You are on page 1of 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dengue Hemorraghic Fever atau yang biasa dikenal dengan nama demam berdarah adalah penyakit yang menjadi langganan saat musim hujan tiba. Penyakit ini tidak pernah absen menjadi headline news setiap tahunnya. Tidak hanya anak anak yang menjadi korbannya remaja, orang dewasapun tak lepas dari jeratan penyakit ini. Banyak kasus DHF yang terlambat ditangani karena tidak tahunya masyarakat tentang gejala penyakit ini. DHF memang tidak bisa dideteksi pada saat 3 hari pertama. Hal ini lah yang membuat masyarakat lalai dan menganggap DHF sebagai penyakit demam biasa. Sehingga banyak kasus yang ditemui ketika derajat penyakit mencapai shock, yang akhirnya menjadikan adanya korban. Oleh karena itu, penulis mengharapkan dengan adanya penulisan ini bisa menambah pemahaman bagi masyarakat maupun penulis sendiri dalam penanganan penyakit ini. Sehingga dikemudian harinya epidemi penyakit ini tidak menjadi hal yang wajar lagi di surat kabar.

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas penulis menyimpulkan masalah Apa yang dimaksud dengan DHF dan bagaimanakah penanganan seharusnya?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah : 1. Menjadi bahan latihan dalam melakukan pengkajian terhadap klien. 2. Memberikan bahan bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca yang membutuhkan. 3. Sebagai alat pemenuhan tugas dalam mata kuliah Preklinik Keperawatan Anak.

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Definisi Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (Christantie Efendy,1995 ). Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990). Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

2.2 Etiologi a. Virus dengue sejenis arbovirus. b. Virus dengue tergolong dalam family Flavividae dan dikenal ada 4 serotif, Dengue 1 dan 2 ditemukan di Irian ketika berlangsungnya perang dunia ke II, sedangkan dengue 3 dan 4 ditemukan pada saat wabah di Filipina tahun 1953-1954. Virus dengue berbentuk batang, bersifat termoragil, sensitif terhadap inaktivitas oleh diatiter & natrium diaksikolat, stabil pd suhu 70 oC. 2.3 Patofisiologi Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.

Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya hipotensi,

hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.

2.4 Manifestasi Klinis a. Demam tinggi selama 5 7 hari b. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. c. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma. d. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. e. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. f. Sakit kepala. g. Pembengkakan sekitar mata. h. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. i. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). 2.5 Klasifikasi a. Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi. b. Derajat II : Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki, hematoma dan perdarahan dari lain tempat. c. Derajat III : Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, hipotensi dengan kulit yang lembab, dingin dan penderita gelisah.

d. Derajat IV : Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak terukur dan nadi tak teraba.

2.6 WOC Terlampir

2.7 Data Fokus a. Wawancara a. Identitas DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( Effendy, 1995 ) b. Keluhan Utama Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan menurun. c. Riwayat penyakit sekarang Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun. d. Riwayat penyakit terdahulu Tidak ada penyakit yang diderita secara specific. e. Riwayat penyakit keluarga Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty. f. Riwayat Kesehatan Lingkungan Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, , bak mandi jarang dibersihkan.

b. Pemeriksaan fisik Pengkajian Per Sistem i. Sistem Pernapasan Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles. ii. Sistem Persyarafan Pada grade III pasien gelisah dan terjadi penurunan kesadaran serta pada grade IV dapat trjadi DSS iii. Sistem Cardiovaskuler Pada grde I dapat terjadi hemokonsentrasi, uji tourniquet positif, trombositipeni, pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi, nadi cepat, lemah, hipotensi, cyanosis sekitar mulut, hidung dan jari-jari, pada grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur. iv. Sistem Pencernaan Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang, penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat hematemesis, melena. v. Sistem perkemihan Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah. vi. Sistem Integumen. Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada kulit. c. Pemeriksaan penunjang 1. Hemokonsentrasi yaitu terjadi peningkatan nilai hematokrit > 20 %. Meningginya hematokrit sangat berhubungan dengan beratnya renjatan. Hemokonsentrasi selalu mendahului perubahan tekanan darah dan nadi. 2. 3. Trombositopenia, akan terjadi penurunan trombosit sampai dibawah 100.000 mm3 sediaan hapusan darah tepi, terdapat fragmentosit, yang menandakan terjadinya hemolisis
5

4.

Sumsum tulang, terdapatnya hipoplasi sistem eritropoetik disertai hiperplasi sistem RE dan terdapatnya makrofag dengan fagositosis dari bermacam jenis sel

5.

Elektrolit, : hiponatremi (135 mEq/l). terjadi hiponatremi karena adanya kebocoran plasma,anoreksia, keluarnya keringat, muntah dan intake yang kurang

2.8 Diagnosa 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler 2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi, viremia 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.

2.9 Asuhan Keperawatan NO 1. DIAGNOSA Resiko volume kekurangan cairan b.d cairan ke Hidrasi Indikator : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda tanda dehidrasi, turgor membran Elastisitas kulit baik, mukosa NOC Aktivitas : Timbang BB tiap hari Hitung haluran Pertahankan akurat Pasang kateter urin Monitor status hidrasi (seperti: kelebapan mukosa membrane, nadi) Monitor retensi hasil cairan lab. terkait (peningkatan intake yang NIC Manajemen Cairan

pindahnya intravaskuler ekstravaskuler

BUN, Ht ) Monitor TTV Monitor perubahan BB klien sebelum dan sesudah dialisa Monitor status nutrisi
6

lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Manajemen Hipovolemia Aktivitas : Monitor status cairan, meliputi intake dan output dengan tepat Pertahankan kepatenan iv Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit Monitor tanda tanda vital Hitung kebutuhan cairan

berdasarkan luas permukaan tubuh dan ukuran luka bakar apabila ada Monitor respon pasien

terhadap perubahan volume cairan 2. Hipertermi peningkatan metabolic, dehidrasi, viremia b.d Termoregulasi Indikator : Suhu kulit normal Suhu badan 35,9C37,3C Tidak ada sakit kepala / pusing Tidak ada nyeri otot Tidak ada perubahan warna kulit Nadi, dalam Pasien menyatakan nyaman Tidak menggigil respirasi batas normal Pengaturan Panas Aktivitas : Monitor kebutuhan Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi Monitor suhu dan warna kulit Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat Ajarkan klien bagaimana tinggi mencegah panas yang Pengobatan Panas Aktivitas : Monitor suhu sesuai
7

suhu

sesuai

Hidrasi adequate

kebutuhan Monitor IWL Monitor suhu dan warna kulit Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi Monitor kesadaran Monitor kemampuan aktivitas Monitor leukosit, hematokrit, Hb Monitor intake dan output Berikan cairan intravena derajat penurunan

Mengontrol Infeksi Aktivitas : Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum makan Gunakan sabun untuk mencuci tangan Cuci tangan sebelum dan sesudah me-lakukan kegiatan perawatan klien Ganti tempat infuse dan bersihkan sesuai dengan SOP Dorong klien untuk cukup istirahat

3.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nafsu tubuh makan

Status Nutrisi : Intake Makanan dan Cairan Indikator : Adanya berat peningkatan badan sesuai

Manajemen Nutrisi Aktivitas : Kaji adanya alergi makanan. Kaji makanan yang disukai oleh klien. Kolaborasi team gizi untuk
8

yang menurun.

dengan tujuan

Berat

badan

ideal -

penyediaan nutrisi TKTP Anjurkan TKTP Yakinkan dikonsumsi konstipasi. klien dan diet untuk banyak yang meningkatkan asupan nutrisi mengandung vitamin C mengandung

sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda tanda malnutrisi Menunjukkan peningkatan pengecapan menelan Tidak terjadi fungsi dari

cukup serat untuk mencegah Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi. Monitor Nutrisi Aktivitas : Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan dan klien makan. Jadwalkan tindakan pengobatan tidak bersamaan

penurunan berat badan yang berarti

dengan waktu klien makan. Monitor adanya mual muntah. Kolaborasi untuk pemberian terapi sesuai order

BAB III LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK P. DENGAN DHF DIRUANG INFEKSI RSUD DR. RASYIDIN PADANG
1. IDENTITAS DATA Nama Anak BB/TB Usia Jenis Kelamin Pendidikan Anak Anak ke Tanggal klien masuk No. RM Diagnose Medis Nama Ibu Pekerjaan Pendidikan Alamat 2. KELUHAN UTAMA Pasien baru masuk melalui IGD dengan keluhan batuk kering, sakit perut, makan dan minum kurang, awal demam suhu tinggi dan demam naik turun. 3. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN a. Prenatal : Selama kehamilan Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan rutin kebidan kurang lebih 6x dan mendapatkan imunisasi TT 2x. ibu pertama kali periksa kehamilan pasa saat : An. P : 15 kg / 107 cm : 6 tahun : Perempuan : TK :1 : 3 April 2013 : 108048 : DHF Derajat 1 : Ny. Y : Pedagang : SMP : Pagang dalam RT 003/ RW 001

10

usia 4 bulan kehamilan. Ibu juga menyatakan tidak pernah menderita sakit selama hamil, obat yang diminum selama hamil yaitu tablet penambah darah dari bidan. b. Intranatal : An. P lahir ditolong oleh bidan, lahir spontan, langsung menangis, lahir cukup bulan (9 bulan 4 hari). c. Postnatal : An. P diasuh sendiri oleh kedua orang tuanya dan diberi ASI sejak lahir sampai usia 2 tahun. Sejak usia 6 bulan An. C diberikan susu formula dan bubur tim dan diberi makan nasi biasa sampai sekarang. 4. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU a. Penyakit yang diderita sebelumnya : An. P hanya pernah demam dan batuk b. Pernah dirawat di RS : Ibu mengatakan anaknya baru pertama kali ini dirawat dirumah sakit, sebelumnya belum pernah dirawat di RS. c. Obat- obatan yang pernah digunakan : An. P pernah menggunakan obat dari bidan d. Alergi e. Kecelakaan f. Riwayat imunisasi dasar Usia 1 bulan : BCG Usia 2-3 bulan : Hep. B I, II, III, Polio I, II dan DPT I, II Usia 4 bulan : DPT III dan Polio III Usia 9 bulan : Polio IV dan Campak 5. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI Pasien baru masuk melalui IGD pada tanggal 3 April 2013 pukul 15.10 dengan keluhan batuk kering, sakit perut, makan kurang, awal demam suhu tinggi, dan demam naik turun. Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 4 April 2013 pukul 08.40 klien terlihat masih batuk, demam, sakit perut, kurang minum dan makan. 6. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA : An. P tidak mempunyai alergi makanan : An. P tidak pernah mengalami kecelakaan. : An. P sudah lengkap mendapatkan imunisasi

11

Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit seperti klien, ibu juga menyatakan tidak ada tetangganya yang menderita penyakit yang sama dengan yang diderita An.P. 7. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG a. Kemandirian dan bergaul : Menurut keterangan ibunya An. P saat usia 4 tahun anaknya sudah mulai mandiri dan bergaul dengan teman-temannya. b. Motorik Kasar : Menurut keterangan ibunya An. P saat usia 11 bln sudah bisa berjalan dengan dipegangi kedua lengannya. Saat ini semenjak sakit An. P lebih banyak berada di tempat tidur karena badanya lemas dan anak juga kurang gerak. c. Motorik Halus : Pada saat ini An. P sudah mampu menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan d. Kognitif dan Bahasa : Perkembangan bahasa An. P sudah mulai mengoceh sejak usia 6,5 bln dan sekang anak sudah bisa mengucapkan kata-kata dan menyusun kalimat serta menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. e. Psikososial : Pada saat ini anak masih belum bisa berpisah dengan orang tuanya. 8. RIWAYAT SOSIAL Yang mengasuh klien Hubungan dengan anggota keluarga Hubungan dengan teman sebaya Pembawaan secara umum Lingkungan rumah 9. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Vital sign : Baik : Composmentis : N : 80 x/menit RR : 22 x/menit T : 37,80 C d. BB (kg) / TB (cm) : 15 kg / 107 cm
12

: Orang tua : Baik : Baik : Ceria : Lingungan kurang bersih dan banyak genangan air

e. Kepala Lingkar kepala Rambut dicabut f. Mata tidak anemis g. Telinga h. Hidung i. Mulut Lidah Gigi j. Leher KGB Kelenjer Tiroid JVP k. Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi l. Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi m. Perut Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi n. Punggung : Perut datar : Hepar dan Lien tidak teraba : Timpani : Bising Usus : Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan dan nyeri ketuk
13

: 54 cm : Bersih, distribusi merata, berwarna hitam, halus dan tidak mudah : Gerakan bola mata simetris. Sclera tidak ikterik, konjungtiva : Simetris dan fungsi pendengaran baik : Simetris dan tidak ada folip : Kering : Tidak kotor : Caries (-) : Tidak ada pembesaran KGB : Tidak ada pemesaran kelenjar tiroid : 5 2 CmH2O : Ictus cordis tak tampak : Ictus cordis tak tampak : Pekak : S1 dan S2 murni, tidak ada suara tambahan (s3) : Simetris statis dinamis (SSD) : Taktil fremitus teraba sama kuat pada paru kanan-kiri : Sonor di semua lapang paru. : Vesikuler

o. Ekstremitas Atas Bawah p. Genitalia q. Kulit kulit. (ptecie). TERAPY : - IVFD RL 25 tpm

: Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5. : Pada tangan kanan terpasang infuse RL 25 tpm. : Normal : Normal : Kulit anak berwarna coklat, turgor kulit cukup, tekstur kenyal,

anak terpasang infus di tangan kanan dan terdapat bintik-bintik warna merah dibawah

- Inj. ranitidin 3x 0,4 cc i.v - Inj. Pirantel Penoat 1 x 25 mg. i.v - Sanmol 3 x 1/2 sendok teh p.o - Diet : Diet 3x Makanan Lunak dan susu 3 x 200 cc 10. PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG a. DDST Motorik kasar Bahasa : Berdiri satu kaki 6 detik Berjalan tumit kejari kaki : Mengartikan 2 kata Mengetahui 3 kata sifat Bicara semua dimengerti Adaptif Motorik halus : Mencontoh Menggambar orang 6 bagian Mencontoh 8 ditunjukkan Memilih garis yang lebih panjang Personal social : Mengambil makanan Menggosok gigi tanpa bantuan Bermain ular angga /kartu Berpakaian tanpa bantuan
14

b. STATUS NUTRISI BB/U Normal x = 20 kg 15/20 x 100 % = 75 % (KEP I) TB/U Normal x = 115 107/115 x 100 % = 93 % (Normal) BB/TB 15/18 x 100 % =83,3 % (Gizi Kurang) Interpretasi = Sekarang Kurang + (rendah, normal, rendah) 11. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Hematologi Hb : 11,70 gr/dl Ht : 35,3 % Leukosit : 8.500 / mm3 Trombosit : 29.000 / mm3 b. Urinalisa Warna : Kuning pH : 5,5 Protein : (+) Satu Urobilin : (+) positif 12. KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI No 1 Jenis Kebutuhan Makan Di Rumah/sebelum sakit Biasa malam) makan 3 makan dengan diet x/hari (pagi, siang, 3x Makanan Lunak dengan ( 3-5 sendok makan
15

( p. 13 16 gr/dl ) ( p. 40 50 % ) ( 5.000 - 10.000 / mm3 ) ( 150.000 - 450.000 / mm3 ) Bilirubin : (-) reduksi : (-)

Di Rumah sakit

menu lengkap (nasi, yang habis ) lauk sayur). 2 Minum Terbiasa susu rumah. 3 4 5 Tidur Mandi Eliminasi 8-10 jam sehari Mandiri / sendiri BAB 1-2 x/hari, konsisitensi padat, warna coklat, BAK 6-8 x/hari 6-8 jam sehari Dibantu perawat BAK 6-7 x/hari, warna kuning, bau khas BAB 1-2 x/hari, konsistensi lembek, warna hitam. 6 Bermain Aktif / ceria Kurang semangat / lemah 13. ANALISIS DATA NO DATA PATOFISIOLOGI MASALAH keluarga minum Diberi minum susu di 3 x 200 cc Bendera pauk dan

16

1.

DS : Keluarga mengatakan klien klien

Proses infeksi virus dengue Viremia Thermoregulasi Akral dingin Panas panjang. hari ke 2

Hipertermi

badannya terasa panas DO :

TTV : N : 80 x/menit, RR : 22 x/menit, T : 37,80 C

2.

DS : Keluarga mengatakan

Peningkatan suhu tubuh Ektravasasi cairan Intake kurang Volume plasma berkurang Turgor kulit baik Mukosa bibir kering Urine banyak warna kuning pekat Penurunan volume cairan tubuh

Resiko Kekurangan Volume Cairan

klien mengatakan tidak suka minum dan perut terasa terus. DO : 3. DS : Keluarga mengatakan kenyang minum

Panas hari ke 2 panjang Trombosit ; 29.000 Nafsu makan menurun Intake nutrisi tidak adekuat Nutrisi kurang dari kebutuhan KU = Lemah tubuh Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh

Klien tidak mau makan, tetapi tidak mual. DO :

17

Makan hanya mau 3-5 sendok

14. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler 2. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolic, dehidrasi, viremia 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nafsu makan yang menurun.

15. ASUHAN KEPERAWATAN NO 1. DIAGNOSA Resiko volume kekurangan cairan b.d cairan ke Hidrasi Indikator : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal DS : Keluarga mengatakan klien mengatakan tidak suka minum dan perut kenyang terus. DO : terasa minum Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda tanda dehidrasi, turgor membran Elastisitas kulit baik, mukosa NOC Aktivitas : Timbang BB tiap hari Hitung haluran Pertahankan akurat Pasang kateter urin Monitor status hidrasi (seperti: kelebapan mukosa membrane, nadi) Monitor status hemodinamik termasuk CVP,MAP, PAP Monitor retensi hasil cairan lab. terkait (peningkatan intake yang NIC Manajemen Cairan

pindahnya intravaskuler ekstravaskuler

lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan -

BUN, Ht ) Monitor TTV Monitor status nutrisi


18

Turgor baik Mukosa kering Urine

kulit

Monitor respon pasien untuk meresepkan terapi elektrolit Kaji lokasi dan luas edem Anjurkan klien untuk intake oral Distribusikan cairan > 24 jam

bibir

banyak

warna kuning pekat Panas hari ke 2 panjang Trombosit 29.000 ;

Manajemen Hipovolemia Aktivitas : Monitor status cairan, meliputi intake dan output dengan tepat Pertahankan kepatenan iv Monitor nilai hemoglobin dan hematokrit Monitor adanya kehilangan cairan (contoh, perdarahan,

muntah, diare, perspirasi dan takipnea) 2. Hipertermi peningkatan metabolic, dehidrasi, viremia b.d Termoregulasi Indikator : Suhu kulit normal Suhu badan 35,9C37,3C DS : Keluarga klien Tidak ada sakit kepala / pusing Tidak ada nyeri otot Tidak ada perubahan warna kulit Akral dingin Nadi, dalam respirasi batas normal Monitor tanda tanda vital Pengaturan Panas Aktivitas : Monitor kebutuhan Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi Monitor suhu dan warna kulit Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermi Anjurkan intake cairan dan nutrisi yang adekuat Ajarkan klien bagaimana
19

suhu

sesuai

mengatakan klien badannya panas DO : terasa

Panas hari ke 2 panjang.

Hidrasi adequate Pasien menyatakan nyaman Tidak menggigil -

mencegah panas yang Berikan obat antipiretik

tinggi

Berikan obat untuk mencegah atau mengontrol menggigil

TTV : N : 80 x/menit, RR:22 x/menit, T : 37,8 C


0

Pengobatan Panas Aktivitas : Monitor kebutuhan Monitor suhu dan warna kulit Monitor tekanan darah, nadi dan respirasi Monitor kesadaran Monitor kemampuan aktivitas Monitor leukosit, hematokrit, Hb Monitor intake dan output derajat penurunan suhu sesuai

Mengontrol Infeksi Aktivitas : Anjurkan klien untuk mencuci tangan sebelum makan Gunakan sabun untuk mencuci tangan Cuci tangan sebelum dan sesudah me-lakukan kegiatan perawatan klien Berikan perawatan kulit di area yang odem Dorong klien untuk cukup istirahat

3.

Ketidakseimbangan

Status Nutrisi : Intake

Manajemen Nutrisi
20

nutrisi kurang dari kebutuhan b.d nafsu tubuh makan

Makanan dan Cairan Indikator : Adanya berat peningkatan badan sesuai

Aktivitas : Kaji adanya alergi makanan. Kaji makanan yang disukai oleh klien. Kolaborasi team gizi untuk penyediaan nutrisi TKTP Anjurkan TKTP Yakinkan dikonsumsi konstipasi. klien dan diet untuk banyak yang meningkatkan asupan nutrisi mengandung vitamin C mengandung

yang menurun.

dengan tujuan DS : Keluarga mengatakan Klien tidak mau makan, tetapi tidak mual. DO : KU = Lemah Makan mau sendok hanya 3-5 Berat badan ideal

sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak ada tanda tanda malnutrisi Menunjukkan peningkatan pengecapan menelan Tidak terjadi fungsi dari

cukup serat untuk mencegah Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi. Monitor Nutrisi Aktivitas : Monitor jika memungkinkan Monitor respon klien terhadap situasi yang mengharuskan dan klien makan. Jadwalkan tindakan pengobatan tidak bersamaan BB

penurunan berat badan yang berarti

dengan waktu klien makan. Monitor adanya mual muntah. Kolaborasi untuk pemberian
21

terapi sesuai order Monitor dalam dsb. adanya input gangguan makanan

misalnya perdarahan, bengkak

BAB IV ANALISA DATA SENJANG


Pada kasus DHF seharusnya diagnose utama yang muncul adalah Hipetermi, tetapi pada kasus yang ditemukan di rumah sakit, diagnose utama yang muncul adalah resiko kekurangan volume cairan. Hal ini didukung dengan data : Mukosa bibir kering, urine banyak warna pekat, panas hari ke 2 panjang, dan trombosit 29.000/mm3. Walaupun masih bersifat resiko tetapi menurut kebutuhan dasar maslow, kebutuhan cairan adalah urutan pertama dan cairan berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, melancarkan peredaran darah, membuang racun dan sisa makanan serta dalam proses pencernaan, cairan berfungsi untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-se tubuh. Sehingga jika cairan tidak dapat terpenuhi klien dapat mengalami dehidrasi, syok hingga dapat menyebabkan kematian.

22

BAB V PENUTUP
3.1 Kesimpulan Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina) (Seoparman , 1990).

3.2 Saran Demam berdarah adalah penyakit yang sering ditemui dan sebenarnya tidak berbahaya jika penanganannya tepat. Tetapi yang terjadi dewasa ini, banyak terjadi epidemiologi demam berdarah gara gara ketidaktahuan masyarakat tentang penyakit ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kesadaran dari masyarakat untuk mencoba peka terhadap lingkungan dan tenaga kesehatan yang gencar dalam melakukan penyuluhan sehingga masyarakat mengetahui tindakan yang bisa dilakukan dalam keadaan mendesak. Akhirnya, dengan tindakan kooperatif ini demam berdarah bukan lagi penyakit yang akan menghiasi headline surat kabar karena penanganan yang kurang dan korban jiwa yang sudah banyak jatuh.erdarah bukan lagi penyakit

23

yang akan menghiasi headline surat kabar karena penanganan yang kurang dan korban jiwa yang sudah banyak jatuh.

DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, Gloria M., dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC). USA : Mosby. Moorhead, Sue., dkk.2008. Nursing Outcomes Classification (NOC). USA : Mosby. Heardman, T.Heather.2009. Nursing Diagnosis (NANDA International). Singapore : Markono Print Media. Sunaryo, Soemarno.1998. Demam Berdarah Pada Anak. Jakarta : EGC. Effendy, Christantie.1995.Perawatan Pasien DHF. Jakarta : EGC. Hendarwanto.1996. Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI.

24

You might also like