You are on page 1of 31

Etiologi

Virus Dengue group B Arthropod borne virus (arboviruses) genus flavivirus famili Flaviviridae 4 jenis serotipe: DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4

Cara Penularan

Faktor: manusia, virus, dan

vektor perantara (Aedes aegypti) menggigit orang viremia/mll masa inkubasi dlm tubuhnya 8-10 hari (extrinsic incubation period). Pada manusia: 4-6 hari (intrinsic incubation period) Pada nyamuk: virus masuk kembang biak nyamuk dpt menularkan virus slm hidupnya (infektif ). Pd manusia: penularan hanya saat tubuh viremia, 3-5 hari.

Epidemiologi
Morbiditas dan mortalitas infeksi dengue: status imunologis pejamu kepadatan vektor nyamuk transmisi virus dengue faktor keganasan virus, kondisi geografis setempat.1 Insiden rate dari 0,005 per 100.000 penduduk (1968)

menjadi 6-27 per 100.000 penduduk pada tahun terakhir ini. WHO: 2/5 populasi dunia memiliki risiko terinfeksi virus dengue, sampai saat ini terdapat 59 juta infeksi dengue dunia setiap tahunnya. Asia tenggara dan pasifik barat paling endemis.

Patogenesis
teori virulensi virus
teori imunopatologi teori infeksi sekunder oleh virus lain yang berturutan

teori antigen-antibodi dan aktivasi komplemen


teori infection enhancing teori trombosit endotel teori mediator teori apoptosis

Manifestasi Klinis
Infeksi dengue: dengue klasik (classic dengue fever) demam berdarah dengue sindrom syok dengue

Kriteria Diagnosis
Kriteria Klinis :
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung

terus menerus selama 2-7 hari

Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan :


Uji tourniquet (+) Ptekie, ekimosis, purpura Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarah gusi Hematemesis dan atau melena

Pembesaran hati (hepatomegali)


Syok, ditandai dengan nadi cepat dan lemah serta penurunan

tekanan nadi, hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasen tampak sangat gelisah.

Kriteria Laboratoris
Trombositopenia (100.000/l atau kurang) Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20%

atau lebih

Kelainan Laboratorium Darah


jumlah leukosit N pd pra demam leukopenia slm demam neutrofilia relatif dan limfopenia, disusul oleh neutrofilia relatif dan limfositosis pada puncak penyakit dan masa konvalesens Eosinofil atau menghilang pada permulaan & puncak penyakit, hitung jenis neutrofil bergeser ke kiri selama periode demam, sel plasma pada periode memuncaknya penyakit dengan terdapatnya trombositopenia

Serum biokimia dan enzim pada umumnya normal, tetapi enzim hati

Darah tepi menjadi normal kembali dalam waktu 1 minggu

Derajat DBD (WHO, 1997)


Derajat I
Derajat II

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet
Derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain

Derajat III Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lambat, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis disekitar mulut, kulit dingin dan lembab, anak tampak gelisah Deraja IV Syok berat (profound shock), nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur

Catatan :
-Adanya trombositopenia disertai hemokonsentrasi membedakan DBD derajat I/II dengan DD -Pembagian derajat penyakit dapat juga dipergunakan untuk kasus dewasa

Diagnosis

8 Banding

fase akut: sulit membedakan DBD, demam dengue dan

penyakit virus lain yang ditemukan di daerah tropis. campak, rubela, demam chikungunya, leptospirosis, malaria, demam tifoid, gejala penyerta lain harus ditanyakan: batuk, pilek, diare, tipe demam, menggigil, pucat, ikterus, dan lainnya. Penyakit infeksi: sepsis, meningitis meningokokus. Penyakit darah:ITP, leukimia, atau anemia aplastik.

Penatalaksanaan
Penggantian Volume Plasma Segera Pengobatan awal cairan intravena larutan ringer laktat > 20 ml/kg BB (mksimal 30 menit)
BB >> diberi cairan sesuai berat BB ideal pemberian cairan kristaloid + koloid. Apabila syok belum dapat teratasi setelah 60 menit beri cairan kristaloid dengan tetesan 10 ml/kg BB/jam stop pemberian kristaloid dan beri cairan koloid (dekstran 40 atau plasma) 10 ml/kg BB/jam (Maksimal pemberian koloid 1500 ml/hari. ) Syok masih menetap pemberian transfusi darah segar.

Setelah keadaan klinis membaik tetesan infuse dikurangi bertahap sesuai keadaan klinis dan kadar hematokrit. Pemeriksaan Hematokrit untuk memantau penggantian volume plasma, pemberian cairan harus tetap diberikan walaupun tanda vital telah membaik dan kadar hematokrit turun.

Transfusi Darah Pemeriksaan golongan darah cross-matching harus

dilakukan pada setiap pasien syok, terutama pada syok yang berkepanjangan (prolonged shock). tanpa perbaikan klinis walaupun telah diberikan cairan yang mencukupi, merupakan tanda adanya perdarahan.

Penurunan hematokrit (misalnya dari 50% me.njadi 40%)

Pemberian darah segar dimaksudkan untuk mengatasi

pendarahan karena cukup mengandung plasma, sel darah merah dan faktor pembesar trombosit.

Monitoring Tanda vital dan kadar hematokrit


Nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur harus

dicatat setiap 15-30 menit atau lebih sering, sampai syok dapat teratasi. Kadar hematokrit harus diperiksa tiap 4-6 jam sekali sampai keadaan klinis pasien stabil setiap pasien harus mempunyai formulir pemantauan, mengenai jenis cairan, jumlah, dan tetesan, untuk menentukan apakah cairan yang diberikan sudah mencukupi. Jumlah dan frekuensi diuresis.

Cairan Kristaloid
Mengandung zat dengan berat

Cairan Koloid
Mengandung zat dengan berat

molekul rendah (<8000 dalton) Cairan kristaloid dengan atau tanpa dekstrosa Larutan RL atau dekstrosa 5% dalam larutan RL. Larutan RA atau dekstrosa 5% dalam larutan RA. Larutan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dalam larutan garam faali Tekanan onkotik rendah, cepat terdistribusi ke ruang ekstraseluler
Menurunkan tekanan osmotik

koloid plasma dan cenderung menimbulkan edema

molekul tinggi (>8000 dalton) Tekanan osmotik tinggi, sebagian besar akan tetap tinggal di ruang intravaskuler Respon metabolik adalah meningkatkan pengiriman oksigen ke jaringan dan konsumsi O2 serta menurunkan laktat serum Koloid isoonkotik mengisi ruang intravaskuler tanpa mengurangi volume interstisial Mempertahankan tekanan osmotik koloid plasma dan menurunkan akumulasi cairan interstisial Larutan yang mempunyai efek menyumpal, paling baik koloid dengan BM 100.000-300.000 dalton

Cairan koloid
DEKSTRAN isotonik dan hiperonkotik meggangu mekanisme pembekuaan darah 10% dekstran 40 dan 6% dekstran 70 3,5-4,5 jam dan 6-8 jam Gelatin haemasel dan gelofusin isotonik dan isoonkotik tidak menggangu pembekuan darah. Hydroxy Ethyl Starch (HES) 6% hes 200/0,5;6% HES 450/0,7 larutan isotonik dan isoonkotik gangguan pembekuan darah tidak akan terjadi bila diberikan kurang dari 1500cc/24jam

Pencegahan
memberantas vektornya: nyamuk Aedes aegypti. Pemberantasan vektor dapat dilakukan dengan cara5: Fogging: Malathion. Kerja-sama dengan masyrakat untuk eliminasi tempat-tempat seperti kaleng & ban bekas dimana larvae (jentik) berkembang. Abate/temephos di bak-bak untuk mematikan larvae. Bak mandi, tempayan & tempat penampungan air dikuras seminggu sekali (perkembangan telur menjadi nyamuk 7-10 hari). Tidur dilindungi mosquito net yang diberi obat.

You might also like