You are on page 1of 19

1.

Model dan Konsep Tembawang


Sistem kebun merupakan suatu tradisi yang sudah sangat tua. sistem kebun ini merupakan sistem kebun hutan yang dikenal di Kab. Sanggau sebagai Tembawang. Menurut Kartasubrata (1991) kebun hutan berasal dari perladangan berpindah di mana beberapa jenis pohon, bambu dan palem ditanam atau dipelihara pada suatu bagian atau seluruh lahan.

Tembawang dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk kebun hutan karena penampakan dari jarak agak jauh seperti hutan serta berisi berbagai jenis pohon-pohonan yang berdiamater cukup besar. Terminologi Tembawang merupakan terminologi umum yang dipakai oleh masyarakat Dayak di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau bahkan di Propinsi Kalimantan Barat.

Diagram asal pembentukan Tembawang di Kab. Sanggau

HUTAN Areal Pemukiman Lahan Perladangan Berpindah

Pekarangan

Tembawang

Kebun Karet

Kebun Karet Campuran

2. Tata Guna Lahan


Luas areal hutan negara di Kabupaten Sanggau sekitar 39% dari total area dan terdapat sekitar 14% lahan hutan desa. Lahan pertanian didominasi oleh perkebunan komersial, kebun rakyat, lahan perladangan berpindah dan sawah (30%). Masyarakat Dayak di Kampung Mabit, Kabupaten Sanggau mengklasifikasikan Tembawang berdasarkan asal pembentukannya, yaitu Mawa Romin atau Tembawang Rumah dan Mawa Bori atau Tembawang Bera.

Lanjutan .... Tembawang dapat pula diklasifikasikan atas asal pemilikan lahannya, yaitu Tembawang waris dan Tembawang milik. Tembawang waris adalah tembawang yang dimiliki seseorang hasil warisan dari orang tuanya atau leluhurnya. Sedangkan Tembawang milik merupakan tembawang yang dimiliki seorang kepala keluarga yang dibangun olehnya sejak ia masih muda.

3. Unit Area

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 90 spesies tumbuhan yang berasal dari 30 famili pohonpohonan, bambu dan palem. Lapisan bawah dari Tembawang didominasi oleh semak, bambu kecil, pakis-pakisan dan rumputrumputan. Pada lapisan kedua didominasi oleh tumbuhan berkayu yang berdiameter kecil, buah-buahan, serta tanaman kopi. Tengkawang (Shorea spp.) dan Durian mendominasi lapisan paling atas. Pohon Kempas (Koompasia excelsa) umumnya hadir sebagai tumbuhan emergent.

Lanjutan ....
Tembawang berisi berbagai macam spesies pohon dengan diameter yang bervariasi dari yang kecil sampai yang sangat besar (>100 cm).

Gambar Profil Tembawang di Kampung Darok, Kec. Jangkang Kab. Sanggau

Keterangan gambar: Artocarpus anisophylus: 13, 30; A. champeden: 7, 25; A. elasticus: 14; Arytera litoris: 10; Baccaurea sp.: 21,22, 26, 29; B. montelyana: 15; Durio kutejensis: 9; D. zibethinus: 6, 16, 23, 28; Garcinia mangostana: 20; Horsfieldia sp.: 17; Nephelium lappaceum: 12; N. mutabile: 24, 27; Palauium pseudocuenatum: 11; Psychotria sp.: 19; Sandoricum koetjape: 18; Shorea macrophylla: 1, 2, 3, 4, 5; Vitex glabarata: 8

Tembawang memberikan penghasilan bersifat musiman. Hampir seluruh kebutuhan masyarakat Dayak dapat dipenuhi dari Tembawang; bahan bagunan kelas satu, kayu bakar, bahan makanan dan obat, bahan serat, dan lain-lain.

Tabel Jenis Produk yang dapat diperoleh dari Tembawang


Jenis Produk Spesies Pohon

1. Buah-buahan
2.Biji 3.Kayu 4.Lateks 5.Serat 6. 7.Obat 8.Racun

Mangifera sp., Durio, sp. Baccaurea sp., Lansium sp., Artocarpus sp., Nephelium sp.
Shorea macrophyla, S. pinanga, S. stenoptera Eusideroxylon zwageri, Shorea plaviflora, Hopea sangal Hevea brasilensis, Palaquium gutta Horfieldia sp. Sterculia macrophyla Orophea sp.: daun untuk obat demam ; Psycotria viridifolia: daun untuk obat mata Dehaasia elmeri Merr

9. Kayu bakar dan Vitex glabarata arang

6. Permasalahan dan hambatan


Tingkat produktivitas Tembawang umumnya rendah, karena tidak dikelola secara intensif. Ketidakpastian hak pemilikan lahan ditinjau dari segi peraturan negara tentunya akan menghambat pengembangan Tembawang di masa yang akan datang. Sebagian besar hasil dari Tembawang tidak dapat dipasarkan, karena masih minimnya sarana dan prasarana pemasaran. Makin sulitnya memperoleh lahan yang baik untuk perladangan.

7. Potensi dan Penunjang Tembawang merupakan suatu bentuk sistem produksi yang permanen (tidak berpindahpindah), sehingga tidak membutuhkan lahan yang luas. Pembangunan dan pemeliharaan Tembawang tidak membutuhkan tenaga kerja dan modal yang besar. Tembawang merupakan sistem Agroforestri dikembangkan sejak ratusan tahun lalu, sehingga merupakan suatu bagian dari tradisi, kebudayaan dan kebiasaan masyarakat Dayak di Kabupaten Sanggau.

You might also like