You are on page 1of 11

BLOK PENGOBATAN RASIONAL PENUGASAN ANALISIS RESEP

Oleh : Nama NIM Kelompok Tutor : Fery Mardi : 10711081 : 13 : dr. Hari Yusti Laksono

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2011

ANALISIS RESEP ASLI

1. Supercriptio.
Bagian ini merupakan kelengkapan dari resep obat. Di tulis dengan simbol R/ (recipe = harap di ambil) dan biasanya juga sudah tercetak dalam blanko resep tersebut, terletak pada sisi kiri atas. Dan hanya tercetak satu R/, sehingga bila di berikan lebih dari satu formula resep maka harus menuliskan simbol R/ lagi. Analisis: Dalam resep di berikan, penulisan simbol R/ sudah benar dan jelas. Pada setiap resep yang berbeda di dapatkan simbol R/ yang memberikan pengertian ambil-lah. Dan pada peletakkan simbol R/ -nya juga sudah benar. Tepat pada sisi kiri bagian atas yang teletak pada bawah identitas dokter dan tanggal pemberian resep. Untuk urutan formula resep pada blanko tersebut sudah lengkap. Dan pada setiap obat yang diberikan yaitu amoxsan merupakan obat dengan formula officinalis, karena obat tersebut adalah obat generik berlogo. Sedangkan untuk lapifed dan ambroxol juga merupakan formula officinalis.

2. Inscription.
Bagian ini merupakan inti resep dokter, yang mana berisi nama obat, kekuatan dan jumlah obat yang di perlukan serta di tulis dengan jelas. Penulisan nama obat menggunakan nama generik, nama standar, atau nama paten. Penulisan jumlah dan kekuatan obat dalam satuan berat dan volume dengan sistem metrik (mg, g, ml, l) dan dengan angka arab. Penulisan obat dalam satuan biji ( tablet, kapsul, botol, bungkus, dll) dengan angka romawi a. Penulisan satuan berat, volume dan unit. Penulisan dengan satuan berat atau volume dengan satuan (mg, g, ml, l,). Analisis: Pada kedua formula yang terdapat pada resep ini, penulisan satuan berat kurang tepat. Karena salah satu resep obat satuan-nya tidak di sebutkan dalam resep ini, seharusnya di berikan satuan pada semua obat yang akan diberikan kepada pasien.
3

b. Jumlah jenis obat / sediaan. Pemakaian jumlah jenis obat adalah beberapa banyak obat yang di konsumsi selama sakit. Yang berfungsi efektif kepada pasien dan tidak melebih dosis kebutuhan pasien. Serta berapa lama masa pengkonsumsian apakah terdapat polifarmasi. Analisis: Untuk polifarmasi dengan menggunakan R/ sudah benar dengan membuat semua obat yaitu amoxsan, lapifed, dan ambroxol dengan menggunakan semua nya R/. Dan di peresepan tersebut tidak menuliskan berapa lama obat itu diberikan sehingga berapa banyak yang harus dibuat obat tersebut tidak dicantumkan. Dan untuk semua obat sedian obat nya sudah benar yaitu amoxsan dibuat dalam bentuk puyer, sedangkan untuk lapifed dan ambroxol juga tidak lah tepat dengan menggunakan sirup. Seharusnya menggunakan puyer disebabkan untuk pasien anak tersebut pemberian dosis lebih baik dengan menggunakan puyer daripada sirup. c. Penulisan angka. Penulisan angaka menggunakan angka arab (1, 2, 3, dst). Analisis: Pada penulisan resep tersebut kurang akurat dan kurang tepat karena tidak mencantumkan jumlah dosis yang akan diberikan. Walaupun hanya satu sedian obat saja yang di beriakn dosis. Seharusnya yang diberikan Amoxan 150 mg, Ambroxol 30 mg + Chlorofeniramin maleat 1,4 mg. Angka arabnya adalah 150, 30, dan 1,4. d. Satuan biji / tablet / kapsul / botol. Satuan biji / tablet/ kapsul / botol menggunakan angka romawi. Analisis: Penulisan jumlah obat yang diberikan atau di perlukan pada resep ini belum sesuai. Karena tidak menunjukan adanya sedian biji/ tablet / kapsul / botol.

e. Penggunaan kombinasi obat. Amoxsan adalah obat generik berlogo yang memiliki komposisi yaitu amoksisilin. Amoksisilin merupakan antibiotik dengan golongan ampicillin. Absorpsi amoksisilin disaluran cerna jauh lebih baik dari ampisilin. Dengan dosis oral yang sama, amoxicillin mencapai kadar dalam darah yang tinggi nya kira-kira 2x lebih baik dari pada yang di capai oleh ampisilin. Dan pada distribusi amoxicillin secara keseluruhan sama dengan ampisilin. Yaitu distribusi luas dengan ke dalam tubuh. Dan pada biotransformasi dan eskresi, umumnya metabolisme nya dilakukan oleh mikroba berdasarkan pengaruh enzim amidase. Dan umumnya di eskresi melalui proses di tubuli ginjal. Ambroxol merupakan suatu metabolit bromheksin diduga sama cara kerjanya dan cara penggunaan nya. Dan ambroxol adalah termasuk golongan mukolitik, dan mukolitik adalah obat yang mengencerkan sekret saluran nafas dengna jalan memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Lapifed expectorant, Triprolidine HCl adalah suatu antihistamin yang dapat mengurangi bersin dan sekret hidung. Pseudoephedrine HCl adalah dekongestan hidung. Dextromethorphan HBr adalah pereda batuk non-opiat, namun tidak menimbulkan depresi nafas pada dosis biasa. Setelah diserap melalui saluran cerna dan mengalami metabolisme, triprolidine HCl dikeluarkan melalui urine. Masa paruh eliminasinya berkisar antara 3-5 jam. Pseudoephedrine HCl hanya sedikit dimetabolisme di hati, dan diekskresi melalui ginjal, sebagian besar dalam bentuk tidak berubah. Masa paruh eliminasinya beberapa jam. Dextromethorphan HBr diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Obat ini mengalami polimorfisme oksidasi. Ekskresi Dextromethorphan HBr dalam bentuk tidak berubah dan metabolitnya dikeluarkan melalui ginjal. Kombinasi antara Amoxsan, lapifed expectorant dan ambroxol tidak saling mempengaruhi satu sama lain. Ketiga obat ini dapat dikombinasikan. Lapifed expectorant memiliki interaksi terhadap monoamine oxidase inhibitor. Dan untuk amoxsan memiliki interaksi obat yaitu probeneseid memperpanjang waktu paruh amoksisilinn, alopurinol meningkatkan insiden ruam kulit. Akan tetapi, pada penamaan obat generic amoxsan yang dituliskan diperesepan itu kurang tepat karena penulisan seperti amoxan saja. Dan untuk penggunaan obat yang diperesepan tersebut obat lapifed dan ambroxol mempunyai indikasi yang
5

hampir sama untuk batuk berdahak pilek, tetapi pada lapifed expextorant komposisi obat nya lebih banyak dan lengkap antara lain triprolidine HCL 1.25 mg, pseudoepherine HCL 15 mg, glyceryl guaiacolate 100 mg dan penggunaan ini tidak bisa digunakan untuk anak umur 3 tahun sehingga tidak dapat diberikan kepada pasien anak tersebut dan ambroxol memiliki komposoisi lebih sedikit yaitu ambroxol HCL, obat dapat diberikan kepada anak tersebut Karena bisa diberikan kepada pasien anak tersebut. Serta pada penggunaan nya dapat diberikan yaitu ambroxol dalam bentuk sedian puyer dan tidak dapat diberikan dalam bentuk sedian sirup. Pada ambroxol juga dikombinasikan dengan chlorfeniramin maleat. f. Dosis individual (kesesuaian umur pada pasien). Dosis pada setiap individu pastilah sangat berbeda walaupun penyakitnya sama. Dosis yang akan diberikan tergantung dari umur pasien, berat badan pasien, kondisi tubuh pasien, serta tidak ada gangguan atau kelainan pada organ pasien. Analisis: Dosis ini untuk anak laki-laki yang berumur 3 tahun. Pada resep ini tidak di tuliskan dosisnya. Yaitu salah satu peresepan obat tersebut hanya salah satu resep obat saja yang dituliskan dosis nya sedang resep obat yang lain nya tidak dituliskan. Dengan amoxsan yang diberikan dalam peresepan tersebut sudah tepat memberikan untuk anak tersebut dengan rentang dosis antara 125-250 mg untuk anak dengan berat > 8 kg. g. Penggunaan tulisan singkatan. Penulisan singkatan obat hanya di perbolehkan jika singkatan itu sudah baku. Analisis: Penulisan singkatan obat pada resep ini tidak di gunakan. Penulisan nama obat pada obat pada resep ini pun sudah jelas dan benar.

h. Tanda pemisah antara R/ Sebagai penutup dari bagian utama resep dokter adalah, dengan menuliskan tanda tangan atau paraf dokter dalam penulisan resep. Ini merupakan syarat sah resep untuk di layani oleh apotek. Bila resep obat mengandung narkotika maka harus di bubuhkan tanda tangan. Sedangkan untuk obat golongan non narkotika cukup di paraf saja. Analisis: Pada resep ini sudah di paraf dengan benar. Dan tidak menggunakan tanda tangan karena obat yang diberikan bukanlah obat golongan nakotika. Sebelum paraf sudah ada garis panjang (garis horizontal) dan sebagai garis penutup resep dari dokter tersebut.

3. Subcriptio.
Pada bagian ini mencantumkan bentuk sediaan obat dan jumlahnya. Dengan cara penulisannya ( dengan singkatan bahasa latin ) tergantung dari macam resep yang digunakan. Analisis: Pada resep ini, tidak di cantumkan Amoxsan jumlah obat nya, sedangkan untuk lapifed expectoran lag I, Ambroxol lag I. Untuk ambroxol dan lapifed expectorant dijadikan dalam bentuk sirup. Sedang kan untuk amoxsan dalam bentuk puyer tetapi jumlah obatnya tidak dicantumkan. Seharusnya semua sedian di buatkan puyer .

4. Identitas dokter.
Penulisan informasi / identitas dokter yang di lampirkan dalam resep berupa nama, nomor surat izin praktek, alamat praktek dan rumah dokter. Dalam penulisan resep dapat di lengkapi dengan nomor telepon dan hari serta jam praktek biasanya juga sudah tercetak dalam blangko resep.
7

Analisis: Penulisan identitas resep ini yang sudah benar sebagai berikut: Nama No. SIP Alamat Praktek Telepon Praktek Alamat Rumah Telepon Rumah Tempat dan Tanggal : dr. Medita : 01.01.IV.1.01.0870 : Jl. Kesehatan no. 17 B, Kaliurang, Yogyakarta. : 0247-896448 : Jl. Manokwari no. 5, condong catur, Sleman. : 0274-387264 : Yogyakarta, 8 Juni 2010.

Dalam penulisan resep tidak mencantumkan hari, kemudian untuk jam prakteknya tidak mencantumkan dalam blanko tersebut.

5. Resep secara umum.


a. Nama, umur, dan alamat paisen. Umumnya identitas pasien ini telah tercetak dalam blangko resep yang mana, tertulis pro, umur, dan alamat. Nama pasien yang ditulis dengan pro. Jika pasien tersebut anak-anak dan lanjut usia, maka di tulis umurnya. Dan bila pasien menuliskan alamat pasien maka akan mempermudah penelusuran alamat jika terjadi kesalahan dalam pelayanan obat. Analisis: Dalam resep ini di tuliskan pro yang berarti adalah nama pasien, kemudian alamat pasien. Sudah cukup jelas dengan di tambahkan berat badan pasien, karena pasien-nya anak-anak. Agar lebih sempurna lagi dan komplit mintalah alamat pasien dengan jelas. b. Jumlah obat / sediaan. Amoxsan merupakan salah satu obat kausatif untuk infeksi saluran nafas. Jumlah obat yang diberikan kepada pasien harus dihabiskan karena obat ini adalah obat antibiotik.
8

Lapifed expectorant merupakan salah satu obat untuk meringankan batuk berdahak dan pilek. Ambroxol merupakan untuk penyakit saluran nafas disertai sekresi bonkial abnormal. Analisis: Amoxsan merupakan obat kausatif yang termasuk ke dalam golongan antibiotik dan cara meminum obat tersebut harus dihabiskan walaupun penyakit yang diderita oleh pasien tersebut sudah mulai berkurang atau sembuh. Meminum obat tersebut harus teratur dan sesuia petunjuk serta anjuran dokter. Agar virus atau bakteri yang ada dalam diri pasien dapat di hilangkan atau di musnahkan. Apabila meminumnya itu tidak teratur maka akan menyebabkan resisten (bakteri/ virus tersebut kebal terhadap antibiotik) apabila sudah resisten maka dosisnya harus ditambahkan, dosis yang diberikan dalam sedian bentuk kapsul/sirup (dewasa dan anak) sebanyak > 20 kg 250500 mg tiap 8 jam. Anak dengan > 8 kg 125-250 mg tiap 8 jam dan dibuat sebanyak 15 buah dan untuk anak tersebut diberikan dalam bentuk puyer ditambahkan sacch laqtis seperlunya saja. Ambroxol merupakan suatu metabolit bromheksin dimana cara kerja nya dan cara penggunaan nya sama. Dan ambroxol adalah termasuk golongan mukolitik. Mukolitik adalah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran nafas dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dari sputum. Sehingga pada penggunaan obat ini pada pasien adalah dengan dosis yang diiberikan kepada pasien anak yang berumur 3 tahun harus diberikan dalam bentuk puyer 2-5 tahun 7.5 mg 3 x/hari. Dan ketersedian tablet untuk ambroxol adalah 30 mg. Sedangkan untuk sirup 15 mg/5 ml. Di buat dalam bentuk puyer karena obat ini diberikan kepada pasien anak dengan dicampurkan dengan chlorfeniramin maleat sebanyak 1.4 mg. Selain yang sudah dipaparkan diatas, perlu diketahui bahwa kombinasi obat tersebut tidak polifarmasi karena tidak ada obat yang sejenis. c. Cara pemakaian. Analisis: Amoxsan diberikan kepada pasien anak yang berumur 3 tahun tersebut dalam bentuk sedian puyer dan dicampur dengan pemanis, ini dilakukan karena mengingat

umur pasien yang masih sangat kecil dan sangat tidak efisien diberikan dengan sedian obat dalam bentuk tablet. Dan diberikan pada pasien 3x1 hari persatu puyernya. Ambroxol ini diberikan dalam bentuk puyer dengan dicampurkan dengan chlorfeniramin maleat secukupnya dan ditambahkan pemanis karena sesuai pertimbangan seperti amoxsan. Dan di minum sebanyak 3x1 hari per satu puyer nya. d. Informasi untuk apoteker dan pasien. Informasi yang di berikan dan di tuliskan pada lembar resep atau blangko resep tersebut dapat berupa kepentingan mengenai obat tersebut. e. Singature. Bagian ini berisikan tentang informasi aturan bagaimana menggunakan obat untuk di berikan kepada pasien. Yang mana meliputi frekuensi, jumlah obat dan saat di minum, untuk setiap hari, serta informasi yang lain yang memungkinkan di berikan kepada pasien. Simbol yang digunakan adalah S (signature = tandailah). Walupun aturan penggunaan obat tersebut, oleh pasien sudah di tulis dalam resep. Dokter berkewajiban menjelaskan secara lisan kepada pasien saat menyerahkan resep tersebut. Analisis: Pada bagian signature tersebut berisikan meliputi frekuensi pemberian obat, jumlah obat yang di berikan, dan saat meminum obat dalam. Sehari untuk resep ini sudah di tuliskan signature yang jelas, dan berisi tentang frekuensi dan jumlah obat dalm sehari yang akan dimunum atau di konsumsi oleh pasien. Untuk jenis obat antibiotik ini tidak dituliskan habiskan. Maka seorang apoteker dan dokter harus menuliskan atau memberitahukan pada pasien agar jelas. Dan tidak hanya antibiotik saja yang tidak berikan keterangan. Tetapi pada jenis obat yang lain juga tidak di berikan keterangan. Seharusnya jenis selain antibiotik di tuliskan p.r.n. yang di maksudkan adalah jika di perlukan atau jika gejala masih di rasakan oleh pasien.

10

PENULISAN RESEP YANG BENAR


1. Penulisan Resep Yang Benar dan Rasional

dr. Medita SIP. KP. 01.01.IV.1.01.0870 Praktek: Jl. Kaliurang No. 17 B, Kaliurang, Yogyakarta Telp. 0274-896448 Rumah : Jl. Manokwari No. 5 Condong Catur, Sleman Telp. 0274 387264 Yogyakarta, ............................

R/

Pro Alamat

: :

11

You might also like