You are on page 1of 2

Nilai-nilai sebbagai hasil pemikiran yang sedalam-dalamnya tentang kehidupan yang dianggap paling baik bagi bangsa Indonesia

adalah Pancasila, baik sebagai filsafat maupun sebagai pandangan hidup

2. Sistem Filsafat Pemikiran filsafat berasal dari berbagai tokoh yang menjadikan manusia sebagai subyek. Perbedaan latar belakang tata nilai dan alam kehidupan, cita-cita dan keyakinan yang mendasari tokoh filsafat itu melahirkan perbedaan- perbedaan mendasar antar ajaran filsafat. Meskipun demikian, antar ajaran tokoh-tokoh filsafat mempunyai persamaan, dapat digolongkan dalam aliran berdasarkan watak dan inti ajarannya. Jadi, aliran filsafat terbentuk atas beberapa ajaran filsafat dari berbagai tokoh dan dari berbagai zaman. Tegasnya, perbedaan aliran bukan ditentukan oleh tempat dan waktu lahirnya filsafat, melainkan oleh watak isi dan nilai ajarannya. Suatu ajaran filsafat yang bulat mengajarkan tentang berbagai segi kehidupan yang mendasar. Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas, filsafat hidup, dan tata nilai (etika) termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika. Sebaliknya, filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral, frakmentaris) tak dapat disebut system filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli filsafat. Suatu system filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realita, filsafat hidup (etika) termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika.

3. Aliran- aliran Filsafat Aliran-aliran utama yang ada sejak dahulu sampai sekarang meliputi sebagai berikut (Lab Pancasila IKIP. 1990:20-21). a. Aliran Materialisme Aliran materialism mengajarkan bahwa hakikat realitas kesenestaan, termasuk makhluk hidup, manusia, ialah materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi (misalnya bendaekonomi, makanan) dan terikat pada hokum alam, yaitu hokum sebab- akibat (hokum kausalitas) yang bersifat obyektif.

b. Aliran Idealisme/ Spiritualisme Aliran idealism atau spiritualisme mengajarkan bahwa idea tau spirit manusia yang menentukan hidup dan pegertian manusia. Subyek manusia sadar realitas dirinya dan kesemestaan, karena ada akal budi dan kesadaran rohani. Manusia yang tak sadar atau

mati sama sekali tidak menyadari dirinya apalagi realitas semata. Jadi, hakikat diri dan kenyataan ialah akal budi (ide dan spirit)

c. Aliran Realisme Aliran realism menggambarkan bahwa kedua aliran diatas, materialism dan idealism yang bertentangan itu tidak sesuai dengan kenyataan (todak realistis). Sesungguhnya, realitas kesemestaan terutama kehidupan bukanlah benda (materi) semata- mata. Kehidupan seperti tampak pada tumbuh- tumbuhan, hewan dan manusia, mereka hidup berkembang biak, kemudian tua akhirnya mati. Pastilah realitas demikian lebih daripada materi. Karenanya, realitas itu adalah paduan benda (materi dan jasmaniah) dengan nonmateri (spiritual, jiwa dan rohaniah). Khusus pada manusia, tampak dalam gejala daya piker, cipta dan budi. Jadi realisme merupakan sintesis antara jasmaniah- rohaniah, materi dengan nonmateri.

4. Nilai- nilai Pancasila Berwujud dan Bersifat Filsafat Pendekatan filsafat Pancasila adalah ilmu pengetahunan yang mendalam tentang Pancasila. Untuk mendapatkan pengertian yang mendalam, kita harus mengetahui sila- sila Pancasila tersebut. Dari setiap sila- sila kita cari pula intinya. Setelah kita ketahui hakikat dan inti tersebut di atas, maka selanjutnya kita cari hakikat dan pokok- pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai berikut. 1. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, berarti bahwa nilai- nilai yang terkandung dalam pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam hubungannya dengan Tuhan, masyarakat fan alam semesta. 2. Pancasila sebagai dasar Negara, ini berarti bahwa nilai- nilai yang erkandung dalam pancasila itu dijadikan dasar dan pedoman dalam mengatur tata

You might also like