Professional Documents
Culture Documents
Sufi 055105559
Bogor
2008
i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Pembimbing,
NIP 090007825
Diketahui oleh:
NIP 090021083
NIP 090014937
KATA PENGANTAR
dan Analisis Sirup Teh Herbal dengan Bahan Baku Seledri, Daun Salam dan Teh
Hijau. Laporan ini disusun bertujuan untuk melatih keterampilan siswa dalam
membuat rekaman hasil kerja. Selain itu, juga sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Praktik Kerja Industri Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor, tahun
ajaran 2008/2009.
Laporan ini secara garis besar berisi tentang pembuatan dan analisis sirup
teh herbal dengan bahan baku seledri, daun salam, dan teh hijau, mulai dari bahan,
proses pembuatan maupun analisis, hasil analisis, dan lain-lain. Hal-hal tersebut
terbagi dalam pendahuluan, tinjauan pustaka, bahan dan metode, hasil dan
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, laporan Praktik Kimia Terpadu ini dapat disusun. Pada
1 . Orang tua penyusun yang telah memberikan dukungan moril dan materil;
Bogor;
3 . Ibu Hj. Sulistiowati selaku Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan
prasarana;
4 . Ibu Hj. Latifah Abdul Djalil selaku pembimbing kelompok PKT 54;
5. Dewan guru dan seluruh staf karyawan Sekolah Menengah Analis Kimia
Bogor;
i
6. Semua pihak yang turut membantu penyusunan laporan ini, yang telah
laporan ini.
mengingat kemampuan dan pengetahuan penyusun yang terbatas. Oleh karena itu,
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik pembaca yang dapat membangun
Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
ii
DAFTAR ISI
iii
b. Penetapan Cemaran Logam Cu.........................................................20
c. Penetapan Cemaran Logam Zn.........................................................21
d. Penetapan Cemaran Logam Sn.........................................................21
e. Penetapan Cemaran Logam Hg.........................................................22
f. Penetapan Cemaran Logam As..........................................................23
5. Penetapan Cemaran Mikroba................................................................24
a. Penetapan Angka Lempeng Total......................................................24
b. Penetapan Bakteri Bentuk Koli (Coliform).......................................25
c. Penetapan E. Coli..............................................................................26
d. Penetapan Salmonella sp...................................................................27
e. Penetapan Kapang Khamir................................................................28
6. Kadar Gula............................................................................................29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................32
A. Hasil...............................................................................................................32
B. Pembahasan ..................................................................................................33
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN...................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................35
LAMPIRAN...........................................................................................................36
Lampiran 1
Tabel APM per gram atau per ml dengan menggunakan tiga tabung setiap
pengenceran............................................................................................................36
Lampiran 2
Tabel Konversi mg Gula Menurut Luff dan Schrool.............................................37
Lampiran 3
Struktur Teina/Kafeina dan Tanin..........................................................................38
Lampiran 4
Teknologi Ekonomi................................................................................................39
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Nilai nutrisi seledri mentah per 100 gram porsi yang dapat dimakan........5
Tabel 2. Komposisi kimia teh hijau..........................................................................8
Tabel 3. Peralatan untuk proses pembuatan...........................................................12
Tabel 4. Peralatan untuk analisis............................................................................12
Tabel 5. Kebutuhan bahan pembuatan sirup teh herbal per 25 botol (3500 ml)....14
Tabel 6. Kebutuhan bahan untuk analisis...............................................................14
Tabel 7. Hasil Analisis dibandingkan dengan SNI No. 01-3143-1992 (minuman
teh dalam kemasan) dan SNI No.01-3544-1994 (sirup)........................................32
....................................................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Apigenin.................................................................................................7
Gambar 2. Apiin.......................................................................................................7
Gambar 3. 3-n-Buthylphtalide.................................................................................7
Gambar 4. Katekin...................................................................................................8
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Sirup merupakan salah satu minuman yang digemari banyak orang dan
telah menjadi gaya hidup masyarakat masa kini. Namun, kebanyakan sirup yang
diproduksi hanya sirup yang berfungsi sebagai penghilang dahaga tanpa adanya
menyehatkan. Sejenis sirup dari seledri, daun salam dan teh hijau sebagai produk
Seledri (Apium graveolens L.) sudah lama dikenal sebagai obat hipertensi.
Daun seledri biasa dipakai untuk memperkaya cita rasa sajian atau kaldu.
Tanaman yang sudah dikenal sejak sejarah awal Mesir, Yunani dan Romawi ini
tanaman sejenisnya telah ditanam guna keperluan pengobatan sejak 850 Sebelum
Masehi. Biji tanaman asli lembah sungai Mediteranian ini digunakan oleh tabib
Ayurveda kuno untuk mengobati demam, flu, penyakit pencernaan, beberapa tipe
1
2
anak yang terserang demam. Air perasan seledri yang mempunyai sifat
Indonesia. Tanaman salam dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 90 ft. Daun
salam biasanya dijadikan bumbu karena dalam keadaan kering akan menghasilkan
digunakan sebagai obat, seperti obat diare, obat penyakit pencernaan dan lemah
Teh hijau ialah teh yang berasal dari pucuk daun teh yang sebelumnya
terdapat di dalam daun teh, kemudian digulung dan dikeringkan. Teh hijau ini
dihasilkan melalui suatu proses yang hampir sama dengan pengolahan teh hitam.
Bedanya pembuatan teh hijau ini tidak melalui proses fermentasi, sehingga
Tujuan pembuatan produk sirup herbal dengan bahan baku seledri, daun
VII;
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Seledri
Tumbuhan yang berasal dari Cina ini memiliki nama ilmiah Apium
graveolens. Seledri adalah terna kecil, kurang dari 1m tingginya. Daun tersusun
majemuk dengan tangkai panjang. Tangkai ini pada kultivar tertentu dapat sangat
besar dan dijual sebagai sayuran terpisah dari daunnya. Batangnya biasanya
yang juga dapat dimakan. Bunganya tersusun majemuk berkarang, khas Apiaceae.
dataran rendah maupun dataran tinggi. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan
dengan biji atau pindahan anakan (Muhlisah dan Hening 2004). Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Genus : Apium
kelompok yaitu seledri daun ( A. graveloens L. var, secalium Alef.) yang batang
dan daunnya relatif kecil, dipanen dengan cara dicabut bersama akarnya atau
3
4
batang dan daunnya relatif besar, dipanen dengan cara memotong batangnya; dan
seledri berumbi (A.graveloens. var rapaceum Alef), yang batang dan daunnya
seledri daun dan potongan. Varietas seledri potongan yang banyak ditanam adalah
alkohol sebanyak 10-15 %, serta turunan phthalide dan komponen karbonil terpen
sebanyak 5-10 %. Senyawa utama yang terdapat pada seledri adalah limonene
carvyl acetate (3,4 mg/kg). Komponen yang membentuk aroma pada seledri
selinen(Maarse, 1991).
natrium yang berfungsi sebagai pelarut untuk melepaskan deposit kalsium yang
penyebab kanker.
5
mengandung minyak atsiri, protein, kalsium dan garam fosfat. Nilai nutrisi seledri
mentah per 100 gram porsi yang dapat dimakan, disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Nilai nutrisi seledri mentah per 100 gram porsi yang dapat dimakan
Tekanan darah pada umumnya mulai turun setelah satu hari pengobatan diikuti
dengan membaiknya gejala subjektif, enak tidur dan meningkatkan jumlah urin
yang dikeluarkan (Mursito, 2001). Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian
terhadap tikus putih. Kadar kolesterol hewan percobaan ternyata menurun setelah
tangkai daun tiga kali lebih banyak. Kandumagm asam feenolat pada daun tiga
6
kali lebih banyak dibandingkan pada tangkai daun. Seledri kaya akan mineral dan
vitamin. Vitamin yang banyak dijumpai adalah vitamin B kompleks dan vitamin
magnesium, fosfor dan besi (Wolski et al,2002). Komponen utama dalam seledri
Komponen inilah yang membentuk flavor dan bau yang khas pada seledri
(Murray,2004).
K dan vitamin C pada seledri termasuk kategori excellent Setiap 100 gram seledri
memberikan kontribusi sebesar 44,1 persen dan 14 persen dari angka kecukupan
vitamin K dan vitamin C per hari. Seledri juga termasuk ke dalam kategori very
good sebagai sumber kalium, folat, serat pangan, molibdenum, mangan, dan
vitamin B6. Sementara kategori good diberikan kepada seledri sebagai sumber
kalsium, vitamin B1, magnesium, vitamin A, triptofan, fosfor, vitamin B2, dan
besi.
Zat aktif yang terdapat pada seledri antara lain : apigenin, apiin dan
Gambar 1. Apigenin
7
B. Teh Hijau
Teh merupakan salah satu minuman yang cukup lama dikenal oleh
masyarakat. Tiga jenis teh yang biasa dikonsumsi adalah teh hijau, teh oolong dan
teh hitam. Ketiga jenis teh ini berbeda dalam proses fermentasinya. Menurut
sahidi dan Naczk (1995), sekitar 20 % dari produksi teh dunia dalam bentuk teh
hijau.
secar tepat. Inaktivasi enzim polifenol oksidase dapat dilakukan dengan proses
pemanasan kering atau dengan uap. Enzim ini yang mengoksidasi katekin menjadi
kompleks oligomer flavonoid seperti yang terdapat pada teh oolong dan teh hitam.
Katekin yang paling banyak terdapat pada teh adalah epigallocatechin gallate
akan tetapi saat in teh hijau sangat popular karena cukup memiliki kandungan
katekin yang tinggi dibandingkan dengan jenis teh hitam sehingga berfungsi dapat
mencegah pertumbuhan penyakit kanker. Manfaat lain dari teh hijau adalah untuk
substansi aromatis dan enzim. Senyawa fenol terdiri dari tannin (katekin) dan
flavanil. Katekin adalah senyawa paling penting pada daun teh. Perubahan kadar
kaekin selalu dihubungkan dengan semua sifat seduhan teh, yaitu rasa, warna dan
daun. Flavanol mempunyai aktifitas sebagai vitamin yang berfungsi sebagai untuk
C dalam tubuh.
Gambar 4. Katekin
Air 3,1 g
Protein 29,1 g
Lemak 4,1 g
Karbohidrat 33,8 g
Kafein 3,5 %
Tanin 10 %
Vitamin C 100-150 mg
Vitamin P 340 mg
Vitamin B1 150-600 mg
Vitamin B2 1,3-1,7 mg
Vitamin B3 1,0-2,0 mg
Vitamin B5 5,0-7,5 mg
Vitamin B6 50-76 mg
Biotin 50-80 mg
Vitamin E 30-80 mg
9
Vitamin K 40-80 mg
Vitamin B12 15-25 mg
Inositol 1,0 mg
(Anthor Junzhi, 1993 dalam Anonymous, 1995)
Aroma teh tergantung pada komponen awal yang terdapat pada daun
karotenoid, dan asam lemak tak jenuh. Polifenol merupakan komponen khas pada
Indonesia. Tanaman salam dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 90 ft. Daun
salam biasanya dijadikan bumbu karena dalam keadaan kering akan menghasilkan
digunakan sebagai obat, seperti obat diare, obat penyakit pencernaan dan lemah
sineol dan komponen lain seperti linalool, eugenol, geraniol, geranil dan ester
daun salam yang paling banyak adalah golongan terpenoid sebanyak 20 jenis
(34,6 %) yang tediri atas sesquiterpen sebanyak 14 jenis (25,5 %), monoterpen
sebanyak 5 jenis (9,1 %) dan diterpen sebanyak 1 jenis (1,8 %). Selain itu juga
ditemukan 8 jenis aldehida, 6 jenis keton, 6 jenis asam, 5 jenis alkohol, 4 jenis
hidrokarbon, 2 jenis ester dan 4 jenis komponen lain yang tidak berhasil
diidentifikasi.
D. Gula
Gula adalah suatu istilah umum yang sering digunakan sebagai pemanis,
tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk menyatakan sukrosa yang
diperoleh dari bit atau tebu. Gula atau sukrosa adalah oligosakarida, polimer
dengan derajat polimerisasi 2 – 10 dan biasanya bersifat larut dalam air yang
terdiri dari dua molekul yaitu glukosa dan fruktosa (Winarno, 1997).
10
13
11
Gula memberikan flavor dan warna melalui reaksi browning secara non
enzimatis pada berbagai jenis makanan. Reaksi antara gula pereduksi dengan
gugus amina primer disebut reaksi Maillard yang menghasilikan warna coklat.
(Winarno, 1997).
E. Asam Sitrat
yang mempunyai rasa asam yang menyenangkan dan terdapat dalam berbagai
makanan yang berfungsi sebagai pemberi rasa asam, mencegah kristalisasi gula,
serta penjernih gel yang dihasilkan. Penggunaan asam sitrat dalam industri pangan
sebagai pemberi rasa asam, tetapi berperan juga sebagai penegas rasa dan warna
atau menyelubungi after taste yang tidak disukai, mencegah ketengikan dan
Peralatan yang digunakan dalam analisis produk sirup teh herbal dapat
12
13
Tabel 5. Kebutuhan bahan pembuatan sirup teh herbal per 25 botol (3500 ml)
14
15
15
C. Metode
1. Metode Pembuatan
Cara pembuatan sirup teh herbal seledri, daun salam dan teh hijau :
Dicampurkan
Seledri : Daun Salam : Teh hijau
( 4:3:2 )
Penyaringan Ampa
Pasteurisasi
16
17
1. Ditimbang masing-masing bahan baku yaitu seledri, daun salam, dan teh
4 . Dicampur dengan bahan pemanis yaitu gula pasir (65 g/100 ml) dan
pengasam yaitu asam sitrat ( 1 g/400 ml), lalu diaduk hingga merata.
(8 ml/400ml).
7. Produk sirup teh herbal seledri, daun salam dan teh hijau telah siap.
17
18
2. Metode Analisis
Cara Kerja:
himpitkan.
30µL.
18
19
dengan standar.
Dasar: Tanin ditetapkan dengan cara uji basah yang didasarkan pada
reaksi antara tanin tersebut dengan FeCl3 sehingga terbentuk warna biru
kehitaman.
Cara Kerja:
larutan FeCl3.
terlepaskan/terbebaskan.
Reaksi :
Pb2+ + 2e
Pb*
20
Cara Kerja:
dahulu.
Reaksi :
Cu2+ + 2e
Cu*
Cara Kerja :
Reaksi :
Zn2+ + 2e
Zn*
Cara Kerja:
dahulu.
Reaksi :
Sn2+ + 2e
Sn*
Cara Kerja:
21
22
dahulu.
Dasar :
dengan SSA.
Reaksi :
Cara Kerja:
NH2OH.H2SO4.
Reaksi :
As3+ + 3e
As*
Cara Kerja :
c . Disiapkan NaBH4 dan HCl dalam tempat yang sesuai dengan yang
0,1 ml KI 20 %.
sampler).
contoh.
23
5. Penetapan Cemaran Mikroba
setelah diinkubasikan pada suhu yang tertentu pula selama kurang lebih
24-48 jam.
Dasar :
pembenihan yang cocok selama 24 jam sampai 48 jam pada suhu 37 °C.
Cara Kerja :
pengenceran 10-1.
i. Dilakukan blanko.
24
25
Perhitungan :
1
Jumlah koloni per gram = jumlah koloni ×
pengenceran
Dasar :
selama 24-48 jam pada suhu 37 °C dan selanjutnya dirujuk pada tabel
Cara Kerja:
Uji Sangkaan
pada 3 tabung kedua dan 10-3 pada tabung ketiga (tiap pengenceran
c. Penetapan E. Coli
Dasar :
selama 24-48 jam pada suhu 37 °C dan selanjutnya dirujuk pada tabel
Cara kerja :
dihilangkan.
Koran.
Dasar :
Cara Kerja :
Dasar :
Dalam suasana asam (pH 5) dan dalam media Potatoes Dextrose Agar
Cara Kerja :
pengenceran 10-1.
i. Dilakukan blanko.
Perhitungan :
1
Jumlah koloni per gram = jumlah koloni ×
pengenceran
28
6. Kadar Gula
Dasar :
Reaksi :
+
Cara Kerja :
a . Persiapan Contoh
29
30
b. Perlakuan contoh
ml.
2. Ditambahkan 5 ml HCl 25 %.
didinginkan.
dan homogenkan.
11. Dititar kembali sampai warna larutan berubah dari warna biru
30
31
Perhitungan:
mg glukosa × fp
Kadar Glukosa = × 100 %
mg contoh
Keterangan :
V tio ~ V Luff yang bereaksi dengan contoh dikonversi menjadi V tio 0,1 N
kemudian mg glukosa dapat dilihat dalam tabel Luff Schoorl (jika V tio 0,1
N yang didapatkan tidak tepat dengan yang tertera dalam tabel dapat
A. Hasil
Hasil analisis dibandingkan dengan SNI No. 01-3143-1992 untuk minuman teh
dalam kemasan dan SNI No.01-3544-1994 untuk sirup disajikan dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Analisis dibandingkan dengan SNI No. 01-3143-1992 (minuman teh dalam
kemasan) dan SNI No.01-3544-1994 (sirup)
32
B. Pembahasan
standar, akan tetapi kadar gula ini tidak berpengaruh pada kelayakan produk untuk
dikonsumsi. Kadar gula ini berpengaruh pada waktu kadaluarsa produk karena
produk yang dibuat tanpa penambahan bahan pengawet. Berdasarkan kadar gula
yang diperoleh, sirup yang diproduksi masuk kategori sirup mutu B, yaitu sirup
dengan kadar gula antara 60% - 65%. Jumlah kapang yang hampir mendekati
batas maksimal yaitu sebesar 40 koloni/ml dapat disebabkan karena teknik aseptik
Dilihat dari aspek ekonomi, sirup teh herbal yang dibuat layak untuk
herbal ini dapat terjual dengan harga Rp. 4.500,00. Sedangkan untuk kegunaannya
sebagai obat penurun tekanan darah, belum dapat dibuktikan karena tidak
dilakukan uji terhadap zat aktifnya yaitu apiin, apigenin, dan 3-n-Buthylphtalide.
33
BAB V
dalam kemasan) serta SNI No. 01-3544-1994 (sirup), maka dapat disimpulkan
bahwa produk sirup teh herbal dengan bahan baku seledri, daun salam, dan teh
hijau ini memenuhi standar sebagai minuman. Selain itu produk ini mempunyai
pengawet. Dan juga perlu ditetapkan kadar zat aktifnya agar fungsinya sebagai
obat dapat dibuktikan secara ilmiah. Bahan baku yang digunakan pun sebaiknya
34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. “Seledri (Apium graveolens L.)” dalam CBN Portal. http://
Liliana, Windi. 2005. Kajian Proses Pembuatan Teh Herbal dari Seledri. Bogor:
(UI-Press).
Nasional.
Nasional.
Nasional
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
35
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel APM per gram atau per ml dengan menggunakan tiga tabung setiap
pengenceran.
36
Lampiran 2
Ml Tio Glukosa
Galaktosa (mg) Laktosa (mg) Maltosa (mg)
0,1000 N Fruktosa (mg)
2,4 2,7 3,6 3,9
1
2,4 2,8 3,7 3,9
4,8 5,5 7,3 7,8
2
2,4 2,8 3,7 3,9
7,2 8,3 11,0 11,7
3
2,5 2,9 3,7 3,9
9,7 11,2 14,7 15,6
4
2,5 2,9 3,7 3,9
12,2 14,1 18,4 19,6
5
2,5 2,9 3,7 3,9
14,7 17,0 22,1 23,5
6
2,5 3,0 3,7 4,0
17,2 20,0 25,8 27,5
7
2,6 3,0 3,7 4,0
19,8 23,0 29,5 31,5
8
2,6 3,0 3,7 4,0
22,4 26,0 33,2 35,5
9
2,6 3,0 3,8 4,0
25,0 29,0 37,0 39,5
10
2,6 3,0 3,8 4,0
27,6 32,0 40,8 43,5
11
2,6 3,0 3,8 4,0
30,0 35,0 44,6 47,5
12
2,7 3,1 3,8 4,1
33,3 38,1 48,4 51,6
13
2,7 3,1 3,8 4,1
35,7 41,2 52,2 55,7
14
2,7 3,2 3,8 4,1
38,5 44,4 56,0 59,8
15
2,8 3,2 3,9 4,1
41,3 47,6 59,9 63,9
16
2,8 3,2 3,9 4,1
44,2 50,8 63,8 68,0
17
2,9 3,2 3,9 4,1
47,1 54,0 67,7 72,2
18
2,9 3,3 4,0 4,2
50,0 57,3 71,7 76,5
19
2,9 3,4 4,0 4,3
53,0 60,7 75,7 80,9
20
3,0 3,5 4,0 4,4
56,0 64,2 79,8 85,4
21
3,0 3,5 4,1 4,6
59,1 67,7 83,9 90,0
22
3,1 3,6 4,1 4,6
62,2 71,3 88,0 96,0
23
37
Lampiran 3
Teina/kafeina Tanin
38
Lampiran 4
Teknologi Ekonomi
39