Professional Documents
Culture Documents
UMUM Analisa harga satuan pekerjaan (jalan) terlihat banyak terkait dengan alat berat, dan alat berat merupakan analisis yang cukup kompleks, sehingga perlu dikaji khusus tentang alat berat. Alat berat hubungannya sangat erat sekali dan tidak terpisahkan dengan pelaksanaan fisik proyek (jalan) secara mekanis. Hal-hal pokok yang berhubungan dengan alat berat, yaitu : a. b. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu. Dengan volume pekerjaan tersebut dan waktu yang telah ditentukan berarti kita harus menetapkan jenis dan jumlah alat untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Dari butir a dan b diatas dapat diprogramkan suatu penanganan proyek yang konseptional, diharapkan target volume pekerjaan dan waktu pelaksanaan tidak meleset dari perkiraan. Ini bisa terjadi bila didukung dengan pemilihan dan analisa kapasitas alat berat dengan cermat. Dengan adanya analisa yang baik dalam Construction Method diharapkan peralatan yang dioperasikan dapat tepat waktu dan tepat guna untuk menangani proyek tersebut. Evaluasi dapat dikembangkan lebih jauh, yaitu dengan menempatkan peralatan tersebut pada tiap-tiap aktivitas pekerjaan dengan jenis dan jumlah sesuai kebutuhan. Misalnya untuk aktivitas : Pengangkutan raw material dari quarry dibawa ke Crushing Plant, Pekerjaan overlay hot-mix, Pekerjaan excavation dan embankment. Aktivitas-aktivitas pekerjaan ini membutuhkan jenis dan jumlah alat yang berbeda-beda. Berikut ini diberikan kajian secara khusus dan mendetail tentang alat berat yang terkait dengan Jenis Pekerjaan pekerjaan jalan khususnya untuk peralatan pekerjaan utama (major work), formula produksi alat, penentuan kombinasi dan jumlah alat, serta pendekatan site output alat. Dengan hasil pendekatan site output (produksi alat) tersebut beserta analisisnya, maka hasil Lokasi pekerjaan Waktu perkiraan awal Volume analisis alat beratpekerjaan yang handal akan membantu / bermanfaat dalam penyiapan analisa harga satuan dan biaya proyek. Perhitungan-perhitungan yang terkait dengan alat berat dalam tulisan ini dilakukan secara computerized program. Pemilihan alat berat Dalam pelaksanaan proyek (jalan), ada 3 hal utama yang harus ada, yaitu :
Man Money Material Machine Kapasitas alat Manajemen operasi alat berat
Method
Jenis alat Jumlah alat
Construction
Jarak / lokasi
Waktu
Produksi alat
Biaya
Tidak
Ya
Bagan alir hubungan alat berat dengan harga satuan pekerjaan. SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT BULLDOZER Alat ini hanya dimungkinkan untuk diberikan kedudukan untuk mendorong lurus kedepan. Bulldozer merupakan alat khusus untuk keperluan pekerjaan-pekerjaan mendorong yang menggunakan traktor sebagai tempat kedudukan dan tenaga geraknya. Bagian-bagian terpenting bulldozer ini adalah (lihat Gambar.) : Dozer blade (pisau dozer), yang terdiri dari molboard yang berbentuk lengkung dan mata pisau (cutting edge), cutting edge ini biasanya terdiri dari 3 bagian, sebuah ditengah yang panjang dan 2 buah tepian masing-masing di-baut (bolted) pada molboard.
HUBUNGAN ALAT BERAT DENGAN HARGA SATUAN PEKERJAAN Jumlah harga tenaga Biaya pemilikan Biaya operasi Biaya umum dan keuntungan Biaya mobilisasi dan demobilisasi
Pemilihan Peralatan
Produksi alat
Jenis alat Kapasitas alat Kecepatan kerja Lebar efektif alat Tebal lapisan Jumlah lintasan Cycle time Job efisiensi Konversi volume tanah Kondisi / jumlah jam dan hari kerja Jarak kerja Berat satuan bahan
Kuantitas peralatan
Push-arm (batang pendorong), yang terdiri dari push-arm nya sendiri, dan pitch-arm untuk mengatur tegak dan condongnya kedudukan dozer blade. Control device (kendali blade), yang terdiri dari satu atau dua buah hydraulic rams pada hydraulic controlled dozers .
Bulldozer ini untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi (terutama jalan-jalan raya) bersifat serbaguna, dapat berfungsi antara lain : Pembersihan lapangan pekerjaan dari pepohonan, kayu-kayu dan bonggol-bonggolnya, puing-puing bekas bangunan, dsb. Pemindahan / penggusuran tanah jarak dekat (maximum 100 meter). Meratakan timbunan tanah pada daerah fill, mengisi kembali galian-galian tanah, dsb. Pembukaan jalan-jalan kerja / darurat. Memelihara jalan kerja, jalan angkut, dll.
Gambar Bulldozer.
Perhitungan hasil guna atau produksi bulldozer dengan menggunakan formula sebagai berikut :
Q= q 60 E Cm D D + +Z F R
q =L H 2 a
Cm =
Dimana : Q q Cm E L H a D F R Z : Produksi per jam (m3/jam) : Produksi per cycle (m3) : Cycle time (menit) : Job efficiency : Lebar blade (m) : Tinggi blade (m) : Faktor blade : Jarak kerja (m) : Kecepatan maju (m/menit) : Kecepatan mundur (m/menit) : Waktu untuk ganti gigi (menit)
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat bulldozer, disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
BULLDOZER
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT WHEEL LOADER Alat ini baik sekali untuk pekerjaan-pekerjaan menggali tanah (tetapi masih lebih baik Excavator untuk alat menggali tanah) dan sekaligus memuatnya kedalam truck-truck, juga untuk membuat timbunan bahan persediaan (stockpiling). Batu-batuan lepas seperti yang terdapat disungaisungai atau ditempat pengambilan batu dari gunung (stone quarry) bisa juga dimuat oleh alat ini kedalam alat-alat angkut atau sekaligus kedalam alat pemecah batu (stone crusher) yang dipasang disekitar tempat pengambilan tersebut. Wheel Loader ini juga dapat di-operasikan untuk alat pemuat agregat kedalam hoper cold bin pada Asphalt Mixing Plant (AMP). Bagian-bagian terpenting wheel loader ini adalah (lihat Gambar.) : Bucket. Dumping angles facilitate load / carry. Steering control, short turning radius control. Bucket & boom actions control.
Cm =
Dimana : Q q1 k Cm E D F R Z : Produksi per jam (m3/jam) : Kapasitas munjung (m3) : Faktor bucket : Cycle time (menit) : Job efficiency : Jarak kerja (m) : Kecepatan maju (m/menit) : Kecepatan mundur (m/menit) : Waktu untuk ganti gigi (menit)
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat wheel loader, disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
WHEEL LOADER
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT DOZER SHOVEL Dozer shovel / Tractor loader, peralatan yang kegunaannya seperti halnya Wheel loader, dengan roda baja (track). Kecepatan kerja alat ini tidak secepat Wheel loader, sehingga produksi alat umumnya lebih kecil dari pada Wheel loader. Namun alat ini dapat di-operasikan pada kondisi tanah yang kurang baik, kalau Wheel loader dapat di-operasikan pada kondisi tanah keras / kering.
Cm =
Dimana : Q q1 k Cm E D F R Z : Produksi per jam (m3/jam) : Kapasitas munjung (m3) : Faktor bucket : Cycle time (menit) : Job efficiency : Jarak kerja (m) : Kecepatan maju (m/menit) : Kecepatan mundur (m/menit) : Fixed time (menit)
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT EXCAVATOR Excavator merupakan alat untuk pengangkat, menggali, mengisi/membuang (dumping). Bagian-bagian utama excavator ini adalah (lihat gambar.) : Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit). Bagian bawah untuk berpindah tempat (travel unit). Bagian tambahan (attachments).
10
Gambar : Excavator
Belo w Over
40 % 40 75 % 75 %
11
Cm = (Standard cycle time) x (Faktor konversi) Dimana : Q q1 k Cm E : Produksi per jam (m3/jam) : Kapasitas munjung (m3) : Faktor bucket : Cycle time (menit) : Job efficiency
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat excavator, disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
EXCAVATOR
Dump truck adalah alat yang khusus dipergunakan sebagai alat pengangkutan. Oleh karena kemampuannya untuk bergerak dengan cepat, truck ini dapat dikatakan mempunyai kapasitas yang tinggi dan biaya operasi yang relatif murah. Bagian-bagian terpenting dari dump truck adalah (lihat Gambar ) : Badan (body) yang terdiri dari bak muatan dengan sistem pengangkatnya (hidrolis). Chassis, meliputi frame, bumper, pegas serta roda dan ban. Cabine, untuk tempat sopir. Power train, terdiri dari mesin, clutch (kopling), transmisi, sumbu gerak. Berat muatan (ton) Isi peres (m3) Isi munjung (m3)
13
Cmt = n.Cm +
n=
C=nxq Dimana : P C E Cmt M n.Cm D/V1 t1 D/V2 t2 n Cm D V1 V2 q : Produksi per jam (m3/jam, ton/jam) : Produksi per cycle (m3, ton) : Job efficiency : Cycle time (menit) : Jumlah Dump Truck : Waktu muat (menit) : Waktu angkut (menit) : Waktu dumping (menit) : Waktu kembali (menit) : Waktu tunggu untuk pengisian kembali (menit) : Jumlah siklus pengisian : Cycle time mesin pengisi (menit) : Jarak angkut (m) : Kecepatan rata-rata truck bermuatan (m/menit) : Kecepatan rata-rata truck kosong (m/menit) : Produksi per cycle mesin pengisi (m3, ton)
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi dump truck, disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
14
DUMP TRUCK
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT MOTOR GRADER Satu-satunya alat yang paling cocok untuk keperluan perataan atau pembentukan kemiringan (grade) tanah, sirtu, agregat batu pecah lepas didalam rangka membentuk permukaan secara mekanis, adalah motor grader. Dapat pula dipergunakan untuk keperluan lain, seperti untuk penggusuran tanah, penyampuran bahan-bahan (blending), menggali saluran samping jalan, menggaruk lepas permukaan tanah yang keras, perataan tanggul-tanggul, backfill, dsb. Bagian-bagian penting motor grader adalah (lihat Gambar.) : Grader blade yang terpasang pada circle. Scarifier (ripper), yang dipasang didepan blade. Circle sebagai kedudukan blade digantungkan pada drawbar, yaitu sebuah frame yang berbentuk segitiga. Kendali blade (control levers). Kendaraan sebagai mounting dari blade. Angling : adalah gerakan memberikan kedudukan serong kepada blade terhadap arah gerak motor grader. Side shift : untuk memberikan blade suatu kedudukan disamping poros motor grader, yaitu untuk mengerjakan permukaan yang oleh sesuatu sebab, tidak boleh di-injak oleh roda motor grader. Circle lift : adalah gerakan naik turun circle (berikut blade) dalam arah vertikal.
15
Q=
V (L e L o ) E H N
: Produksi per jam (m3/jam) : Kecepatan kerja (m/jam) : Lebar blade efektif (m) : Lebar overlap (m) : Job efficiency : Tebal layer (m) : Jumlah pass
Dimana : Q V Le Lo E H N
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat motor grader, disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
16
MOTOR GRADER
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT COMPACTOR 1. Three Wheel Roller Alat pemadat ini adalah type yang tertua, yang hingga kini masih dipergunakan pada pekerjaanpekerjaan pembuatan jalan di Indonesia. Roller ini, pada hakekatnya dipergunakan untuk pemadatan lapisan yang terdiri dari bahanbahan yang berbutir kasar, misalnya untuk pembuatan jalan macadam. Meskipun demikian, cukup baik juga untuk pemadatan tanah sebagai subgrade, base course. Roller ini umumnya digunakan klas 8 10 ton, artinya berat roller dengan roda kosong adalah 8 ton, sedangkan kalau roda di-isi, beratnya menjadi 10 ton.
17
1. 2. 3. 4.
Type / merk Lebar efektif = Driving wheel width 0,20 m Kecepatan kerja Jumlah pass
Barata 1,00 4 10 4 12
m km/jam
2. Vibratory Roller Vibratory roller mempergunakan pukulan getar untuk menambah pengaruh tekanan oleh roda gilasnya. Dengan pukulan-pukulan getar (vibrating) ini dapat dicapai pengaruh pemadatan yang besarnya 2 sampai 5 kali berat asli (berat statis) roller tersebut. Vibratory roller baik sekali untuk memadatkan bahan-bahan berbutir kasar. Berat compaction effect vibratory roller : 10 16 ton.
Data / spesifikasi alat BOMAG Vibratory roller Berat Lebar drum : : : BOMAG BW 216 D-3 15,580 ton 2,130 m
18
3. Sheep foot roller Sheep foot roller sangat cocok untuk pemadatan timbunan tanah berskala besar dan timbunan yang tinggi, alat ini mempunyai tingkat pemadatan yang tinggi. Data / spesifikasi alat : Sheep foot roller Model Berat Lebar drum : : : : BOMAG BW 216 PDH 16,130 ton 2,130 m
4. Tandem Roller Hasil pemadatan yang dipentingkan adalah permukaan yang halus, seperti pemadatan pekerjaan hotmix. Three Axle Tandem Roller, pada hakekatnya adalah suatu 2 Axle Tandem Roller yang ditambah 1 lagi roda depannya (guide roll). Three Axle Tandem Roller ini dapat menghasilkan pemadatan yang memenuhi persyaratan yang lebih tinggi. Klasifikasi berdasar berat roller yang biasa digunakan adalah 8 10 ton.
19
5. Pneumatic Tire Roller (PTR) Roda gilas roller jenis ini terdiri dari roda-roda ban karet dengan permukaan ban rata / halus. Pneumatic Tire Roller (PTR) cocok untuk pemadatan : Pekerjaan pengaspalan/hotmix, pada secondary / intermediate rolling. Pekerjaan tanah.
20
Perhitungan produksi roller-roller tersebut diatas dengan menggunakan formula sebagai berikut
Q= W V H E N
Dimana : Q W V H N E : Produksi per jam (m3/jam) : Lebar efektif pemadatan (m) : Kecepatan kerja (m/jam) : Tebal padat satu lapis (m) : Jumlah pass : Job efficiency
THREE WHEEL ROLLER, VIBRATORY ROLLER, TANDEM, PTR Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi compactor, disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
21
Gambar 3.13.a. : Formulasi perhitungan produksi alat three wheel roller, vibratory roller, tandem, PTR.
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT ASPHALT FINISHER Asphalt finisher digunakan untuk menghampar hotmix pada permukaan jalan sehingga merupakan lapisan yang rata. Bagian-bagian utama dari alat ini adalah (lihat Gambar.) : Hopper dengan feed conveyor , untuk menerima hotmix dari dump truck. Screw, untuk mengalirkan hotmix kesebelah luar secara merata pada seluruh lebar finisher. Cover plate, untuk menahan hotmix supaya tidak tercecer keluar batas jalur lapisan aspal, pada bagian luar / ujung screw ditempatkan penutup (cover plate) yang menggantung pada supporting frame. Screed, papan baja yang berfungsi sebagai pisau pemotong dan sebagai setrika. Screed control, untuk mengatur ketinggian screed atau ketebalan hamparan Prime mover.
22
7.
Kecepatan kerja
250
m/jam
Perhitungan produksi asphalt finisher dengan menggunakan formula sebagai berikut : Q=WxVxHxE Dimana : Q W V H E : Produksi per jam (m3/jam) : Lebar penghamparan (m) : Kecepatan kerja (m/jam) : Tebal lapisan (m) : Job efficiency
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat asphalt finisher disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
ASPHALT FINISHER
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT ASPHALT MIXING PLANT (AMP) Secara garis besar, seluruh perlengkapan yang rumit dari AMP ini dapat dibagi dalam bagianbagian pokok sebagai berikut : Cold bin : untuk penimbunan agregat pada tahap pertama. Dryer : untuk mengeringkan dan atau memanasi agregat sebelum diaduk. Asphalt heater & storage tank : untuk memanasi aspal sampai pada suhu yang ditetapkan dan menyimpannya sebelum dipompakan kedalam mixer untuk diaduk dengan agregat.
23
1).
Mixer : untuk mengaduk agregat dengan aspal menurut ketentuan-ketentuan laboratorium (job mix formula). Cold bin Cold bin biasanya terdiri dari 3 atau 4 bins, tergantung dari jumlah fraksi agregat yang ditentukan. Pembagian bin umumnya sebagai berikut : Bin ke 1 : untuk penimbunan coarse aggregate (crushed stone). Bin ke 2 : untuk penimbunan medium aggregate (crushed stone). Bin ke 3 : untuk penimbunan fine aggregate (abu batu). Bin ke 4 : untuk penimbunan pasir (jika digunakan).
Cold bin ini, sebaiknya diberi atap pelindung, dan antara bins-bins diberi sekat pembatas agar agregat tidak tercampur dengan bins sebelahnya. Bagian bawah bin terdapat lubang yang dapat diatur besarnya keluaran agregat dengan sebuah pintu (gate). Agar material yang ada didalam bin dapat mengalir dengan baik, dibawah bin juga diberi conveyor yang membawanya lebih lanjut kearah dryer. 2). Dryer Dari cold bin, agregat dimasukkan kedalam suatu sistem pemanas bahan, dengan tujuan untuk mengeringkan dan memberikan agregat suatu suhu yang diperlukan untuk pengadukan nanti. Bagian terpenting dari dryer ini terdiri dari : Cylinder besar (dryer). Burner. Corong. Dust collector.
Didalam dryer, agregat disembur panas api dari sebuah burner yang dipasang pada ujung dari dryer ini. Pada ujung lainnya dari dryer ini terdapat sebuah corong untuk memasukkan agregat dari cold bin. Cylinder dryer ini bergerak berputar selama pemanasan agregat. Agar memudahkan perjalanan agregat didalam cylinder, maka dryer diberikan kedudukan agak miring, kemiringan ini dapat diatur. Dust collector merupakan alat berupa tabung menyerupai corong yang ditempatkan di ujung dryer, sebagai alat untuk pengumpul butir-butir halus (debu) yang beterbangan di sekeliling plant, sehingga diharapkan tidak mengganggu lingkungan. 3). Asphalt heater & storage tank Aspal disimpan didalam storage tank sebelum dipompa masuk kedalam mixer. Storage tank biasanya berupa tanki untuk menampung sementara aspal yang dihasilkan didalam heater (atau dinamakan melting tank).
24
Setelah mencapai temperatur yang dikehendaki, aspal yang telah dipanasi dalam asphalt heater kemudian dipompakan kedalam storage tank. 4). Mixer Mixer dibedakan menjadi 2 golongan : 5). Batch type mixing plant. Continuous mixing plant.
Batch type plant Sebelum dimasukkan kedalam mixer (batch type), fraksi-fraksi agregat ditimbang terlebih dahulu, dan harus memenuhi syarat-syarat gradasi. Bagian-bagian terpenting sebuah Batch Type Mixing Plant adalah (lihat Gambar .) : Screen. Hot bins. Weight hopper. Pugmill & discharge. Asphalt measuring & spraying system. Mineral filler feeder.
8. Pengendali gradasi 9. Bin panas 10. Hopper penakar 11. Pugmill 12. Penyimpan mineral 13. Penyimpan aspal panas 14. Tempat penimbang aspal
1. Bin dingin 2. Cold feed gate 3. Elevator dingin 4. Pengering 5. Kolektor debu 6. Cerobong asap 7. Elevator panas
25
Pada prinsipnya, cara kerja plant ini sebagai berikut : Agregat panas dari hot elevator masuk kedalam screen (multiple deck) dan dalam keadaan terpisah sesuai fraksi-fraksi yang telah ditentukan, dimasukkan kedalam hot bins. Melalui pintu-pintu dibawah masing-masing bin, agregat dimasukkan kedalam masingmasing kompartimen weight hopper dalam jumlah yang ditentukan, kemudian seluruh pintu dari hopper ini dibuka untuk memasukkan agregat kedalam pugmill. Aspal yang telah ditimbang kemudian dimasukkan juga kedalam pugmill, untuk dicampur dengan agregat dari weight hopper tersebut. Setelah adukan tercampur dengan baik (homogeen), maka pintu discharge dibawah mill dibuka, dan hotmix jatuh kedalam dump truck dibawah pintu discharge sebagai alat angkut hotmix. Jumlah mix yang sekali aduk didalam pugmill ini disebut 1 batch. Pada batch plant ini perlu diperhatikan faktor plant balance, yaitu bahwa masing-masing bin harus diisi dengan kecepatan yang sebanding dengan penggunaan agregat dalam tiap bin tersebut. Apabila salah satu bin terlambat mengisi, maka akan terjadi kondisi mixing harus menunggu sampai cukup tersedia fraksi yang ter-ayak untuk ditimbang, berarti juga akan terjadi overflow pada bin lainnya, yang perlu disalurkan keluar. Pugmill menentukan kapasitas dari seluruh mixing plant, dan semua peralatan lainnya disesuaikan dengan kapasitas mill ini. Didalam pugmill ini pula ditambahkan aspal panas cair, jumlahnya ditimbang didalam weight bucket tersendiri yang dapat dibaca pada scale tersendiri pula. Aspal yang telah ditentukan jumlah beratnya tersebut disemprotkan melalui spray bar. Waktu yang diperlukan untuk mengaduk agregat dengan aspal disebut mixing time. Mixing time ini sekitar 45 90 detik, mixing time 0,80 - 1 menit adalah yang biasa kita jumpai pada kebanyakan pugmill. Tabel : Data / spesifikasi alat AMP type Batching Plant.
No. 1. 2. 3. Uraian Type / merk Kapasitas batch Mixing time Data Batch, Taesung 1,00 0,80 ton menit
6).
Continuous plant ini mendasarkan pengukuran perbandingan agregat dan aspal atas volume dari masing-masing bahan, jadi bukan timbangan melainkan takaran. Gambar 3.16. menunjukkan contoh AMP Continuous Type. Prinsip pengukuran jumlah agregat yang secara terus menerus dimasukkan dari hot bin kedalam pugmill sebagai berikut : Dasar bin yang berupa apron feeder berjalan oleh putaran drive shaft dengan RPM tertentu, apabila tiap putaran drive shaft menggerakkan maju feeder sejauh y meter, sedang gate dibuka setinggi z meter, maka jumlah agregat yang dimasukkan kedalam pugmill per menit adalah = z.y.RPM (m 3), dikalikan dengan berat jenisnya maka didapat jumlah ton yang dihasilkan per satu satuan waktu.
Dengan prinsip serupa, aspal diukur jumlahnya berdasarkan kecepatan putaran drive shaft dari pompa aspal. Apabila y adalah displacement aspal per putaran pompa, dan f adalah luas potongan pipa penyalur aspal, maka jumlah aspal yang yang dipompakan masuk kedalam pugmill adalah = f.y.RPM (kg/menit). Perbandingan jumlah aspal dan agregat dapat diatur dengan perbandingan putaran drive shaft masing-masing penggerak, ditambah dengan mengatur lebar bukaan gate dari bin. Mixing time adalah waktu yang diperlukan untuk mengaduk campuran. Kalau pada batch type mill pengaturan mixing time ini dilakukan dengan menentukan saat membuka discharge gate dari pugmill. Pada continuous type, dilakukan dengan cara mengatur kecepatan dari perjalanan campuran sepanjang mill tersebut. Dari pugmill, hasil adukan langsung dapat dituangkan kedalam dump truck dibawah discharge. Atau yang lebih lazim dilakukan ialah menampung dulu mix didalam sebuah discharge hoper sampai cukup terkumpul bahan mix untuk memenuhi 1 dump truck. Perhitungan produksi AMP dengan menggunakan formula sebagai berikut :
27
Q=
C 60 E Cms
Dimana : Q C Cms E : Produksi per jam (ton/jam) : Capasitas batch (ton) : Mixing time batch (menit) : Job efficiency
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat AMP disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
AMP
28
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ALAT BERAT STONE CRUSHER Stone crusher digunakan untuk memecah batu. Tujuan dari memecah batu didalam pekerjaan konstruksi adalah untuk mendapatkan butiran batu dalam jumlah serta gradasi yang direncanakan. Proses pemecahan dilakukan dengan bertahap, sebagai berikut : 1). Pemecahan tahap pertama (primary crushers). Pemecahan tahap kedua (secondary crushers). Jaw crusher Roll crusher Impact crusher Cone crusher Jaw crusher Jaw crusher adalah jenis yang paling populer dipergunakan sebagai primary crusher. Yang bertujuan untuk mengurangi besar ukuran batu-batu pada tingkat pertama, sebelum dipecah lebih lanjut untuk mendapatkan gradasi yang dikehendaki. Bagian-bagian jaw crusher terdiri (lihat Gambar.) : 2 buah jaw, yang pertama tetap (fixed jaw), yang lain dapat digerakkan (movable jaw). Feed opening : corong bagian atas. Discharge opening : corong pada dasar untuk keluaran batu pecah.
Penyetelan lebar rahang crusher bagian bawah disebut jaw setting, dan lebar opening tersebut merupakan ukuran batu pecah yang kita kehendaki.
29
2).
Roll crusher Roll crusher dipergunakan untuk pemecahan tahap terakhir (secondary crushing). Roll crusher terdiri dari 2 buah roll. Batu dimasukkan kedalam crusher lewat corong, batu terlindas pecah oleh putaran kedua roll tersebut. Gambar 3.18. menunjukkan contoh Roll Crusher.
3).
Impact crusher Bagian-bagian terpenting dari impact crusher ini serta cara bekerjanya, sebagai berikut : Rotor yang dapat berputar cepat, diberikan lengan-lengan yang ujungnya terdiri baja keras. Batu yang masuk terpukul pecah oleh kepala lengan-lengan rotor dan terlemparkan pada dinding. Pada dinding dipasang pelat pemecah (breaker plates). Oleh gaya berat, batu dapat keluar dari ruangan crusher lewat discharge opening dibawah rotor.
4).
Cone crusher Bagian pemecah yang bergerak berupa kerucut (cone). Bagian-bagian pemecah (crushing members) terdiri dari crushing cone dan dinding dalam dari frame yang disebut concaves. Batu-batu yang terdapat didalam ruangan cone akan tergerus pecah oleh putaran cone.
30
Setting dapat diatur dengan menurunkan/menaikkan concaves dengan menyetel bautbaut adjustment.
5).
Ayakan (screen) Screen sebagai alat pelengkap stone crusher, dimaksudkan untuk memisahkan butir-butir besar dan yang lebih kecil. Pengayakan hasil crusher ini perlu dilakukan untuk memenuhi spesifikasi agregat yang diperlukan. Material yang lolos saringan tersebut dapat dipisahkan menjadi beberapa fraksi sesuai dengan besar butir (size) agregat tertentu sesuai dengan yang diinginkan dan sesuai dengan ukuran saringan yang dipasang.
6).
Crushing & screening plant Unit peralatan ini untuk memecah batu dan menyaringnya hingga mendapatkan agregat dengan fraksi-fraksi yang dikehendaki. Unit crushing & screening plant umumnya terdiri dari komponen utama sebagai berikut : Primary crushing : jaw crusher Secondary crushing : roll crusher atau cone crusher atau impact crusher Ayakan (screen) : vibrating screen Belt conveyor : sesuai dengan kebutuhan output jumlah fraksi agregat yang akan dipecah.
Open circuit Setelah melewati secondary crusher, agregat langsung ditampung, atau langsung diangkut ketempat yang disiapkan. Sistem ini umumnya : Menghasilkan produksi yang tinggi. Kualitas agregat pecah tidak cukup baik. Terdapat cukup banyak butir-butir yang oversize.
Close circuit Material oversize dialirkan kembali kedalam secondary crusher untuk dipecah ulang.
31
7).
Mobile crusher Contoh alat ini seperti produk KOMATSU, mobile crusher model BR 350 JG-1 dan BR 500 JG-1.
Pendekatan perhitungan produksi stone crusher dengan menggunakan formula sebagai berikut Q=CxE Dimana : Q C E : Produksi per jam (ton/jam, m3/jam) : Capasitas stone crusher (ton/jam, m3/jam) : Job efficiency
Berdasarkan kenyataan bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi produksi stone crusher cukup banyak sehingga pendekatan formula tersebut kurang menghasilkan nilai yang memuaskan, maka akan lebih baik jika untuk mendapatkan produksi stone crusher dilakukan langsung dengan pengukuran di lapangan (tentunya setelah stone crusher nanti ber-operasi, untuk check / koreksi produksi stone crusher sebenarnya) dengan cara sebagai berikut :
32
Siapkan bak / kotak kayu ukuran 1 x 1 x 1 m dengan konstruksi yang kuat, sisi atas dan bawah / dasar terbuka, jumlah kotak sesuai dengan jumlah fraksi agregat yang keluar dari stone crusher. Siapkan stop-watch (pengukur waktu), jumlah stop-watch sesuai dengan jumlah fraksi agregat yang keluar dari stone crusher. Ukur volume agregat produksi stone crusher yang masuk kedalam kotak untuk masingmasing fraksi, untuk per satu satuan waktu yang sama. Tetapkan waktu yang sama untuk pengisian kotak tersebut. Isian agregat pada kotak tidak harus penuh, sebagian saja sudah cukup.
Dari hasil pengukuran produksi langsung dilapangan seperti tersebut diatas, akan didapat site output stone crusher yang lebih mewakili. Dengan cara ini akan didapat hasil antara lain sebagai berikut : Volume total agregat per jam dari produksi stone crusher. Volume setiap fraksi, sehingga dapat diketahui komposisi berapa persen perbandingan produksi course aggregate, medium aggregate, fine aggregate dari stone crusher tersebut.
Selanjutnya dengan faktor job efficiency, akan didapat produksi (site output) dari stone crusher tersebut. Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat Stone Crusher disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
STONE CRUSHER
33
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI WATER TANK TRUCK Dioperasikan untuk : Pemberi air sesuai dengan kadar air yang diperlukan pada waktu pemadatan. Untuk supply air kebutuhan pembasahan roda Tandem Roller dan PTR. Untuk supply air kebutuhan proyek lainnya.
Cmt = Cms +
Dimana : P C E Cmt M Cms D/V1 t1 D/V2 t2 D V1 : Produksi per jam (Ltr/jam) : Kapasitas water tank truck (Ltr) : Job efficiency : Cycle time (menit) : Jumlah Water Tank Truck : Waktu muat (menit) : Waktu angkut (menit) : Waktu transfer air (menit) : Waktu kembali (menit) : Waktu tunggu untuk pengisian kembali (menit) : Jarak angkut (m) : Kecepatan rata-rata water tank truck bermuatan (m/menit)
34
V2
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ASPHALT DISTRIBUTOR Asphalt distributor dipergunakan untuk penyemprotan aspal guna lapisan prime coat dan tack coat. Pada hakekatnya, alat ini terdiri dari (lihat Gambar 3.23.) : Sebuah tanki aspal (storage tank) diatas sebuah truck Dilengkapi dengan burner Pompa aspal dan spray bar dengan nozles
Pendekatan perhitungan produksi asphalt distributor dengan menggunakan formula sebagai berikut : Q=CxVxWxE Dimana : Q C V W E : Produksi per jam (Ltr/jam) : Kapasitas asphalt distributor (Ltr/m2) : Kecepatan kerja (m/jam) : Lebar penyemprotan (m) : Job efficiency
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat asphalt distributor disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
35
ASPHALT DISTRIBUTOR
3.14.
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI ASPHALT SPRAYER Asphalt sprayer digunakan juga untuk menyemprotkan aspal sebagai lapisan prime coat dan tack coat, hanya pengoperasian penyemprotan dengan tenaga manusia. Asphalt sprayer ini terdiri dari : Sebuah tanki aspal diatas roda yang ditarik. Burner. Pompa aspal dan spray bar, tangkai semprot aspal ini digerakkan oleh tenaga manusia.
Aplikasi aspal ke permukaan jalan sangat tergantung sekali kepada cara kerja operator penyemprot aspal. Tabel 3.36. : Data / spesifikasi.
No. 1. 2. 3. Uraian Type / merk Kapasitas tanki Kecepatan kerja Data Bukaka 850 liter 150 m/jam
Dimana : Q C V : Produksi per jam (Ltr/jam) : Kapasitas tanki asphalt sprayer (Ltr) : Kecepatan kerja (m/jam)
36
W E
Untuk memperjelas dan kepraktisan dalam menghitung produksi alat asphalt sprayer disajikan bagan alir seperti Gambar berikut :
ASPHALT SPRAYER
SPESIFIKASI DAN FORMULASI PRODUKSI AIR COMPRESSOR Air compressor yang dimaksud untuk peralatan jalan dalam hal ini, adalah yang dioperasikan untuk membersihkan permukaan jalan yang akan dilapisi prime coat atau tack coat dari kotoran dan debu. Bagian terpenting dari air compressor adalah (lihat Gambar.) : Mesin penggeraknya. Tanki udara.
No. 1. 2. 3. 4.
Pendekatan perhitungan produksi air compressor dengan menggunakan formula sebagai berikut : Q=CxE Dimana : Q C E : Produksi per menit (m3/menit, cu.ft/min) : Kapasitas alat dalam cubic feet per minute (cfm) atau dalam m 3/menit : Job efficiency
JOB EFFICIENCY Job efficiency alat mengacu pada Tabel Pendekatan dapat dilakukan untuk alat lain. Tabel : Job efficiency.
Operating conditions Good Average Rather poor Poor Excavator 0,83 0,75 0,67 0,58 Dump truck 0,83 0,80 0,75 0,70 Bulldozer 0,83 0,75 0,67 0,58 Motor grader 0,80 0,70 0,60 0,50 Wheel Loader / Dozer Shovel 0,83 0,75 0,67 0,58
38
KONVERSI VOLUME TANAH Faktor konversi volume tanah mengacu pada Tabel. Tabel : Faktor konversi volume tanah.
Nature of earth Initial condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Bank Condition Loosened Condition Compacted Condition Conditions of earth to be moved Bank Condition 1,00 0,90 1,05 1,00 0,80 1,11 1,00 0,70 1,11 1,00 0,85 0,93 1,00 0,88 0,97 1,00 0,70 0,77 1,00 0,61 0,82 1,00 0,59 0,76 1,00 0,57 0,71 1,00 0,56 0,77 Loosened Condition 1,11 1,00 1,17 1,25 1,00 1,39 1,43 1,00 1,59 1,18 1,00 1,09 1,13 1,00 1,10 1,42 1,00 1,10 1,65 1,00 1,35 1,70 1,00 1,30 1,75 1,00 1,24 1,80 1,00 1,38 Compacted Condition 0,95 0,86 1,00 0,90 0,72 1,00 0,90 0,63 1,00 1,08 0,91 1,00 1,03 0,91 1,00 1,29 0,91 1,00 1,22 0,74 1,00 1,31 0,77 1,00 1,40 0,80 1,00 1,30 0,72 1,00
Pasir
Sandy clay
Clay
Gravelly soil
Gravels Solid or rugged gravels Broken limestone, sandstones & other soft rocks Broken granite, basalt & other hard rocks Broken rocks Blasted bulky rocks
39
PENDEKATAN KONDISI KERJA Hari dan jam kerja yang direncanakan untuk pelaksanaan konstruksi berdasarkan asumsi / estimit sebagai berikut : a. b. c. Hari minggu dan hari libur resmi nasional tidak ada jam kerja, kecuali mengejar target penyelesaian atau kondisi khusus. Setiap bulan tidak ada hari kerja selama 1 hari untuk maintenance peralatan. Anggapan jam kerja harian sebagai berikut : Dibagi kedalam 2 kondisi sebagai berikut : Untuk kondisi proyek jalan baru, proyek pemeliharaan jalan lokasi diluar kota, tidak mengakibatkan kemacetan lalu-lintas umum : Pengangkutan raw material Crushing plant Pekerjaan tanah Aggregate base coarse Pekerjaan pengaspalan Pekerjaan rigid pavement = = = = = = 7 jam kerja 10 jam kerja 7 jam kerja 7 jam kerja 7 jam kerja 7 jam kerja
Untuk kondisi proyek pemeliharaan / peningkatan jalan lokasi didalam kota besar yang mengakibatkan kemacetan lalu-lintas umum : Pengangkutan raw material Crushing plant Pekerjaan tanah Aggregate base coarse Pekerjaan pengaspalan Pekerjaan rigid pavement = = = = = = 7 jam kerja 10 jam kerja 5 jam kerja 5 jam kerja 5 jam kerja 5 jam kerja
5 jam kerja per hari tersebut dilaksanakan antara jam 23.00 s/d 04.00 dimana lalu-lintas tidak begitu padat dibandingkan pada siang hari. Sedangkan pengangkutan raw material dan crushing plant diasumsikan untuk pelaksanaan diluar kota sehingga jam kerja standar / normal tersebut dapat tercapai. d. Hari kerja efektip dalam setahun diperkirakan sebagai berikut :
Hari minggu dalam setahun Hari libur resmi nasional Maintenance peralatan Hari hujan dalam setahun
= = = =
52 hari 11 hari 12 hari 100 hari (jika diperoleh data jumlah hari hujan yang lebih
akurat gunakan data tersebut).
Jumlah hari kerja effective = 365 100 Prosen hari kerja efektip =
40
Angka ini mempunyai nilai variabel sesuai dengan kajian secara khusus, dan angka prosen hari kerja sebesar 0,60 (dengan ditambah kerja overtime) dapat digunakan untuk pendekatan sebagai hari kerja efektip untuk kondisi proyek dengan waktu pelaksanaan yang berada pada periode musim hujan dan musim kemarau. Sedangkan, proyek dengan waktu pelaksanaan berada pada periode musim hujan saja atau pada musim kemarau saja, perhitungan hari kerja efektip harus di-analisis secara khusus.
41
UNIVERSITAS LAKIDENDE
UNAAHA 2009
42