat bantunya pedoman observasi, serta hasil evaluasi, informasi tentang data tersebut bersumber dari guru yang menggunakan teknik pengumpulan datanya melalui observasi dan diskusi balikan dengan alat bantunya pedoman observasi. 3.5.Teknik Pengumpula Data

Dalam melaksanakan pengumpulan ada beberapa cara, Wiriaatmadja (2005:126) menjelaskan bahwa ada empat cara yang mendasar untuk mengumpulkan informasi, yaitu observasi, wawancara, dokumen, dan materi audio-visual. untuk uraian penjelasannya sebagai berikut: 1. Observasi Observasi merupakan upaya/usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk merekam atau melihat segala kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung. kegiatan ini biasanya selalu membutuhkan alat bantu yaitu catatan lapangan yang akan berguna bagi peneliti pada saat melakukan analisis terhadap kondisi yang

39

sedang berlangsung dalam kelas. Menurut Moleong (1988:153) catatan lapangan sangat penting dalam penelitian kualitatif. Peneliti menyusun catatan lapangan yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran atau iklim pembelajaran tematik dengan menggunakan model Think Paire Share pada kelas VII SMP Tunas Persada Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut. Menurut Hopkins (1993:116) menjelaskan bahwa catatan lapangan merupakan salah satu cara untuk melaporkan pengamatan, refleksi dan berbagai reaksi terhadap masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Catatan lapangan berfungsi untuk mencatat segala kejadian dan peristiwa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan sangat cocok untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau melukiskan suatu proses (Depdikbud, 1996:132). Sedangkan menurut Hadi (2005: 94) observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Semua data atau temuan di lapangan yang berkaitan dengan suasana belajar di kelas VII pada saat pembelajaran IPS, pengelolaan kelas, kegiatan guru atau kegiatan siswa dicatat dalam catatan lapangan. Catatan lapangan ini juga berisi tentang komentar sebagian siswa kelas VII, guru, kepala sekolah. beberapa kejadian yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dicatat dalam catatan lapangan sebagai bahan refleksi dan analisis. 2. Nilai Nilai siswa yang terdapat pada daftar nilai di jadikan sebagai dokumen yang dapat membantu dalam mengumpulkan data penelitian yang berkaitan

dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas (Wiriaatmadja, 2005:124). 40

peneliti

menggunakan

beberapa

dokumen

seperti

silabus

dan

rencana

pembelajaran. 3. Bahan Audio-Visual Agar mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di kelas pada saat pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas, identitas kelas, detail tentang peristiwaperistiwa penting yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu, beberapa alat elektronik dapat digunakan untuk membantu mendeskripsikan hal-hal yang dijelaskan di atas (Wiriaatmadja, 2005:121). Alat-alat elektronik sebagai alat bantu yang dimaksud adalah penggunaan camera/ foto. 3.6. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama yang turun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan keperluan penelitian. dengan posisi sebagai instrumen utama, peneliti juga menggunakan beberapa instrumen yang dapat membantu jalannya penelitian, seperti catatan lapangan, lembar panduan observasi, pedoman wawancara, dokumen sekolah diantaranya daftar hadir siswa, profil sekolah dan lain-lain, serta menggunakan foto dan alat perekam. 3.7. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis data ini dilakukan pada setiap tahap refleksi sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh alterntif pemecahan masalah untuk menentukan rencana tindakan

41

selanjutnya. Hal yang paling baik untuk menganalisis data ini adalah adanya kerjasama antara peneliti dan mitra yang diteliti. Instrumen bantu, seperti catatan lapangan, panduan observasi, serta pedoman wawacara digunakan untuk menganalisis data. Data yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think Paire Share. 3.8 Validasai Data Dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan obyektif maka dilakukan validasi data. Merujuk pada Wiriaatmadja, (2005:168171) langkah-langkah validasi diataranya: 1) Member Check Member Check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan sumber data untuk dapat mengklarifikasikan apakah data tersebut sesuai atau tidak dengan yag dimaksud oleh informan. Dalam proses ini, data yang diperoleh dikonfirmasian dengan guru kelas melalui kegiatan diskusi balikan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan. Dalam pelaksanaan tindakan penerapan media teka-teki silang dalam pembelajaran sejarah, kegiatan member check ini dilakukan bersama dengan kolaborator sebagai mitra peneliti. Data-data yang berhasil dikumpulkan akan dibawa dan dibahas bersama dengan mitra yang telah peneliti ajak untuk

berkolaborasi. Kebenaran dari data dikonfirmasikan melalui diskusi balikan pada setiap tindakan penelitian di kelas.

42

2) Triangulasi Triangulasi yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data pelaksanaan tindakan dengan mengkonfirmasikan data yang diperoleh dengan sumber lain (guru da siswa). Informasi yang didapatkan dari guru melalui wawancara dibandingan dengan hasil yag diperoleh dari data yang bersumber dari siswa berupa jurnal kesan serta angket. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan pengkonfirmasian data kepada guru mata pelajaran sejarah yang bersangkutan, juga siswa yang diwawancarai. Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan data yang terkumpul dari hasil observasi awal dan observasi didalam kelas, serta kegiatan dokumentasi selama penerapan pembelajaran sejarah dengan

menggunakan media teka-teki silang berlangsung. 3) Expert Opinion Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan penelitian kepada para pakar yang profesional dibidangnya, seperti dikemukakan oleh Nasution (Hanifah, 2003:96) yang mengatakan bahwa expert opinion dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti dengan para ahli. Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian dengan pembimbing skripsi, pakar atau penghalusan, berdasarkan arahan/opini, pakar atau pembimbing selanjutnya akan mengevaluasi, konstruk dan kategori dan pada tahap selanjutnya analisis yang dilakukan oleh peneliti sehingga derajat kepercayaan akan meningkat.

43

You might also like